A. Pengertian Puisi
Suherli dkk (2015), puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai
karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif. Puisi adalah ekspresi
dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan
yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa, yang mempergunakan setiap
rencana yang matang dan bermanfaat (Lascelles dalam Djojosuroto, 2005).
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang mewakili perasaan penulisnya. Puisi
sering disebut sebagai seni merangkai kata yang di dalamnya menyiratkan hubungan tanda
dengan makna (Yunus, 2015). Intinya dari tiga pendapat para ahli di atas puisi dapat diartikan
sebagai karya sastra yang sangat erat kaitannya dengan pengalaman imajinatif dan perasaan
penulis, kemudian ditulis dengan pilihan diksi yang indah dan memiliki hubungan tanda
dengan makna.
B. Komponen Puisi
Terdapat tiga komponen penting puisi yang perlu dipahami, berikut ini penjelasannya :
1. Menentukan Suasana Puisi, ketika mendengar lagu pastilah kamu akan merasakan
suatu perasaan baik sedih, bahagia, kecewa, gelisah, marah, dan perasaan lainnya.
Perasaan tersebut tercipta bukan hanya karena musik lagu tersebut saja, tetapi juga lirik
lagu. Sama halnya ketika sedang membaca sebuah puisi, kamu juga akan mendapat
sebuah perasaan tersebut. Perasaan itulah yang disebut suasana puisi. Lebih
sederhananya, suasana puisi merupakan keadaan jiwa atau psikologis pembaca ketika
membaca puisi. Setiap judul puisi akan memgakibatkan suasana puisi yang berbeda
ketika dibaca. Hal tersebut karena ada ruh yang ditaruh oleh penyair, sehingga membuat
perasaan pembaca larut dan menimbulkan suasana puisi.
2. Menentukan Tema Puisi, semua karya sastra pastilah memiliki tema, contohnya adalah
puisi. Tema ini merupakan gagasan pokok atau ide pokok yang mendasari
terciptanya sebuah puisi. Jenis tema beragam, mulai tema agama, kemanusiaan, cinta-
kasih, budaya, kritik sosial, dan sebagainya. Sehingga, tak salah jika tema dapat
dikatakan sebagai inti permasalahan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
Nah, untuk menentukan tema, pembaca harus mengamati diksi-diksi yang sering keluar
dalam puisi yang diidentifikasi. Diksi-diksi itulah yang dapat menjadi kata kunci karena
membawa kita ke tema. Misalnya, tema cinta pastilah diksi-diksi yang digunakan tidak
jauh dari cinta dan konotasinya, dan seterusnya.
3. Menentukan Makna Puisi, makna atau juga biasa dikenal dengan amanat merupakan
pesan yang disampaikan penulis puisi pada pembaca. Pesan tersebut dapat tersirat
maupun tersurat. Tentu saja, setiap pembaca akan menemukan makna yang sama ataupun
berbeda dengan pembaca lain. Hal tersebut karena setiap pembaca bebas untuk
memapresiasi atau menafsirkan makna puisi sendiri-sendiri. Makna atau pesan tersebut
dapat ditemukan lebih dari satu oleh setiap pembaca akan menemukan jumlah makna
puisi berbeda dengan yang lain.
Menurut Yunus (2015:59) Struktur unsur batin puisi terdiri atas: tema, nada, rasa, dan
amanat. Struktur Unsur fisik puisi terdiri atas: diksi, imaji, bahasa figuratif, kata konkret,
tipografi, ritme dan rima. Nah, untuk lebih jelasnya, mari kita bedah satu per satu unsur
pembangun puisi tersebut.
a. Tema
Waluyo (2002:17) tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui
puisinya. Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan (religius), tema
kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial,
demokrasi, dan tema kesetiakawanan. Suherli, dkk. (2015:247) tema adalah ide dasar yang
mendasari sebuah tulisan, termasuk puisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang
ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
b. Nada
Effendi (dalam Djojosuroto, 2005:25) nada sering dikaitkan dengan suasana. Jika nada
berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) dan sikap penyair terhadap pembaca
(tone), maka suasana berarti keadaan perasaan yang ditimbulkan oleh pengungkapan nada dan
lingkungan yang dapat ditangkap oleh panca indera.
c. Perasaan
Djojosuroto (2004:26) mengemukakan bahwa dalam puisi dijadikan tempat atau wadah
untuk mengungkapkan perasaan penyair. Puisi dapat mengungkapkan perasaan gembira, sedih,
terharu, takut, gelisah, rindu, penasaran, benci, cinta, dendam, dan sebagainya.
d. Amanat
Djojosuroto (2004:27) menyatakan bahwa puisi mengandung amanat atau pesan atau
himbauan yang disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat dapat dibandingkan dengan
kesimpulan tentang nilai atau kegunaan puisi itu bagi pembaca. Setiap pembaca dapat
menafsirkan amanat sebuah puisi secara individual. Pembaca yang satu dengan pembaca yang
lain mungkin menafsirkan amanat secara berbeda.
a. Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Media pengungkapan puisi sebagai pengalaman estetis adalah
dengan kata-kata. Memilih, memilah, dan menentukan kata yang akan digunakan untuk
mengungkapkan perasaan adalah diksi (Sutardi, 20012:27).
b. Pengimajian
c. Bahasa figuratif
Majas adalah bahasa kiasan untuk melukiskan sesuatu dengan jalan membandingkan,
mempertentangkan, mempertautkan, atau mengulangi katanya. Makna yang terkandung dalam
majas bukanlah arti yang sebenarnya, namun merupakan arti kiasan. Tujuan majas adalah untuk
meningkatkan nilai keindahan suatu kata, terutama dalam dalam puisi (Nadjua, Tanpa
Tahun:18).
d.Kata konkret
Suherli dkk. (2015:265) kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya imaji
karena dapat ditangkap dengan indera. Kata konkret berkaitan dengan wujud fisik objek
sehingga dapat membangkitkan imajinasi pembaca.
Jabrohim dkk. (2009:54) menyebutkan bahwa tipografi merupakan pembeda yang paling
awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama.
Karena itu ia merupakan pembeda yang sangat penting. Tipografi juga bisa diartikan
sebagai pengelolaan baris tiap baitnya. Hal ini yang membedakan antara puisi yang satu dengan
puisi yang lainnya.
f. Irama (Ritme)
Rima adalah pengulangan kata. Rima bisa disebut juga dengan sajak (Nadjua, Tanpa
Tahun:9).
D. Mendemontrasikan Puisi
Beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu mengetahui cara
membacanya. Antara lain :
1. Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan
irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat dan lambat.
2. Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas, misalnya
saja dalam menucapkan huruf-huruf vokal a, 1, u, e, o, ai dan au.
3. Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi.
Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kita pun harus
bisa menggambarkan isi puisi sedih tersebut.
4. Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur jangan tergesa-gesa Sehingga tidak
akan mengganggu ketika membaca puisi.
5. Penampilan, artinya kepribadian atau sikap kita saat di panggung. Usahakan harus tenang,
tidak gelisah,, tidak gugup, berwibawa, dan meyakinkan ( tidak demam panggung ). Termasuk
kostum yang dipakai disesuaikan dengan tema dan judul puisi.
6. Intonasi ( tekanan dinamik dan tekanan tempo ). Intonasi adalah ketepatan penyajian dalam
mementukan keras/kuat lemahnya, tinggi rendanya, panjang pendeknya pengucapan suatu kata
dalam puisi. Intonasi terbagi menjadi dua yaitu Tekanan Dinamik ( tekanan pada kata-kata yang
dianggap penting ) dan Tekanan Tempo ( cepat lambat pengucapan suku kata ).
7. Gerak tubuh anggota badan ( seperti tangan, kepala dan anggota tubuh lain ).
2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda/ berhenti sejenak. Jedah
pendek dengan tanda ( / ) dan jeda panjang ( // ) Penjedahan pendek diberikan pada frasa/kata
sedangkan penjedahan panjang diberikan pada akhir klausa/kalimat dalam puisi
3. Memahami suasana dan menghayati, tema dan makna dalam puisi yang dibaca.
Perhatikan contoh puisi dan sebelumnya berikan tanda jeda.
CITA-CITA MULIA MU
KARYA : MAZLAN
TUBUHMU LUNGLAI TAK BERUPA
WAJAHMU HILANG BENTUK, ENTAH KEMANA
DISUDUT-SUDUT KECERIAN ADA KEGUNDAAN
TERPAUT MENJADI SATU, ITULAH KEJADIANNYA
ADAKAH PERISTIWA KEMBALI TERURAI ?
ADAKAH MIMPI KEMBALI TERCAPAI ?
ANGAN-ANGANMU JAUH DI ANTARA SABANG SAMPAI KE MARAUKE
IA TERBANG TINGGI MENJELAJAHI ANGKASA LUAR
TINGGAL LANDAS DI ATMOSFIR-ATMOSFIR BUMI
DAN KEMBALI DI DASAR PERUT BUMI YANG PALING DALAM
F. Musikalisasi Puisi
Pernahkah anda mendengar sebuah puisi yang dibacakan dengan iringan musik ?
Bagaimana menurut anda ? Bukankah puisi tersebut menjadi lebih indah. Inilah yang disebut
Musikalisasi puisi. Dengan menggabungkan karya seni dan musik.
Pengertian Musikalisasi Puisi Berikut pengertian musik puisi oleh para ahli, antara
lain :
Menurut Agus, musik puisi merupakan suatu proses mengubah musikalitas pada puisi
sehingga menjadi lebih terasa. Perubahan tersebut membuat karya puisi. Perubahan tersebut
membuat karya puisi terdengan seperti musik yang didengar.
Musik puisi merupakan bentuk ekspresi lain dari sebuah karya puisi dengan
menggunakan unsur bunyi yang lebih kuat. Apabila puisi biasanya dibacakan, musik puisi
menyuguhkan ekspresi yang berbeda dengan media muisk atau instrument.
Unsur – unsur dalam musik puisi adalah melodi dan irama sebagai perwakilan dari
musik serta lirik sebagai perwakilan dari syair puisi. Kedua unsur tersebut tidak dapat
dipisahkan. Ketika berbicara mengenai musik puisi, maka kedua unsur harus dihadirkan agar
tercipta harmonisasi yang dapat dinikmati oleh para pendengar.
Bentuk yang satu ini berfokus pada mengubah puisi menjadi syair lagu dengan
menggunakan nada diatonis. Nada tersebut kemudian diaransemen dan dikombinasikan dengan
musik pengiring. Bentuk yang satu ini cukup sering dipertunjukan karena mempunyai banyak
peminat. Proses perubahan bentuk dari puisi menjadi lagu biasanya dilakukan oleh pencipta lagu
yang mempunyai selera puitis.
Proses perubahan tersebut bukanlah hal yang mudah, karena dibutuhkan imajinasi serta
keterampilan dalam bermusik. Dengan keterampilan yang mumpuni, sebuah karya puisi bisa
berubah menjadi musik puisi yang begitu inspiratif dan bermakna.
Bentuk musikalisasi yang satu ini berfokus pada permainan alat musik. Selain itu,
keahlian dalam mengolah vokal juga menjadi kunci penting yang perlu diperhatikan oleh
pembaca puisi.
Yang dimaksud dengan bentuk musik puisi total adalah merubah puisi secara total
menjadi bentul lagu. Dalam perubahan tersebut, puisi dibuat menjadi lebih konkret sehingga
menyerupai bentuk musik yang seutuhnya.
Dengan mengetahui jenis-jenis bentuk musik puisi, anda bisa menentukan bentuk mana
yang bisa anda gunakan untuk mengapresiasikan pikiran dan perasaan. Meskipun ketiga bentuk
tersebut mempunyai konsep yang sama, yaitu puisi yang diiringi oleh musik, terdapat perbedaan
mendasar. Anda bisa melihat bahwa musik puisi total mengubah puisi secara total, tidak seperti
musik puisi iringan.
I. Langkah-langkah Musikalisasi
Ada beberapa cara yang bisa anda aplikasikan untuk membuat musik puisi, antara lain :
Sebelum menciptakan karya sendiri, ada baiknya untuk mendengarkan dan menikmati
musik puisi karya seniman ternama. Seperti Ebiet G. Ade atau Bimbo yang terkenal dengan
lantunan puisi musikal yang begitu indah dan menyentuh hati. Dengan mendengarkan karya-
karya seniman terkenal, anda bisa mendapatkan inspirasi untuk menciptakan karya musik puisi
sendiri. Menikmati musik puisi tidak hanya sekedar mendengarkan alunan musik, tetapi juga
memahami syair-syair yang di bawakan. Dengan memaknai setiap liriknya, anda semakin mudah
untuk menganalisa unsur-unsur yang terdapat dalam karya seni tersebut seperti maksud dan
tujuan penyair.
2. Memilih Puisi
Langkah selanjutnya adalah dengan memilih puisi yang tepat untuk dimusikalisasikan.
Pada prinsipnya setiap puisi bisa dimusikalisasikan. Meskipun demikian, mulailah dengan puisi
yang sederhana agar pembuatan musik puisi menjadi lebih mudah.
3. Memahami puisi
Ketika telah menemukan pilihan puisi yang cocok untuk dimusikalisasikan. Anda perlu
memastikan bahwa anda benar-benar memahami isi dan kandungan puisi tersebut. Dengan
memahami puisi, anda bisa menemukan irama yang sesuai dengan lirik yang dimiliki oleh puisi.
Untuk memahami sebuah puisi, anda bisa berpedoman pada beberapa aspek seperti tema,
suasana jiwa penyair, tujuan yang ingin dikemukakan, konsonan atau vokal yang dominan serta
menyortir kata-kata yang sulit dipahami.
4. Menentukan Irama
Anda bisa menentukan irama, nada, dan tempo sesuai dengan isi dan suasana yang
terkandung dalam puisi tersebut. Jika anda berhasil menemukan irama yang tepat, akan tercipta
perpaduan yang menakjubkan antara puisi dengan alat musik.
5. Pertunjukan
Pada tahap ini, anda telah selesai memadukan puisi dengan musik sesuai dengan bentuk
yang anda inginkan. Ketika menampilkan pertunjukan, unsur yang perlu diperhatikan adalah
kejelasan vokal serta ekpresi. Semua kerja keras anda akan sia-sia apabila tidak mampu
membawakan musik puisi denganh baik.
1. Pemadatan bahasa
Sebuah puisi bukan hanya sekedar deretan kata-kata yang tidak berarti, yang disusun menjadi
kalimat dan paragraf. Bahasa puisi adalah bahasa yang dipadatkan semedikian rupa oleh penulis.
Hal itu membuat kata-kata dalam puisi seakan bernyawa sehingga mampu menyihir pembaca.
K. Ciri-ciri Puisi
L. Jenis-jenis Puisi
A. Jenis-jenis Puisi Lama
1. Mantra ( sebuah ucapan yang masih dianggap mempunyai kekuatan gaib.
2. Pantun ( salah satu puisi lama yang memiliki ciri sajak a-b-a-b.
3. Karmina ( Salah satu jenis pantun yang kilat/sangat pendek )
4. Seloka ( Pantun yang berkait )
5. Gurindam ( Puisi yang terdiri dari tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a dan biasanya terdapat
nasehat.
6. Syair ( Puisi berasal dari Arab dengan ciri setiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a-dan biasanya
berisi nasehat atau sebuha cerita.
7. Talibun ( Pantun genap yang tiap bait terdiri dari bilangan genap, misalnya 10, 8 atau 6 baris.
1. Berkonsetrasilah dalam lima menit. Selama lima menit ini, temukan ide awal dengan
mengandalkan kepekaan Anda dalam mengamati sekeliling atau mungkin memori Anda
tentang masa lalu.
2. Tulislah daftar kata atau frase yang muncul dalam pikiran Anda berkenaan dengan ide
awal Anda. Temukanlah kata-kata yang paling pas, kena, tepat, dan luar biasa.
3. Anda bisa menulis gagasan secara singkat dalam bentuk puisi. Ungkapkanlah lewat
deskripsi, komparasi, atau klarifikasi sehingga membuat pembaca terpukau, terpesona,
atau tersedu.
4. Baca nyaring puisi Anda. Yakinlah bahwa setiap kata, frase, dan kalimat memang sesuai
dengan maksud Anda.
5. Mintalah teman Anda untuk membaca puisi Anda yang sudah jadi untuk memberikan
komentar.
6. Bacalah komentar dan saran orang lain. Tulis ulang puisi Anda berdasarkan komentar
yang menurut Anda membangun. Coba bacalah puisi-puisi orang lain yang sudah
dipublikasikan.
Rima kata terdiri dari dua bagian yaitu: rima yang terdapat dalam suku kata, dan rima
yang mengulang kata tersebut sepenuhnya.Rima suku kata ini sangat sederhana karena hanya
mengulang bunyi pada suku katanya saja. Contoh yang paling mudah terdapat pada kata ulang
dwilingga salin suara.
Contohnya:
Sayur-mayur,
Lauk-pauk,
Beras-petas,
Gilang-gemilang,
Teram-temeram,
Dan lain-lain.
Sedangkan rima kata sendiri terdiri dari perulangan penuh kata tersebut. Contohnya terdapat
pada kata ulang berimbuhan, seperti:
Sesayup-sayup,
Mendesir-desir,
Terapung-apung,
Berayun-ayun,
B. Rima baris biasanya digunakan dalam puisi dua seuntai (Disticond), dan sajak empat seuntai
(quatren). Tapi, yang paling banyak mengandung rima baris biasanya adalah Quatren.
Ada beberapa bentuk rima baris yaitu: AAAA, AABB, ABAB dan ABBA.
Purnama raya
Bulan bercahaya
Amat cuaca
Ke Mayapada
Rima dengan pola AABB disebut rima berangkai. Contoh penggunaan rima ini adalah:
Di malam suram
Aku mendendam
Di pagi berkabut
Hati berserabut.
Rima dengan pola ABAB disebut juga sebagai rima berselang. Contoh penggunaan rima tersebut
adalah pantun. Beberapa puisi quatren zaman “Pujangga Baru” banyak menggunakan bentuk
rima seperti ini. Sebagai contohnya:
Purnama raya
Pungguk merayu
Dinda berseloka
Ayahda beradu.
Rima yang mempunyai pola ABBA, dikenal sebagai rima berpeluk. Bentuk ini jarang sekali
digunakan dalam puisi-puisi modern seperti sekarang ini. Salah satu contoh polanya adalah:
Imaji dalam puisi ialah bagaimana kita mengekspresikan daya khayal kita kedalam sebuah
tulisan yang indah
Imaji (image) adalah gambaran, kesan, bayang-bayang, atau apa yang ada dalam pikiran ketika
kita membayangkan atau mengingat sesuatu. Imaji bisa berupa gambaran visual, suara, bau, rasa,
atau gabungan dari semua penginderaan itu
JENIS-JENIS IMAJI
1. IMAJI TAKTILIS, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat diraba atau dirasa
2. IMAJI GUSTATIF, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat dirasakan seperti
menggunakan indra lidah
3. IMAJI OLFAKTIF, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat dibaui seperti
menggunakan indra hidung
4. IMAJI VISUAL, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat dilihat/gambaran.
5. IMAJI AUDITIF, yaitu imaji yang memberi kesan seolah-olah dapat didengar.