Anda di halaman 1dari 13

Bab 4.

Indahnya Berpuisi
Kelas VIII

Elgi N. Hutagaol, S.Pd


 Pengertian Puisi
Puisi adalah karangan teks yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyairnya dengan
mengutamakan keindahan kata-kata. Jadi dalam puisi, kita dapat menyampaikan rasa kerinduan,
kegelisahan, atau pengagungan yang kamu ungkapkan dalam bahasa yang indah.
beberapa istilah dalam puisi yang perlu kamu ketahui, nih! Di antaranya sebagai berikut:
PENYAIR : ORANG YANG MENULIS PUISI
LARIK : BARIS DALAM OUISI
BAIT : KUMPULAN LARIK

Puisi salah satu bentuk karya sastra yang mengekspresikan pikiran dan perasaan seseorang.
Ekspresi tersebut diwujudkan dengan bahasa yang indah dan cenderung bersifat imajinatif.
Unsur-Unsur Teks Puisi
Adapun unsur pembentuk dan pembangun puisi terdiri dari unsur lahir dan unsur batin :

1. Unsur lahir Puisi


Struktur lahir atau fisik bisa dibilang sebagai struktur kebahasaan yang membangun puisi. Jika struktur batin berfokus
kepada pengarang, maka struktur lahir/batin berfokus kepada teks yang membangun puisi tersebut.
Unsur lahir atau unsur fisik puisi terdiri dari :
1. Diksi
 Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Fungsi diksi dalam puisi ada dua, yaitu fungsi estetis dan fungsi ekspresif.
Fungsi estetis berarti diksi berguna sebagai unsur yang memperindah puisi. Sedangkan fungsi ekspresif berarti
diksi berguna sebagai unsur yang membantu penyair mengungkapkan ekspresi yang dimiliki.
2. Rima
 Rima adalah kesamaan nada atau bunyi. Rima tidak hanya bisa dijumpai pada akhir setiap larik atau baris puisi
saja, tetapi bisa juga berada di antara setiap kata dalam baris.
3. Tipografi
 Tipografi adalah wujud estetik pada bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam
bentuk baris, tetapi ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen-fragmen. Bahkan ada juga puisi yang
ditulis dengan bentuk yang menyerupai apel, bentuk zig-zag, ataupun model lainnya.
4. Imaji
 Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Imaji
adalah kata atau rangkaian kata yang dapat memperjelas apa maksud dan tujuan
penyair. Pengimajian dilakukan agar puisi mampu menggugah imajinasi pembaca
melalui penginderaan.
5. Kata Konkret
 Kata konkret maksudnya adalah keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu
secara lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat
segala hal terkesan dapat disentuh dan dibayangkan.
6. Gaya Bahasa
 Gaya bahasa adalah cara penyair menggunakan rangkaian kata dalam mengungkapkan
sesuatu. Dalam sebuah puisi, gaya bahasa banyak dijumpai dalam bentuk rangkaian
kata yang bersifat konotatif, berlebihan, bahkan terkesan merendahkan diri.
Umumnya, setiap penyair memiliki gaya bahasa tersendiri. Gaya bahasa dalam puisi
dapat dilihat melalui majas-majas yang digunakan. Adapun jenis majas yang sering
digunakan dalam puisi antara lain, majas personifikasi, majas metafora, majas
eufemisme, bahkan tidak jarang penyair menggunakan majas ironi.
2. Unsur batin Puisi
Menurut Waluyo, unsur batin merupakan bentuk dari pikiran atau perasaan yang diungkapkan
oleh penyair. Struktur ini ialah wacana teks puisi secara utuh yang mengandung arti atau
makna yang hanya dapat dilihat atau dirasakan melalui penghayatan.
a. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Gagasan pokok ini menjadi
dasar yang dikembangkan penyair dalam membuat puisi. Ada beberapa tema yang biasanya
digunakan dalam puisi, misalnya teman ketuhanan, tema kemanusiaan, tema cinta, tema
patriotisme, tema kedaulatan rakyat, atau tema keadilan sosial.
Puisi Merayakan Kangen mengangkat tema tentang rindu. Puisi tersebut mengisahkan
tentang seseorang yang merindukan kekasih atau orang yang dirindukan karena terbentang
jarak.
b. Rasa
Rasa merupakan ekspresi penyair dalam puisi. Menurut Tarigan (1984:11), bahwa rasa adalah
sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terkandung dalam puisi.
Rasa dalam puisi Merayakan Kangen ialah mengungkapkan perasaan kasih dan rindu yang
teramat sangat.
 Nada dan Suasana
Struktur ini berkaitan dengan sikap tertentu yang diinginkan penyair. Nada yang
ditampilkan penyair akan menciptakan suasana sebagaimana yang diharapkan
oleh penyair. Menurut Tarigan (1984:17), Nada ialah sikap sang penyair terhadap
pembacanya atau dengan kata lain sikap sang penyair terhadap para penikmat
karyanya.
Nada pada puisi Merayakan Kangen sangat mudah dibaca sehingga menimbulkan
nada dan suasana yang membuat pembaca seolah terbawa perasaan. Penyair
menuliskan puisi tersebut dengan nada yang sendu, seolah penyair ingin
membuat pembaca merasakan kerinduan pula.
 Amanat
Amanat ialah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan yang terdapat
dalam puisi. Struktur amanat puisi dapat dipahami setelah pembaca memahami
tema, rasa, dan nada. Puisi selalu mengandung amanat atau pesan, meskipun
penyair tidak secara khusus mencantumkan amanat dalam puisinya.
MERAYAKAN KANGEN

