Anda di halaman 1dari 10

BAHAN AJAR

MATERI PUISI

A. Pengertian Puisi

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang diungkapkan dengan menggunakan bahasa
yang padat, dan bermakna kias. Puisi merupakan hasil ungkapan perasaan penyair yang
dituangkan melalui kata-kata/bahasa yang sengaja dipilih penyair.

B. Ciri Puisi

▪ Puisi memiliki bahasa yang padat, bermakna konotatif, bersifat sugestif, ekspresif,
asosiatif, dan magis.
▪ Dari segi bentuk, puisi seringkali tersusun berupa larik-larik dan bait-bait.
▪ Puisi seringkali mementingkan rima/bunyi.

Unsur pembangun puisi terdiri atas

A. Unsur Batin

Unsur batin puisi terdiri atas empat unsur, yakni tema, rasa, nada, dan amanat.

1. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi. Tema menjadi
penentu penyair untuk menentukan diksi dalam puisi. Contohnya, puisi dengan tema
kasih sayang seorang ibu kepada anaknya akan memiliki diksi yang berbeda dengan puisi
bertemakan perjuangan para pahlawan melawan penjajah.

2. Rasa
Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu yang dituangkan ke
dalam puisi. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial
dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas
sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, serta
pengetahuan penyair.
3. Nada
Nada adalah bentuk sikap penyair terhadap pembaca. Nada memiliki kaitan erat
dengan suasana. Penyair dapat menyampaikan puisi dengan berbagai nada. Misalnya,
puisi dengan nada sedih dapat membuat perasaan pembaca menjadi iba. Tentu saja hal ini
dapat menghadirkan suasana yang penuh kesedihan.
4. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Melalui puisi
yang dibaca, pembaca dapat memperoleh amanat secara tersurat ataupun tersirat.

B. Unsur Fisik

Unsur fisik puisi terdiri atas lima unsur, yakni diksi, rima, tipografi, imaji, kata konkret,
dan gaya bahasa.

1. Diksi
Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Fungsi diksi dalam puisi ada dua, yaitu fungsi
estetis dan fungsi ekspresif. Fungsi estetis berarti diksi berguna sebagai unsur
yang memperindah puisi. Sedangkan fungsi ekspresif berarti diksi berguna sebagai unsur
yang membantu penyair mengungkapkan ekspresi yang dimiliki.
2. Rima
Rima adalah kesamaan nada atau bunyi. Rima tidak hanya bisa dijumpai
pada akhir setiap larik atau baris puisi saja, tetapi bisa juga berada di antara setiap
kata dalam baris.
3. Tipografi
Tipografi adalah wujud estetik pada bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering
ditemukan puisi dalam bentuk baris, tetapi ada juga puisi yang disusun dalam
bentuk fragmen-fragmen. Bahkan ada juga puisi yang ditulis dengan bentuk yang
menyerupai apel, bentuk zig-zag, ataupun model lainnya.
4. Imaji
Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Imaji
adalah kata atau rangkaian kata yang dapat memperjelas apa maksud dan tujuan
penyair. Pengimajian dilakukan agar puisi mampu menggugah imajinasi pembaca
melalui penginderaan.
5. Kata Konkret
Kata konkret maksudnya adalah keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu
secara lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat
segala hal terkesan dapat disentuh dan dibayangkan.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara penyair menggunakan rangkaian kata dalam
mengungkapkan sesuatu. Dalam sebuah puisi, gaya bahasa banyak dijumpai dalam
bentuk rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, bahkan terkesan
merendahkan diri.
Umumnya, setiap penyair memiliki gaya bahasa tersendiri. Gaya bahasa dalam puisi
dapat dilihat melalui majas-majas yang digunakan. Adapun jenis majas yang sering
digunakan dalam puisi antara lain, majas personifikasi, majas metafora, majas
eufemisme, bahkan tidak jarang penyair menggunakan majas ironi.

Menulis Kreatif Puisi

Kurniawan dan Sutardi (2012: 39) mengungkapkan “Proses kreatif menulis puisi terdiri
atas empat tahap, yaitu, penentuan ide, pengendapan, penulisan, serta editing dan revisi.”
Empat proses tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.

a) Pencarian Ide

Pada tahap ini penyair mencari ide/insprirasi untuk puisi yang akan ditulisnya. Ide itu
bisa berasal dari pengalaman batin pribadi penulis seperti kegundahan, kekecewaan,
kebahagian, dan lain sebagainya. Bisa juga berasal dari pengalaman orang lain atau
berdasar peristiwa/kejadian yang menggugah, misal bencana alam. Salah satu kiat untuk
mendapatkan ide adalah dengan sering membaca buku, berjalan-jalan melihat sekitar,
menonton pertunjukan, drama, film, atau berdiskusi dengan orang lain.

b) Pengendapan atau Perenungan

Langkah berikutnya setelah ide didapatkan adalah dengan merenungkan atau


mengendapkan ide tersebut. Pengendapan ini penting agar ide itu benar-benar matang.
Proses pengendapan antara lain dilakukan dengan berkontemplasi dengan mengajukan
berbagai pertanyaan. Misal, hendak dibawa kemana ide ini? Bagaimana penyajian kata-
katanya? Bagaimana teknik penulisannya? Pertanyaan itu direnungkan baik-baik dan
dicari jawabanya oleh diri sendiri.

c) Penulisan

Apabila ide itu sudah diendapkan maka saatnya dituliskan. Sebaiknya tidak ditunda-
tunda, tulis apa yang ada dalam benak, jangan dulu direvisi. Biarkan tulisan itu mengalir.
Jika buntu atau macet, maka berhentilah terlebih dahulu, istirahatkan pikiran, cari
kegiatan yang bisa membuat pikiran lebih segar. Setelah pikiran segar, aktivitas menulis
dilanjutkan.

d) Editing dan Revisi


Apabila sebuah puisi telah selesai ditulis, maka tahap berikutnya adalah melakukan
editing dan revisi. Baca ulang puisi yang dibuat. Editing behubungan dengan aspek
bahasa, dan tata tulis, sedangkan revisi berkaitan dengan isi dan substansi puisi.

Berikut lirik lagu Sheila on 7 Berjudul “Bila Kau Tak Disampingku” untuk dijadikan
contoh menulis kreatif puisi dengan memperhatikan bait, tema, dan irama.

Bila Kau Tak Disampingku

Eross

Tak seharusnya kita terpisah


Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu

Terlalu bodoh untuk diriku


Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku…

Luapkan kepadaku…

Takkan kubiarkan kau menangis

Takkan kubiarkan kau terkikis

Terluka perasaan oleh semua ucapanku

Maafkanlah semua sifat kasarku

Bukan maksudku ‘tuk melukaimu

Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu

Bila kau tak disampingku

Marilah kita analisis lirik lagu tersebut.

1) Berdasarkan Unsur Lahir Puisi

(1) Diksi
Penyair memilih kata yang akan digunakan untuk menuangkan pikiran dan perasaannaya
dengan secermat mungkin agar puisi yang dihasilkan dapat mewakili makna batin yang
ingin diungkapkannya.

Perbendaharaan kata dalam lirik lagu ini cukup sederhana. Penyair memilih kata untuk
mengungkapkan pesan yang hendak yang disampaikannnya dengan cermat. Hal tersebut
dapat dilihat pada kutipan berikut.

Tak seharusnya kita terpisah


Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu

Selain itu penyair juga memilih kata yang menimbulkan kesan romantis. Perhatikan
kutipan lirik berikut.

Terlalu bodoh untuk diriku


Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
……

Takkan kubiarkan kau menangis

Takkan kubiarkan kau terkikis

……

Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu

Bila kau tak disampingku

Penyair sangat memperhatikan urutan kata dalam lirik lagu “Bila Kau Tak
Disampingku”. Ia menggunakakan kata “tak” untuk mengawali puisinya. Pada beberapa
bagian juga dilakukan pengulangan kata untuk menegaskan maksud yang hendak
disampaikan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada kutipan berikut.

Tak seharusnya kita terpisah


Tak semestinya kita bertengkar
…….

Takkan kubiarkan kau menangis

Takkan kubiarkan kau terkikis


Penyair memilih kata-kata dengan mempertimbangkan daya sugesti dalam kata-kata
tersebut. Daya sugesti yang dihadirkan penyair lewat lirik lagu “Bila Kau Tak
Disampingku” adalah penyesalan penyair atas sikap kasarnya pada sang kekasih. Daya
sugesti tersebut membuat pembaca seolah-olah diajak ikut bersimpati. Perhatikan kutipan
berikut.

Maafkanlah semua sifat kasarku

Bukan maksudku ‘tuk melukaimu

Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu

Bila kau tak disampingku

(2) Imaji

Penyair dalam lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” menghadirkan imaji tentang rasa
penyesalan dengan begitu apik. Perhatikan kutipan berikut.

Tak seharusnya kita terpisah


Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu

Terlalu bodoh untuk diriku


Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku…

Luapkan kepadaku… oh..

Penyair juga menghadirkan imaji citraan penglihatan. Lewat puisinya, penyair seolah-
olah mengajak pembaca ikut melihat apa yang dilihat penyair. Perhatikan kutipan berikut.

Takkan kubiarkan kau menangis

(3) Kata Konkret

Agar imaji puisi dapat terhadirkan dengan baik penyair menggunakan kata konket dalam puisi
yang diciptakannya. Dalam lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” penyair menggunakan kata-
kata kongkret yang menimbulkan imaji rasa penyesalan. Perhatikan kata-kata berikut.
Tak seharusnya kita terpisah
Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu

Terlalu bodoh untuk diriku


Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… Luapkan kepadaku… oh..

