DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Mendalami Unsur-Unsur Drama
1. Karakterisik Drama
Sebagai salah karya sastra yang ada di Indonesia, karya sastra drama
memang memiliki perbedaan dengan karya sastra lainnya, karakteristik yang
dimiliki drama sebagai berikut.
Drama berisikan dialog yang dapat dipercakapkan oleh aktor atau lakon
teater.
Drama berisikan cerita atau kisah yang dinarasikan dan yang disampaikan
melalui dialog atau antartokoh.
Untuk bagian teks drama berisi instruksi khusus yang harus dijiwai oleh
para tokoh, seperti, menyesuaikan ekspresi (marah atau senang),
melakukan tindakan (berlari / melompat), dan lain-lain. Karena drama
hanya menggunakan dialog sebagai isinya, tanda petik (“…”) tidak
diperlukan untuk penulisan dialog
2. Unsur-Unsur Drama
Unsur dari sebuah teks drama terdiri dari banyak elemen. Berikut ini
adalah uraian unsur atau elemen dari drama, sebagai berikut:
a. Latar
Beberapa latar dalam teks drama, yakni:
Latar belakang merupakan suatu gambaran letak, waktu, dan
suasana dalam naskah drama, meliputi menetapkan lokasi yaitu
mendeskripsikan adegan dalam naskah, seperti di rumah, di medan
perang, di atas meja makan.
Setting atau waktu, yaitu gambaran waktu kejadian yang
digambarkan dalam naskah, seperti pada Hardiknas yang jatuh
tanggal 2 Mei.
Latar budaya, yaitu memberikan sebuah gambaran berkaiatan
dengan suasana atau budaya di balik layar atau peristiwa dalam
drama. Misalnya dalam budaya Jawa, Betawi, Melayu, Sunda dan
Papua hidup.
b. Penokohan
Dalam hal Penokohan pada teks dapat drama diklasifikasikan
sebagai berikut:
Tokoh gagal atau tokoh badut (foil). Posisi pada tokoh ini
berlawanan dengan tokoh lain. Tokoh ini ada untuk menekankan
tokoh.
Tokoh idaman atau tokoh pahlawan (tipe peran) Tokoh ini
berperan sebagai tokoh heroik, dengan peran yang kuat, adil, atau
terpuji.
Tokoh Statis (Static character) Tokoh ini dari awal hingga akhir
cerita, peran tokoh ini tetap tidak berubah.
Tokoh bulat Tokoh ini mengalami perubahan watak secara
berangsur-angsur. Misalnya, tokoh bulat adalah tokoh yang
berubah dari peran setia menjadi pengkhianat, dari peran
menyakitkan menjadi peran baik, dan dari orang yang korupsi
menjadi orang yang saleh dan bijaksana.
c. Dialog
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam drama terdapat dialog atau
percakapan yang harus memenuhi beberapa syarat, seperti mendukung
perilaku tokoh dan merefleksikan apa yang terjadi sebelum cerita. Selain
itu juga apa yang terjadi di balik cerita, juga harus bisa mengungkapkan
pikiran dan perasaan para tokoh di atas panggung. Untuk dialog di atas
panggung harus lebih jelas dan lebih teratur daripada percakapan sehari-
hari. Kata-kata yang disusun harus dimaksimalkan sebaik-baiknya.
Tokoh harus berbicara dengan jelas dan memiliki tujuan yang jelas.
Dialog yang akan disampaikan sebaiknya dilakukan secara natural dan
alamiah sehingga membuat penonton berpikira bahwa seolah-olah dialog
tersebut diucapkan seperti sebenar-benarnya terjadi.
d. Tema
Tema adalah ide utama untuk menentukan struktur keseluruhan
jalan cerita dari drama. Tema-tema dalam lakon menyentuh semua
masalah, termasuk masalah kemanusiaan, kekuasaan, perasaan,
kecemburuan, dan lain-lain. Pada umumnya, tema tidak dinyatakan secara
terang-terangan (tersurat), tetapi lebih pada tersirat. Oleh karena itu, untuk
memahami dan merumuskan tema-tema drama, perlu adanya apresiasi
terhadap berbagai unsur drama secara keseluruhan.
e. Pesan atau Amanat
Ajaran moral yang hendak disampaikan dalam drama kepada
pembaca atau penonton merupakan pengertian dari pesan ataua amanat.
Sepanjang drama, pesan atau amanat disembunyikan secara rapi dengan
menyeseuaikan dari isi cerita drama.
D. Menulis Drama
1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada
Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidaklah begitu sulit.
Hal ini karena ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Kita
tinggal mengubah formatnya ke dalam bentuk dialog.