Karya: Helvy Tiana Rosa

Menemukanmu (lagi)

Tersemat di dada puisi

Pada jarak ribuan kilometer darimu

kukenali aroma pagi

yang senantiasa menumbuhkan niscaya

Lalu apakah arti jarak

bila kau tak pernah pergi

dari hati dan benak?

Yang kupandang dan kusentuh

menjelma kau yang tersenyum

di ruang-ruang mimpi dan kenangan

Maka pada akhirnya

aku terpaksa kembali pada puisi

sebagai perayaan kangen berkali-kali

dalam hening paling bening

tentangmu
Menentukan unsur-unsur Puisi
a. unsur lahir puisi
Puisi Merayakan Kangen mengangkat tema tentang rindu. Puisi tersebut
mengisahkan tentang seseorang yang merindukan kekasih atau orang yang
dirindukan karena terbentang jarak.

Rasa dalam puisi Merayakan Kangen ialah mengungkapkan


perasaan kasih dan rindu yang teramat sangat.

Nada pada puisi Merayakan Kangen sangat mudah dibaca sehingga


menimbulkan nada dan suasana yang membuat pembaca seolah terbawa
perasaan. Penyair menuliskan puisi tersebut dengan nada yang sendu, seolah
penyair ingin membuat pembaca merasakan kerinduan pula.

Amanat dalam puisi Merayakan Kangen ialah bahwa hargai


pertemuan dan perjumpaan. Karena, apabila sudah jauh, maka
kerinduan akan selalu melanda.
Unsur Batin Puisi
Diksi dalam puisi Merayakan Kangen cukup beragam. Puisi yang bertemakan rindu tersebut
menggunakan pemilihan kata seperti ‘kenangan’, ‘jarak’ yang identik dengan kerinduan. Jadi,
dapat dikatakan bahwa pemilihan kata dalam puisi tersebut sejalan dengan tema yang diangkat.

Tipografi dalam puisi Merayakan Kangen tidak selalu sama dalam setiap baitnya. Pada bait pertama
hanya terdiri dari dua baris, bait kedua terdiri dari enam baris, bait ketiga terdiri dari empat baris,
dan bait ke empat terdiri dari lima baris.
Penyair juga membuat setiap kalimat tidak selalu utuh dalam satu baris. Misalnya kalimat ‘aku
terpaksa kembali pada puisi sebagai perayaan kangen berkali-kali dalam hening paling bening
tentangmu’ yang dibuat menjadi empat baris secara terpisah. Hal tersebut menandakan bahwa puisi
memiliki kebebasan dalam tipografi.

Pengimajian dalam puisi Merayakan Kangen menggunakan berbagai macam pengimajian, misalnya
ialah imaji visual atau penglihatan. Penyair seolah menemukan lagi sosok yang dirindukan dan
membuat pembaca membayangkan hal tersebut. Hal itu terlihat dari kutipan, ‘menemukanmu
(lagi) tersemat di dada puisi’
Bukan hanya itu saja, terdapat pula kutipan ‘yang kupandang dan kusentuh menjelma kau yang
tersenyum’, sehingga pembaca dapat membayangkan untuk melihat sosok yang bisa dipandang
dan disentuh.
Kata Konkret
Kata konkret menjadi syarat terjadinya pengimajian. Jika si penyair mampu mengkonkretkan kata-
kata, maka puisi akan membawa pembaca seolah olah mendengar, melihat dan bahkan merasakan.
Kata konkret dalam puisi Merayakan Kangen ialah kata-kata seperti jarak, pergi, hati, benak, dan
kangen. Kata-kata tersebut bermakna sebenarnya yang membuat puisi tersebut mudah dipahami
oleh pembaca dan memiliki makna yang menyentuh.

