Anda di halaman 1dari 3

Nama : Agni Miftah Fauzi

Kelas : XI MIPA 1
Bid Studi : B. Indonesia
Drama
Pengertian
Secara Etimologi istilah drama berasal dari bahasa Yunani yaitu “draomai” yang berarti suatu
perbuatan atau tindakan. Selanjutnya drama didefinisikan sebagai “Bentuk seni yang
berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak atau aksion dan
percakapan atau dialog.”, (Tjahyono: 1998: 186). Drama menurut arti luas adalah semua
bentuk tontonan yang mengandung cerita yang di tontonkan di depan ujar umum.
Sedangkaan arti sempitnya adalah sebuah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang
diproyeksikan di atas panggung.
Struktur :
1. Prolog : kata pendahuluan sebagai pengantar untuk memberikan gambaran umum
tentang pelaku, konflik atau hal yang terjadi dalam drama.
2. Dialog : percakapan antara dua orang atau lebih. Dialog merupakan hal yang penting
dalam drama. Dalam drama harus ada penjiwaan emosi dan juga dialog disampaikan
dengan pengucapan kata serta volume suara yang jelas.
3. Epilog : kata penutup yang mengakiri suatu pementasan drama. Epilog berguna untuk
merumuskan isi pokok drama.
Jenis-jenis drama :
Menurut Budianta secara pokok ada 5 (lima) jenis drama, yaitu: tragedi, komedi,
tragikomedi, melodrama, dan farce. Penjelasannya sebagai berikut.
1. Tragedi : sebuah drama yang ujung kisahnya berakhir dengan kedukaan atau
dukacita.
2. Komedi: sebuah drama yang ujung kisahnya berakhir dengan sukacita.
3. Tragikomedi : sebuah sajian drama yang menggabungkan antara tragedi dan komedi.
4. Melodrama : sebuah pementasan yang ketika tanpa ada cakapan apapun, emosi
dibangun melalui musik.
5. Farce : secara umum dapat dikatan sebagai sebuah sajian drama yang bersifat
karikatural atau komedi yang dilebih-lebihkan.
Sarana pementasan :
Berdasarkan dari sarana pementasannya, pembagian jenis drama antara lain:
1. Drama Panggung : drama yang sepenuhnya dimainkan dipanggung.

2. Drama Radio : drama radio tidak seperti biasanya. Drama ini tidak dapat dilihat,
tepai hanya dapat didengerkan oleh penikmatnya saja dengan melalui radio.
3. Drama Televisi : hampir sama dengan drama panggung, namun drama televisi tidak
dapat diraba.

4. Drama Film : drama film menggunakan media layar lebar serta biasanya
dipertunjukkan di bioskop.

5. Drama Wayang : drama yang diiringi dengan pagelaran wayang.

6. Drama Boneka : para tokoh drama tidak dimainkan oleh aktor manusia sungguhan,
tetapi digambarkan dengan boneka yang dimainkan beberapa orang.
Ciri-ciri drama :
 Seluruh cerita berbentuk dialog, baik narator maupun tokoh.
 Semua dialog pada drama tidak menggunakan tanda petik.
 Naskah drama dilengkapi dengan petunjuk tertentu yang harus dilakukan oleh tokoh
pemerannya.
 Naskah drama terletak diatas dialog atau disamping kiri dialog.
 Mesti ada konfliks, aksi.
 Drama harus dilakonkan.
 Tempo masa kurang dari 3 jam.
 Tidak ada ulangan dalam satu masa.
Unsur ekstrinsik :
Unsur ekstrinsik drama adalah segala macam unsur yang berada di luar teks drama, tetapi
ikut berperan dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-unsur itu antara lain:
1. Biografi atau riwayat hidup pengarang.
2. Filsafah hidup pengarang.
3. Unsur sosial budaya masyarakatnya yang dianggap dapat memberikan masukan yang
menunjang penciptaan karya drama tersebut
Unsur intrinsik :
1. Tokoh dan Perwatakan
Penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh
dalam suatu pementasan drama (Budiyati, 2009:26). Tokoh dalam seni sastra termasuk
drama disebut tokoh rekaan yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Proses
penokohan dapat juga disebut perwatakan atau karakterisasi. Dapat disimpulkan bahwa
perwatakan adalah pelukisan tokoh cerita melalui sifat-sifat dan sikap dalam cerita.
2. Latar
Latar (setting) dalam arti yang lengkap meliputi aspek ruang dan waktu terjadinya
peristiwa serta aspek suasana (Budiyati, 2009:31).
3. Bahasa
Analisis unsur bahasa adalah analisis dialog dalam teks darama. Dialog adalah
percakapan antara dua orang atau lebih tokoh (Budiyati, 2009:32).
4. Watak
Watak adalah perilaku yang diperankan oleh pelaku utama. Watak protagonis adalah
watak perilaku baik yang diperankan oleh tokoh. Sedangkan watak antagonis adalah
watak perilaku jahat yang diperankan oleh tokoh.
5. Alur
Menurut Riris K. Sarumpaet (dalam Budiyati, 2009:28). Alur adalah rangkaian
peristiwa yang terjalin berdasarkan hukum sebab akibat; dan merupakan pola, perkaitan
peristiwa yang menggerakan jalannya cerita ke arah pertikaian dan penyelesaiannya.
6. Tema
Tema adalah penggarapan gagasan pokok yang didukung oleh jalinan unsur tokoh,
alur, dan latar cerita serta diformulasikan lewat dialog.
7. Amanat
Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui lakon dramanya, dan
bagaimana jalan keluar yang diberikan pengarang terhadap permasalahan yang
dipaparkannya.
Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai