Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat tahun 70-an puisi sangat digemari para pujangga. Pembuktianya
pun ada, contohnya pada zaman dulu ada lagu yang liriknya dari puisi.pada saat
masa kejayaan puisi, puisi tidak hanya sebagai ungkapan cinta terhadap lawan
jenis tapi juga ada sebagai kritik atas pemeritah, untuk seseorang yang berjasa,
atau pun seseorang yang mereka benci. Tapi sekarang puisi tidak terlalu digemari
lagi itu dikarenakan perbandingan kemajuan teknologi tidak sebanding dengan
pemikiran dan perasaan masyarakat sehingga seseorang lebih mengutamakan
keinstalan dari pada suatu perosesnya.
Karena perbandingan tak seimbang tadi sehingga masyarakat terutama
para remaja tidak lagi terlalu tertarik kepada puisi, bukan itu saja puisi yang
sangat terkenal pun sudah mulai dilupakan. Makin lama masyarakat akan makin
lupa tentang puisi seperti: jenis-jenisnya, setrukturnya, perbedaannya, dan lain-
lain. Untuk itu saya membuat makalah ini berjudul “puisi” agar kita dapat
mengingatnya, mempelajarinya, dan juga memahami perbedaannya, dan
strukturnya lebih jelas sehingga kita dapat membuat puisi sendiri. Apa bila kita
sudah bisa membuat puisi dan lebih mengerti perbedaan juga strukturnya
Sehingga kita generasi baru dapat mempopulerkan puisi kembali.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian puisi ?
2. Apakah unsur – unsur puisi ?
3. Apakah Jenis – Jenis Puisi Berdasarkan Zaman?
4. Apakah Jenis Makna Dalam Puisi ?
5. Apakah Penggunaan Majas Pada Puisi ?
6. Apakah Contoh Puisi dan Analisinya ?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian puisi
2. Mengetahu unsur – unsur puisi
3. Mengetahu Jenis – Jenis Puisi Berdasarkan Zaman
4. Mengetahu Jenis Makna Dalam Puisi
5. Mengetahu Penggunaan Majas Pada Puisi
6. Mengetahu Contoh Puisi dan Analisinya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau
”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut
”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi
pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin
berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah
dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan
struktur batinnya ( Waluyo.1995 : 28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd.
Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan
asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi
dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata,
rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi
dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam
puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk
tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan
pembeda yang sangat signitifikan bila dibandingkan fiksi dan drama.
1. Pengertian Puisi menurut beberapa Para Ahli
Adapun puisi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
a. M. Atar Semi (1988 : 93-94) mengutip tentang beberapa ahli sastra
tentang pengertian puisi :
b. William Worsworth mengemukakan bahwa puisi adalah kata-kata
terbaik dalam susunan terbaik (poetry is the best word in the best order)
c. Leigh Hunt mengatakan bahwa puisi adalah luapan perasaan yang
imajinatif (poetry is imaginative passion)

3
d. Mathew Arnold berpendapat bahwa puisi merupakan kritik kehidupan
(poetry is critims of life)
e. Herbert Read berpendapat bahwa pusi bersifat intuitif, imajinatif dan
sintetik (poetry is intuitive, imajinativeand synteti)
f. Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi adalah kata-kata
terindah dalam sususnan terindah.
Dari definisi- definisi diatas memang seolah terdapat perbedaan
pikiran. Oleh karna itu penulis dapat menyimpulkan bahwa puisi merupakan
kritik kehidupan dan luapan perasaan manusia yang dituangkan dalam bentuk
tulisan kata-kata terbaik dan terindah, dan yang bersifat intuitif, imajinatif dan
sintetik.

B. Unsur – Unsur Puisi


1. Unsur Fisik
a. Diksi (Pemilihan Kata)
Sebagai penyair harus cermat dalam memilih kata-kata yang ditulis
sangat dipertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam konteks atau
dalam hubungan dan irama. Kedudukan kata dalam konteks atau dalam
hubungan dengan kata yang lain serta kedudukan kata dalam keseluruhan
puisi itu. Oleh karena itu disamping memiliki kata yang tepat penyair
juga mempertimbangkan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis
dari kata-kata tersebut. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat
puisitis, yang mempunyai efek keindahan dan berbeda dengan kata-kata
yang biasa kita gunakan sehari-hari.
b. Pengimajian
Pengimajian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang
dapat mengungkapkan pengalaman imajinasi. Dengan daya imajinasi
yang diciptakan seorang penyair maka pada kata-kata puisi itu seolah-
olah tercipta sesuatu yang dapat didengar dilihat ataupun dirasakan
pembaca.

4
c. Kata kongkret
Untuk membangkitkan imaji (daya bayang) pembaca, maka kata-kata
harus diperkongkret jika penyair mahir memperkongkret kata-kata, maka
pembaca seolah-olah melihat, mendengar dan merasakan apa yang
dilukiskan oleh penyair.
d. Bahas figuratif (Majas) atau Gaya Bahasa
Majas (figuratif language) adalah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara pengiasan, yakni secara tidak langsung
mengungkapkan makna. Majas digunakan penyair untuk menyampaikan
perasaan, pengalaman batin, harapan suasana hati, ataupun semangat
hidupnya.
1) Perbandingan
Majas perbandingan atau perumpamaan (simile) adalah peribahasa
kiasan yang memperbadingkan atau menyamakan sesuatu dengan
yang lain dengan menggunakan pembanding seperti bak, bagaikan,
semisal, seperti, serupa, dan kaya kata pembanding lainnya.
2) Metafora
Metafora juga nahasa kiasan yang mirip dengan majas perbandingan,
bedanya metafora tidak menggunakan kata-kata pembanding.
Contoh:
3) Alegori
Alegori adalah majas yang mengiaskan sesuatu dengan hal lain atau
kejadian lain.
4) Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang membandingkan wujud atau sifat
manusia kepada benda atau konsep abstrak.
e. Rima atau Ritma ataupun Bunyi
Adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima berfungsi untuk
membentuk musikalitas atau orkestrasi. Dengan adanya rima itulah efek
bunyi makna yang dikehendaki penyair semakin indah dan makna yang
ditimbulkannya pun lebih kuat.

5
f. Tata Wajah (Tipografi )
Merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama.
Larik larik puisi tidak berbentuk paragraf, melainkan bentuk bait.
2. Unsur Batin
a. Tema dan Amanat
Amanat merupakan bagian dari struktur batin puisi. Tema adalah pokok
persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Pokok persoalan atau
pokok pakiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga
menjadi landasan utama pengucapannya. Sedangkan amanat adalah suatu
pesan yang disampaikan penyair dalam puisinya.
Contoh :
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa

Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil


Pulang kebawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembiru dari kemayaan siang

Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral


Melintas-lintas diatas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni
Untuk bias membagi dukamu

Kalau kau mati, gadis kecil-kecil


Buah diatas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
( Toto Sudarto Bachtiar )
b. Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang mewakili ekspresi perasaan penyair.
Bentuk ekspresi itu berupa kerinduan, kegelisahan,atau pengagungan
kepada kekasih alam atau sang khaliq.
c. Nada dan Suasana
Dalam menulis puisi penyairmempunyai sikap tertentu terhadap
pembaca, apakah dia ingin bersikap menggurui, menasihati, mengejek,

6
menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada
pembaca.

C. Jenis – Jenis Puisi Berdasarkan Zaman


Pada saat ini pembagian puisi sudahlah beragam yaitu puisi lama, puisi
baru, puisi kontemporer, dan puisi modern. Berikut ini adalah keterangannya :
1. Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan itu
antara lain : Jumlah kata dalam satu baris, Jumlah baris dalam satu bait,
Persajakan ( rima ), banyak suku kata tiap baris dan irama.
a. Ciri – Ciri Puisi Lama
1) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya,
2) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan,
3) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait,
jumlah suku kata maupun rima.
b. Jenis – Jenis Puisi Lama
1) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan
gaib.
Contoh :
Air pasang telan keinsang
Air surut telan keperut
Renggutlah!
Biar putus jangan rabut

2) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4


baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai
sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut
isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki,
jenaka.
Contoh :
Sunguh baik asam belimbing, ( a)
Tumbuh dekat limau lungga. ( b )
Sungguh elik berbini sumbing, ( a )
Biar marah tertawa juga. ( b )

7
3) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
4) Seloka adalah pantun berkait.
5) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-
b-b, c-c, berisi nasihat.
Contoh :
Kalau terpelihara mata, (a)
Kuranglah cita –cita. (a)
Kalau terpelihara kuping, (b)
Kabar yang jahat tiada damping. (b
Kurang piker kurang siasat, (c
Tentu dirimu kelak sesat. (c)

6) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4
baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Contoh :
Hatiki rindu bukan kepalang (a)
Dendam birahi berulang –ulang (a)
Air mata bercucuran selang –menyelang (a)
Mengenangkan adik kekasih abang (a)
7) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun
10 baris.

Kalau anak pergi ke pekan.


Yuk beli belanak beli,
Ikan panjang beli dahulu.
Kalau anak pergi berjalan,
Ibu cari sanakpun cari,
Induk semang cari dahulu.
2. Puisi Baru
Puisi baru adalah suatu jenis puisi modern yang sudah tidak terikat
lagi oleh aturan-aturan atau dibuat secara bebas oleh sang pengarang, dan
puisi ini ada atau lahir setelah puisi lama. (Puisi yang bebas baik dari segi
suku kata, baris, atau rimanya).
a. Ciri – Ciri Puisi Baru
Beberapa ciri yang ada pada puisi jenis baru adalah :
1) Bentuk puisi baru rapi, serta simetris.
2) Mempunyai sajak akhir (sajaknya teratur).

8
3) Sebagian besar puisi baru terdiri dari 4 (empat) seuntai.
4) Tidak terikat pada sebuah aturan. (Baik dari segi baris, suku kata
dan rimanya semuanya bebas).
5) Dibuat atas dasar kemauan sang pengarang puisi (penulis).
6) Tiap barisnya terdiri atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis). *saling
berhubungan
b. Jenis – jenis Puisi Baru
Adapun jenis-jenis dari puisi baru, yaitu :
1) Menurut Isinya
Puisi baru menurut isinya dibagi menjadi 7 (tujuh) yang antara lain
adalah :
a) Balada, adalah jenis puisi baru berisi mengenai sebuah al kisah
atau cerita tentang sesuatu atau seseorang.
Contoh :
Sangkuriang…..
Kau begitu durhaka
Pada ibumu
Hingga menjadi
Gunung tangkuban perahu
b) Romance, adalah jenis puisi baru yang berisi tentang sebuah
luapan perasaan cinta, kasih dan sayang.
Contoh :
ibu……
Kasih sayangmu
Takkan pernah luput
Dari ingatanku
Cintamu ibu
Selalu dalam hatiku.
c) Himne, adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai sebuah
pujaan untuk tuhan, tanah air atau pahlawan.
Contoh :
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu

9
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
d) Epigram, adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai tuntutan
atau ajaran hidup.
Contoh :
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas
e) Ode, adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai sanjungan
untuk orang yang telah berjasa.
Contoh :
Bagai mutiara diatas lautan
Bagai cahaya dalam kegelapan
Guru,itulah dirimu
Budi luhurmu takkan pernah hilang
Walau ditelan masa
f) Elegi, adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai ratapan
tangis atau kesedihan.
Contoh :
Tiada lagi tempatku mengadu
Semua telah pergi dariku
Ya allah engkau adalah tumpuan harapanku
Bantulah aku menyelesaikan masalah ini
g) Satire, adalah jenis puisi baru yang berisi mengenai sebuah
sindiran atau sebuah kritikan.
Contoh :
Aku bertanya
Tetapi pertanyaan-pertanyaanku
Membentur jidad penyair-penyair salon,
Yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
Sementara ketidakadilan terjadi
Di sampingnya,
Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
Termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

10
2) Menurut Bentuknya
Jika menurut bentuknya, puisi baru dibagi menjadi 8 jenis yang
antara lain adalah :
a. Distikon, adalah jenis puisi baru yang tiap bait dari puisi ini
terdiri atas 2 baris saja.
Contoh :
Di pasar baru mereka
lalu mengada-menggaya

Meningkat sudah kesal


tak tahu apa dibuat
b. Terzina, adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas 3
baris.
Contoh :
Dalam ribaan pagi bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana

Dalam bahagia cinta tiba melayang


Bersinar bagai matahari
Mengwarna bagaikan sari
c. Kuatrain, adalah jenis puisi baru yang mana tiap bait dari puisi
ini terdiri atas 4 baris.
Contoh :
Aku menimbang-nimbang mungkin
Kita berdua menjadi satu
Gaji dihitung-hitung
Cukup tidak untuk berdua

Hati ingin sempurna denngan engkau


Sama derita sama gembira
Kepala pusing-pusing menimbang-nimbang
Menghitung-hitung uang bagi kita
d. Kuint, adalah jenis puisi baru yang tiap bait dari puisi ini
terdiri dari 5 baris.
e. Sektet, adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri dari 6
baris.

11
f. Septime, adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya terdiri atas 7
(tujuh) baris.
Contoh :
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulaudi lautan hijau
Gunung-gemunung bagus rupanya
Dilimpahi air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
b) Oktaf atau Stanza, adalah jenis puisi baru yang tiap baitnya
terdiri atas 8 baris.
c) Soneta, adalah jenis puisi baru yang baitnya terdiri dari 14
baris yang mana terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-
masing terdiri dari 4 baris, dan bait keduanya masing-masing 3
baris.
3. Puisi Kontemporer
Puisi Kontemporer adalah puisi yang sudah tidak menggunakan
kaidah penulisan puisi pada umumnya, puisi kontemporer sudah jauh lebih
bebas dari segala aturan seperti yang ada pada puisi lama dan bahkan puisi
baru. Puisi kontemporer biasanya mengutamakan isi daripada bentuknya.
Misalnya, rima, irama dan yang lainnya, tidak lagi terlalu diperhatikan dalam
penyusunan puisi kontemporer.
Puisi kontemporer adalah bentuk puisi kekinian. Puisi tidak lagi
dipandang sebagai karya sastra yang terikat oleh bentuk dan rima, tetapi
sebuah puisi diciptakan untuk menyampaikan gagasan. Chairil Anwar
dipandang sebagai pelopor revolusi bentuk puisi. Baginya bentuk puisi itu
tidak penting. Yang penting adalah ujud pengucapan bantin.
Sebenarnya puisi-puisi Chairil Anwar pun sudah dapat dikatakan
sebagai puisi kontemporer karena bentuk fisik puisinya menjadi contoh
penyair-penyair berikutnya, bahkan sampai sekarang. Namun, istilah
kontemporer sendiri mulai poluper pada era 70-an. Sutardji Calzoum Bahcri
sebagai pelopornya.

12
Sutarji Calzoum Bachri menulis puisi menempatkan bentuk fisik puisi
dalam kedudukan yang terpenting. Pengulangan kata dan bunyi adalah
kekuatan puisinya. Sutardji ingin mengembalikan puisi pada pada hakikatnya,
yaitu sebagai doa. Bentuk doa selalu ada persamaan ritma layaknya sebuah
mantra.
Puisi Kontemporer lebih mengutamakan unsur fisiknya karena
lebih mementingkan tipografi dengan gambar atau bentuk grafisnya
(Waluyo, 1995: 5-22). Sutardji Calzum Bachri dianggap sebagai pembaharu
dunia puisi Indonesia dan termasuk pelopor puisi Kontemporer. Sutardji
mementingkan bentuk fisik (bunyi). Ulangan kata, frasa,dan bunyi menjadi
kekuatan puisinya.
a. Ragam Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer bisa dibedakan menjadi beberapa ragam sebagai
berikut:
1) Puisi Tanpa Kata, yaitu puisi yang sama sekali tidak menggunakan
kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya di gunakan titik-
titik, garis, huruf, atau simbol-simbol lain.
2) Puisi Mini Kata, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata
dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan symbol lain
yang berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.
3) Puisi Multi Lingual, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan
kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun
bahasa asing.
4) Puisi Tipografi, yaitu puisi kontemporer yang memandang bentuk
atau wujud fisik puisi mampu memperkuat ekspresi puisi. Bahkan
wujud fisik puisi dipandangg sebagai salahh satu unsure puisi,
sebagai suatu tanda yang memiliki makna tertentu, yang tidak
terlepas dari keseluruhan makna puisi.
5) Puisi Supra Kata, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata-
kata konvensional yang dijungkir-balikkan atau penciptaan kata-
kata baru yang belum pernah ada dalam kosakata bahasa Indonesia.
Puisi macam ini lebih mementingkan aspek bunyi dan ritme,

13
sehingga merangsang timbulnya suasana magis (cenderung sebagai
puisi mantra).
6) Puisi Idiom Baru. Puisi ini dibedakan dengan puisi konvensional
terutama oleh penggunaan idiom-idiom baru yang terdapat
didalamnya. Puisi idiom baru tetap menggunakan kata sebagai alat
ekspresinya, tetapi kata tersebut dibentuk dan diungkapkan dengan
cara baru, diberi nyawa baru. Digunakan idiom-idiom baru yang
belum pernah dijumpai sebelumnya.
7) Puisi Mbeling. Puisi ini pada umumnya mengandung unsur humor,
bercorak kelakar. Dalam puisi ini sering terdapat unsure kritik,
terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak meng’haram’kan
penggunaan suatu kata. Semua kata mempunyai hak yang sama
dalam penulisan puisi ini.
4. Puisi Modern
Puisi modern adalah bentuk puisi yang benar-benar bebas maksudnya
bebas dalam bentuk maupun isi. Jenis puisi modern tidak lagi terikat oleh
aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang biasa digunakan pada puisi
lama maupun puisi baru (Suroto, 1989: 58). Menurut Jalil (1990) puisi
modern ini muncul, sejak kehadiran Jepang di Indonesia. Walaupun
kehadiran Jepang di Indonesia memberikan kesengsaraan bagi masyarakat,
namun bagi penyair memberikan kandungan keuntungan yang sangat besar,
yaitu adanya kebebasan menggunakan bahasa indonesia.
Kebebasan menggunakan bahasa indonesia oleh penyair, digunakan
sebagai alat untuk menghembuskan napas kebencian pada Jepang. Penyair
angkatan ini dikategorikan sebagai penyair angkatan 1945, dan karya-karya
puisinya termasuk dalam kelompok puisi modern. Diantara puisi modern; (1)
berjudul “Aku” karya Chairil Anwar, (2) berjudul “Padamu Jua” Karya Amir
Hamzah
a. Ciri – Ciri Puisi Modern
Adapun ciri - ciri puisi modern yang dikemukakan oleh Masduki (2011)
adalah sebagai berikut :
1) Bentuknya bebas tetapi mengutamakan ekspresi jiwa.

