Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PUISI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kuliah

Mata Kuliah:Menulis Kreatif

Dosen Pengampung: Lizawati, M.Pd.

Disusun Oleh.

1. Monica Rona Apra (312210128)

2. Sari Rahel Divita (312210091)

3. Yuliana Sartika (312210037)

4. Iis Norkia (312210053)

5. Christin Januarni Saputri (312210048)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI

PRODI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kelompok kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat
dan hidayah-Nya lah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Puisi tepat waktu.

Makahal Puisi disusun untuk memenuhi tugas dari ibu Lizawati, M. Pd. Pada
bidan Menulis Kreatif di kampus IKIP PGRI Pontianak. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapaat menambah wawasan dan pengetahuan bagi
setiap pembacanya.

Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Lizawati, M. Pd. Selaku
dosen Menulis kreatif . Tugas yang diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang menyimak apresiatif dan kreatif dalam drama tari.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapakan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi dunia Pendidikan.

Pontianak, November2022

Penyusu
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang paling menarik tetapi
pelik. Sebagai salah satu jenis sastra, puisi merupakan pernyataan sastra yang
paling utama. Segala unsur seni sastra mengental dalam puisi.
Puisi mengandung karya estetis yang bermakna, mengekspresikan
pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang panca indra dalam susunan
yang berirama. Puisi merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia
yang digubah dalam wujud yang paling berkesan. Puisi dapat membuat kita
tertawa, menangis, tersenyum, berfikir, merenung, terharu bahkan emosi dan
marah.
Sampai sekarang, puisi selalu mengikat hati dan digemari oleh semua
lapisan masyarakat karena keindahan dan keunikannya. Oleh karena kemajuan
masyarakat dari masa kemasa selalu meningkat, maka corak, sifat dan bentuk
puisi pun selalu berubah, mengikuti perkembangan selera, konsep estetika yang
selalu berubah dan kemajuan intelektual yang selalu meningkat.

2.  Perumusan Masalah

a. Menjelaskan Pengertian Puisi


b. Menjelaskan unsur struktur fisik pembangun puisi
c. Menjelaskan unsur struktur batin pembangun puisi
d. Menjelaskan contoh puisi karya sastra Indonesia

3. Tujuan

Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami dengan baik


tentang.
a. Pengertian-pengertian puisi dari beberapa ahli
b. unsur-unsur fisik pembangun puisi
c.  unsur – unsur batin pembangun puisi
d.  Contoh puisi karya sastra Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Puisi

Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima” atau
”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa Inggris disebut
”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau pembuatan, karena lewat puisi
pada dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin
berisi pesan atau gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Definisi puisi cukup banyak, salah satu pendapat yang cukup mudah
dipahami diantaranya mengatakan bahwa puisi adalah bentuk karya Sastra yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun
dengan mengonsentrasikan semua kekuatan bahasa, yakni struktur fisik dan
struktur batinnya ( Waluyo.1995:28, dalam buku Drs.Supriyadi, Mpd.
Pembelajaran Sastra yang apresiatif dan Integratif dari SD 2006:44 ). Berdasarkan
asal-usul istilah puisi dari atas dan berbagai pendapat para ahli, pengertian puisi
dapat didefinisikan sebagai salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata,
rima, dan irama sebagai media penyampaian untuk membuatkan ekspresi, ilusi
dan imajinasi.
Bila dibandingkan dengan karya sastra fiksi atau drama, pilihan kata dalam
puisi cenderung padat, singkat, imajinatif sehingga dikatakan mempunyai bentuk
tersendiri. Penggunaan rima dan irama agar puisi lebih indah juga merupakan
pembeda yang sangat signitifikan bila dibandingkan fiksi dan drama.
Berikut ini adalah definisi puisi menurut para ahli :

a.       Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata


yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang
setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris,
antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan
sebagainya.
b. Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat
musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu
seperti musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang
menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan
mempergunakan orkestra bunyi.
c. Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan
yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur.
d. Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran
manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik (misalnya
selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya), dan bahasanya
penuh perasaan, serta berirama seperti musik (pergantian bunyi kata-katanya
berturu-turut secara teratur).
e. Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang
paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat
mengesankan dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan,
kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian
orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah
untuk direkam.
f. William Wordsworth menjelaskan bahwa puisi adalah peluapan yang
spontan dari perasaan-perasaan yang penuh daya, memperoleh asalnya dari emosi
atau rasa yang dikumpulkan kembali dalam kedamaian.
g. Putu Arya Tirtawirya menjabarkan bahwa puisi merupakan ungkapan
secara implicit dan samar, dengan makna yang tersirat, dimana kata-katanya
condong pada makna konotatif.
h. Pengertian Puisi dalam Pradopo adalah aktivitas yang bersifat
pencurahan jiwa yang padat, bersifat sugestif dan asosiatif.
i. Samad Said mengemukakan puisi pada hakikatnya adalah satu
pernyataan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang
sesuatu peristiwa alam dengan ketajaman perasaannya. Perasaan yang tajam inilah
yang menggetar rasa hatinya, yang menimbulkan semacam gerak dalam daya
rasanya. Lalu ketajaman tanggapan ini berpadu dengan sikap hidupnya mengalir
melalui bahasa, menjadilah ia sebuah puisi, satu pengucapan seorang penyair.
j. Shahnon Ahmad menjabarkan bahwa terdapat garis-garis besar tentang
puisi. Unsure-unsur itu berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama,
kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang
bercampur baur.
k. Edgar Allan Poe bahwa puisi adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan
dalam bentuk berirama. Citarasa adalah unsur yang diutaman. Hubungan dengan
budaya intelek atau dengan suara hati hanya merupakan hubungan yang selari.
Jika bukan secara kebetulan, ia tidak ada kena mengena langsung sama ada
dengan tugasnya atau dengan kebenaran.
l. H.B. Jassin menjelaskan bhwa puisi adalah pengucapan dengan perasaan
yang didalamnya mengandung fikiran-fikiran dan tanggapan-tanggapan.
m. Ralph Waldo Emerson menjabarkan bahwa puisi mengajarkan sebanyak
mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin.
n. Waluyo mengemukakan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa
yang dipadatkan, dipersingkat dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan
pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
Edwin Arlington Robinson berpendapat puisi adalah bahasa yang
menyampaikan sesuatu yang sukar hendak dinyatakan.

B.Unsur fisik pembangun puisi

Unsusr fisik pembangun puisi terdiri atas lima unsur yakni, diksi, rima,
tipografi, imaji, kata konkret, dan gaya Bahasa.
1. Diksi merupakan pilihan kata-kata yang digunakan dalam puisi yang
merupakan hasil pemilihan secara cermat . Kata-katanya merupakan
hasil pertimbangan baik itu makna, susunan bunyinya, maupun
hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan baitnya.
2. Rima puisi adalah penggulangan bunyi dalam puisi yang berbentuk
musikalitas atau orketrasi. Penggunaan rima pada penulisnya puisi
berfungsi untuk memperindah bunyi.
Jenis rima dan contohnya :

A. Jenis rima berdasarkan persesuaian bunyi dalam kata atau suku kata.

a. Rima penuh, yaitu persamaan bunyi pada seluruh suku kata


terakhir. Contohnya “sayur mayur”.
b. Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi akhir pada seluruh kata.
Contohnya “Mendatang-datang jua. Kenangan masa lampau.
Menghilang muncul jua. Yang dulu silau-silau.”
c. Rima paruh, yaitu persamaan bunyi akhir pada suku kata
terakhir. Contohnya “campur baur”.
d. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi pada awal kata.
Contohnya “sedu sedan”.
e. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi vokal pada kata.
Contohnya “ketekunan kegemukan”.
f. Rima konsonansi, yaitu persamaan bunyi konsonan pada kata.
Contohnya “kocar kacir”.
g. Rima disonansi, yaitu pertentangan bunyi vokal kata. Contoh
“kisah kasih”.
h. Rima rangkai, yaitu persamaan bunyi pada beberapa kata
dalam sebuah kata. Contohnya rima a-a-a-a atau b-b-b-b.
i. Rima rupa, yaitu persamaan bunyi huruf yang mirip tetapi
berlainan arti. Contohnya “kumbang” dan “kembang”.

B.Jenis Rima Berdasarkan Letak Kata dalam Baris Kalimat.


a. .Rima awal, yaitu persamaan kata yang terletak pada sajak
kalimat. Contoh “Dari mana hendak ke mana. Dari sawah
hendak ke rumah. Dari mana kita berkelana. Dari rumah
menuju dunia”.
b. Rima tengah, yaitu persamaan kata atau suku kata yang terletak
di tengah kalimat atau baris. Contohnya “Pohon nangka
buahnya jarang. Pohon asam tingginya menjulang. Siapa
sangka dinda senang. Muka masam rai tak riang”.
c. Rima akhir, yaitu persamaan kata atau suku kata pada akhir
kalimat atau baris. Contohnya “Burung nuri terbang tinggi.
Burung dara menari-nari. Hati siapa takkan iri. Melihat dara si
jantung hati.

C.Jenis Rima Berdasarkan Letak Pasangannya dalam Bait.

a. Rima terus, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata pada
akhir setiap baris. Contohnya “Abdul Nuluk putra Baginda.
Besaran sudah bangsawan muda”.
b. Rima kembar, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang
saling berpasangan. Contohnya “Sedikitpun matamu tak
mengerling. Memandang ibumu sakit berguling. Air matamu
tak bercucuran. Tinggalkan ibumu tak penghiburan.”
c. Rima silang, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang
diletakkan secara silang. Contoh “Kalau ada sumur di ladang.
Boleh kita menumpang mandi. Kalau ada umurku panjang.
Boleh kita berjumpa lagi.”
d. Rima peluk, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang
saling berpelukan atau diapit satu atau dua suku kata yang
sama bunyinya. Contoh: “Hati memuja Tuhan kuasa. Gerak
laku jauhlah hari. Maafkan aku yang Gusti. Dalam usaha yang
alpa.”
e. Rima putus, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang
putus. Contohnya “Padamu seribu mawar sudah kuberi.
Sekedar membeli cintamu. Tapi kau tetap membatu, diam dan
bisu. Walau seribu tahun sudah aku menunggu, rindu, pilu”.
Rima bebas, yaitu persamaan bunyi kata atau suku kata yang
diletakkan secara bebas.
C...Tipografi.

Tipografi adalah struktur fisik atau bentuk puisi seperti tepi kanan-kiri,


pengaturan barisnya, hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik. Hal tersebut menentukan pemaknaan
terhadap puisi. Fungsi utama dari tipografi adalah membuat teks berguna dan
mudah digunakan. Tipografi berbicara tentang kemudahan dalam membaca
teks (readibility) dan kemudahan dalam mengenali setiap huruf dan
kata (legibility). Tipografi menghidupkan teks dalam sebuah tulisan, membuat
lebih menarik sehingga pembaca penasaran dan ingin membaca keseluruhan teks.

 Jenis-Jenis Tipografi:

1)      Tipografi konvensional

Contoh:

HATIKU ANGIN

Karya: Evi Idawati

hatiku angin

mengembara

mengalir

terhirup nafasmu

hatiku angin

menyebar

kosong tak terliha

mencemari nadi

meracun darah

hingga kaku
bagai patung diriku

2)      Tipografi Seperti Prosa

Contoh:

SAUDARA KEMBARKU

Karya: Subagio Sastowardoyo

 Kalau ada daham-daham terdengar di malam hari, aku tahu itu saudara
kembarku. Ia menanti aku di pekarangan, karena aku melarang ia masuk.

Pernah ia begitu rindu kepadaku dan tiba-tiba hadir di tengah keluargaku dengan
tamu-tamu yang sedang berpesta merayakan hari lahirku. Mereka semua
ketakutan melihat ia duduk di dalam, karena muka saudara kembarku sangat
buruk. Aku malu dan minta ia menunggu di luar kalau mau bertemu.

3)      Tipografi Zig-Zag
D. Imaji atau pengimajinasian dalam puisi merupakankata atau susunan kata yang
dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Melalu imaji,pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair. Dengan kata
lain, imaji merupakan citraan yang terdapat dalam puisi. Imaji dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual) dan imaji raba
atau sentuh (imaji taktil).
a. Imaji auditif adalah apabila kita menghayati puisi itu seolah-olah kita
mendengarkan sesuatu. Imaji auditif memberi efek pada indera
pendengaran. Imaji auditif di dalam karya sastra khususnya puisi dapat
dilihat dalam sajak puisi yang memiliki indera pendengaran. Contoh imaji
auditif seperti: Guntur menggelegar membelah malam. Hujan menderu
atap jerami. Ia kupukul dan kepalanya berdebus.
b. Imaji visual adalah jenis citraan atau imaji yang dirangsang oleh
penggunaan kata-kata berdaya saran penglihatan. Contoh imaji
visual seperti: Nyiur melambai-lambai di pinggir pantai. Awan berlarian
mengejar angin.
c.  Imaji taktil adalah jenis imaji atau citraan yang penggunaan kata-katanya
merangsang daya saran perabaan. Sehingga pembaca puisi dapat
membayangkan seakan benar-benar bersentuhan dengan hal-hal yang
dibicarakan. Contoh imaji taktil seperti: Lukanya robek hingga ke tulang.

E. Kata konkert.
Kata konkret yaitu suatu kata yang nyata untuk membangkitkan
imajinasi pembaca sehingga pembaca dapat membayangkan secara
jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair. Salah satu
unsur pembangun puisi adalah kata konkret. Secara
harfiah, konkret berarti nyata atau berwujud. Kata
konkret merupakan kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk
merujuk pada makna kata secara menyeluruh dan memberikan
pengimajian kepada pembaca.

Contoh Kata Konkret
 Sepeda Motor.
 Pesawat Terbang.
 Lemari.
 Ibu.
 Bapak.
 Baju.
 Makanan.
 Lampu
C.Gaya Bahasa

Gaya bahasa yang digunakan adalah metafora, personifikasi, hiperbola, dan


repetisi. Repetisi adalah gaya bahasa yang paling banyak digunakan pengarang
untuk menekankan makna mendalam yang terdapat dalam puisi. Gaya
bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau
menulis, lebih khusus adalah pemakaian ragam bahasa tertentu untuk memperoleh
efek tertentu. Efek yang dimaksud dalam hal ini adalah estetis yang menghasilkan
nilai seni.

Majas yang umum digunakan dalam puisi diantaranya metafora, sarkasme, litotes,


personifikasi, simile, ironi, dan hiperbola.

a. Majas metafora adalah  kelompok kata yang mengacu pada suatu


objek, tetapi bukan dengan arti yang sebenarnya. Kiasan yang
digunakan mengacu pada persamaan atau perbandingan sifat yang
dimiliki objek tersebut. Contoh majas metafora sebagai berikut.
Sungguh malang nasib bunga desa itu.
b. Sarkasme adalah salah satu jenis majas yang menggunakan kata-
kata pedas untuk menyakiti hati orang lain dan dapat berupa
cemoohan atau ejekan. Sarkasme berasal dari kata Yunani, yaitu
sark yang berarti "daging", dan asmos yang berarti "merobek". Jadi
secara harfiah, sarkasme berarti "merobek daging".
c. Secara bahasa, majas litotes berarti pernyataan yang memperkecil
sesuatu atau melemahkan, dan menyatakan kebalikannya.
Misalnya, untuk mengatakan pandai Anda bisa menggunakan
ungkapan tidak bodoh.
d. Majas personifikasi adalah salah satu gaya bahasa, yang
menciptakan perumpamaan benda mati dengan sifat menyerupai
manusia. Contoh majas personifikasi yang sering didengar
misalnya “Angin, sampaikanlah salamku padanya,”.
e. Majas simile juga membandingkan dua hal secara langsung, tetapi
bukan dengan wujud yang sama. Perbandingan pada majas simile
berfokus pada sifat atau karakter. Contoh sederhananya adalah
membandingkan seorang wanita yang terlihat cantik, dengan
keindahan pada bunga-bunga di taman.
f. Majas ironi adalah majas yang digunakan untuk menyindir dengan
mengatakan hal yang sebaliknya, misalnya, "Bagus sekali
tulisanmu, sampai aku tidak bisa membacanya." Hal tersebut dapat
diartikan bahwa tulisannya tidak bagus sampai tidak bisa dibaca.
Selain ironi, majas sindiran lainnya adalah sinisme dan sarkasme.
g. Majas hiperbola adalah majas yang berupa pernyataan berlebihan
dari kenyataannya dengan maksud memberikan kesan mendalam
atau meminta perhatian. Contoh: a) Suaranya menggelegar
membelah angkasa. b) Tubuhnya tinggal kulit pembalut tulang.
D.   unsur struktur batin pembangun puisi

. Tema

Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi. Tema


menjadi penentu penyair untuk menentukan diksi dalam puisi. Contohnya, puisi
dengan tema kasih sayang seorang ibu kepada anaknya akan memiliki diksi yang
berbeda dengan puisi bertemakan perjuangan para pahlawan melawan penjajah.

 . Rasa

Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu yang dituangkan ke


dalam puisi. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang
sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis
kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis
dan  

 Nada

Nada adalah bentuk sikap penyair terhadap pembaca. Nada memiliki kaitan erat
dengan suasana. Penyair dapat menyampaikan puisi dengan berbagai nada.
Misalnya, puisi dengan nada sedih dapat membuat perasaan pembaca menjadi iba.
Tentu saja hal ini dapat menghadirkan suasana yang penuh kesedihan.

Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Melalui


puisi yang dibaca, pembaca dapat memperoleh amanat
secara tersurat ataupun tersirat.
E.Contoh Puisi Karya Sastra Indonesia

Ketika Ada yang Bertanya tentang Cinta oleh Aan Mansyur

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,


kau melihat langit membentang lapang
Menyerahkan diri untuk dinikmati,
tapi menolak untuk dimiliki

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,


aku melihat nasib manusia terkutuk hidup di bumi
bersama jangkauan lengan mereka yang pendek
dan kemauan mereka yang panjang

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,


kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung
Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi
dari mata peluru para pemburu

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,


aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa
Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri

Ketika ada yang bertanya tentang cinta,


Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata
atau cukup ketidaksempurnaan kita?

Guru oleh Kahlil Gibran

Barang siapa mau menjadi guru


Biarlah dia memulai mengajar dirinya sendiri
Sebelum mengajar orang lain
Dan biarkan pula dia mengajar dengan teladan
Sebelum mengajar dengan kata-kata

Sebab, mereka yang mengajar dirinya sendiri


Dengan membenarkan perbuatan-perbuatan sendiri
Lebih berhak atas penghormatan dan kemuliaan
Daripada mereka yang hanya mengajar orang lain
Dan membenarkan perbuatan-perbuatan orang lain
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
- Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang
artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini adalah
poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter (dalam
Tarigan, 1986:4) menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang
berarti membuat atau mencipta.
- Membaca puisi bukan sekedar menyampaikan arus pemikiran penyair, tapi
kita juga harus menghadirkan jiwa sang penyair. Kita harus menyelami dan
memahami proses kreatif sang penyair, bagaimana ia dapat melahirkan karya
puisi.

B.Saran

Bagi pengajaran sastra


a. Bagi guru pengajar sastra menerapkan praktek dan mengarang puisi unyuk
melatih aak didik.
b. Guru pengajar sastra mempunyai peranan yang penting untuk membina,
mengarahkan, dan memotivasi siswa untuk menumbuhkan minat dalam
mengarang puisi, sehingga siswa tidak hanya dapat menikmati puisi karya orang
lain, melainkan mereka dapat menciptakan puisi karya mereka sendiri.
c. sebagiknya dalam mengarang dan membaca puisi harus memahami dan
mengerti teknik yang digunakan dalam puisi agar tidak sembarangan dalam
melaksanakan praktek puisi.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, dkk. 2012. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa


Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama.

Pradita, Intan Jurnia. 2014. Skripsi. Kemampuan Menulis Puisi


Bebas Menggunakan Pembelajarab Di Luar Kelas Siswa Kelas V
SD Negeri Karang Sleman. Universitas Negeri Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai