Anda di halaman 1dari 9

Modul Materi Tambahan Teks Puisi

A. Pengertian Puisi
Suherli dkk (2015), puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai
karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif. Puisi adalah ekspresi
dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan
yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa, yang mempergunakan setiap
rencana yang matang dan bermanfaat (Lascelles dalam Djojosuroto, 2005).

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang mewakili perasaan penulisnya. Puisi
sering disebut sebagai seni merangkai kata yang di dalamnya menyiratkan hubungan tanda
dengan makna (Yunus, 2015). Intinya dari tiga pendapat para ahli di atas puisi dapat diartikan
sebagai karya sastra  yang sangat erat kaitannya dengan pengalaman imajinatif dan perasaan
penulis, kemudian ditulis dengan pilihan diksi yang indah dan memiliki hubungan tanda
dengan makna.

B. Komponen Puisi

Terdapat tiga komponen penting puisi yang perlu dipahami, berikut ini penjelasannya :

1. Menentukan Suasana Puisi, ketika mendengar lagu pastilah kamu akan merasakan
suatu perasaan baik sedih, bahagia, kecewa, gelisah, marah, dan perasaan lainnya.
Perasaan tersebut tercipta bukan hanya karena musik lagu tersebut saja, tetapi juga lirik
lagu. Sama halnya ketika sedang membaca sebuah puisi, kamu juga akan mendapat
sebuah perasaan tersebut. Perasaan itulah yang disebut suasana puisi. Lebih
sederhananya, suasana puisi merupakan keadaan jiwa atau psikologis pembaca ketika
membaca puisi. Setiap judul puisi akan memgakibatkan suasana puisi yang berbeda
ketika dibaca. Hal tersebut karena ada ruh yang ditaruh oleh penyair, sehingga membuat
perasaan pembaca larut dan menimbulkan suasana puisi.

2. Menentukan Tema Puisi, semua karya sastra pastilah memiliki tema, contohnya adalah
puisi. Tema ini merupakan gagasan pokok atau ide pokok yang mendasari
terciptanya sebuah puisi. Jenis tema beragam, mulai tema agama, kemanusiaan, cinta-
kasih, budaya, kritik sosial, dan sebagainya. Sehingga, tak salah jika tema dapat
dikatakan sebagai inti permasalahan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
Nah, untuk menentukan tema, pembaca harus mengamati diksi-diksi yang sering keluar
dalam puisi yang diidentifikasi. Diksi-diksi itulah yang dapat menjadi kata kunci karena
membawa kita ke tema. Misalnya, tema cinta pastilah diksi-diksi yang digunakan tidak
jauh dari cinta dan konotasinya, dan seterusnya.

3. Menentukan Makna Puisi, makna atau juga biasa dikenal dengan amanat merupakan
pesan yang disampaikan penulis puisi pada pembaca. Pesan tersebut dapat tersirat
maupun tersurat. Tentu saja, setiap pembaca akan menemukan makna yang sama ataupun
berbeda dengan pembaca lain.  Hal tersebut karena setiap pembaca bebas untuk
memapresiasi atau menafsirkan makna puisi sendiri-sendiri. Makna atau pesan tersebut
dapat ditemukan lebih dari satu oleh setiap pembaca akan menemukan jumlah makna
puisi berbeda dengan yang lain.

C. Unsur Pembangun Puisi

Menurut Yunus (2015:59) Struktur unsur batin puisi terdiri atas: tema, nada, rasa, dan
amanat. Struktur Unsur fisik puisi terdiri atas: diksi, imaji, bahasa figuratif, kata konkret,
tipografi, ritme dan rima. Nah, untuk lebih jelasnya, mari kita bedah satu per satu unsur
pembangun puisi tersebut.

