Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Puisi secara Etimologis

Secara etimologis, puisi berasal dari kata poites (bahasa Yunani), yang artinya membangun,
pembuat, atau pembentuk. Sementara itu, dalam bahasa latin istilah ini muncul dari
kata poeta, yang bermakna membangun, menimbulkan, menyebabkan, dan menyair.

Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

Herman J. Waluyo

Waluyo (2002, hlm. 1), mengungkapkan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata
kias (imajinatif).

Watt-Dunton

Menurut Watt-Dunton (dalam Situmorang, 1980) puisi adalah ekpresi konkret yang bersifat
artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.

Aisyah

Puisi merupakan hasil penafsiran penyair terhadap kehidupan (Aisyah, 2007, hlm. 2).

Suroto

Suroto (1989, hlm. 40) berpendapat bahwa secara bebas dapat dikatakan bahwa puisi adalah
karangan yang singkat, padat, pekat.

Pradopo

Pradopo (1995) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dan interpretasi dari berbagai
pengalaman manusia yang penting, digubah dalam bentuk atau wujud yang paling berkesan.

Herbert Spencer

Puisi adalah salah satu bentuk pengungkapan gagasan yang bersifat emosional dengan
mempertimbangkan keindahan dan efek estetis lainnya.
Dunton

Puisi adalah pemikiran manusia secara konkret namun artistik dalam bahasa yang berirama
atau berima seperti musik.

Samuel Taylor Coleridge

Coleridge berpendapat bahwa puisi adalah kata-kata terindah dalam susunan yang terindah
pula.

Unsur Unsur Puisi (Struktur Puisi)

Pengertian puisi juga harus dipahami melalui unsur-unsur pembentuk yang menjadikan suatu
karya menjadi puisi. Secara garis besar, unsur-unsur puisi terbagi menjadi dua macam, yaitu
struktur fisik dan struktur batin (Kosasih, 2012, hlm. 97; Waluyo, 1987, hlm. 106) . Di bawah
ini adalah penjabaran dari masing-masing unsur tersebut.

Unsur Fisik

Unsur fisik berarti berbagai pembentuk suatu tema dalam bentuk yang tampak langsung
seperti kata konkrit, diksi (pemilihan kata), gaya bahasa, imaji (pengimajinasian), dsb. Unsur-
unsur fisik tersebut akan dijabarkan pada penjelasan di bawah ini.

Diksi (Pemilihan Kata)

Kata-kata dalam puisi merupakan hasil pertimbangan dan pemilihan penulisnya, baik itu
secara makna, susunan bunyi, atau hubungan antar kata dalam setiap baris dan baitnya.
Biasanya puisi akan menggunakan kata konotasi (bermakna tidak sebenarnya) dan kata
berlambang atau kata yang mewakili makna lain.

Imaji (Pengimajinasian)

Imaji adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan suasana, perasaan atau bentuk
imajinasi lainnya berupa imajinasi berbagai indera manusia seperti pendengaran,
pengelihatan, hingga ke sentuhan.

Kata konkret

Yang dimaksud kata konkret adalah kata yang mewakili sebuah makna wujud, fisik; benar-
benar mewakili sesuatu yang wujudnya nyata dan sudah tidak abstrak atau tidak jelas. Boleh
dibilang kata konkret adalah kebalikan dari kata simbol, konotasi atau gaya bahasa lain yang
tidak mewaikili objek atau subjek yang sebenarnya.

Majas (Bahasa Figuratif)

Majas adalah susunan kata atau suatu kalimat yang dapat memancarkan banyak makna
sekaligus melalui gaya bahasa yang disampaikan secara imajinatif dan kiasan dengan cara
membandingkan, melebih-lebihkan, dsb.

Misalnya majas hiperbola berarti gaya bahasa yang melebih-lebihkan, metafora adalah
membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain namun masuk akal, hingga personifikasi
yang memanusiakan sesuatu yang bukan manusia; nyiur melambai.

Versifikasi

Versifikasi adalah semua hal yang bersinggungan dengan bunyi dalam setiap kata, baris dan
bait puisi. Terdiri dari rima, ritma dan metrum. Rima adalah pengulangan bunyi yang sama
dari suatu bait puisi. Sementara Ritma adalah susunan turun naiknya bunyi secara teratur
dalam suatu baris. Kemudian, metrum adalah satuan irama yang ditentukan oleh jumlah dan
tekanan suku kata dalam setiap baris puisi, lebih banyak huruf vokal “i” atau “u” dalam suatu
baris?

Tipografi

Tipografi adalah tata letak berbagai satuan bahasa dalam puisi. Apakah puisi itu terdiri dari
satu dua bait dengan rima yang sama, lalu dua bait lagi berbeda. Kemudian satu bait itu
terdiri dari berapa baris? Bagaimana keterhubungan antar bait, dsb.

Unsur Batin

Sebaliknya dari unsur fisik, unsur batin adalah hal-hal yang tidak tampak atau tak kasat mata,
namun secara tidak langsung kehadirannya dapat dirasakan. Unsur batin puisi meliputi: tema
(sense), perasaan (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat
(intention) (Waluyo, 1987, hlm. 106).

Tema

Tema adalah gagasan pokok yang ingin dibawakan oleh penyair dalam puisinya, berfungsi
sebagai landasan utama penyair dalam pengembangan puisinya. Misalnya tema yang
diangkat adalah cinta, maka keseluruhan pembentuk puisinya akan dilandaskan berdasarkan
sesuatu yang berhubungan dengan cinta.
Perasaan (Ekspresi)

Puisi dapat mewakili ekspresi dan berbagai perasaan penulisnya. Ekspresi itu dapat berupa
rasa syukur, kerinduan, kegelisahan, atau pernyataan kasih sayangnya terhadap seseorang,
hingga kekaguman terhadap keindahan alam.

Nada dan Suasana

Nada adalah skap tertentu yang dibuat oleh penyair terhadap pembaca: apakah puisi bersifat
menasehati, menyindir, atau hanya memberikan suatu gagasan dan cerita tertentu. Sementara
suasana adalah akibat yang ditimbulkan dari sikap, ekspresi dan unsur lain dari puisi terhadap
pembacanya.

Amanat

Merupakan makna berupa pesan atau gagasan keseluruhan yang dapat disimpulkan atau ingin
disampaikan oleh Penulisnya. Apakah Penyair mengajak kita untuk berbuat suatu kebaikan,
menanggapi suatu isyu sosial, menjadi lebih kritis terhadap suatu masalah, dsb.

Anda mungkin juga menyukai