Anda di halaman 1dari 9

Bab 3.

TEKS DRAMA
KELAS VIII SEMESTER 2
Pengertian Drama
Drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan
watak, melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Drama biasa disebut juga dengan
istilah lain, seperti sandiwara, lakon, tonil, sendratari, atau tablo.
Nah, istilah drama, sebetulnya datang dari khazanah kebudayaan Barat, khususnya tradisi bersastra
Yunani. Drama sendiri berasal dari istilah Yunani, draomai, yang artinya suatu tindakan, aksi,
perbuatan, dan sebagainya. Berikut pengertian drama menurut para ahli:
Moulton (dalam Soediro Satoto 1991: 3)
Drama adalah hidup yang ditampilkan dalam gerak. Artinya, drama dapat menggerakkan fantasi
penonton/pembaca. Mereka dapat melihat kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung
melalui drama.
Atar Semi (1993: 156)
Drama adalah sebuah cerita atau tiruan mengenai perilaku manusia yang dipentaskan.
Dalam sebuah drama, terdapat naskah drama atau teks drama. Naskah drama adalah sebuah teks yang
Ciri-Ciri Drama
menggambarkan kehidupan dan watak manusia melalui tingkah laku (akting) yang dipentaskan. Bisa
dibilang, naskah drama merupakan blueprint dari sebuah drama. Karena drama akan dieksekusi sesuai
dengan naskah drama yang sudah dibuat.

CIRI-CIRI DRAMA
Drama memiliki beberapa ciri khas yang perlu kamu ketahui, di antaranya yaitu:
1. Disampaikan dalam bentuk dialog.
2. Memiliki tokoh atau karakter yang diperankan.
3. Terdapat konflik atau ketegangan yang menjadi inti dari cerita drama.
4. Dilakukan di atas panggung yang telah dilengkapi dengan peralatan dan properti untuk
menghidupkan suasana.
5. Dilakukan di hadapan penonton karena drama merupakan sarana hiburan.
Unsur-Unsur Drama
Unsur-unsur drama terdiri dari empat hal, yaitu alur, penokohan, dialog, dan latar. Berikut penjelasan
lengkapnya!
1. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-
bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, hingga penyelesaian. Dalam drama, terdapat
tiga jenis alur, yakni:
a. Alur Maju
Alur maju adalah alur yang menggambarkan cerita berjalan berurutan ke depan atau kronologis.
b. Alur Mundur
Alur mundur adalah alur yang menggambarkan cerita berupa peristiwa mundur ke belakang atau sorot balik
(flashback).
c. Alur Campuran
Alur campuran adalah perpaduan dari alur maju dan mundur
2. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh.
Dalam sebuah pementasan drama, tokohlah yang menggambarkan
atau memerankan secara langsung cerita yang ada dalam naskah
drama. Tokoh terbagi dua berdasarkan perannya, yaitu:
a. Tokoh Utama
Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam
pementasan drama.
b. Tokoh Pembantu
Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan
untuk mendukung jalan cerita.
3. Dialog
Dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua
tokoh atau lebih. Dalam dialog terdapat dua unsur, yakni:
a. Wawancang
Wawancang adalah kata-kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh tokoh
dalam drama.
b. Kramagung
Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus
dilakukan oleh tokoh.
4. Latar
Latar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Latar Tempat
Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya setiap adegan dalam drama. Latar tempat dapat digambarkan dengan
bantuan properti yang mendukung.
Misalnya, drama yang dipentaskan adalah drama fabel yang berlatar tempat di hutan belantara. Maka, bisa ditambahkan
properti seperti pohon-pohon buatan, rerumputan buatan, bunga-bunga buatan, serta kostum hewan yang dikenakan oleh
para tokoh.
b. Latar Waktu
Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya setiap adegan dalam drama, bisa berupa hari, jam, tanggal, bulan,
maupun tahun. Sama halnya dengan latar tempat, latar waktu juga dapat digambarkan dengan bantuan properti yang
mendukung.
Misalnya, suatu adegan dalam drama berlatar waktu siang hari yang terik, maka bisa ditambahkan properti seperti lampu
sorot berwarna terang yang menandakan bahwa adegan tersebut terjadi di siang hari.
c. Latar Suasana
Latar suasana menggambarkan suasana terjadinya setiap scene dalam drama. Latar suasana dapat digambarkan dengan
bantuan properti, musik, maupun akting yang dilakukan tokoh.
Misalnya, suatu scene dalam drama berlatar suasana yang mencekam, maka bisa ditambahkan properti seperti lampu yang
remang-remang, musik yang menegangkan, dan akting tokoh yang seolah merinding dan ketakutan.
Struktur Teks Drama
Struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, yaitu prolog, dialog, dan epilog.

1. Prolog
Prolog adalah bagian berupa kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang yang umumnya
disampaikan oleh dalang, narator, atau tokoh tertentu.
2. Dialog
Dialog adalah percakapan antartokoh dalam drama. Dialog terdiri atas tiga bagian, yaitu:
Orientasi → bagian awal cerita
Komplikasi → bagian pengembangan cerita
Resolusi → bagian akhir cerita
3. Epilog
Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan maupun amanat tentang keseluruhan isi drama.
Kaidah Kebahasaan Teks Drama
Kaidah kebahasaan yang digunakan dalam drama, antara lain sebagai berikut:
1. Berupa dialog.
2. Menggunakan tanda petik pada dialog.
3. Menggunakan kata ganti orang ketiga pada bagian prolog atau epilog (dia, beliau, ia, -nya).
4. Menggunakan kata ganti orang pertama dan kedua pada bagian dialog (aku, saya, kami, kita,
kamu).
5. Banyak menggunakan konjungsi temporal (sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian).
6. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa (menyuruh, menobatkan,
menyingkirkan, menghadap, beristirahat).
7. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh
tokoh (merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami).
8. Menggunakan kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana (ramai, bersih, baik,
gagah, kuat).

Anda mungkin juga menyukai