1. Struktur Unsur Batin Puisi

a. Tema

Waluyo (2002:17) tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui
puisinya. Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan (religius), tema
kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial,
demokrasi, dan tema kesetiakawanan. Suherli, dkk. (2015:247) tema adalah ide dasar yang
mendasari sebuah tulisan, termasuk puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang
ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
b. Nada

Effendi (dalam Djojosuroto, 2005:25) nada sering dikaitkan dengan suasana. Jika nada
berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) dan sikap penyair terhadap pembaca
(tone), maka suasana berarti keadaan perasaan yang ditimbulkan oleh pengungkapan nada dan
lingkungan yang dapat ditangkap oleh panca indera.

c. Perasaan

Djojosuroto (2004:26) mengemukakan bahwa dalam puisi dijadikan tempat atau wadah
untuk mengungkapkan perasaan penyair. Puisi dapat mengungkapkan perasaan gembira, sedih,
terharu, takut, gelisah, rindu, penasaran, benci, cinta, dendam, dan sebagainya.

d. Amanat

Djojosuroto (2004:27) menyatakan bahwa puisi mengandung amanat atau pesan atau
himbauan yang disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat dapat dibandingkan dengan
kesimpulan tentang nilai atau kegunaan puisi itu bagi pembaca. Setiap pembaca dapat
menafsirkan amanat sebuah puisi secara individual. Pembaca yang satu dengan pembaca yang
lain mungkin menafsirkan amanat secara berbeda.

2. Struktur Unsur Fisik Puisi

a. Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Media pengungkapan puisi sebagai pengalaman estetis adalah
dengan kata-kata. Memilih, memilah, dan menentukan kata yang akan digunakan untuk
mengungkapkan perasaan adalah diksi (Sutardi, 20012:27).

b. Pengimajian

Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya. Pengimajian adalah


kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan
oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji
visual), didengar (imaji auditif), atau dirasa (imajitaktil) (Waluyo, 2002:10-11).

c. Bahasa figuratif

Majas adalah bahasa kiasan untuk melukiskan sesuatu dengan jalan membandingkan,
mempertentangkan, mempertautkan, atau mengulangi katanya. Makna yang terkandung dalam
majas bukanlah arti yang sebenarnya, namun merupakan arti kiasan. Tujuan majas adalah untuk
meningkatkan nilai keindahan suatu kata, terutama dalam dalam puisi (Nadjua, Tanpa
Tahun:18).

d.Kata konkret

Suherli dkk. (2015:265) kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji
karena dapat ditangkap dengan indera. Kata konkret berkaitan dengan wujud fisik objek
sehingga dapat membangkitkan imajinasi pembaca.

e. Tipografi (Tata Wajah)

Jabrohim dkk. (2009:54) menyebutkan bahwa tipografi merupakan pembeda yang paling
awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama.

Karena itu ia merupakan pembeda yang sangat penting. Tipografi juga bisa diartikan
sebagai pengelolaan baris tiap baitnya. Hal ini yang membedakan antara puisi yang satu dengan
puisi yang lainnya.

f. Irama (Ritme)

Menurut Waluyo (2002:12-13) irama (ritme) berhubungan dengat pengulangan bunyi,


kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi (khususnya puisi lama), irama berupa pengulangan yang
teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Irama dapat juga
berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-ulang
dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi.
g. Rima

Rima adalah pengulangan kata. Rima bisa disebut juga dengan sajak (Nadjua, Tanpa
Tahun:9).

D. Mendemontrasikan Puisi

Mendemonstrasikan atau mendeklamasikan puisi di atas panggung tentu sudah menjadi


hal yang biasa kalian lihat. Seorang pembaca puisi yang bagus mampu menjiwai puisi yang
dibacakan dengan baik. Hal ini akan membuat pendengar bisa merasakan suasana puisi dan
mampu menangkap makna puisi tersebut. Hal itu akan tercapai ketika pembaca puisi tidak hanya
mengandalkan permainan vokal tetapi juga memperhatikan ekspresi, intonasi, dan gerakan
tubuhnya saat membaca puisi. Pada bagian ini kamu akan belajar membacakan puisi dengan
memperhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi yang baik

Beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu mengetahui cara
membacanya. Antara lain :

1. Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan
irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat dan lambat.

2. Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas, misalnya
saja dalam menucapkan huruf-huruf vokal a, 1, u, e, o, ai dan au.

3. Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi.
Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kita pun harus
bisa menggambarkan isi puisi sedih tersebut.

4. Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa-gesa Sehingga tidak
akan mengganggu ketika membaca puisi.

