SASTRA
Daftar Isi ⇅
Pengertian Puisi
Secara etimologis, puisi berasal dari kata poites (bahasa Yunani), yang
artinya membangun, pembuat, atau pembentuk. Sementara itu, dalam
bahasa latin istilah ini muncul dari kata poeta, yang bermakna
membangun, menimbulkan, menyebabkan, dan menyair.
Selanjutnya, kata tersebut mengalami penyempitan makna menjadi hasil
karya seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat, prinsip atau
aturan tertentu dengan menggunakan rima, irama, sajak dan kadang-
kadang kata kiasan (Sitomorang, 1980, hlm. 10).
Herman J. Waluyo
Waluyo (2002, hlm. 1), mengungkapkan bahwa puisi adalah karya sastra
dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan
bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Watt-Dunton
Suroto
Suroto (1989, hlm. 40) berpendapat bahwa secara bebas dapat dikatakan
bahwa puisi adalah karangan yang singkat, padat, pekat.
Pradopo
Herbert Spencer
Unsur Fisik
Unsur fisik berarti berbagai pembentuk suatu tema dalam bentuk yang
tampak langsung seperti kata konkrit, diksi (pemilihan kata), gaya bahasa,
imaji (pengimajinasian), dsb. Unsur-unsur fisik tersebut akan dijabarkan
pada penjelasan di bawah ini.
Diksi (Pemilihan Kata)
Imaji (Pengimajinasian)
Imaji adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan suasana,
perasaan atau bentuk imajinasi lainnya berupa imajinasi berbagai indera
manusia seperti pendengaran, pengelihatan, hingga ke sentuhan.
Kata konkret
Yang dimaksud kata konkret adalah kata yang mewakili sebuah makna
wujud, fisik; benar-benar mewakili sesuatu yang wujudnya nyata dan sudah
tidak abstrak atau tidak jelas. Boleh dibilang kata konkret adalah kebalikan
dari kata simbol, konotasi atau gaya bahasa lain yang tidak mewaikili objek
atau subjek yang sebenarnya.
Majas adalah susunan kata atau suatu kalimat yang dapat memancarkan
banyak makna sekaligus melalui gaya bahasa yang disampaikan secara
imajinatif dan kiasan dengan cara membandingkan, melebih-lebihkan, dsb.
Tipografi
Tipografi adalah tata letak berbagai satuan bahasa dalam puisi. Apakah
puisi itu terdiri dari satu dua bait dengan rima yang sama, lalu dua bait lagi
berbeda. Kemudian satu bait itu terdiri dari berapa baris? Bagaimana
keterhubungan antar bait, dsb.
Unsur Batin
Sebaliknya dari unsur fisik, unsur batin adalah hal-hal yang tidak tampak
atau tak kasat mata, namun secara tidak langsung kehadirannya dapat
dirasakan. Unsur batin puisi meliputi: tema (sense), perasaan (feeling),
nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention)
(Waluyo, 1987, hlm. 106).
Tema
Tema adalah gagasan pokok yang ingin dibawakan oleh penyair dalam
puisinya, berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam pengembangan
puisinya. Misalnya tema yang diangkat adalah cinta, maka keseluruhan
pembentuk puisinya akan dilandaskan berdasarkan sesuatu yang
berhubungan dengan cinta.
Perasaan (Ekspresi)
Nada adalah skap tertentu yang dibuat oleh penyair terhadap pembaca:
apakah puisi bersifat menasehati, menyindir, atau hanya memberikan
suatu gagasan dan cerita tertentu. Sementara suasana adalah akibat yang
ditimbulkan dari sikap, ekspresi dan unsur lain dari puisi terhadap
pembacanya.
Amanat
Puisi lama adalah puisi yang masih terikat oleh berbagai ketentuan dan
aturan. Misalnya jumlah baris puisi harus sama dan setiap bait memiliki
rima yang sama pula. Contoh jenis puisi lama atau klasik adalah sebagai
berikut.
1. Pantun
Pantin adalah syair yang terdiri dari empat larik dengan persamaan
asonansi atau rima ab-ab.
2. Gurindam
Syair gurindam terdiri dari dua bait yang setiap baitnya terdiri dari dua
baris dengan rima yang senada.
3. Mantra
Puisi ini adalah bentuk baru atau modern yang tidak terikat terhadap
berbagai aturan atau ketentuan tertentu. Sehingga menghasilkan karya
yang jauh lebih dinamis dan lebih beragam dari bentuk-bentuk lamanya.
Contohnya sangat beragam dan sebetulnya lebih merujuk ke genre atau
gaya tertentu saja.
Contoh puisi baru misalnya:
1. Ode
Ode adalah puisi berupa sanjungan terhadap seseorang yang berjasa atau
dihormati oleh penulisnya.
2. Balada
Puisi Kontemporer
Puisi kontemporer adalah puisi yang ingin lebih terbebas lagi dari berbagai
ikatan konvensional puisi itu sendiri seperti: tata ungkap klise, nada-nada
minor yang menjemukan dan kecarutmarutan tercampurnya budaya
populer dengan puisi.
Singkatnya, puisi ini lebih radikal dari puisi modern dan ingin terbebas lagi
dari berbagai limitasi-limitasi yang telah terbentuk oleh pandangan
masyarakat umum terhadap puisi.
Contohnya adalah berbagai puisi yang justru mengangkat imaji yang tidak
indah dan suasana tidak menyenangkan. Puisi kontemporer dapat memuat
imaji terminal kotor yang bau pesing dan dipenuhi oleh angkot-angkot
kosong yang kehilangan penumpangnya.
Artikel Terkait
10-Oktober-2019
Gabung ke Percakapan
3 tare
Sani berkata:
24-Desember-2020 pada 21:57
Mantap 👍 terima kasih min untuk artikelnya tentang Pengertian Puisi, Jenis Puisi, Ciri-ciri
Puisi. Disini saya sangat terbantu dengan semua ini sebagai pelajar, Semoga tuhan membalas
apa yang anda kerjakan saat ini sangat bermanfaat tentunya.
Gamal Thabroni berkata:
Expand comments
© 2022 serupa.id.