Selain itu penyair juga menggunakan kata yang menimbulkan imaji citraan penglihatan.

Takkan kubiarkan kau menangis

Lewat kata tersebut penyair seolah mengajak pembaca melihat si kau menangis.

(4) Bahasa Figuratif

Bahasa figuratif digunakan oleh penyair agar puisi yang dihasilkan menimbulkan banyak makna
atau kaya akan makna. Pada lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” terdapat majas hiperbola.
Perhatikan kutipan lirik berikut.

Menahan berat jutaan rindu

Selain itu dalam lirik ini juga terdapat gaya bahasa repetisi (perulangan). Hal tersebut dapat
dilihat pada kutipan berikut.

Tak seharusnya kita terpisah


Tak semestinya kita bertengkar
…. ….
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu

Terlalu bodoh untuk diriku


……

Apalagi menahan egoku


Maafkanlah sikapku
Takkan kubiarkan kau menangis
Takkan kubiarkan kau terkikis

(5) Versifikasi (Rima dan Ritme)

Sayuti dalam Gumiati dan Mariah (2010: 34) mengatakan bahwa “Persajakan (rima) adalah
kesamaan dan atau kemiripan bunyi tertentu di dalam dua kata atau lebih, baik yang berposisi di
akhir kata, maupun pengulangan bunyi yang sama yang disusun pada jarak atau rentangan
tertentu secara teratur.”

Berdasarkan analisis peneliti, pada lirik lagu ini pada bait kedua dan ketiga terdapat keteraturan
rima. Pada bait kedua berima akhir aa aa aa. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut:

Terlalu bodoh untuk diriku


Menahan berat jutaan rindu
Apalagi menahan egoku
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku…

Luapkan kepadaku…

Sementara pada bait ketiga pada baris pertama dan kedua terdapat persamaan rima akhir aa. Pada
baris ketiga sampai ketujuh berima akhir bb bb b. Hal tersebut dapat dilihat pada cuplikan
berikut.

Takkan kubiarkan kau menangis

Takkan kubiarkan kau terkikis

Terluka perasaan oleh semua ucapanku

Maafkanlah semua sifat kasarku

Bukan maksudku ‘tuk melukaimu

Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu

Bila kau tak disampingku

Pada lirik lagu ini juga terdapat pengulangan kata. Hal tersebut dapat dilihat pada penggalan
berikut.

Tak seharusnya kita terpisah

Tak semestinya kita bertengkar

… ….
Takkan kubiarkan kau menangis

Takkan kubiarkan kau terkikis

2) Berdasarkan Unsur Batin

(1) Tema

Lirik lagu Sheila on 7 berjudul “Bila Kau Tak Disampingku” ini bertema penyesalan dan
permohonan maaf seseorang karena telah menyakiti dan mengasari kekasihnya. Sebanya adalah
rasa cemburu yang berlebihan. Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut.

Tak seharusnya kita terpisah


Tak semestinya kita bertengkar
Karna diriku masih butuh kau
Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… itu

…….

Takkan kubiarkan kau menangis

Takkan kubiarkan kau terkikis

Terluka perasaan oleh semua ucapanku

Maafkanlah semua sifat kasarku

Bukan maksudku ‘tuk melukaimu

Aku hanyalah orang yang penuh rasa cemburu

Bila kau tak disampingku

(2) Perasaan

Rasa dalam lirik lagu ini penuh penyesalan. Penyair meminta maaf sepenuh hati karena telah
mengasari kekasihnya. Perhatikan kutipan berikut.

Maafkanlah sikapku

Lupakanlah salahku… itu

…. ….
Takkan kubiarkan kau menangis

Takkan kubiarkan kau terkikis

Terluka perasaan oleh semua ucapanku

Maafkanlah semua sifat kasarku

Bukan maksudku ‘tuk melukaimu

(3) Nada

Nada yang ditunjukan penyair pada pembaca yakni nada memelas. Ia seakan mengajak pembaca
ikut bersimpati dengan menunjukkan penyesalan mendalam. Dibuktikan dengan kutipan berikut.

Maafkanlah sikapku
Lupakanlah salahku… Luapkan kepadaku… oh..

(4) Amanat

Lirik lagu “Bila Kau Tak Disampingku” mengandung amanat agar kita menjaga sang kekasih
sebaik-baiknya, jangan sampai melukai dan mengasarinya. Apalagi jika hal tersebut disebabkan
kecemburuan berlebihan tanpa alasan jelas. Cemburu boleh saja namun jangan cemburu buta.

Anda mungkin juga menyukai