Indahnya Berpuisi
Kelas VIII
Puisi salah satu bentuk karya sastra yang mengekspresikan pikiran dan perasaan seseorang.
Ekspresi tersebut diwujudkan dengan bahasa yang indah dan cenderung bersifat imajinatif.
Unsur-Unsur Teks Puisi
Adapun unsur pembentuk dan pembangun puisi terdiri dari unsur lahir dan unsur batin :
Menemukanmu (lagi)
tentangmu
Menentukan unsur-unsur Puisi
a. unsur lahir puisi
Puisi Merayakan Kangen mengangkat tema tentang rindu. Puisi tersebut
mengisahkan tentang seseorang yang merindukan kekasih atau orang yang
dirindukan karena terbentang jarak.
Tipografi dalam puisi Merayakan Kangen tidak selalu sama dalam setiap baitnya. Pada bait pertama
hanya terdiri dari dua baris, bait kedua terdiri dari enam baris, bait ketiga terdiri dari empat baris,
dan bait ke empat terdiri dari lima baris.
Penyair juga membuat setiap kalimat tidak selalu utuh dalam satu baris. Misalnya kalimat ‘aku
terpaksa kembali pada puisi sebagai perayaan kangen berkali-kali dalam hening paling bening
tentangmu’ yang dibuat menjadi empat baris secara terpisah. Hal tersebut menandakan bahwa puisi
memiliki kebebasan dalam tipografi.
Pengimajian dalam puisi Merayakan Kangen menggunakan berbagai macam pengimajian, misalnya
ialah imaji visual atau penglihatan. Penyair seolah menemukan lagi sosok yang dirindukan dan
membuat pembaca membayangkan hal tersebut. Hal itu terlihat dari kutipan, ‘menemukanmu
(lagi) tersemat di dada puisi’
Bukan hanya itu saja, terdapat pula kutipan ‘yang kupandang dan kusentuh menjelma kau yang
tersenyum’, sehingga pembaca dapat membayangkan untuk melihat sosok yang bisa dipandang
dan disentuh.
Kata Konkret
Kata konkret menjadi syarat terjadinya pengimajian. Jika si penyair mampu mengkonkretkan kata-
kata, maka puisi akan membawa pembaca seolah olah mendengar, melihat dan bahkan merasakan.
Kata konkret dalam puisi Merayakan Kangen ialah kata-kata seperti jarak, pergi, hati, benak, dan
kangen. Kata-kata tersebut bermakna sebenarnya yang membuat puisi tersebut mudah dipahami
oleh pembaca dan memiliki makna yang menyentuh.
Gaya bahasa/Bahasa figuratif dalam Merayakan Kangen sangat jelas terlihat pada
kutipan ‘menemukanmu (lagi) tersemat di dada puisi’. Kutipan tersebut
menggunakan kiasan ‘tersemat di dada puisi’, secara logika, puisi tidak memiliki
tubuh atau pun dada. Namun, hal tersebut berarti bahwa sosok yang penyair
rindukan selalu berada di dalam puisi-puisi yang ia tulis untuk bernostalgia dengan
kenangan
Bentuk versifikasi rima dan ritma sangat jelas pada puisi Merayakan Kangen. Hal tersebut
terlihat dari pemilihan kata antara ‘jarak’ dan ‘benak’ serta kata ‘pergi’ dan ‘hati’ yang
ujungnya memiliki rima yang sama. Contohnya ialah terlihat pada kutipan berikut.
‘Lalu apakah arti jarak
Bila kau tak pernah pergi
dari hati dan benak?
Ciri-Ciri Puisi
Nah, untuk membedakan puisi dengan jenis-jenis karya sastra lainnya, kamu bisa memperhatikan dari ciri-ciri
puisi berikut ini:
1. Puisi terdiri dari beberapa bait. Umumnya, setiap bait terdiri dari empat baris atau larik.
2. Puisi akan menggunakan diksi atau kata-kata yang bersifat kiasan untuk memperindah bunyi. Contoh
penggunaan kata dalam puisi:
Wahai, rembulan yang bundar
Jenguklah jendela kekasihku!
3. Diksi pada puisi harus memperhatikan rima. Rima adalah pengulangan bunyi, baik dalam baris (larik) atau
akhir sajak. Rima bisa berbunyi a-a-a-a atau a-b-a-b.
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridhaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
dan duka maha tuan bertakhta
4. Puisi biasanya menggunakan majas atau peribahasa.
Unsur-Unsur Puisi
Dalam puisi, ada beberapa unsur yang terkandung di dalamnya. Unsur adalah hal-hal atau bagian yang membentuk puisi
sehingga menjadi sebuah teks yang utuh dan indah. Unsur unsur puisi antara lain:
1. Majas dan Irama
Kedua unsur ini adalah faktor yang bisa meningkatkan nilai keindahan dalam puisi. Keberadaannya bisa membuat puisi menjadi
lebih hidup dan memberikan nuansa estetis bagi orang yang membaca atau menyimaknya.
a. Majas
Majas adalah bahasa kias yang digunakan untuk memberikan kesan tertentu dalam puisi bagi orang yang membaca atau
menyimaknya.
Agar dapat memberikan kesan-kesan, maka diperlukan gaya bahasa atau majas yang memiliki makna-makan berikut ini:
Perbandingan
Pertentangan
Pengulangan
Perumpamaan
Majas ini ada banyak jenisnya. Namun, dari sekian banyak jenis majas, ada beberapa majas yang sering muncul. Antara lain:
Majas Personifikasi : Yakni majas yang menyerupakan benda mati seolah bisa hidup layaknya manusia. Misalnya dalam kalimat
‘Hujan turun menyapa bumi’. Dalam kalimat tersebut, hujan yang benda mati seolah-olah bisa hidup seperti manusia dengan
melakukan sapaan.
Majas Hiperbola: Yakni majas yang memberikan perumpamaan secara berlebih-lebihan sehingga kalimat atau teks cenderung
isinya tidak masuk akal. Contohnya kalimat ‘Ucapanmu berhasil menusuk jantungku‘.
b. Irama
Irama adalah alunan bunyi yang berulang-ulang serta teratur. Keberadaannya
memberikan nyawa bagi puisi sehingga lebih hidup dan menancapkan kesan
mendalam.
Contohnya:
Aku terdiam, di sepinya malam, memaknai alam