14
2) Penulisannya cenderung eksperimen.
3) Tata tulis atau tipografinya mendukung keindahan.
4) Setiap kata atau bunyi diusahakan mendukung makna,
membangkitkan imajinasi dan bernilai estetis (mengandung
keindahan atau seni

D. Jenis Makna Dalam Puisi


Pembagian kedua jenis makna ini didasarkan ada tidaknya penambahan
makna pada makna dasar suatu kata berdasarkan nilai rasa, pikiran, atau
tanggapan kita.
1. Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun
dari makna asalnya.
2. Makna konotatif adalah makna yang telah mengalami penambahan dari
makna asalnya. Ada tidaknya penambahan makna itu dapat diketahui
setelah kata itu digunakan dalam kalimat.

E. Penggunaaan Majas Dalam Puisi


Majas menjadi unsur penting dalam sebuah karya tulis, khususnya puisi.
ini dapat menjadi daya tarik puisi, mampu menimbulkan suasana segar, hidup, dan
memberikan kejelasan dalam pencitraan. Majas mampu mengimbau indra
pembaca karena sering lebih konkret daripada ungkapan harfiah. Selain itu, majas
pun lebih ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam kata biasa.
Berikut penjelasan mengenai macam - macam majas yang sering
digunakan dalam karya tulis :
1. Perumpamaan (Simile)
Perumpamaan (simile) adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya
berlainan dan dengan sengaja kita anggap sama. Perbandinganitu secara
eksplisit dijelaskan dengan pemakaian kata bagai, sebagai, ibarat, seperti,
bak, laksana, semisal, seumpama, umpama, dan serupa.
2. Metafora
Metafora adalah perbandingan yang dilakukan secara implisit antara dua
hal yang berbeda. Metafora hampir sama dengan perumpamaan, hanya

15
saja dalam metafora perbandingan dilakukan secara langsung tanpa
menggunakan kata bagai, sebagai, ibarat, seperti, bak, laksana, semisal,
seumpama, umpama, dan serupa.
3. Personifikasi
Personifikasi adalah majas yang melekatkan sifat-sifat insani (manusiawi)
pada benda-benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak Penggunaan
majas personifikasi dapat memberi kejelasan dan memberikan bayangan
angan (citraan) yang konkret.
4. Alegori
Alegori adalah ceritakisahan yang mengisahkan hal lain atau kejadian lain.
Alegori dapat dikatakan sebagai metafora yang dilanjutkan. Jadi
memahami majas alegori harus dari keseluruhan isi puisi.
5. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya
dimaksudkan, baik jumlah, ukuran, atau sifat-sifatnya. Tujuan penyair
menggunakan majas hiperbola adalah untuk mendapatkan perhatian yang
lebih saksama dari pembaca. Dengan kata lain, penyair berusaha mencuri
perhatian pembacaagar terus tertarik untuk memahami puisinya.
6. Litotes
Litotes sering dikatakan kebalikan dari hiperbola, yaitu majas yang di
dalam pengungkapannya menyatakan sesuatu yang positif dengan bentuk
yang negatif atau bentuk yang bertentangan. Litotes mengurangi atau
melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya.
7. Metonimia
Metonimia berasal dari bahasa Yunani Metonima adalah sejenis majas
yang mempergunakan nama sesuatu barang untuk sesuatu yang lain yang
berkaitan erat dengannya. Moeliono mengatakan bahwa metonimia adalah
majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan
orang, barang, atau hal, sebagai penggantinya.
8. Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama bagian sebagai
pengganti nama keseluruhannya atau sebaliknya. Sinekdoke digunakan

16
untuk melihat kejadian langsung dari sumber yang menimbulkan peristiwa
hingga gambaran lebih konkret. Ada dua macam sinekdoke, yakni pars pro
toto dan totem.
a. Pars pro toto adalah sinekdoke bagian untuk keseluruhan.
Maksudnya untuk menonjolkan suatu hal dengan menyebutkan
salah satu bagian yang terpenting dari keseluruhan hal, keadaan, atau
benda dalam hubungan tertentu. Misalnya, untuk menggambarkan
orang, hanya menyebutkan suara , mata, hidung, atau bagian tubuh
yang lain.
b. Totem pro parte adalah sinekdoke yang menyebutkan keseluruhan
atau melihat sesuatu secara generalisasi untuk menonjolkan sebagian.

F. Contoh Puisi Dan Analisinya


1. Contoh Puisi berjudul “Doa” karya Chairil Anwar
DOA
KEPADA PEMELUK TEGUH

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh


mengingat Kau penuh seluruh

cahayaMu panas suci


tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk


remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

17
Analisis berjudul “Doa” karya Chairil Anwar
1. Tema
Puisi ³Doa´ karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema tentang
Ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti:
a. Pertama
Diksi yang digunakan sangat kentaldengan kata-kata bernaka ketuhanan
Kata “dua” yang digunakan sebagai judul menggambarkan sebuah
permohonan atau komunikasi seorang penyair dengan SangPencipta
Kata-kata lain yang mendukung tema adalah:
Tuhanku, nama-Mu, mengingat Kau,cahaya-Mu, di pintu-Mu
b. Kedua
Dari segi isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungandirinya
yang menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan Dari cara penyair
memaparkan isi hatinya, puisi´Doa´sangat tepat bila digolongkan
padaaliran ekspresionisme yaitu sebuah aliran yang menekankan
segenap perasaan atau jiwanya.
Perhatikan kutipan larik berikut :
1) Biar rusah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh
2) Aku hilang bentuk remuk
3) Di Pintu-Mu aku mengetuk Aku tidak bisa berpaling Puisi yang
bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog dirinya
denganTuhan
Kata “Tuhan´ yang disebutkan beberapa kali memperkuat bukti tersebut,
seolah-olah penyair sedang berbicara dengan Tuhan
2. Nada dan Suasana
Nama berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) atau sikap
penyair terhadap pembaca Sedangkan suasana berarti keadaan perasaan
pembaca sebagai akibat pembacaan puisi. Nada yang berhubungan dengan
tema ketuhanan menggambarkan betapa dekatnyahubungan penyair
dengan Tuhannya Berhubungan dengan pembaca, maka puisi ³Doa
´tersebut bernada sebuah ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini

18
tidak bias berpaling dari ketentuan Tuhan Karena itu, dekatkanlah diri kita
dengan Tuhan Hayatilah makna hidup ini sebagai sebuah pengembaraan di
negeri asing´
3. Perasaan
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair Dalam puisi ´Doa´
gambaran perasaan penyair adalah perasaan terharu dan rindu Perasaan
tersebut tergambar dari diksiyang digunakan antara lain: termenung,
menyebut nama-Mu, Aku hilang bentuk, remuk, Akutak bisa berpaling.
4. Amanat
Sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ´Doa´ ini berisi amanat
kepada pembacaagar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan
Tuhan
Agar bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung
(termenung) seperti yang dicontohkan penyair Penyair juga
mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah sebuah ´pengembaraan
di negeriasing´ yang suatu saat akan kembali juga Hal ini dipertegas
penyair pada bait terakhir sebagai berikut:Tuhanku,DiPuntu-Mu Aku
mengetuk Aku tidak bisa berpaling
2. Contoh Puisi Berjudul “Hampa”

“HAMPA”
Ketika tembulan telah nampak.
Aku terdiam tanpa sebuah kata.
Dengan tetes air mata.
Aku teringat akan cintamu.

Tak ada suara sedikitpun.


Semuanya terdiam, membisu, sunyi …
Ketika rembulan telah nampak.
Seakan wajahmu terlintas sudah.
Dengan senyuman mu yang berlalu.
Aku rindu … rindu akan dirimu …

Semua terasa hampa.


Tubuh ini terasa menjadi kaku.
Mengingat kenangan yang telah lalu bersamamu.
Disebuah malam yang penuh dengan tanda tanya ?

19
Kembalilah…
Jangan biarkan hati ini terus merindu.
Jangan biarkan hati ini menunggu.
Jangan biarkan hati ini rapuh karenamu.
Aku rindu … rindu akan dirimu …

Analisi Puisi berjudul “Hampa”


1. Tema
Tema dari puisi diatas adalah kerinduan seorang kekasih. Dimana sang
kekasih sedang menunggu kedatangan kekasihnya untuk kembali seperti
yang dulu.
2. Rasa dan Nada
Adapun rasa yang terkandung dalam puisi tersebut adalah sabar, pasrah,
dan sedih. Sebab itu terlihat dari kata “Dengan tetes air mata” dan “Aku
teringat akan dirimu”
3. Pesan atau Amanat
Pesan atau amanat yang terkandung dalam puisi tersebut adalah ditujukan
untuk seorang kekasih yang sedang menjalin sebuah hubungan.
Maksudnya adalah jangan pernah pergi, jika tidak sanggup untuk kembali.
4. Rima atau Persajakan
Rima yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Jangan biarkan hati ini merindu “
“Jangan biarkan hati ini menunggu”
“Jangan biarkan hati ini rapuh karenamu”
5. Ritma atau Irama
Ritma yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Jangan biarkan hati ini merindu “
“Jangan biarkan hati ini menunggu”
“Jangan biarkan hati ini rapuh karenamu”
6. Metrum atau Matra
Metrum yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Aku rindu … rindu akan dirimu … “
7. Diksi
Diksi yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :

20
“Ketika rembulan telah nampak”
8. Gaya Bahasa dan Majas
Gaya bahasa yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Disebuah malam yang penuh dengan tanda tanya ? “
9. Majas yang terdapat dalam puisi tersebut terletak pada :
“Jangan biarkan hati ini merindu “
“Jangan biarkan hati ini menunggu”
“Jangan biarkan hati ini rapuh karenamu

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau
”Poesis” yang berarti pembuatan.
2. Puisi bahasa inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat
atau pembuatan, karena lewat puisi pada dasarnya seseorang telah
menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau
gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
3. Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan-aturan itu
antara lain : Jumlah kata dalam satu baris, Jumlah baris dalam satu bait,
Persajakan ( rima ), banyak suku kata tiap baris dan irama.
4. Puisi baru adalah suatu jenis puisi modern yang sudah tidak terikat lagi oleh
aturan-aturan atau dibuat secara bebas oleh sang pengarang, dan puisi ini
ada atau lahir setelah puisi lama.
5. Puisi modern adalah bentuk puisi yang benar-benar bebas maksudnya bebas
dalam bentuk maupun isi.

B. Saran
Meskipun puisi baru sudah tidak terikat lagi oleh aturan-aturan atau dibuat
secara bebas baik dalam bentuk maupun isinya, tetapi kita dalam membuat suatu
karya tetap harus memperhatikan kaidah seni yang baik.
Penulis menyarankan agar pembaca lebih memperbanyak lagi referensi-
referensi mengenai teori dan pengajaran puisi selain makalah ini. Ini dikarenakan
oleh keterbatasan penulis dalam mencari referensi-referensi dalam penyusunan
makalah ini.

22
DAFTAR PUSTAKA

http://gudangbukuku.wordpress.com//02/12/puisi-lama-dan-puisi-baru/
http://zeepro.blogspot.com/2012/02/makalah-puisi-.html
www.wikipedia.puisi.com
http://www.mishba7.com/2015/04/pengertian-puisi-baru-ciri-jenis.html
http://situspuisi.blogspot.co.id/2014/10/puisi-baru-beserta-contohnya.html
http://materipuisi.blogspot.co.id/2011/11/puisi-kontemporer.html
http://afifakarya.blogspot.co.id/2013/07/puisi-modern_17.html

23

Anda mungkin juga menyukai