Gaya bahasa/Bahasa figuratif dalam Merayakan Kangen sangat jelas terlihat pada
kutipan ‘menemukanmu (lagi) tersemat di dada puisi’. Kutipan tersebut
menggunakan kiasan ‘tersemat di dada puisi’, secara logika, puisi tidak memiliki
tubuh atau pun dada. Namun, hal tersebut berarti bahwa sosok yang penyair
rindukan selalu berada di dalam puisi-puisi yang ia tulis untuk bernostalgia dengan
kenangan

Bentuk versifikasi rima dan ritma sangat jelas pada puisi Merayakan Kangen. Hal tersebut
terlihat dari pemilihan kata antara ‘jarak’ dan ‘benak’ serta kata ‘pergi’ dan ‘hati’ yang
ujungnya memiliki rima yang sama. Contohnya ialah terlihat pada kutipan berikut.
‘Lalu apakah arti jarak
Bila kau tak pernah pergi
dari hati dan benak?
Ciri-Ciri Puisi
Nah, untuk membedakan puisi dengan jenis-jenis karya sastra lainnya, kamu bisa memperhatikan dari ciri-ciri
puisi berikut ini:
1. Puisi terdiri dari beberapa bait. Umumnya, setiap bait terdiri dari empat baris atau larik.
2. Puisi akan menggunakan diksi atau kata-kata yang bersifat kiasan untuk memperindah bunyi. Contoh
penggunaan kata dalam puisi:
Wahai, rembulan yang bundar
Jenguklah jendela kekasihku!
3. Diksi pada puisi harus memperhatikan rima. Rima adalah pengulangan bunyi, baik dalam baris (larik) atau
akhir sajak. Rima bisa berbunyi a-a-a-a atau a-b-a-b.
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Keridhaanmu menerima segala tiba
Tak kutahu setinggi itu atas debu
dan duka maha tuan bertakhta
4. Puisi biasanya menggunakan majas atau peribahasa.
Unsur-Unsur Puisi
Dalam puisi, ada beberapa unsur yang terkandung di dalamnya. Unsur adalah hal-hal atau bagian yang membentuk puisi
sehingga menjadi sebuah teks yang utuh dan indah. Unsur unsur puisi antara lain:
1. Majas dan Irama
Kedua unsur ini adalah faktor yang bisa meningkatkan nilai keindahan dalam puisi. Keberadaannya bisa membuat puisi menjadi
lebih hidup dan memberikan nuansa estetis bagi orang yang membaca atau menyimaknya.
a. Majas
Majas adalah bahasa kias yang digunakan untuk memberikan kesan tertentu dalam puisi bagi orang yang membaca atau
menyimaknya.
Agar dapat memberikan kesan-kesan, maka diperlukan gaya bahasa atau majas yang memiliki makna-makan berikut ini:
Perbandingan
Pertentangan
Pengulangan
Perumpamaan
Majas ini ada banyak jenisnya. Namun, dari sekian banyak jenis majas, ada beberapa majas yang sering muncul. Antara lain:
Majas Personifikasi : Yakni majas yang menyerupakan benda mati seolah bisa hidup layaknya manusia. Misalnya dalam kalimat
‘Hujan turun menyapa bumi’. Dalam kalimat tersebut, hujan yang benda mati seolah-olah bisa hidup seperti manusia dengan
melakukan sapaan.
Majas Hiperbola: Yakni majas yang memberikan perumpamaan secara berlebih-lebihan sehingga kalimat atau teks cenderung
isinya tidak masuk akal. Contohnya kalimat ‘Ucapanmu berhasil menusuk jantungku‘.
b. Irama
Irama adalah alunan bunyi yang berulang-ulang serta teratur. Keberadaannya
memberikan nyawa bagi puisi sehingga lebih hidup dan menancapkan kesan
mendalam.

Contohnya:
Aku terdiam, di sepinya malam, memaknai alam

Genderang perang, bangkitkan daya juang, menjemput menang

Anda mungkin juga menyukai