Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH B.

INDONESIA

BAB 8 MENDALAMI PUISI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran B. Indonesia

Guru pengampu:
Yiyis santri Islamiyah s.pd

Nama : Elsa Nurpadila

NIM : 1217020017

Kelas : 2A

Jurusan Biologi

Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

2023

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puisi adalah bagian dari karya sastra. Membicarakan puisi berarti membicarakan
bahasa dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi berdasarkan ekspresi perasaannya
sehingga bahasa yang digunakan bisa dimaknai berbeda. Setiap puisi yang dibuat oleh
penyair tentu memiliki makna dan arti di dalamnya yang tidak diketahui secara implisit. Puisi
adalah bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dengan menggunakan bahasa pilihan. Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang
berirama.

Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang penting, diubah
dalam wujud yang paling berkesan. Bahasa puisi tidak lugas dan objektif, melainkan
berperasaan dan subjektif (Luxemburg, 1989: 71). Jadi, sesungguhnya puisi itu merupakan
penghayatan kehidupan manusia totalitas yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala
pribadinya, pikirannya, perasaannya, kemauannya, dan lain-lain (Situmorang, 1981: 7).

Puisi sebagai karya sastra, maka fungsi estetiknya dominan dan didalamnya ada
unsur-unsur estetiknya. Unsur-unsur keindahan ini merupakan unsur-unsur kepuitisannya,
misalnya persajakan, diksi (pilihan kata), irama, dan gaya bahasanya (Pradopo, 2007: 315).
Puisi adalah hasil upaya manusia untuk menciptakan dunia kecil dan sepele dalam kata, yang
bisa dimanfaatkan untuk membayangkan, memahami dan menghayati dunia yang lebih besar.

B. Rumusan Masalah
1. Mengidentifikasi komponen penting dalam puisi
2. Mendemonstrasikan puisi
3. Menganalisis unsur pembagian puisi
4. Menulis puisi

2
C. Tujuan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. MENGIDENTIFIKASI KOMPONEN PENTING DALAM PUISI

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sangat populer. Untuk
memahami lebih jelas mengenai puisi, berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian puisi.Suherli dkk (2015), puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang
banyak disukai karena disajikan dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif.

Puisi adalah ekspresi dari pengalaman imajinatif, yang hanya bernilai serta
berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan yang diutarakan
dengan bahasa, yang mempergunakan setiap rencana yang matang dan bermanfaat
(Lascelledalam Djojosuroto, 2005).

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang mewakili perasaan
penulisnya.Puisi sering disebut sebagai seni merangkai kata yang di dalamnya
menyiratkan hubungan tanda dengan makna (Yunus, 2015).

Intinya dari tiga pendapat para ahli di atas puisi dapat diartikan sebagai
karyasastra yang sangat erat kaitannya dengan pengalaman imajinatif dan perasaan
penulis.kemudian ditulis dengan pilihan diksi yang indah dan memiliki hubungan tanda
dengan makna.Setelah mengetahui mengenai pengertian puisi, mari kita mulai
mengidentifikasi komponen penting puisi. Memahami materi ini sangat penting untuk
membantu pemahaman materi selanjutnya yaitu mendemontrasikan puisi dan menulis

3
puisi. Terdapat tiga komponen penting puisi yang perlu dipahami, berikut ini
penjelasannya:

1. Menentukan Suasana Puisi


Ketika mendengar lagu pastilah kamu akan merasakan suatu perasaan baik sedih,
bahagia, kecewa, gelisah, marah, dan perasaan lainnya.Perasaan tersebut tercipta bukan
hanya karena musik lagu tersebut saja, tetapi juga lirik lagu. Sama halnya ketika sedang
membaca sebuah puisi, kamu juga akan mendapat sebuah perasaan tersebut. Perasaan
itulah yang disebut suasana puisi. Lebih sederhananya, suasana puisi merupakan keadaan
jiwa atau psikologis pembaca setelah membaca puisi. Setiap judul puisi akan
memgakibatkan suasana puisi yang berbeda ketika dibaca. Hal tersebut karena ada ruh
yang ditaruh oleh penyair, sehingga membuat perasaan pembaca larut dan menimbulkan
suasana puisi.
2. Menentukan Tema Puisi

Semua karya sastra pastilah memiliki tema, contohnya adalah puisi. Tema ini
merupakan gagasan pokok atau ide pokok yang mendasari terciptanya sebuah puisi. Jenis
tema beragam, mulai tema agama, kemanusiaan, cintakasih, budaya, kritik sosial, dan
sebagainya. Sehingga, tak salah jika tema dapat dikatakan sebagai inti permasalahan yang
ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Nah, untuk menentukan tema, pembaca
harus mengamati diksi-diksi yang sering keluar dalam puisi yang diidentifikasi. Diksi-
diksi itulah yang dapat menjadi kata kunci karena membawa kita ke tema. Misalnya,
tema cinta pastilah diksi-diksi yang digunakan tidak jauh dari cinta dan konotasinya, dan
seterusnya.

3. Menentukan Makna Puisi


Makna atau juga biasa dikenal dengan amanat merupakan pesan yang disampaikan
penulis puisi pada pembaca. Pesan tersebut dapat tersirat maupun tersurat. Tentu saja,
setiap pembaca akan menemukan makna yang sama ataupun berbeda dengan pembaca
lain. Hal tersebut karena setiap pembaca bebas untuk memapresiasi atau menafsirkan
makna puisi sendiri-sendiri. Makna atau pesan tersebut dapat ditemukan lebih dari satu
oleh setiap pembaca akan menemukan jumlah makna puisi berbeda dengan yang lain.

4
2.2 MENDEMONSTRASIKAN PUISI

Mendemonstrasikan (membacakan atau memusikalisasikan) satu puisi dari antologi puisi


atau kumpulan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi (tekanan dinamik dan
tekanan tempo). Salah satu bentuk kegiatan menghargai karya sastra, dalam hal ini puisi, adalah
dengan mendemonstrasikan setelah dibaca dengan baik. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk endemonstrasikan puisi, antara lain dengan melagukan/musikalisas puisi dan membacakan
puisi. Musikalisasikan Puisi Penyatuan puisi dengan lagu/musik merupakan kegiatan yang sering
disebut musikalisasi puisi. Tujuan musikalisasi puisi adalah memudahkan pendengar memahami
makna puisi yang ingin disampaikan penyairnya. Ciri-ciri musikalisasi puisi adalah sebagai
berikut
a. Komposisi musik yang ditimbulkan oleh instrumen yang digunakan berdasarkan
interpretasi puisi.
b. Pembacaan pusi yang berasal dari teks pusi tanpa mengabaikan interpretasi/maksud puisi.
c. Lagu yang berasal dari teks pusi yang dijadikan syair lagu dengan tidak mengabaikan
interpretasi/maksud puisi.

Adapun Beberapa Hal yang harus diperhatikan dalam musikalisasi puisi

a. Musikalisasi puisi bukan membaca puisi yang diringi musik.


b. Musikalisasi puisi tidak menjadikan seluruh puis menjadi lagu, tetapi ada yang dibaca di
awal nyanyian, atau disela-sela nyanyian dan seimbang dengan lagu.
c. Tidak boleh mengubah satu kata pun atau mengurangi batnya.
d. Lagu harus dari awal puisi, tidak dari tengah atau bait akhir.
e. Pengulangan hanya ada pada satu kalimat puisi dalam satu bait/lebih.
f. Musikalisasi tidak boleh ada teatrikal (teatrika/dramatisasi)

2.3. Membacakan puisi

Membaca puisi hakekatnya adalah membaca ekspresif (penuh dengan penghayatan)


Prinsip yang harus dipertimbangkan pada saat membaca puisi adalah volume suara, artikulasi
suara, intonasi, gerak tubuh, mimik,dan pandangan mata.

a. Volume suara, yaitu derajat keras-lemahnya suara.


b. Artikulasi suara, yaitu kejelasan suara.

5
c. Intonasi, yaitu lagu kalimat yang meliputi penggalan kata (jeda), tinggi-rendahnya
suara.
d. Gerak tubuh, gerakan tubuh yang meliputi gerakan kaki, tangan, badan, kepala,
sesuat isi pusi yang dibaca.
e. Mimik adalah perubahan wajah sesuai dengan karakteristik dan nada puisi
(misalnya: sedih, semangat, atau gembira).
f. Pandangan mata, yaitu arah mata memandang ke segala penjuru tempat penonton
berada. Singkatnya prinsip tersebut yaitu, lafal/vokal (volume dan artikulasi),
intonasi, dan mimik/ekspresi (gerak tubuh,mimik, pandangan mata).

Selanjutnya kalian perlu memahami prosedur membacakan puisi di depan penonton


berikut ini:

a. Penampilan kalian harus keren, yaitu telah mengenakan pakaian dengan rapi atau
mengenakan pakaian sesuai dengan isi puisi yang akan kalian baca.
b. Berdinlah dengan tegak dan tenang di atas pentas sebelum kalian memulai
membaca.
c. Kuasailah pentas dan penonton dengan mengarahkan pandangan ke segala
penjuru sambil memberikan.
d. penghormatan kepada mereka dengan cara menganggukkan kepala atau
membungkukkan badan.
e. Hayatilah puisi yang kalian baca dengan memahami isi dan pesannya.
f. Bacalah puisi tersebut dengan irama yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak
terlalu lambat, sehingga lafal dan rima akan terdengar dengan jelas.
g. Bacala puisi tersebut dengan penugh penghayatan.

Kegiatan selanjutnya sebelum kalian tampil adalah sebagai berikut.

a. Memberikan penanda cara membaca pusi dengan tanda-tanda khusus, seperti:

1. jeda (perhentian)

 tanda (/) untuk menandai perhentian pendek semacam tanda koma,


 tandal//) untuk menandai perhentian panjang semacam tanda titik.

6
2. ucapan/pelafalan

 tanda (---) ucapan mendatar (untuk judul, penulis, nada pasrah)


 tanda (") ucapan lembut/lemah
 tanda ("") ucapan keras
 tanda () ucapan sangat keras/berteriak

b. Membaca dalam hati secara berulang-ulang hingga benar-benar hafal.

c. Berlatih membacakan puisi di depan cermin.

2.3. Menganalisis Unsur Pembangun Puisi

a. Tema
Waluyo (2002:17) tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh
penyair melalui puisinya. Tema yang banyak terdapat dalam puisi adalah tema
ketuhanan (religius), tema kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan
hidup, alam, keadilan, kritik sosial. demokrasi, dan tema kesetiakawanan. Suherli,
dkk. (2015:247) tema adalah ide dasar yang mendasari sebuah tulisan,
termasukpuisi. Tema puisi menjadi inti dari makna atau pesan yang ingin
disampaikan penyair dalam puisinya.
b. Nada
Effendi (dalam Djojosuroto, 2005:25) nada sering dikaitkan dengan
suasana. Jika nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling) dan
sikap penyair terhadap pembaca (tone),maka suasana berarti keadaan perasaan
yang ditimbulkan oleh pengungkapan nada dan lingkungan yang dapat ditangkap
oleh panca indera.
c. Perasaan
Djojosuroto (2004:26) mengemukakan bahwa dalam puisi diungkapkan
perasaan penyair. Puisi dapat mengungkapkan prasaan gembira, sedih, terharu,
takut, gelisah, rindu, penasaran. benci, cinta, dendam, dan sebagainya.
d. Amanat
Djojosuroto (2004.27) menyatakan bahwa puisi mengandung amanat atau
pesan atau himbauan yang disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat dapat

7
dibadingkan dengan kesimpulan tentang nilai atau kegunaan puisi itu bagi
pembaca. Setiap pembaca dapatmenafsirkan amanat sebuah puisi secara
individual. Pembaca yang satu denganpembaca yang lain mungkin menafsirkan
amanat secara berbeda

2. Unsur Fisik Puisi

 Diksi

Diksi adalah pilihan kata. Media pengungkapan puisi sebagai pengalaman estetis
adalah dengan kata-kata. Memilih, memilah, dan menentukan kata yang akan digunakan
untuk mengungkapkan perasaan adalah diksi (Sutardi, 20012:27). Diksi merupakan esensi
seni penulisan puisi. Ada pula yang menyebut diksi sebagai dasar bangunan puisi (Boulton
dalam Djojosuroto, 2005:16).

 Pengimajian

Penyair juga menciptakan pengimajian (pencitraan) dalam puisinya. Pengimajian adalah kata
atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh
penyair. Melalui pengimajian, apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual),
didengar (imaji auditif), atau dirasa (imajitaktil) (Waluyo, 2002:10-11).

 Bahasa figuratif

Majas adalah bahasa kiasan untuk melukiskan sesuatu dengan jalan membandingkan.
mempertentangkan, mempertautkan, atau mengulangi katanya. Makna yang
terkandungdalam majas bukanlah arti yang sebenarnya, namun merupakan arti kiasan.
Tujuan majas adalah untuk meningkatkan nilai keindahan suatu kata, terutama dalam dalam
puisi (Nadjua,Tanpa Tahun:18).

 Kata konkret

Suherli dkk. (2015:265) kata konkret adalah kata yang memungkinkan munculnya
imaji karena dapat ditangkap dengan indera. Kata konkret berkaitan dengan wujud fisik
objek sehingga dapat membangkitkan imajinasi pembaca.

 Tipografi (Tata Wajah)


8
Jabrohim dkk. (2009:54) menyebutkan bahwa tipografi merupakan pembeda yang
paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan drama. Karena
itu ia merupakan pembeda yang sangat penting. Tipografi juga bisa diartikan sebagai
pengelolaan baris tiap baitnya. Hal ini yang membedakan antara puisi yang satu dengan
puisi yang lainnya.

 Irama (Ritme)

Menurut Waluyo (2002:12-13) irama (ritme) berhubungan dengat pengulangan


bunyi, kata,frasa, dan kalimat. Dalam puisi (khususnya puisi lama), irama berupa
pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan
keindahan. Irama dapat juga berarti pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-
pendek kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang
memperindah puisi.

 Rima

Rima adalah pengulangan kata. Rima bisa disebut juga dengan sajak (Nadjua, Tanpa
Tahun 2009)

9
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair
secara imajinatif dan disusun secara cermat dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan
struktur batinnya sehingga mampu mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup. Puisi
sebagai salah satu karya sastra merupakan bahan renungan dan refleksi kehidupan yang
memungkinkan terbentuknya karakter seseorang ke arah yang baik, yang lembut, dan yang
manusiawi. Selain sebagai bahan renungan dan refleksi kehidupan, puisi juga mempunyai sifat
menyenangkan karena puisi menunjukkan sifat rekreatif yang memberi kenikmatan seni dan rasa
keindahan.

Saran

10
Daftar Pustaka

11

Anda mungkin juga menyukai