5. Penampilan, artinya kepribadian atau sikap kita saat di panggung. Usahakan harus tenang,
tidak gelisah,, tidak gugup, berwibawa, dan meyakinkan ( tidak demam panggung ). Termasuk
kostum yang dipakai disesuaikan dengan tema dan judul puisi.

6. Intonasi ( tekanan dinamik dan tekanan tempo ). Intonasi adalah ketepatan penyajian dalam
mementukan keras/kuat lemahnya, tinggi rendanya, panjang pendeknya pengucapan suatu kata
dalam puisi. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu Tekanan Dinamik ( tekanan pada kata-kata yang
dianggap penting ) dan Tekanan Tempo ( cepat lambat pengucapan suku kata ).

7. Gerak tubuh anggota badan ( seperti tangan, kepala dan anggota tubuh lain ).

8. Afresiasi ( pengahayatan dan pemahaman ) dalam membaca kata-kata puisi. Sehingga


pembaca merasakan dan masuk dalam suasana dan dunia puisi yang dibacakan.

E. Teknik Membaca Puisi

1. Membaca puisi secara berulang-ulang.

2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda/ berhenti sejenak. Jedah
pendek dengan tanda ( / ) dan jeda panjang ( // ) Penjedahan pendek diberikan pada frasa/kata
sedangkan penjedahan panjang diberikan pada akhir klausa/kalimat dalam puisi

3. Memahami suasana dan menghayati, tema dan makna dalam puisi yang dibaca.
Perhatikan contoh puisi dan sebelumnya berikan tanda jeda.

CITA-CITA MULIA MU
KARYA : MAZLAN
TUBUHMU LUNGLAI TAK BERUPA
WAJAHMU HILANG BENTUK, ENTAH KEMANA
DISUDUT-SUDUT KECERIAN ADA KEGUNDAAN
TERPAUT MENJADI SATU, ITULAH KEJADIANNYA
ADAKAH PERISTIWA KEMBALI TERURAI ?
ADAKAH MIMPI KEMBALI TERCAPAI ?
ANGAN-ANGANMU JAUH DI ANTARA SABANG SAMPAI KE MARAUKE
IA TERBANG TINGGI MENJELAJAHI ANGKASA LUAR
TINGGAL LANDAS DI ATMOSFIR-ATMOSFIR BUMI
DAN KEMBALI DI DASAR PERUT BUMI YANG PALING DALAM

HAI..... PARA PENCARI ILMU


UKIRLAH KATA-KATA ITU DI BATU TUHANMU
SINGKAPLAH TABIR-TABIR RAHASIA SANG KHOLIKMU
TEMUKAN DIDASAR-DASAR LAUTAN DAN SAMUDRA
BIARKAN BADAI HUJAN, PETIR DAN KILAT MENYAMBAR
TUK TETAP BERDIRI DALAM KEINGINAN DAN CITA-CITAMU YANG BERSINAR

PATAMORGANA BUKANLAH TUJUAN MU


UNGKAPAN-UNGKAPAN OPINI BUKANLAH ARAH HIDUPMU
ANGAN-ANGAN HARUS DIBALUT DENGAN CITA-CITA
DAN DIBUNGKUS DENGAN KEYAKINAN DI DADA
PEGANG ! GENGGAM ! DAN IKAT DIA DI POHON-POHON KEIMANAN
AGAR TETAP KOKOH SEUMPAMA KOKOHNYA AKAR-AKAR KELAPA YANG
MENAHANNYA

USIAMU MASIH MUDA


DAHAN-DAHAN DAN RANTING-RANTING JEMARIMU MASIH BERDAYA
TENAGAMU MASIH MENYIMPAN RIBUAN DAN JUTAAN POWER YANG MENAKJUBKAN
UMPAMA ROBOT TAPI PUNYA NYAWA DAN RASA CINTA
BERBUAT SESUAI SKENARIO SANG PENCIPTA
USAI DAN KEMBALI KETIKA SUTRADARA MENYUDAHINYA
DAN MENUTUP DENGAN TAKDIR USIA

DUHAI.... PENJELAJAH DUNIA


LEWATI, TELUSURI JEJAK-JEJAK PARA PENDEKAR BERTAPA
MENCARI, MENELITI BIAS-BIAS CAKRAWALA YANG TERJAMAH
PELAJARI KALIMAT-KALIMAT BAHASA SANGSAKERTA
YANG DITULIS PARA PENDAHULU PUNYA KARSA, ASA DAN CITA
TERSIMPAN DIDALAM KITAB PUJANGGA-PUJANGGA LAMA
TERKUBUR DALAM ZAMAN DAN IKLIM YANG BERUBAH

TATAPLAH DAN PANDANGILAH ARAH LANGKAH


BEKALI DIRI DENGAN NASEHAT-NASEHAT ROHANI
PERCAYA DAN YAKIN BAHWA DIA DIANTARA KITA

PENENTU MASA HIDUP, TIDAKLAH LUPA PADA HAMBANYA


YANG BERIMAN DAN BERAMAL SAHAJA
PUNYA JIWA SUCI DAN BERSIH
TUK MENGHADAPMU ILAHI ROBBI

F. Musikalisasi Puisi
Pernahkah anda mendengar sebuah puisi yang dibacakan dengan iringan musik ?
Bagaimana menurut anda ? Bukankah puisi tersebut menjadi lebih indah. Inilah yang disebut
Musikalisasi puisi. Dengan menggabungkan karya seni dan musik.
Pengertian Musikalisasi Puisi Berikut pengertian musik puisi oleh para ahli, antara
lain :

1. Menurut Andrie S. Putra


Puisi merupakan suatu bentuk ekspresi sebuah karya puisi yang melibatkan beberapa
unsur seni. Beberapa unsur seni yang dimaksud adalah musik, bunyi, irama serta gerak tari.
Dengan perpaduan berbagai unsur tersebut, tercipta sebuah karya seni baru dengan nuansa
berbeda.
2. Menurut Agus S. Sarjono

Menurut Agus, musik puisi merupakan suatu proses mengubah musikalitas pada puisi
sehingga menjadi lebih terasa. Perubahan tersebut membuat karya puisi. Perubahan tersebut
membuat karya puisi terdengan seperti musik yang didengar.

3. Menurut Fikar W. Eda

Musik puisi merupakan bentuk ekspresi lain dari sebuah karya puisi dengan
menggunakan unsur bunyi yang lebih kuat. Apabila puisi biasanya dibacakan, musik puisi
menyuguhkan ekspresi yang berbeda dengan media muisk atau instrument.

G. Unsur dan Bentuk Musikalisasi Puisi

Unsur – unsur dalam musik puisi adalah melodi dan irama sebagai perwakilan dari
musik serta lirik sebagai perwakilan dari syair puisi. Kedua unsur tersebut tidak dapat
dipisahkan. Ketika berbicara mengenai musik puisi, maka kedua unsur harus dihadirkan agar
tercipta harmonisasi yang dapat dinikmati oleh para pendengar.

H. Bentuk dan Langkah Musikalisasi Puisi

1. Musik puisi lagu

Bentuk yang satu ini berfokus pada mengubah puisi menjadi syair lagu dengan
menggunakan nada diatonis. Nada tersebut kemudian diaransemen dan dikombinasikan dengan
musik pengiring. Bentuk yang satu ini cukup sering dipertunjukan karena mempunyai banyak
peminat. Proses perubahan bentuk dari puisi menjadi lagu biasanya dilakukan oleh pencipta lagu
yang mempunyai selera puitis.

Proses perubahan tersebut bukanlah hal yang mudah, karena dibutuhkan imajinasi serta
keterampilan dalam bermusik. Dengan keterampilan yang mumpuni, sebuah karya puisi bisa
berubah menjadi musik puisi yang begitu inspiratif dan bermakna.

2. Musik puisi iringan

Bentuk musikalisasi yang satu ini berfokus pada permainan alat musik. Selain itu,
keahlian dalam mengolah vokal juga menjadi kunci penting yang perlu diperhatikan oleh
pembaca puisi.

3. Musik puisi total

Yang dimaksud dengan bentuk musik puisi total adalah merubah puisi secara total
menjadi bentul lagu. Dalam perubahan tersebut, puisi dibuat menjadi lebih konkret sehingga
menyerupai bentuk musik yang seutuhnya.

Dengan mengetahui jenis-jenis bentuk musik puisi, anda bisa menentukan bentuk mana
yang bisa anda gunakan untuk mengapresiasikan pikiran dan perasaan. Meskipun ketiga bentuk
tersebut mempunyai konsep yang sama, yaitu puisi yang diiringi oleh musik, terdapat perbedaan
mendasar. Anda bisa melihat bahwa musik puisi total mengubah puisi secara total, tidak seperti
musik puisi iringan.
I. Langkah-langkah Musikalisasi

Ada beberapa cara yang bisa anda aplikasikan untuk membuat musik puisi, antara lain :

1. Menikmati musik puisi

Sebelum menciptakan karya sendiri, ada baiknya untuk mendengarkan dan menikmati
musik puisi karya seniman ternama. Seperti Ebiet G. Ade atau Bimbo yang terkenal dengan
lantunan puisi musikal yang begitu indah dan menyentuh hati. Dengan mendengarkan karya-
karya seniman terkenal, anda bisa mendapatkan inspirasi untuk menciptakan karya musik puisi
sendiri. Menikmati musik puisi tidak hanya sekedar mendengarkan alunan musik, tetapi juga
memahami syair-syair yang di bawakan. Dengan memaknai setiap liriknya, anda semakin mudah
untuk menganalisa unsur-unsur yang terdapat dalam karya seni tersebut seperti maksud dan
tujuan penyair.

2. Memilih Puisi

Langkah selanjutnya adalah dengan memilih puisi yang tepat untuk dimusikalisasikan.
Pada prinsipnya setiap puisi bisa dimusikalisasikan. Meskipun demikian, mulailah dengan puisi
yang sederhana agar pembuatan musik puisi menjadi lebih mudah.

3. Memahami puisi

Ketika telah menemukan pilihan puisi yang cocok untuk dimusikalisasikan. Anda perlu
memastikan bahwa anda benar-benar memahami isi dan kandungan puisi tersebut. Dengan
memahami puisi, anda bisa menemukan irama yang sesuai dengan lirik yang dimiliki oleh puisi.
Untuk memahami sebuah puisi, anda bisa berpedoman pada beberapa aspek seperti tema,
suasana jiwa penyair, tujuan yang ingin dikemukakan, konsonan atau vokal yang dominan serta
menyortir kata-kata yang sulit dipahami.

4. Menentukan Irama

Anda bisa menentukan irama, nada, dan tempo sesuai dengan isi dan suasana yang
terkandung dalam puisi tersebut. Jika anda berhasil menemukan irama yang tepat, akan tercipta
perpaduan yang menakjubkan antara puisi dengan alat musik.

5. Pertunjukan

Pada tahap ini, anda telah selesai memadukan puisi dengan musik sesuai dengan bentuk
yang anda inginkan. Ketika menampilkan pertunjukan, unsur yang perlu diperhatikan adalah
kejelasan vokal serta ekpresi. Semua kerja keras anda akan sia-sia apabila tidak mampu
membawakan musik puisi denganh baik.

J. Ciri-ciri Kebahasaan Puisi

1. Pemadatan bahasa
Sebuah puisi bukan hanya sekedar deretan kata-kata yang tidak berarti, yang disusun menjadi
kalimat dan paragraf. Bahasa puisi adalah bahasa yang dipadatkan semedikian rupa oleh penulis.
Hal itu membuat kata-kata dalam puisi seakan bernyawa sehingga mampu menyihir pembaca.

2. Pemilihan kata khas


Penyair dapat diibaratkan seperti seseorang koki yang sedang meramu bumbu-bumbu agar dapat
menghasilkan masakan yang lezat. Bagi penyair, bumbu-bumbu tersebut adalah kata-kata. Oleh
karena itu, seorang penyair harus mencicipi kata-kata yang diramunya, sehingga puisi yang
ditulisnya semakin bermakna. Faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata untuk puisi
adalah sebagai berikut : makna kias, lambang, persamaan bunyi (rima).
3. Kata konkret
Saat menulis puisi, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret
atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat
disentuh. Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
4. Pengimajian
Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya. Pengimajian dapat
berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apa yang ingin disampaikan oleh
penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca. Pengimajian dapat dibagi menjadi 3 jenis :
Imaji visual, yaitu menampilkan kata atau kata-kata tertentu yang menyebabkan hal-hal yang
digambarkan penyair seperti dapat dilihat oleh pembaca.
imaji auditif (pendengaran), yaitu penciptaan ungkapan oleh penyair agar pembaca seolah-olah
dapat mendengarkan suara seperti yang digambarkan penyair dalam puisinya.
imaji taktil (perasaan), yaitu penciptaan ungkapan yang kuat oleh penyair, sehingga mampu
memengaruhi perasaan pembaca. Bahkan perasaan pembaca dapat larut mengarungi imajinasi
yang ditimbulkan oleh puisi.

K. Ciri-ciri Puisi

A. Ciri-ciri Puisi Lama


1. Anonim ( tidak diketahui pengarang puisinya ).
2. Terikat jumlah baris, irama dan rima
3. Merupakan kesusastraan lisan.
4. Menggunakan Gaya bahasanya statis ( tetap )
5. Isinya fantastis dan istanasentris

B. Ciri-ciri Puisi Baru


1. Diketahui pengarang puisi tersebut
2. Tidak terikat jumlah baris, rima dan irama.
3. Berkembang secara tertulis dan lisan.
4. Menggunakan Gaya bahasa yang dinamis ( berubah-ubah )
5. Isinya tentang kehidupan pada umumnya.

L. Jenis-jenis Puisi
A. Jenis-jenis Puisi Lama
1. Mantra ( sebuah ucapan yang masih dianggap mempunyai kekuatan gaib.
2. Pantun ( salah satu puisi lama yang memiliki ciri sajak a-b-a-b.
3. Karmina ( Salah satu jenis pantun yang kilat/sangat pendek )
4. Seloka ( Pantun yang berkait )
5. Gurindam ( Puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a dan biasanya terdapat
nasehat.
6. Syair ( Puisi berasal dari Arab dengan ciri setiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a-dan biasanya
berisi nasehat atau sebuha cerita.
7. Talibun ( Pantun genap yang tiap bait terdiri dari bilangan genap, misalnya 10, 8 atau 6 baris.

B. Jenis-jenis Puisi Baru


1. Balada ( Salah satu jenis puisi baru tentang cerita )
2. Himne ( Puisi yang digunakan sebagai pujaan untuk Tuhan, seorang pahlawan atau Cinta
tanah air.
3. Ode ( Puisi berisi sanjungan bagi orang yang telah berjasa )
4. Epigram ( Puisi yang mempunyai isi berupa ajaran hidup atau tuntunan )
5. Romansa ( Puisi yang isinya mengenai luapan perasaan seorang penyair tentang cinta kasih )
6. Elegi ( Puisi yang mempunyai isi tentang keadilan )
7. Satire ( Puisi yang berisi tentang sindiran atau kritikan )
8. Distikon ( Puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris/puisi 2 seuntai )
9. Terzinaa ( Puisi yang ada tiap baitnya terdiri dari 3 baris/puisi 3 seuntai )
10. Kuatrain ( Puisi pada tiap baitnya terdiri dari 4 baris/puisi 4 seuntai )
11. Kuint ( Puisi pada tiap baitnya terdiri dari 5 baris )
12. Sektet ( Puisi pada tiap baitnya terdiri dari 6 baris )
13. Septime ( Puisi pada tiap baitnya terdiri dari 7 baris )
14. Oktaf/Stanza (Puisi pada tiap baitnya terdiri dari 8 baris )
15. Soneta ( Puisi yang terdiri dari 14 baris yang terbagi menjadi 2, dua bait pertama masing-
masing terdiri dari 4 baris dan dua bait kedua masing-masing 3 baris )
M. Teknik menulis puisi

1. Berkonsetrasilah dalam lima menit. Selama lima menit ini, temukan ide awal dengan
mengandalkan kepekaan Anda dalam mengamati sekeliling atau mungkin memori Anda
tentang masa lalu.
2. Tulislah daftar kata atau frase yang muncul dalam pikiran Anda berkenaan dengan ide
awal Anda. Temukanlah kata-kata yang paling pas, kena, tepat, dan luar biasa.
3. Anda bisa menulis gagasan secara singkat dalam bentuk puisi. Ungkapkanlah lewat
deskripsi, komparasi, atau klarifikasi sehingga membuat pembaca terpukau, terpesona,
atau tersedu.
4. Baca nyaring puisi Anda. Yakinlah bahwa setiap kata, frase, dan kalimat memang sesuai
dengan maksud Anda.
5. Mintalah teman Anda untuk membaca puisi Anda yang sudah jadi untuk memberikan
komentar.
6. Bacalah komentar dan saran orang lain. Tulis ulang puisi Anda berdasarkan komentar
yang menurut Anda membangun. Coba bacalah puisi-puisi orang lain yang sudah
dipublikasikan.

N. Rima Puisi dan Contohnya

Rima kata terdiri dari dua bagian yaitu: rima yang terdapat dalam suku kata, dan rima
yang mengulang kata tersebut sepenuhnya.Rima suku kata ini sangat sederhana karena hanya
mengulang bunyi pada suku katanya saja. Contoh yang paling mudah terdapat pada kata ulang
dwilingga salin suara.

Contohnya:

Sayur-mayur,

Lauk-pauk,

Beras-petas,

Gilang-gemilang,

Teram-temeram,

Dan lain-lain.

Sedangkan rima kata sendiri terdiri dari perulangan penuh kata tersebut. Contohnya terdapat
pada kata ulang berimbuhan, seperti:

Sesayup-sayup,

Mendesir-desir,

Terapung-apung,

Berayun-ayun,

Dan lain sebagainya.

B. Rima baris biasanya digunakan dalam puisi dua seuntai (Disticond), dan sajak empat seuntai
(quatren). Tapi, yang paling banyak mengandung rima baris biasanya adalah Quatren.

Cara menentukan rima baris!

Ada beberapa bentuk rima baris yaitu: AAAA, AABB, ABAB dan ABBA.

Rima dengan pola AAAA, disebut rima sama bunyi. Contohnya:

Purnama raya

Bulan bercahaya
Amat cuaca

Ke Mayapada

Rima dengan pola AABB disebut rima berangkai. Contoh penggunaan rima ini adalah:

Di malam suram

Aku mendendam

Di pagi berkabut

Hati berserabut.

Rima dengan pola ABAB disebut juga sebagai rima berselang. Contoh penggunaan rima tersebut
adalah pantun. Beberapa puisi quatren zaman “Pujangga Baru” banyak menggunakan bentuk
rima seperti ini. Sebagai contohnya:

Purnama raya

Pungguk merayu

Dinda berseloka

Ayahda beradu.

Rima yang mempunyai pola ABBA, dikenal sebagai rima berpeluk. Bentuk ini jarang sekali
digunakan dalam puisi-puisi modern seperti sekarang ini. Salah satu contoh polanya adalah:

Ketika hati dilanda kalut

Engkau datang mengisi jiwa

Kau hadir di saat duka

Menghibur hati yang berliput kabut.

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS IMAJINASI

Imaji dalam puisi ialah bagaimana kita mengekspresikan daya khayal kita kedalam sebuah
tulisan yang indah

Imaji (image) adalah gambaran, kesan, bayang-bayang, atau apa yang ada dalam pikiran ketika
kita membayangkan atau mengingat sesuatu. Imaji bisa berupa gambaran visual, suara, bau, rasa,
atau gabungan dari semua penginderaan itu

JENIS-JENIS IMAJI

1. IMAJI TAKTILIS, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat diraba atau dirasa
2. IMAJI GUSTATIF, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat dirasakan seperti
menggunakan indra lidah
3. IMAJI OLFAKTIF, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat dibaui seperti
menggunakan indra hidung
4. IMAJI VISUAL, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat dilihat/gambaran.
5. IMAJI AUDITIF, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat didengar.

Anda mungkin juga menyukai