Anda di halaman 1dari 7

Hallo... Apakah kalian pernah menonton drama di teater atau di televisi?

Jika pernah, tahukah


kamu, kalau suatu pertunjukan drama yang dipentaskan itu memerlukan teks agar
pementasannya berjalan lancar. Kira-kira apa, ya, yang dimaksud dengan teks drama?

Yuk simak !

Pengertian Drama
Sebelum kita membahas tentang pengertian teks drama, kita perlu memahami dulu apa itu
drama? Drama berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak,
beraksi, dan sebagainya’. Drama juga bisa berarti perbuatan, tindakan atau action. Bisa
disimpulkan, drama adalah sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan dalam
dialog dan lakuan tokoh yang berisi konflik.

Dalam KBBI, drama memiliki beberapa pengertian, diantaranya sebagai berikut:

1. Drama diartikan sebagai syair atau prosa yang menggambarkan kehidupan dan watak
melalui tingkah laku (acting) atau dialog yang dipentaskan.
2. Drama adalah cerita atau kisah yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus
disusun untuk pertunjukan teater.
3. Drama adalah kisah kehidupan manusia yang dikemukakan dalam pentas berdasarkan
naskah, menggunakan percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu (dekor, kostum,
rias, lampu, musik), serta disaksikan oleh penonton.
Pengertian Teks Drama
Teks drama adalah teks cerita yang dipentaskan di atas panggung yang menceritakan
kehidupan melalui adegan tokoh. Drama juga dapat diartikan sebagai cerita atau kisah yang
menggambarkan kehidupan atau watak melalui tingkah laku tokoh serta dialog yang
dipentaskan.

Teks drama pada umumnya digunakan sebagai naskah lakon dari para pemeran drama,
berupa alur-alur cerita, dan elemen apapun yang mendukung dalam sebuah pementasan
drama.

Ciri-Ciri Teks Drama

Terus gimana sih ciri-ciri teks drama? Apakah sama dengan teks lainnya? Nah, agar kita bisa
membedakan teks drama dengan teks lainnya, berikut ciri-ciri teks drama

1. Memiliki cerita berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh narator maupun tokoh.
2. Memiliki instruksi khusus yang harus dilakukan oleh aktor saat memerankan tokoh di
dalamnya dan biasanya ditulis dalam tanda kurung.
3. Membuat banyak konflik dan aksi.
4. Teks drama berada di atas atau samping kiri dialog.
5. Teks drama harus diperankan atau dipentaskan oleh manusia melalui lisan, ekspresi
wajah, dan gerakan tubuh.
6. Biasanya didukung oleh pencahayaan dan musik.
7. Biasanya dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
8. Memerlukan latihan khusus sebelum dipentaskan.

Ada pula ahli bahasa lain yang mengatakan bahwa ciri teks drama memiliki tiga bagian

 Berupa cerita;
 Terdapat dialog;
 Bertujuan untuk dipentaskan
Unsur-Unsur Teks Drama

Teks drama mengandung beberapa unsur di dalamnya. Apa saja? Yuk, simak rincian masing-
masing unsur dari teks drama!

1. Tema

Hal pertama dan yang terpenting dari sebuah drama, ialah tema. Tema adalah gagasan
utama yang menjalin struktur isi drama. Tema berkaitan dengan proses jalan cerita sebuah
drama.

Beberapa contoh tema drama antara lain, kemanusiaan, nasionalisme, kasih sayang,
persahabatan, dan sebagainya. Bagaimana sebuah drama disampaikan, akan bergantung
dari bagaimana tema drama tersebut dipilih oleh penulisnya.

2. Latar

Setelah tema sudah ditetapkan, unsur teks drama selanjutnya ialah bagiamana latar dari
drama tersebut. Latar adalah keterangan tentang tempat, waktu, dan suasana dalam drama.

3. Tokoh

Masuk ke unsur ketiga yang juga tidak kalah pentingnya, yakni mengenai tokoh. Tokoh
adalah pemegang peran yang ada dalam cerita dan menggambarkan karakter atau watak
dari perannya.

Sebuah drama akan bergantung pada tokoh, karena merekalah yang memerankan setiap
karakter dalam cerita disebuah drama. Tokoh-tokoh tersebut juga yang bertanggung jawab
dalam menyampaikan ide atau gagasan dari sebuah drama, agar dapat dicerna oleh
penonton drama.

4. Penokohan

Selanjutnya, penulis drama juga harus menetapkan penokohan dalam teks drama.
Penokohan adalah proses, cara, atau perbuatan menokohkan, dapat diartikan sebagai
proses penciptaan citra tokoh dalam karya sastra.

Ada tiga jenis penokohan dalam drama. Pertama, tokoh protagonis atau tokoh utama.
Kedua, tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang protagonis. Ketiga, tokoh tritagonis, yaitu
tokoh pendukung cerita.

Penokohan ini yang kemudian penting untuk menetapkan watak, perilaku, atau sifat utama
dari masing-masing tokoh yang memerankan cerita dalam teks drama.
5. Dialog

Apa yang pertama kali kamu bayangkan ada di dalam sebuah teks drama? Tentunya
adalah percakapan atau dialog dari pemerannya, bukan?

Dialog dalah percakapan antara dua tokoh atau lebih dalam sebuah drama. Bagian ini
merupakan unsur yang penting untuk ada dalam sebuah teks drama, khususnya pada
drama yang adegannya terdapat percakapan diantara para tokohnya.

6. Babak

Selanjutnya, ialah babak. Babak adalah bagian dari lakon drama. Dalam satu lakon atau
pementasan, terdiri dari satu atau beberapa babak.

Batas antara babak satu dengan babak selanjutnya ditandai dengan turunnya layar atau
padamnya lampu pementasan. Babak dalam suatu drama diperlukan agar penonton dapat
mengikuti alur cerita secara jelas dan runut.

Selain itu, babak menjadi penting apabila penulis teks drama ingin memainkan sebuah
pementasan drama yang terdiri dari beberapa latar waktu maupun tempat yang berbeda.

7. Konflik

Menurutmu, apa hal yang membuat suatu cerita menjadi seru dan mampu menarik emosi
penonton? Yap, bagian tersebut ialah konflik dari sebuah cerita.

Konflik adalah ketegangan atau pertentangan dalam drama yang ditandai dengan adanya
masalah. Pertentangannya terjadi pada satu tokoh atau antara satu tokoh dengan tokoh
lain.

Konflik ini relatif dibutuhkan, karena pada dasarnya sebuah cerita pasti memiliki tujuan
atau pesan tertentu yang ingin disampaikan. Konflik atau masalah dapat mengantarkan
sebuah pesan tersebut dalam alur cerita di dalam sebuah drama.

8. Amanat

Seperti yang kita bahas sebelumnya, jika ada suatu konflik atau masalah, pasti akan ada
pesan yang bisa kita ambil dari kejadian tersebut. Disitulah fungsi dari amanat.

Amanat adalah simpulan tentang ajaran atau pesan moral yang terdapat dalam drama.
Amanat dalam drama bersifat ajaran moral dan mendidik. sebuah drama dapat memiliki
lebih dari satu amanat.
Struktur Teks Drama
Teks drama terdiri dari beberapa struktur bagian. Adapun struktur teks drama adalah sebagai
berikut.

1. Prolog (Adegan Pembuka)

Struktur teks drama yang pertama adalah prolog. Bagian ini berisi kalimat pembuka
berupa gambaran para pemain atau latar belakang cerita. Prolog biasanya disampaikan
oleh dalang (tukang cerita) atau tokoh tertentu.

2. Dialog (Percakapan)

Percakapan dalam naskah drama disebut dialog. Selain berisi percakapan antartokoh,
dialog juga harus menunjang gerak laku pemainnya. Dalam dialog, tersaji urutan peristiwa
yang dibagi menjadi beberapa bagian atau struktur.

Struktur Dialog Drama:

a. Orientasi

Orientasi merupakan bagaian awal dari dialog. Bagian ini menggambarkan situasi
yang sudah atau sedang terjadi. Pada bagian ini, tokoh mulai terlibat persoalan
dengan tokoh lainnya, baik secara individu maupun kelompok. Umumnya, bagian
ini merupakan titik tolak untuk membangun konflik yang ada dalam drama.

b. Komplikasi

Bagian ini berisi konflik-konflik dan pengembangannya yang berupa gangguan,


halangan dalam mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya.
Pada tahap ini, masing-masing tokoh makin memperlihatkan tujuan yang ingin
dicapai.

c. Klimaks

Pada tahap ini, konflik mulai bergerak menajam ke arah puncak. Masing-masing
tokoh akan mulai memberikan pilihan jalan keluar.

d. Resolusi

Resolusi merupakan bagian dimulainya penyelesaian masalah yang dihadapi. Pada


tahap ini, konflik mulai mereda. Masing-masing tokoh menempuh penyelesaian
yang diputuskan masing-masing dengan atau tanpa kesepakatan.

3. Epilog (Adegan Akhir)

Bagian dalam naskah drama yang merupakan penutup naskah disebut epilog. Bagian ini
biasanya berisi tentang kesimpulan dan pesan atau amanat yang bisa diambil dari cerita
drama.
Contoh teks drama beserta strukturnya

KEJUJURAN

Prolog

Pagi itu di sebuah SMP, seorang guru datang ke kelas 8A. Kelas yang mulainya gaduh
menjadi sunyi karena kedatangan guru tersebut.

Dialog

Guru: “Selamat pagi, Anak-anak!”

Semua siswa: “Selamat pagi, Pak!”

Guru: “Anak-anak, tugas karya tulis minggu kemarin silakan dikumpulkan ke depan.”

Semua siswa: “Baik, Pak.” (satu persatu siswa mulai berjalan ke depan kelas untuk
mengumpulkan tugas karya tulis masing-masing)

Guru: “Karena ini merupakan tugas perorangan, maka penilaian akan dilakukan berdasarkan
isi dari karya tulis kalian. Jadi sekarang tolong masukkan buku kalian semua, Bapak akan
mengadakan ulangan.”

Reni: “Hah, ulangan apa lagi, Pak? Baru saja 3 hari yang lalu diadakan ulangan.”

Guru: “Rara, tolong dibagikan kertas folio ini ke semua siswa.”

Rara: “Baik, Pak.” (sambil berjalan membagikan kertas folio. Suasana ruang kelas berubah
menjadi gaduh karena setiap siswa mengeluh tentang diadakannya ulangan mendadak ini)

Guru: “Pada ulangan kali ini, Bapak ingin kalian menulis ulang pokok-pokok dan kesimpulan
dari karya tulis yang kalian buat.” (kemudian siswa hening dan sibuk mengerjakan ulangan,
sedangkan Pak Guru sibuk memeriksa tugas karya tulis yang tadi dikumpulkan. Pak Guru
menemukan keanehan pada tugas karya tulis milik Rara dan Rina karena tugas keduanya
isinya sama persis.)

(setelah beberapa menit berlalu, beberapa siswa mulai mengumpulkan kertas ujiannya
termasuk Rara dan Rina lalu tak lama kemudian bel istirahat terdengar)

Guru: “Karena sudah waktunya istihat, tolong yang belum mengumpulkan kertas ujiannya
sekarang dikumpulkan meskipun belum selesai.” (beberapa siswa yang belum
mengumpulkan kertas ujian mulai maju ke depan untuk mengumpulkan)

Guru: “Baiklah yang lain bisa istirahat. Tolong Rara dan Rina tetap di sini, Bapak mau
bicara.” (semua siswa keluar ruang kelas kecuali Rara dan Rina)

Rara: “Mohon maaf, ada apa ya, Pak?”


Guru: “Bapak minta kalian berdua jujur kepada Bapak. Kenapa tugas kalian bisa sama persis,
bahkan tanda bacanya juga.”

Rara: “Saya mengerjakan karya tulis itu sendiri, Pak.”

Rina: “Saya juga mengerjakan karya tulis saya sendiri, Pak.”

Guru: “Lalu, mengapa isi dari jawaban ulangan kalian tadi tidak sama dengan isi karya tulis
kalian?” (lama Rara dan Rina terdiam, takut-takut untuk memulai berbicara)

Guru: “Kalau tidak ada yang mau menjelaskan, Bapak anggap kalian tidak mengerjakan
tugas karya tulis dan tidak mengikuti ulangan tadi.”

Rina: “Maaf, Pak. Kalau saya jujur apakah Bapak akan memaafkan saya?”

Guru: “Tentu saja. Bapak menghargai setiap orang yang berani jujur mengakui
kesalahannya.”

Rina: “Saya mendapatkan materi untuk tugas karya tulis dari internet, Pak. Saya langsung
copy paste dan tidak saya baca lagi. Itulah mengapa ulangan tadi tidak sama dengan isi karya
tulis saya.”

Guru: “Baiklah, alasan kamu bisa Bapak terima. Terus kamu Rara?”

Rara: “Maaf Pak. Saya minta tolong Reni mengerjakan tugas karya tulis itu, sepertinya dia
mencari sumber dari internet.”

Guru: “Kalau begitu tolong panggilkan Reni.”

Rara: “Baik, Pak.” (Rara pun keluar memanggil Reni)

Reni: “Bapak memanggil saya?”

Guru: “Iya, Bapak ingin bertanya, apa benar Rara minta tolong pada kamu untuk
mengerjakan tugasnya?”

Reni: “Iya, maafkan saya, Pak. Rara bilang dia tidak mengerti tugas dari bapak terlebih dia
bilang dia tidak bisa mencari tugas tersebut dari internet karena dia tidak punya uang untuk
ke warnet.”

Guru: “Baiklah kalau begitu. Tugas karya tulis dan ulangan kalian bapak kembalikan. Kalian
harus membuat karya tulis lagi dan dikumpulkan dalam 3 hari.”

Rara dan Rina: “Baik Pak.”

Epilog

Akhirnya Rara dan Rina mengerjakan kembali tugasnya dengan sungguh-sungguh. Mereka
lalu mengumpulkan tugasnya sebelum tenggat waktu yang sudah ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai