Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang


telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami telah
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya.
Makalah ini Membahas tentang Drama-Drama Kehidupan yang Insya Allah akan
bermanfaat bagi kami penyusunnya,dan pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa Makalah usaha ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan Makalah usaha ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aamiin.

Harapan Jaya, 31 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. Mendalami Unsur-Unsur Drama...................................................................2

B. Menafsirkan Kembali Isi Drama...................................................................4

C. Menelaah Struktur dan Kaidah Drama..........................................................6

D. Menulis Drama..............................................................................................7

BAB III..................................................................................................................11

PENUTUP..............................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11

B. Saran............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, drama tidak hanya terbatas dipentaskan
antar panggung. Sekarang ini, drama dapat didefinisikan sebagai suatu cerita yang
dipentaskan di atas panggung atau tidak dipentaskan di atas panggung, misalnya
seperti film, televisi, drama radio, dan lain sebagainya.

Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian dari
bentuk karya sastra berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau
ditunjukkan dalam bentuk tindakan atau perbuatan. Sementara itu, drama sendiri
biasanya diperankan oleh seseorang yang disebut aktor atau aktris. Dalam
melakukan pementasan drama, aktor dan aktris ini akan membuat gerakan dan
dialog sesuai dengan teks drama untuk dipertontonkan kepada banyak orang.

B. Tujuan
- Untuk lebih mengetahui dan memahami apa itu Drama
- Untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mendalami Unsur-Unsur Drama


1. Karakterisik Drama
Sebagai salah karya sastra yang ada di Indonesia, karya sastra drama
memang memiliki perbedaan dengan karya sastra lainnya, karakteristik yang
dimiliki drama sebagai berikut.
 Drama berisikan dialog yang dapat dipercakapkan oleh aktor atau lakon
teater.
 Drama berisikan cerita atau kisah yang dinarasikan dan yang disampaikan
melalui dialog atau antartokoh.
 Untuk bagian teks drama berisi instruksi khusus yang harus dijiwai oleh
para tokoh, seperti, menyesuaikan ekspresi (marah atau senang),
melakukan tindakan (berlari / melompat), dan lain-lain. Karena drama
hanya menggunakan dialog sebagai isinya, tanda petik (“…”) tidak
diperlukan untuk penulisan dialog

2. Unsur-Unsur Drama
Unsur dari sebuah teks drama terdiri dari banyak elemen. Berikut ini
adalah uraian unsur atau elemen dari drama, sebagai berikut:
a. Latar
Beberapa latar dalam teks drama, yakni:
 Latar belakang merupakan suatu gambaran letak, waktu, dan
suasana dalam naskah drama, meliputi menetapkan lokasi yaitu
mendeskripsikan adegan dalam naskah, seperti di rumah, di medan
perang, di atas meja makan.
 Setting atau waktu, yaitu gambaran waktu kejadian yang
digambarkan dalam naskah, seperti pada Hardiknas yang jatuh
tanggal 2 Mei.

2
 Latar budaya, yaitu memberikan sebuah gambaran berkaiatan
dengan suasana atau budaya di balik layar atau peristiwa dalam
drama. Misalnya dalam budaya Jawa, Betawi, Melayu, Sunda dan
Papua hidup.
b. Penokohan
Dalam hal Penokohan pada teks dapat drama diklasifikasikan
sebagai berikut:
 Tokoh gagal atau tokoh badut (foil). Posisi pada tokoh ini
berlawanan dengan tokoh lain. Tokoh ini ada untuk menekankan
tokoh.
 Tokoh idaman atau tokoh pahlawan (tipe peran) Tokoh ini
berperan sebagai tokoh heroik, dengan peran yang kuat, adil, atau
terpuji.
 Tokoh Statis (Static character) Tokoh ini dari awal hingga akhir
cerita, peran tokoh ini tetap tidak berubah.
 Tokoh bulat Tokoh ini mengalami perubahan watak secara
berangsur-angsur. Misalnya, tokoh bulat adalah tokoh yang
berubah dari peran setia menjadi pengkhianat, dari peran
menyakitkan menjadi peran baik, dan dari orang yang korupsi
menjadi orang yang saleh dan bijaksana.
c. Dialog
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam drama terdapat dialog atau
percakapan yang harus memenuhi beberapa syarat, seperti mendukung
perilaku tokoh dan merefleksikan apa yang terjadi sebelum cerita. Selain
itu juga apa yang terjadi di balik cerita, juga harus bisa mengungkapkan
pikiran dan perasaan para tokoh di atas panggung. Untuk dialog di atas
panggung harus lebih jelas dan lebih teratur daripada percakapan sehari-
hari. Kata-kata yang disusun harus dimaksimalkan sebaik-baiknya.
Tokoh harus berbicara dengan jelas dan memiliki tujuan yang jelas.
Dialog yang akan disampaikan sebaiknya dilakukan secara natural dan

3
alamiah sehingga membuat penonton berpikira bahwa seolah-olah dialog
tersebut diucapkan seperti sebenar-benarnya terjadi.
d. Tema
Tema adalah ide utama untuk menentukan struktur keseluruhan
jalan cerita dari drama. Tema-tema dalam lakon menyentuh semua
masalah, termasuk masalah kemanusiaan, kekuasaan, perasaan,
kecemburuan, dan lain-lain. Pada umumnya, tema tidak dinyatakan secara
terang-terangan (tersurat), tetapi lebih pada tersirat. Oleh karena itu, untuk
memahami dan merumuskan tema-tema drama, perlu adanya apresiasi
terhadap berbagai unsur drama secara keseluruhan.
e. Pesan atau Amanat
Ajaran moral yang hendak disampaikan dalam drama kepada
pembaca atau penonton merupakan pengertian dari pesan ataua amanat.
Sepanjang drama, pesan atau amanat disembunyikan secara rapi dengan
menyeseuaikan dari isi cerita drama.

B. Menafsirkan Kembali Isi Drama


1. Ada Drama dalam “Tayangan” Sehari-hari
Menonton televisi merupakan kegiatan yang biasa kamu lakukan sehari-
hari, bukan? Menonton ilm kartun atau sinetron di televisi tidak jauh berbeda
dengan kegiatan menyaksikan pementasan drama di gedung-gedung pertunjukan.
Ketika itu, kita berperan sebagai penikmat.
Dengan demikian, lakukanlah kegiatan menonton seperti itu sebagai
kegiatan dan menyenangkan. Namun, pada saat itu tidak berarti kita tidak boleh
melakukan kegiatan- kegiatan lain. Seperti halnya menikmati makanan, ketika itu
kita bisa menyatakan bahwa makanan itu enak atau tidak enak, keasinan atau
kepedasan.
Ketika menikmati tayangan itu pun kita tidak sekadar memperoleh
hiburan, kita pun dapat memperoleh sejumlah pelajaran hidup yang dapat pula
kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita pun perlu bersikap kritis atau

4
melakukan penilaian- penilaian terhadap tayangan itu atas baik buruknya terhadap
kita sebagai penontonnya.

2. Tanggapan untuk Pementasan Drama


Sebuah pementasan, semacam drama, dapat kita saksikan melalui televisi.
Namun, istilahnya bukan drama, tetapi sinetron atau ilm. Pada zaman dulu
pementasan drama itu kita dengarkan melalui radio. Sekarang dapat pula kita
nikmati melalui android dari youtube pada laman-laman internet. Namun,
pementasan yang hanya diperdengarkan, bahkan yang melalui tayangan televisi
dan android pun, tidak semenarik drama melalui pementasan dari panggung-
panggung secara langsung.
Melalui drama panggung, yang terlibat dalam kegiatan tersebut tidak
hanya indra pendengaran. Dalam acara itu, kita pun dapat menyaksikan ekspresi,
gerak laku tokoh, dekorasi panggung, serta konstum para pemainnya. Dengan
demikian, penikmatan kita terhadap pementasan drama itu lebih lengkap daripada
melalui media lainnya. Imajinasi kita tentang cerita drama akan lebih terbantu.
Melalui pementasan itu kita tidak perlu membayangkan sifat para
tokohnya. Kita pun tidak akan banyak kesulitan dalam memahami jalan setting
dan ceritanya. Semuanya telah divisualisasikan oleh sang sutradara dalam
pementasan itu. Akan banyak kesan yang menarik dari suatu pementasan drama.
Ketertarikan itu bisa karena ceritanya yang mendebarkan, para pemainnya,
settingnya, atau hal-hal yang lain. Kesan-kesan kemungkinan besar tidak selalu
sama antara penonton yang satu dengan yang lainnya. Hal ini bergantung pada
pemahaman dan pengalaman masing-masing.
Di rumah ketika menonton sinetron, misalnya, setiap anggota keluarga
memiliki kesan yang berbeda. Ibu tertarik pada tokoh A, kakak senang pada tokoh
B. Adapun ayah katanya lebih menyukai ceritanya yang mendebarkan. Perbedaan-
perbedaan seperti itu sangat wajar dan akan sangat menarik apabila kemudian
didiskusikan.
Dalam diskusi itu kita mengemukakan pendapat masing-masing.
Misalnya, El-Islami menyukai tokohnya atau Andre lebih senang pada alur

5
ceritanya. Pendapat-pendapat itu kemudian ditanggapi oleh yang lain. Tanggapan
yang baik tidak sekadar menyatakan setuju atau tidak setuju. Tanggapan harus
disertai dengan alasan-alasan yang logis dan meyakinkan. Selain itu, tanggapan
hendaknya menggunakan kata-kata santun yang tidak menyinggung perasaan
orang lain

C. Menelaah Struktur dan Kaidah Drama


1. Struktur Drama
Ada beberapa struktur ini disusun secara sistematis dan diperhatikan
dalam teks drama yang dapat dipertimbangkan dalam proses kreatif menulis teks
drama yaitu:
 Prolog
Pada bagian ini penulis mengacu pada kalimat atau pembukaan
cerita dan pengantar atau latar belakang cerita. Umumnya meliputi,
pengenalan tokoh, pernyataan situasi dan cerita dari awal, konflik yang
akan diceritakan dalam cerita yang akan diceritakan dalam drama.
 Komplikasi (juga disebut bagian tengah cerita)
Pada bagian ini penulis dimulai menciptakan sebuah konflik.
Untuk komplikasi, tokoh utama akan menemukan berbagai kendala antara
dirinya atau pun dengan tokoh lainnya dengan tujuan atau keinginannya.
Berbagai kesalahpahaman yang sering dialami oleh para tokoh dalam
perjuangan melawan rintangan tersebut.
 Resolusi
Untuk bagian ini penulis menceritakan hal apa saja yang
menghalangi tokoh utama. Bagian ini harus muncul secara logis dan sesuai
dengan berbagai kompleksitas atau klimaks yang diusulkan sebelumnya
(mencegah konflik puncak kompleksitas dan resolusi).
 Epilog
Bagian ini merupakan bagian akhir dari drama, dan bentuk kata
penutup tersebut berisi kesimpulan atau informasi tentang keseluruhan isi
drama agar para penonton atau pembaca melebih memahami drama yang

6
telah dipentaskan. Untuk bagian ini biasanya disediakan oleh dalang atau
tokoh.

2. Kaidah Kebahasaan Drama


Kaidah kebahasaan atau ciri yang paling kuat dari kebahasaan teks drama
adalah dialog atau percakapan langsung dari tokoh.
Oleh karena itu, hampir semua kalimat yang disajikan di dalamnya
merupakan dialog atau bentuk tuturan langsung dari tokoh tersebut. Kaidah
kebahasaan teks drama, antara lain sebagai berikut:
 Menggunaka kata-kata yang mengungkapkan urutan waktu (dalam urutan
kronologis), seperti: sebelum, sekarang, setelah, pertama, kemudian.
 Menggunakan verba untuk mendeskripsikan suatu peristiwa yang terjadi,
misalnya: menugaskan, menggantikan, menyingkirkan, menghadap,
bercengkrama.
 Menggunakan verba untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan atau
dirasakan karakter, contoh: merasa, ingin, mengharapkan, menginginkan,
mengalami.
 Menggunakan bahasa deskriptif untuk mendeskripsikan orang, tempat atau
suasana, misalnya: kotor, rapi, bengis, maskulin, feminine, dan
sebagainya.

D. Menulis Drama
1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada
Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidaklah begitu sulit.
Hal ini karena ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Kita
tinggal mengubah formatnya ke dalam bentuk dialog.

2. Naskah Drama dengan Orisinalitas Ide


Naskah drama dapat dibuat berdasarkan karya yang sudah ada, misalnya
dari dongeng, cerpen, novel, biograi, dan sumber-sumber lain. Akan lebih baik,

7
apabila naskah itu dibuat sendiri, berdasarkan imajinasi dan pengalaman sendiri,
sehingga hasilnya lebih orisinal.
Langkah-langkah penulisannya tidak jauh berbeda dengan ketika menulis
cerpen, puisi, ataupun karya-karya iksi lain. Langkah pertama adalah menentukan
topik, yakni berupa suatu peristiwa yang menarik dan memiliki konlik yang kuat.
Kedua, menentukan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya serta karakternya.
Ketiga, membuat kerangka alur, yang menarik dan tidak mudah ditebak penuh
kejutan. Keempat, mengembangkan kerangka itu ke dalam dialog-dialog dengan
memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaannya yang tepat.
a. Struktur drama meliputi prolog, dialog, dan epilognya. Dalam dialog
ada bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi.
b. Kaidah kebahasaan ditandai oleh kalimat-kalimat langsung dengan
pilihan kata yang menggambarkan karakter tokoh dan situasi
percakapannya

3. Pementasan Karya Sendiri


Belum sempurna tentunya kalau naskah yang telah kamu buat itu tidak
dipentaskan. Oleh karena itu, perhatikan langkah-langkah pementasan drama
berikut.
a. Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah
yang akan dipentaskan. Tujuannya agar semua calon pemain
memahami isi naskah yang akan dimainkan.
b. Reading. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehingga dapat
mengenal masing-masing peran.
c. Casting. Melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar peran yang akan
dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
d. Mendalami peran yang akan dimainkan. Pendalaman peran dilakukan
dengan mengadakan pengamatan di lapangan. Misalnya, peran itu
sebagai seorang tukang jamu, lakukanlah pengamatan terhadap
kebiasaan dan cara kehidupan para tukang jamu.

8
e. Blocking. Sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara
mengarahkan dan mengatur pemain. Misalnya, dari mana seorang
pemain harus muncul dan dari mana mereka berada ketika dialog
dimainkan.
f. Running. Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog
sampai pengaturan pentas.
g. Gladi resik atau latihan terakhir sebelum pentas. Semua bermain dari
awal sampai akhir melakukan latihan akhir; tanpa ada kesalahan lagi.
h. Pementasan. Semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi
panggung sudah lengkap.

Contoh Naskah Drama


Mengejar Cita-Cita

Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Adi dan Anjas.
Mereka selalu bersama, tetapi semenjak ayah Adi harus pindah kerja mereka
berdua pun berpisah. Pada suatu ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali
tanpa disadari.
Ketika mereka bertemu, mereka berdua berbincang-bincang. Karena
mereka berdua telah kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemanakah
mereka setelah lulus SMA nanti.
Anjas : ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana?
Adi : aku mau kuliah di PIP.
Anjas : emangnya kamu ngambil jurusan apa ?
Adi : pelayaran. Mau jadi Kapten Kapal dong hehehe.. hmmm tapi…
Anjas : tapi kamu kenapa?
Adi : tapi aku lemah di pelajaran fisika.
Anjas : duh jangan sedih dong udah enggak apa-apa. Kalau kamu belajar
lebih giat lagi pasti kamu bisa. Teruslah berusaha, Jangan menyerah. Kejar cita-
cita kamu. Eits tapi jangan lupa kalau sudah usaha, kita juga harus tetep berdoa.

9
Adi : iya, makasih ya atas masukannya pasti aku bakal belajar lebih giat
lagi.
Anjas : nah gitu dong.
Adi : kalau kamu ? mau kuliah dimana ?
Anjas : aku belum tau nih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus
jurusan apa?
Adi : kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja.
Pastinya yang sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Anjas : iya sih. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.
Adi : ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke
orang lain tentang bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga
pasti. Terus kalau kamu masih bingung juga, aku saranin kamu untuk minta
petunjuk pada Yang Maha Esa. Ya dengan berdoa lah.
Anjas : wah makasih juga ya, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan
coba ikutin saran kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Adi .
Adi : oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Anjas.
Dan setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar
lagi. Dan akhirnya Anjas telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan
sekolahnya.
Waktu terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan
mereka pun ingin melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi yang mereka
inginkan. Karena mereka rajin belajar dan berdoa, mereka pun akhirnya diterima
di perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Drama adalah genre karya sastra yang menggambarkan kehidupan
manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta
tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita
dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk
pementasan teater.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Buku Bahasa Indonesia Kelas VIII/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,


Edisi Revisi 2017

12

Anda mungkin juga menyukai