Anda di halaman 1dari 30

Laporan Materi

KONSEP DASAR PUISI dan APRESIASI PUISI ANAK

Laporan Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Apresiasi Sastra

Dosen Pengampu : Muh. Zuhdy Hamzah,SS.,M.Pd

Oleh :

Syafa'atul Muchromiyah (19140047)

Al Vina Damayanti (19140056)

Naufal Anugrah Shaktiaji (19140088)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM


MALANG

2021
Laporan Konsep Dasar Apresiasi Puisi pada Pertemuan Ketiga Bulan
September 2021
Disusun Oleh :
Syafa'atul Muchromiyah (19140047)
Al Vina Damayanti (19140056)
Naufal Anugrah Shaktiaji (19140088)
Kegiatan : Literasi Materi Konsep Dasar Apresiasi Puisi
Waktu : Pertemuan Minggu Ketiga Bulan September 2021

I. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sebuah puisi hadir sebagai pernyataan dari seorang penyair
yang mana pernyataan tersebut berisi sebuah pengalaman-pengalaman
batin yang terlahir sebagai sebuah proses kreatifitas terhadap suatu
objek seni. Di dalam objek seni ini biasnya berisikan tentang sebuah
permasalahan-permasalahan kehidupan yang terjadi di alam sekitar
atau segala hal yang dirahasiakan di alam yang realistis atau nyata.
Dari situlah kita dapat mengetahui pengertian dari puisi secara padat
yaitu sebuah karya sastra yang pola Bahasa sudah di padatkan, di
persingkat, dan diberikan sebuah irama bunyi yang padu, dalam
pemilihan kata-katanya bersifat kias atau imajinatif. Walaupun begitu
dalam pemilihan kata diperpadat tapi isi dari puisi memiliki sebuah
kata yang bermakna dalam pengucapan. Kata puisi berasal dari
bahasa Yunani poiesis yang berarti penciptaan. Akan tetapi arti
semula ini dipersingkat lagi ruang lingkupnya menjadi hasil seni
sastra. Yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu
dengan irama, sajak, dan terkadang memakai kata-kata kiasan.

Apresiasi biasanya terkait langsung dengan kegiatan seni,


kemudian sebuah apresiasi puisi berkaitan langsung dengan puisi,
diantaranya yaitu, membaca dan mendengar puisi dengan penghayatan
yang sungguh-sungguh, menuliskan sebuah puisi, dan yang lainnya.
Kegiatan tersebut menyebabkan seorang memahami sebuah karya puisi
secara mendalam dan juga penuh penghayatan dan menghargai sebuah
karya puisi dengan keindahanyaa ataupun kelemahannya.
Pembelajaran apresiasi puisi adalah salah satu pembelajaran dari
apresiasi sastra. Oleh karena itu Materi yang harus diberikan kepada
siswa sebaiknya materi yang bertujuan agar siswa lebih mengenal,
memahami, menghayati kepribadian, sikap, wawasan, serta
peningkatan pengetahuan dan kemampuan berkomunikasi maupun
berbahasa. Dan Pembelajaran apresiasi puisi memiliki beberapa fungsi
dalam kehidupan manusia.
1.2. Tujuan
1. Mengetahui Konsep Dasar Puisi
2. Mengetahui Apresiasi Puisi Anak
II. Metode Pelaksanaan
2.1. Metode Kegiatan
Dalam pembuatan laporan ini, kami menggunakan Metode
kepustakaan yang mana proses penelitian dilakukan dengan
membaca buku atau jurnal dan sumber data lain yang dapat
dipercaya untuk menghimpun data dari berbagai literature, baik dari
e-perpustakaan atau tempat lain. Setelah mengumpulkan materi dari
berbagai sumber, maka kami akan menyusun data-data tersebut
beserta contoh yang akan kami analisis.
2.2. Pelaksanaan Kegiatan
Dalam Proses Kegiatan, Pertama Anggota kelompok melakukan
pemahaman awal terkait dengan materi yang kita bahas saat ini,
kemudian kami membagi sub bab materi yang terkait pada setiap
anggota kelompok. Setelah itu setiap anggota kelompok mencari
beberapa literatur yang digunakan untuk membantu menulis laporan.
kemudian kami akan menyusun dan merapikan laporan menjadi satu.
Dan Terakhir kita melakukan diskusi ringan untuk mempelajari lagi
materi yang kita bahas sebelum kami sampaikan kepada teman-
teman.
III. Materi
3.1. Pengertian Puisi
Secara etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani ”poeima”
atau ”Poesis” yang berarti pembuatan. Sedangkan dalam Bahasa
Inggris disebut ”Poem” atau ”Poetry” yang berarti membuat atau
pembuatan, karena dari puisi pada dasarnya seseorang telah
menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi pesan atau
gambaran suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah yang
bermakna. orang yang menciptakan sesuatu lewat imajinasi pribadi.
Imajinasi pribadi dapat diartikan ketika seseoran membuat puisi
adalah satu karya yang benar-benar dihasilkan oleh individu
berdasarkan pada pengalaman sebelumnya yang pernah didapat.
Definisi dari penjelasan puisi seiring berjalannya waktu semakin
berkembang juga, oleh karena itu timbulah sebab sebuah kesulitan-
kesulitan untuk menentukan definisi puisi secara utuh. Ketidak
konstitenan itu menimbulkan definisi puisi semakin hari semakin
beragam yang menyebabkan lahirlah sebuah jenih-jenis puisi baru
sehingga sulitnya menyimpulkan sebuah pengertian secara gamblang
dari pengertian puisi yang sebenarnya. Berikut pengertian puisi dari
beberapa ahli :
1. Sanuel Taylor Coleridge puisi adalah kata kata yang terindah
dalam susunan terindah
2. Carlyle puisi adalah hasil dari suatu pemikiran yang bersifat
musikal.
3. Wordsworth menyatakan bahwa puisi merupakan pernyataan
perasaan imajinatif, yakni perasaan yang di angankan.
4. Dunton menyatakan bahwa puisi merupakan pemikiran manusia
secara konkret dan artistik dalam Bahasa emosional dan berirama.
5. Suryaman,Waluyo (2005:1) menyatakan bahwa puisi adalah
karya sastra yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama
dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kiasan
(imajinatif). Kata-kata dipilih secara benar agar memiliki
kekuatan pengucapan. Walaupun singkat atau padat, namun
berkekuatan.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah dipaparkan. tampak beberapa


unsur yang menjadi simpulan dalam puisi yakni, puisi adalah sebuah
ungkapan perasaan yang ditulis secara imajinasi yang diwujudkan
dengan sebuah kata-kata kiasan, bernada, berirama, atau dengan
tipografi tertentu. Selain mengungkapan sebuah perasaaan puisi juga
berisikan tentang pengalam hidup, pepatah, pikiran, semoboyan,
bahkan sebuah doa. Kemudian puisi digunakan untuk ungkapan
emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indra,
susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan yang
bercampur-baur. Puisi bercerita suatu kejadian yang akan memberi
makna yang mendalam untuk kehidupan seseorang. kata-kata yang
tersirat dalam puisi, membuat puisi bukanlah yang menjemukan. Siapa
saja akan terasa tertarik dari tiap-tiap bait yang indah yang tertuang
didalamnya.
3.2. Unsur-Unsur Puisi
Dalam Unsur-unsur puisi tidak bisa berdiri secara sendiri-sendiri,
namun terdapat sebuah struktur didalamnya. Yang mana struktur-
struktur tersebut merupakan keterkaitan antara satu dengan yang
lainnya. hal ini menunjukkan hubungan keterjalinan satu dengan
yang lainnya. Unsur-unsur tersebut juga menujukkan sebuah fungsi,
artinya unsur-unsur tersebut mempunyai sebuah fungsi yang terkait
dengan kesatuan yang totalitas didalamnya. Puisi mempunyai dua
unsur besar yaitu struktur fisik dan struktur batin.
A. Struktur Fisik.
Struktur fisik merupakan struktur yang mengacu pada suatu
bentuk puisi. Struktur fisik puisi antara lain sebagai berikut :
1. Tipografi ( perwujudan puisi)
Tipografi ini merupakan bentuk puisi. Misalnya halaman
yang tidak dipenuhi oleh kata-kata, mempunyai tepi kanan
kiri, mempunyai pengaturan baris, hingga baris puisi yang
tidak selalu di mulai dengan huruf kapital. Hasanuddin
(2002:150). Menyatakan bahwa tipografi ini diciptakan
dengan maksud memahami bentuk-bentuk tipografi akan
sedikit memudahkan memahami sebuah sajak. Jadi tipografi
ini tidak hanya tercipta denga nasal-asalan. Tetapi tercipta
karena maksud tertentu. Tipografi yang disusun dengan
sedemikian rupa, akan memberikan suatu gambaran atau
suasana sajak yang membentuk pola dan teratur. Contoh :
SEBAGAI DAHULU
Laksana bintang berkilat cahaya
Di atas langit hitam kelam,
Siar berkilau cahya matamu,
Menembus aku kejiwa dalam
Ah, tersadar aku,
Dahulu……………..
Telah terpasang lentera harapan
Tetiup angina gelap keliling.
Laksana bintang di langit atas,
Bintangku kejora
Segera lenyap peredar pula,
Bersama zaman terus berputar
Pada contoh puisi di atas, kita dapat membandingkan bentuk yang
satu dengan bentuk yang lainnya sehingga dapat memilih dan menilai
bentuk mana yang membantu. Selain itu juga bisa mempermudah kita
dalam memahami puisi maupun memberi kenyamanan saat
membacanya sehingga dapat kita gunakan sebagai suatu bentuk awal
jika kita ingin membuat tipografi pada puisi yang kita tuliskan.
2. Diksi
Diksi merupakan pemilihan suatu kata-kata dalam puisi. Kata-kata
yang dipilih pada diksi ini harus berkaitan erat dengan makna,
keselarasan bunyi dan urutan kata. Menurut Sayuti (2010:143-144)
diksi merupakan sebuah esensi dari penulisan puisi yang
merupakan faktor tertentuk dalam pembentukan daya cipta. Sangat
penting Dalam menempatkan kata-kata yang menumbuhkan
suasana puitis yang nantinya akan membuat penikmat, pembaca
dan pemahaman sebuah karya puisi secara total dan menyeluruh.
Contoh :
ILMU
Karya: S. Nadrotul Ain
Ilmu semua orang
Memerlukanmu
Aku belajar dengan tekun
Untuk mendapatkanmu
Buku adalah sumbermu
Bagai makanan
Yang kusantap setiap waktu
Tanpamu ilmu
Aku tak berguna
Di dunia ini.
3. Gaya Bahasa
Gaya Bahasa ini sering disebut juga majas. Gaya Bahasa atau
majas ini merupakan penggunaan Bahasa yang dapat menimbulkan
konotasi tertentu, sehingga karya itu akan bermakna. Meoliono (
dalam Fatimah 1993:22). Agar majas ini dipergunakan oleh
pengarang, majas ini perlu didasari dibedakan dari gaya atau style,
agar menghidupkan suatu karangan dan bersifat konkret. Majas
juga merupakan denotasi yaitu yang diperoleh dari majas ini adalah
suatu ungkapan atau kata. Majas, juga memiliki kemampuan untuk
menghimbau indra penikmat atau seorang pembaca, karena majas
ini lebih ringkas dan lebih sering terungkap dalam kata.
Adapun beberapa contoh dari majas atau gaya Bahasa yaitu
sebagai berikut :
a) Hiperbol : majas yang dibesar-besarkan atau dilebih-
lebihkan.
Contoh : hatiku terbakar dan darahku terasa mendidih
setelah mendengar berita itu.
b) Personifikasi : majas yang mengumpamakan benda mati
sebagai manusia.
Contoh : bulan dan bintang menajdi saksi sumpah setia
mereka
c) Metafora : majas yang membandingkan dua benda
berdasarkan persamaan atau perbandingan.
Contoh : pemuda adalah tulang punggung negara
d) Simile : majas yang menggunakan perbandingan
langsung antara dua benda dengan menggunakan kata-
kata. Seperti, ibarat, bagai, bagaikan, laksana, atau baik.
Contoh : mukanya pucat bagaikan mayat.
e) Metonimia : majas yang memakai ciri atau hal yang
ditautkan dengan orang atau barang sesuai penggantinya.
Contoh : dia ke Jakarta naik Garuda
4. Kata konkret
Kata konkret merupakan kata yang mudah dipahami oleh
pembaca, karena tidak mempunyai makna ganda.
Contoh :
HUJAN BULAN JUNI
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Di rahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon yang berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu dijalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu.
Ada beberapa kata dalam puisi diatas yang bisa
digolongkan dan dijelaskan menjadi kata konkret, antara lain
yaitu : hujan, jalan, pohon, akar dan bunga. “ hujan “
mewakili manusia yang terjatuh. “ jalan” dimaknai sebagai
jalan kehidupan. “ pohon” mewakili manusia yang diam saja
tapi indah. “ akar” dimaknai sebagai perasaan atau jiwa. “
bunga” mewakili perempuan.
5. Rima
Rima merupakan unsur kesamaan bunyi, baik dibagian awal,
tengah dan akhir puisi. Sayuti (1985:35) rima atau
persajakan merupakan perulangan dari suatu bunyi yang
sama dalam puisi baik didalam larik maupun di akhir larik-
larik dari sebuah puisi. Kita dapat mengklarifikasikan
persajakan dalam puisi ini yaitu dengan cara melihat dari segi
bunyinya yang meliputi sajak sempurna, sajak paruh, sajak
mutlak, alitrasi, dan asonansi. Di lihat dari segi tempat kata-
kata yaitu meliputi sajak tengah dan sajak akhir. Kemudian
jika dari hubungan baris dalam tiap bait meliputi saja merata,
sajak berselan, sajak berangkai,dan sajak berpeluk. Contoh :
IBUKU
Karya: Wahyudi
Betapa susah payahnya
Engkau melahirkan, mendidik, dan membesarkanku
Engkau adalah perisai hidupku
Engkau adalah cermin hidupku
Aku akan berbakti kepadamu
Aku akan menurut kepadamu
Aku akan melindungi dirimu
Surga ada di telapak kaki ibu.
6. Imaji
Imaji merupakan suatu susunan kata-kata yang dapat
mengungkapkan pengalaman indrawi, seperti perasaan,
penglihatan, dan pendengaran.
Contoh :
PANCA INDRAKU
Aku melihat bulan
Dengan mataku
Aku mendengar kicau burung
Dengan telingaku
Aku merasakan manisan
Dengan lidahku
Aku mencium bunga
Dengan hidungku
Aku meraba patung
Dengan kulit tanganku
Pada puisi diatas digambarkan pengalaman seorang anak kecil
berusia 9 tahun dengan ayamnya melalui kata-kata bernilai
citraan visual dan auditif sehingga mampu membangkitkan
gambaran konkret : // Anak ayamku / Bulumu sekuning /
Matahari di langit biru/ Mencicit-cicit di pangkuanku//.
B. Struktur Batin
Sturktur batin mengacu pada isi dari puisi. Struktur batin ini,
memiliki bagian-bagian yaitu seperti :
1. Makna
Makna merupakan arti dari setiap kata, baris dan keseluruhan dari
puisi. Contoh :
MENGEJAR MIMPI
Kilau cahaya pada pagi hari
Menyambut jiwa yang penuh tekad
Mengawali cara melalui
Hari esok yang ceria ditunggu
Kumulai dengan cara tentu
Memandang sinar si mentari
Renyut nadi yang tidak henti
Memijak cara tegarkan hati
Mengenai keinginan mengenai cita
Walaupun jauh kan ku menempuh jua
Setinggi bintang hias angkasa
Ku tetap tuk mencapainya
Selebar lautan keringatku
Tidak pernah ku hiraukan
Ku akan capai seluruh mimpi

Bait 1 : semangat pagi yang penuh tekad untuk memburu satu


mimpi
Bait 2: mengawali mimpi dengan hati yang tegar
Bait 3: setinggi apa saja mimpi kita dengan percaya dan semangat
harus kita capai.
Bait 4: walaupun banyak rintangan janganlah patah semangat kita
harus percaya bila kita itu bisa.
Jadi, dalam mengejar mimpi kita harus percaya dan selalu
semnagat dengan diawali hati yang tegar dan kuat. Setinggi apapun
mimpi kita, seberat apapun rintangan yang sedang kita hadapi, kita
harus maju terus dan selalu percaya bahwa kita itu bisa meraih
mimpi itu. Semangat !
2. Rasa
Rasa merupakan sikap seorang penyair terhadap pokok
permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Contoh :
DOA YATIM PIATU
Tuhan
Beri aku Mama
Tuhan Beri
aku Papa
Amin. .... !
Pada puisi di atas menceritakan rasa sedih mendalam yang
dirasakan oleh anak tersebut
3. Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembacanya. Melalui
nada, penyair dapat menyampaikan tema dan rasa kepada seorang
pembaca. Contoh :
PAHLAWAN TAK DIKENAL
Sepuluh tahun yang lalu dia terbarinng
Tetapi tidak tidur, sayang
Sebuah lubanng peluru bundar di dadanya
Senyum bekkunya mau berkata, kita sedang peerang.
´´´´´´´´´´´´´´´´´´´
Wajah sunyi setengah terngadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda

Toto Sudarto Bakhtiar sangat kagum kepada para pahlawan


yang gugur dalam pertempuran di Surabaya tanggal 10 November
1945. Mereka kebanyakan yang tidak dikenal dan gugur dalam usia
yang sangat muda. Karena kagum kepada para pejuang
kemerdekaan itu, agar terjadi keakraban antara penulis dengan
pembaca, maka digunakan kata sayang, setelah frasa, tapi bukan
tidur.
4. Amanat
Amanat ini, merupakan pesan yang ingin disampaikan seorang
penulis kepada seoarang pembaca. Yang dimaksud dari pesan ini
yaitu pesan yang terkandung atau pesan moral dalam suatu puisi.
Contoh :
DARI SEORANG GURU KEPADA MURID-MURIDNYA
Adakah yang kupunnya anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdianku kepadaku
Kalu hari Minggu engkau datang ke rumahku
Aku takut anak-anakku
Kursi-kursi tua yang di sana
Dan meja tulis sederhana
Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti kainnya
Semua aku bercerita kepadamu
Tentangn hidupku di rumah tangga
Puisi di atas, dapat menghasilkan amanat-amanat sebagai berikut:
a. Perbaikilah nasib guru
b. Hormatilah guru yanng hidupnya menderita namun tetap
berbakti dengan penuh semangat
c. Muliakanlah guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa
d. Jangan menilai harkat guru dari harta kekayaan, tetapi dari
keselluruhan martabatnya.
3.3. Genre Puisi
Sebagai calon guru MI/SD sudah sepantasnya kita mengetahui
beberapa genre dari puisi. Puisi sendiri diambil dari bahasa Yunani
poteis yang berarti pembuat, pembentuk, atau pembangun. Puisi juga
mampu merangsang imajinasi manusia untuk terus berkembang dan
kreatif serta menyuguhkan hiburan untuk para pembacanya. Puisi
sangatlah beragam oleh karena itu pada pembahasan kali ini kami
membahas terkait pengelompokan puisi. Berdasarkan pengelompokkan
waktu kemunculannya puisi dapat dipaparkan ke dalam 2 bentuk puisi
yakni puisi lama dan puisi baru (modern). Perbandingan puisi lama
dengan modern
No Jenis Puisi Lama Puisi Baru
1. Penulis Anonim (Sebagian tidak Terdapat nama pengarangnya
ada nama pengarangnya)
2. Media Lisan Tulis
3. Aturan Ketat mengikuti pola Tidak memiliki pola tertentu
tertentu

A. Puisi Lama
Puisi lama telah ada sejak bangsa barat belum mempengaruhi
kesusastraan Indonesia. Pada saat itu masyarakat bersifat statis dan kolektif
sehingga menimbulkan berbagai peraturan yang terikat mengenai puisi.
Sepertihalnya rima, sajak, bait dan masih banyak lagi. Supaya lebih jelas,
berikut ini merupakan paparan mengenai jenis – jenis puisi lama.
a) Mantra
Mantra merupakan ujaran lisan dengan rima yang begitu ketat.
Didalam bunyian mantra tersebut tidak mengedepankan arti
maknanya terkadang tidak memiliki arti. Mantra biasanya dikenal
memiliki kekuatan goib oleh karena itu biasanya dijadikan sebagai
obat untuk menyembuhkan orang sakit dan lain sebagainya.
Contoh : Mantra pengobat sakit perut
Gelang – gelang si gali – gali
Malukut kepala padi
Air susu keruh asalmu jadi
Aku sapa tidak berbunyi
b) Pantun
Pantun merupakan jenis puisi yang memiliki ciri khas
tersendiri yakni bentuk dan polanya tetap.
Ciri-ciri pantun :
1. Pantun memiliki 4 baris di setiap baitnya
2. masing – masing dengan pola a-b-a-b
3. tiap baris pantun terdiri dari 8-12 suku kata.
4. 2 baris pada awal bait berupa sampiran kemudian lainya sebagai
isi pantun itu sendiri.
Contoh :
Ayahku seorang petani
Bekerja tiap hari di tanah ladang
Ayo belajar hari ini
Untuk masa depan yang lebih gemilang
c) Karmina
Karmina sejenis dengan pantun namun isinya lebih singkat.
Karena karmina sangat pendek maka biasanya diistilahkan sebagai
pantun kilat. Karmina memiliki pola seperti pantun namun hanya
terdiri dari 2 baris. Sebenarnya, karmina berasal dari empat baris,
yang tiap barisnya bersuku kata empat atau lima lalu tiap barisnya
tersebut diucapkan seolaholah membentuk sebuah kalimat. Baris
pertama sampiran dan baris ke dua isi.
Ciri-ciri karmina :
1. Terdiri dari dua baris
2. Baris pertama sampiran, kedua merupakan isi
3. Terdiri dari 8-12 suku kata
4. Bersajak lurus a-a
5. Digunakan untuk menyindir secara langsung
6. Kesuluruhannya merupakan bait
Contoh :
Awal : Dahulu ketan
sekarang ketupat
Dahulu preman
sekarang ustad
Menjadi: Dahulu ketan sekarang ketupat
Dahulu preman sekarang ustad
d) Seloka
Seloka dikatakan sangat mirip dengan pantun. Namun
terdapat perbedaan pola antara pantun dan seloka. Pantun berpola a-
b-a-b sementara seloka berpola a-a-a-a. kata seloka adalah sebuah
kata serapan dari Bahasa sansekerta “sloka”. Seloka sendiri
merupakan salah satu jenis puisi melayu klasik yang berisi
perumpamaan. Pesan yang disampaikan dapat berpa candaan,
ejekan, atau sindiran. Maka tak khayal jika seloka digunakan untuk
kritik sikap negate yang berada di masyarakat tanpa menyinggung.
Ciri-ciri seloka secara umum :
1. Satu bait terdiri empat baris
2. Baris pertama dan kedua adalah sampiran, baris ketiga dan
keempat adalah isi
3. Setiap baris ada 4 suku kata
4. Rangkainya menyambung
Contoh :
Sudah bertemu kasih sayang
Duduk terkurung malam siang
Hingga setapak tiada renggang
Tulang sendi habis berguncang
a) Talibun
Talibun mirip dengan pantun namun terdapat perbedaan.
yakni ciri-ciri talibun :
1. Puisi bebas
2. baitnya terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
3. Beberapa talibun juga ditulis pada 16-20 baris dalam tiap
baitnya.
4. Pola talibun biasanya mengikuti berapa baris yang digunakan,
jika 8 bait, maka pola rima akhirnya a-b-c-d-a-b-c-d. jika 6 bait
pola rima akhirnya a-b-c-a-b-c
5. Gaya Bahasa yang luas dan lumrah
6. Berisi perkara yang terperinci
7. Setiap rangkapnya digunakan menjelaskan satu keseluruhan
cerita
8. Ada beberapa tema yang berkaitan sesuai dengan fungsi puisi.
Contoh : mengisahkan kelakuan dari diri manusia. dll
Talibun biasanya digunakan pada acara-acara berbalas
pantun, sebagai pengganti pantun empat larik seuntai. Hal itu
memudahkan untuk pengungkapan gagasan dalam bentuk dialog.
Dari sinilah talibun dikenal dengan pantun panjang yang
pengulangan katanya sampai enam atau delapan larik, dan hal ini
sangat lumrah dalam talibun. Variasi pengulangannya sangat
beragam tergantung yang membacanya bisa di awal, di tengah atau
di akhir.
Contoh : contoh talibun 6 baris bersajak a-b-c-a-b-c.
Dikala mendung mulai menyapa
Rintik hujan mulai bersiap
Pelangi pun telah menyemburat
Jika hendak beroleh surga
Buat amal sholeh padat merayap
Tinggalkan semua hal maksiat
B. Puisi Baru
Puisi baru atau modern memiliki ciri khas yang bebas dari aturan,
baik bentuk maupun aturan isi. Pada puisi ada juga yang ditemukan
hanya terdiri dari satu kalimat saja. Hal demikian dikarenakan puisi baru
atau modern lebih mementingkan isi dibandingkan dengan bentuk.
Namun bentuk fisik dari puisi modern dibuat secara khusus dengan
tujuan mendukung isi puisi.
a) Balada
Balada merupakan salah satu jenis puisi baru yang berbentuk
kisah/cerita sehingga membuat balada memiliki alur, tokoh dan latar
cerita.
Contoh :
Karya : W.S Rendra
Kita bergantian menghirup asap
Batuk dan lemas terceruk
Marah dan terbaret – baret
Cinta membuat kita bertahan
Dengan secuil redup harapan
Kita berjalan terseok – seok
Mengira Lelah akan hilang
Di ujung terowongan yang terang
Namun cinta tidak membawa kita
Memahami satu sama lain
Kadang kita merasa beruntung
Namun harusnya kita merenung
Akankah kita sampai di altar
Dengan berlari terpatah – patah
Mengapa cinta tak mengajari kita
Untuk berhenti berpura – pura?
Kita meleleh dan tergerus
Serut – serut sinar matahari
Sementara kita sudah lupa
Rasanya mengalir bersama kehidupan
Melupakan hal – hal kecil
Yang dulu termaafkan
Mengapa kita saling menyembunyikan
Mengapa marah dengan keadaan ?
Mengapa lari ketika sesuatu
Membengkak jika dibiarkan ?
Kita percaya pada cinta
Yang borok dan tak sederhana
Kita tertangkap jauh terperangkap
Dalam balada orang – orang tercinta
b) Himne
Himne merupakan jenis puisi yang berisikan pujian kepada Tuhan,
tanah air, pahlawan. Contoh Himne
Karya : candra malik
Tak Pernah Pergi
Hanya namamu kupanggil
Cinta dan rindu menggigil
Engkau adalah jiwa itu sendiri
Engkau bagiku badan ruhani
Segala yang tlah kuserahkan
Menjelma menjadi kesunyian.
Darimu aku belajar tentang sepi
Darimu aku belajar menyendiri
Derita dan bahagia adalah kini
Terasa sama saja di dalam hati
Hidup adalah tentang sekarang
Tentang datang, tentang pulang.
Engkau tlah menanam dasar.
Biarlah ini ku genggam tegar
Engkau tak pernah pergi
Selalu hadir dengan wujud suci
Bagiku tiada yang tiba – tiba
Dan bagiku dia maha seketika
Perjalanan adalah pengasuhan
Dan engkau adalah pengalaman
c) Ode
Ode merupakan puisi yang didalamnya berisi sanjungan kepada
orang yang telah berjasa Baik berjasa untuk tanah air, agama,
maupun perorangan. Contoh Ode :
Puisi untuk guru
Karya : Muhammad Yanuar
Engkau bagaikan cahaya
Yang menerangi jiwa
Dari segala gelap dunia
Engkau adalah setetes embun
Yang menyejukkan hati
Hati yang ditikam kebodohan
Sungguh mulia tugasmu guru
Tugas yang sangat besar
Guru engkau adalah pahlawanku
Yang tidak mengharap balasan
Segala yang engkau lakukan
Engkau lakukan dengan ikhlas
Guru jasamu takkaan ku lupa
Guru ingin ku ucapkan
Terimakasih atas jasamu
d) Epigram
Epigram merupakan puisi yang berisikan ajaran/ tuntunan/ nasihat.
Contoh epigram :
Perjalanan Usia
Karya : Chandra Malik
Anak – anak tumbuh mendewasa
Akankah aku hanya tumbuh menua ?
Kelak mereka butuh lawan bicara
Apakah kala itu aku kakek pelupa
Anak – anak tidak selamanya bayi
Mereka butuh tak hanya dimengerti.
Mereka punya mata, punya hati,
Tidak cukup dengan harta diwarisi
Sampai kapan usiaku ditakdirkan
Sampai batas itulah aku dihadirkan.
Sebagai orang tua, sebagai teman,
Sampai batas waktu yang telah ditentukan
Tak baik jika mereka disini saja
Hangat dipeluk rumah dan keluarga
Kehidupan itu pengembaraan jiwa
Dan mereka pengelana berikutnya
Jika tumbuh dewasa ada ujungnya
Jangan hanya menua sia -sia
Dalam perjalananku menyusuri usia
Setidaknya harus pernah bijaksana.
e) Romance
Romance merupakan puisi yang berisikan ungkapan perasaan cinta
dan kasih sayang. Baik isi yang terkandung berupa cemburu, rindu,
bahagia, sedih dan lain sebagainya yang berkaitan dengan percintaan.
Contoh romance :
Gadis Itali
Karya : Sitor Situmorang
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit itali
Jika musimmu tiba nanti
Jeputlah abang di teluk Napoli
Kerling danau di pagi hari
Lonceng gereja bukit itali
Sedari abang lalu pergi
Adik rindu setiap hari
Kerling danau dipagi hari
Lonceng geraja bukit itali
Andai abang tak kembali
Adik menunggu sampai mati
Bukit tandus di kebun anggur
Pasir teduh dibawah nyiur
Abang lenyap hatiku hancur
Mengejar bayang di salju gugur
f) Elegi
Merupakan puisi yang lebih luas dibandingkan romance. Puisi
elegi berisi perasaan sedih, duka, tangis, lara. Puisi ini berisikan
perasaan sedih yang lebih meluas yakni apabila terkena bencana,
musibah dan lain sebagainya.
Contoh Elegi :
Elegi Nelayan Tua
Karya : Idrus Tintin
Lelaki tua itu tersungkuk – sungkuk di emper gubuk
Bulan layu rendah di langit
Air mulai surut
Dan terlena di gerogoti mimpi
Sebentar lagi subuh tiba
Inikah impian penghabisan seorang nelayan
Kaki dan tangan kaku dibelasah encok
Dada seperti terbakar batuk batuk batuk
Berteman dengan bulan dan air surut air pasang
Kokok ayam dan ccit murai
Menyambut pagi yang bukan miliknya?
Panorama masa lalu tergambar dilayar langit
Dengan kail memancing ikan ikan ikan
Sembilang tengiri selar dingkis tamban Jahan
Ikan ikan ikan
Pancing bubu belat kelong jala jaring
Selamat tinggal ?
Encok yang datang marilah kamu
Batuk yang masuk teruskan jalanmu
Ikan – ikan masa lalu
Ikan – ikanku besok
Dan pertarungan akan dilanjut terus!
g) Satire
Satire merupakan puisi yang beri
si kritikan dan sindiran. Kritik tersebut bisa saja ditujukan oleh
seseorang, kritik sosial masyarakat maupun ranah pemerintahan.
Contoh satire :
Otak sudah ke Dengkul
Karya : Chandra Malik
Bisa dilihat arti dari puisi ini merupakan masyarakat yang sudah tidak
tahan lagi dengan sistem pemerintahan yang ada di Negara tersebut
yang mana ekonomi yang sulit dan tidak ada jalan keluar dari
pemerintah sehingga membuat masayarakat harus pergi ke jalan
menyuarakan suaranya agar didengar oleh pemerintah/
Jika tiba – tiba kami melawan,
Itu karena lapar tlah dibangunkan
Dan perut kami yang lengket
Menagih waktu untuk cerewet

Jika mendadak kami protes


Itu karena minum tinggal setetes
Dan kantong kami yang kempes
Tak kuat lagi membeli segelas es

Jika kami serentak berdemo


Itu karena mata bosan melongo
Dan tampang kami yang bego
Ingin juga berlagak sontoloyo

Jika kami bersegera kumpul


Itu karena otak sudah ke dengkul
Dan logika kami yang tumpul
Tidak mau lagi dipaksa mandul
3.4. Langkah-Langkah Apresiasi Puisi Anak
Langkah – langkah apresiasi sastra anak merupakan suatu hal yang
vital didalam mengekspresikan dan mengembangkan kemampuan
sastra pada anak. Untuk itu perlu dibahas terlebih dahulu apa itu
apresiasi sastra. kata apresiasi sendiri memiliki arti tindakan
menghargai suatu karya. khusus untuk pembahasan kali ini di
kerucutkan kepada pembahasan apresiasi satra pada puisi. Cara
menghargai sastra puisi sendiri bisa dilakukan dengan berbagai
macam cara misalnya pembacaan, pengkajian, saran maupun kritik.
Mengapresiasi sastra puisi juga tidak meninggalkan tiga ranah
terpenting didalam pendidikan yakni aspek kognitif, aspek afektif,
dan aspek psikomotorik. Adapun langkah – langkah didalam
apresiasi sastra akan dijabarkan sebagai berikut :
a) Keterlibatan Jiwa
Keterlibatan jiwa merupakan suatu tahap dimana seorang
pembaca atau apresiator mencoba memahami puisi dengan cara
dibayangkan dengan merasakan apa yang dibayangkan, dipikiran
oleh penulis.
b) Penguasaan Penyair Terhadap Bahasa
Pada tahap ini merupakan suatu tahap yang mengajak
apresiator untuk benar-benar memahami pesan yang disampaikan
oleh penyair, dengan memahami bahasa yang diungkapkan oleh
penyair maka apresiator akan lebih paham makna dari puisi
tersebut.
c) Hubugan dengan Pengalaman Kehidupan
Pada tahap ini apresiator diajak untuk menghubungkan
pengalaman mereka sesuai dengan teks puisi sehingga apresiator
lebih menjiwai dan lebih bisa memaknai serta dapat menuangkan
makna yang terkandung didalam puisi secara maksimal.
d) Apresiasi Melalui Ungkapan Lisan
Pada tahap ini merupakan tahap puncak didalam apresiasi
sastra. Yakni apresiator berkesempatan untuk mengungkapkan
dan membacakan puisi dengan gaya mereka sendiri yang telah
mereka kelola dan resapi makan puisi yang terkandung
didalamnya.
Contoh langkah-langkah Penerapan Apresiasi Sastra di kelas.
1) Siswa terlebih dahulu diajak untuk membaca secara umum
terlebih dahulu
2) Kemudian siswa diajak untuk melibatkan jiwanya dengan cara
membayangkan, merasakan seakan – akan dia yang menjadi
penulis tersebut.
3) Selanjutnya siwa diajak memahami makna yang ada dalam
puisi tersebut kata yang mungkin asing bisa ditanyakan
kepada pengajar.
4) Tahap berikutnya mengajak siswa untuk menghubungkan
puisi tersebut didalam kehidupan mereka. Misalkan puisi ibu
maka dihubungkan bagaimana mereka memiliki ibu dan kasih
sayang ibu kepada mereka.
5) Kemudian yang terakhir yakni siswa disuruh
mendemontrasikan puisi dengan gaya mereka, penjiwaan
mereka, sesuai dengan kemampuan mereka.
Apresiasi melalui pendekatan-pendekatan :
1. Pendekatan parafrastis
Langkah-langkah :
1) Membaca dan memahami puisi berjudul “Sajak Putih” karya Chairil Anwar.
2) Menuliskan kembali puisi “sajak putih” dengan memparafrase puisi dengan cara
melengkapi bagian-bagian kalimat yang di elipsiskan. Contoh :
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutera senja
Menjadi : Bersandar pada tari-an yang ber-warna pelangi
Kau di depanku bertudung dengan kain sutera pada waktu senja
3) Atau dengan teknik lain yaitu dengan cara menyampaikan kembali dengan kalimat yang
lain
Menjadi : ketika aku berada di bayang-bayang keindahan seperti keindahan para penari
dan pelangi, saat itulah kau ada di depanku, berdii memperlihatkan kecantikan di bawah
bayang-bayang senja.
4) Memberi makna pada puisi
Contoh makna denotatif :
malam lebaran
Bulan diatas kuburan
Peserta didik bisa langsung memberi makna menjadi : pada malam lebaran bulan bersinar
di atas kuburan.
5) Penentuan makna tersirat pada puisi dengan mengajarkan diksi dalam puisi, hal itu
berguna karena banyak kata yang mempunyai kandungan makna tertentu.
2. Pendekatan emotif
Langkah-langkah
1) Membaca dan memahami gaya Bahasa pada puisi “kupu-kupu” agar peserta didik bisa
menemukan unsur yang mangajuk pada emosi.
2) Contoh :
Kupu-kupu
Di tamanku ada seekor kupu-kupu
Selalu terbang dengan lucu
Aneka warna sayapmu
Indang di pandang selalu
Namun, orang suka usil padamu
Kau selalu diburu-buru
Sayapmu dicabuti
Badanmu diteliti
Wahai kawanku
Jangan tangkap kupu-kupu
Lestarikan hewan itu
Tuk menambah keindahan tamanmu

Peserta didik diajak membaca kembali secara bersama-sama judul puisi tersebut

3) Menganalisis nada dan tempo puisi.


peserta didik mengetahui jika puisi tersebut menggunakan nada datar dan turun, dan
tempo yang digunakan pelan pada larik “wahai kawanku” yang berarti lirik tersebut
bertujuan mengajak orang lain.
4) Menganalisis keindahan isi yang terkandung dalam puisi.
Larik “lestarikan hewan itu” mendorong kita untuk melestarikan dan menjaga keindahan
alam agar tetap indah.
5) Menganalisis perasaan pada puisi
Puisi tersebut termasuk perasaan sedih. Karena mengungkapkan perasaan sedih karena
kupu-kupu sering diburu karena dicabuti dan di teliti.
3. Pendekatan analitik
Langak-langkah apresiasi pada anak sd :
1) Guru memberikan contoh puisi pada anak misalnya dalam puisi yang berjudul
“membaca tanda-tanda”
2) Guru membacakan sebuah puisi yang berjudul “membaca tanda-tanda”
3) Siswa menyimak ketika membaca puisi
4) Siswa mengikuti dan menirukan bacaan puisi yang di bacakan oleh guru
4. Pendekatan mimetic
Langkah-langkah apresiasi pada anak sd :
1) Guru memberikan contoh sebuah puisi. Misalnya pada puisi yang berjudul “senja di
pelabuhan kecil “.
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
diantara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang


menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan


menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

2) Siwa didampingi oleh guru membaca dan memahami puisi tersebut.


3) Siswa didampingi oleh guru untuk mengartikan makna dari puisi tersebut
Misalnya pada :
Bait ke 1: pada puisi yang berjudul “senja di pelabuhan kecil” bermakna cinta yang
sudah tidak dapat diperoleh lagi.
Bait ke 2 : “ kelapak elang” yang bermakna suasana yang penuh harap pada hati
penyair.
Bait ke 3: bermakna penyair merasakan sedih yang mendalam kaarena orang yang
diharapkannya malah pergi dan mengucapkan selamat jalan kepadanay.
4) Siswa didampingi oleh guru untuk menyampaikan amanat pada puisi yang berjudul
“senja di pelabuhan kecil”.
5. Pendekatan structural
Langkah-langkah apresiasi pada anak sd :
1) Guru Menyediakan Sebuah puisi yang sesuai dengan kemampuan anak.
2) Siswa diajak untuk sama – sama membaca terlebih dahulu puisi yang telah
disediakan.
3) Guru menjelaskan uraian singkat terkait unsur struktur didalam puisi
4) Kemudian siswa diajak menemukan struktur yang ada didalam puisi yang disediakan

IV. Penutup
4.1. Kesimpulan
Puisi merupakan salah satu bentuk sastra. Pernyataan itu
berisi pengalaman batinnya sebagai hasil proses kratif terhadap
objek seni. Objek seni ini berupa masalahmasalah kehidupan dan
alam sekitar, ataupun segala kerahasiaan (misteri) di balik alam
realitas, dunia metafisis. Didalam puisi terdapat unsur-unsur puisi
yang terkait satu dengan yang lainnya.
Di balik kata-katanya yang ekonomis, padat dan padu
tersebut puisi berisi potret kehidupan manusia. Puisi menyuguhkan
persoalan-persoalan kehidupan manusia juga manusia dalam
hubungannya dengan alam, dan Tuhan, sang pencipta Struktur fisik
yang terdii dari Tipografi (bentuk puisi), Diksi yang merupakan
pemilihan suatu kata-kata dalam puisi. Gaya Bahasa ini sering
disebut juga majas, Kata konkret yang merupakan kata yang mudah
dipahami oleh pembaca, Rima atau kesamaan bunyi, dan Imaji yang
merupakan suatu susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi. Ada pula struktuk batin yang terdiri dari,
makna, rasa, nada dan juga amanat
Terdapat pula genre puisi yang dikelompokkan menjadi dua
yaitu puisi lama yang mana masih terikat oleh peraturan tertentu
dalam penulisannya. dan puisi modern adalah sebuah jenis karya
sastra yang tidak tekait dengan aturan tertentu dalam penulisannya
ataupun pembacaanya, yang berbeda dengan puisi lama kemudian
terdapat langkah-langkah apresiasi puisi anak yang tujuan utamanya
adalah untuk mengembangkan potensi sesuai dengan kebutuhan,
minat dan juga kemampuannya agar dapat menumbuhkan sebuah
penghargaan untuk hasil karya sastra dan hasil intelektual bangsa
sendiri. Dengan langkah-langkah : Keterlibatan Jiwa, Penguasaan
Penyair Terhadap Bahasa, Hubugan dengan Pengalaman Kehidupan,
Apresiasi Melalui Ungkapan Lisan
4.2. Saran
Demikian laporan yang bisa kami buat dan bisa kami sampaikan kami
menyadari banyak kekurangan dalam isi laporan yang di paparkan,
kami atas nama kelompok yang bertugas menyampaikan materi mohon
maaf yang sebesar-besarnya. Pastinya kami akan menerima koreksi
dari pembaca atas karya yang telah kami tulis dan kami sajikan ini.
Terimakasih
4.3. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai