Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Teori Bahasa dan Sastra dengan judul “ Pengertian puisi, jenis dan
perkembangannya “.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Rosalinda selaku dosen
mata kuliah ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
terkait dalam bidang tersebut. Kami juga mengucapkan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan makalah.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………,,,2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………3
A. Latar Belakang……………………………………………………………………….3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………3
C. Tujuan Masalah………………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….4
A. Pengertian Puisi………………………………………………………………………4
B. Jenis-Jenis Puisi………………………………………………………………………6
C. Sejarah dan Perkembangan Puisi……………………………………………………..8
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA…………………..…………………………………………………...12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan dan seni kreatif yang obyeknya
adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya
maka ia tidak saja merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem
berpikir, tetapi juga merupakan media untuk menampung ide, teori, atau sistem berfikir
manusia. Sebagai karya kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah
dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia. Disamping itu, sastra harus
pula mampu menjadi wadah penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh
sastrawan tentang kehidupan umat manusia (M. Atar Semi, 1993 : 8).
Puisi sebagai salah satu sebuah karya seni sastra dapat dikaji dari bermacam-
macam aspeknya. Puisi dapat dikaji struktur yang tersusun dari unsur-unsurnya,
mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsur
dan sarana-sarana kepuitisan. Dapat pula puisi dikaji jenis-jenis atau ragam-ragamnya,
mengingat bahwa ada beragam-ragam puisi. Selain itu, puisi dapat diartikan salah satu
jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta
penyusunan larik dan bait.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan puisi?
2. Apa saja jenis-jenis puisi?
3. Bagaimana perkembangan puisi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahuin pengertian dan pembahasan dari puisi
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis dari puis
3. Untuk memahami dan mengetahui bagaimana perkembangan puisi
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas dari dosen yang
bersangkutan.Makalah ini juga dibuat untuk memperluas wawasan mengenai linguistik
sebagai ilmu,semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengerti Puisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Puisi atau sajak merupakan
ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik
dan bait. Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun
kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik sehingga dapat berima dan
enak untuk dibaca. Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dan KBBI dapat
disimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat
penyair mengenai berbagai hal. Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan
menggunakan bahasa-bahasa apik serta memiliki struktur batin dan fisik khas penyair.
Secara etimologis, dalam bahasa yunani kata puisi berasal dari kata peosis yang
berarti penciptaan. Menurut Gani (2014 : 13) pencipta puisi adalah orang yang dianggap
hampir menyerupai dewa atau orang yang amat suka kepada dewa-dewa. Orang yang
seperti itu adalah orang yang berpenglihatan tajam, memiliki daya imajinasi tinggi,
orang suci. Orang tersebut sekaligus merupakan filsuf negarawan, guru, dan orang yang
dapat menembak kebenaran yang tersembunyi. Dalam bahasa Inggris, padanan kata
puisi adalah poetry yang erat kaitannya dengan poet dan poem. Mengenai kata poet,
Coulter (dalam Taigan, 1986) menjelaskan bahwa kata poet berarti membuat atau
mencipta.
Menurut Pendopo (1987), puisi merupakan jenis karya sastra yang, mampu
mengekspresiakn pemikiran, membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi
panca indra dalam susunan berirama. Shahnon Ahmad (dalam Pradopo, 1987)
menyimpulkan bahwa pada pengertian puisi terdapat beberapa unsur yang membangun
sebuah puisi. Unsur-unsur tersebut meliputi: emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada,
suara, kesan pancaindra, susunan kata, kiasan kata, kepadatan, dan perasaan yang
bercampur baur. Sedangkan Hasanuddin (2002), menyatakan bahwa puisi merupakan
peryataan perasaan yang imajinatif yaitu perasaan yang direkakan atau diinginkan.
Dalam memahami puisi, seseorang harus mampu menemukan tema atau
permasalahan yang diangkat, perasaan penulis, dan amanat yang disampaikan. Bebrapa
hal tersebut sangat diperlukan di dalam penjiwaan puisi. Untuk samapi kepada
pemahaman tersebut dan agar tidak salah dalam mengartikan isi puisi, kadang-kadang
seseorang harus terlebih dahulu latar belakang penulis puisi.
Membaca atau mendengar pembacaan puisi dengan penghayatan yang sungguh-
sungguh dapat meberikan pemahaman secara mendalam terhadap puisi yang dibacakan,
merasakan apa yang ditulis, mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam puisi,
dan mampu menghargai puisi sebagai karya seni dengan keindahan serta
kelemahannya.Pemikiran penyair dituliskan dengan menggunakan beragam pemilihan
kata yang indah, sehingga dapat memikat para pembaca. Puisi memiliki nilai estetika
yang berbeda-beda bergantung penulis puisi. Setiap penyair biasanya memiliki
kekhasan dalam menulis puisinya.
Adapun unsur-unsur dari puisi, yaitu kata, larik, bait, bunyi dan makna sedangkan
struktur batin puisi yaitu, antara lain:

4
a. Tema
Tema atau idea atau gagasan dalah pokok persoalan yang dikemukakan suatu puisi.
Tema ini menduduki tempat utama di dala puisi. Hanya ada satu tema utama di dalam
satu puisi, walaupun puisi tersebut panjang atau sangat panjang.

b. Rasa (Feeling)
Rasa adalah apresiasi, sikap, atau emosional penyair terhadap pokok permasalahan
yang disampaikan di dala puisi yang ditulisnya, misalanya perasaan takjub, sedih,
senang, marah, heran, gembira, tidak percaya nasehat, dan lain-lain.
c. Nada (Tone)
Pengertian nada dalam struktur batin puisi mengacu kepada sikap penyair terhadap
persoalan yang dibicarakan di dalam karyanya, misalnya menggurui, mencaci, merayu,
merengek, mengajak, menyindir, dan sebagainya.
d. Amanat (Itention)
Amanat atau tujuan atau maksud adalah pesan yang ingin disampaikan oleh penyair,
misalnya: mengharapkan pembaca marah, benci, menyenangi sesuatu, dan berontak
pada sesuatu. Pesan yang hendak disampaikan inilah yeng mendorong proses kreatif
penyair dalam menciptakan puisi.

6. Struktur Fisik Puisi


Struktur fisik puisi atau terkadang disebut juga dengan metode puisi, adalah sarana
yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan pesan yang hendak disampaikan
oleh penyair untuk mengungkapakan pesan yang hendak disampaikannya melalui puisi.
a. Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan adalah penampakan sebuah puisi sebagai salah satu dari hasil seni kreatif.
Tampilan puisi tersebut dapat dicermati dalam berbagai bentuk, misalnya: penataan
bahasa, penggunaan tanda atau lambang, pengaturan jarak bars, pengaturan letak huruf
kata, kata baris, atau bait (misalnya: padat, ketidakteraturan, atau campuran, baris puisi
yang tidak selalu dimulai denagn huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda titik,
dan alin-lain).
b. Imaji
Imaji atau daya bayang adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapakan
pengalaman indrawi seseorang, seperti bayangan terhadap suatu penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan perasaan.
c. Kata Konkret
Kata kongkret adalah kata-kata yang digunakan seseorang penyair secara eksplisit
dalam mengemukakan persoalan yang disampaikannya. Kata-kata tersebut adalah kata-
kata yang dapat ditangkap oeh indera (dapat dilihat atau didengar) bagi memungkinkan
munculnya imaji.

d. Bahasa Fugurative
Bahasa figurative adalah bahasa yang penuh dengan kiasan. Bahasa yang demikian
dapat mengidupkan, meningkatkan efek, dan menimbulakan konotasi teretentu.

5
e. Verifikasi
Verifikiasi menyangkut persoalan rima, ritme, dan metrum. Rima adalah persamaan
bunyi pada sebuah puisi. Ritme adalah alunan bunyi di dalam pembacaan suatu puisi.
Metrum mengaju pada penjarakan, penghentian, kesenyapan, dan penekanan-
penekanan tertentu.

2. Jenis-Jenis Puisi

Adapun unsur-unsur puisi dibedakan menjadi unsur intrinsik dan ekstrinsik.


Unsur intrinsik puisi antara lain adalah diksi, imaji, kata konkret, majas, rima,
tipografi/perwajahan, tema, rasa, nada/suasana, dan amanat. Sementara unsur ekstrinsik
puisi antara lain adalah unsur biografi, unsur nilai, dan unsur masyarakat.
Puisi sendiri memiliki beberapa jenis. Macam-macam puisi secara umum
dibedakan menjadi puisi lama dan puisi baru atau modern. Perbedaan puisi lama dan
puisi baru didasarkan pada keterkaitan terhadap aturan-aturan seperti sajak, rima,
jumlah bait, baris dan suku katanya.

Puisi memiliki dua jenis yang umum, yaitu puisi lama serta puisi modern.

1. Puisi Lama
Jenis-jenis puisi lama berupa pantun, syair, talibun, mantra dan gurindam.. Puisi
lama, yaitu mantra merupakan jenis puisi yang dicipatakan dalam kepercayaan
animism, biasanya dibacakan dalam acara ritual kebudayaan serta menggunakan kata
yang dapat menimbulkan efek bunyi magis. Pantun merupakan jenis puisi lama yang
bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan dua
baris isi. Sedangkan talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat baris dan
selalu genap, contohnya dua baris sampir dan dua baris isi. Syair memiliki larik empat
bait dan bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu hal, dan gurindam merupakan
jenis puisi lama yang terdiri atas dua baris, berirama sama, isinya baris pertama adalah
sebab sedangkan baris kedua berisi akibat.

2. Puisi Modern
Puisi Modern (Puisi Baru) adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan
yang umum berlaku untuk jenis puisi lama. Struktur puisi modern lebih bebas, baik
dalam segi suku kata, jumlah baris, maupun rimanya. Puisi modern terbagi menjadi
tujuh macam, yaitu balada, ode, epigram, romance, elegi, satire, dan himne. Berikut
penjelasan jenis-jenis puisi modern dan contohnya akan dijelaskan di bawah ini.

Jenis jenis Puisi Modern (Puisi Baru) Menurut isinya:

1. Balada
Balada adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan pribadi,
mitos, atau legenda yang diyakini kebenarannya di masyarakat. Balada terkadang
ditulis menyerupai dialog oleh pengarang dengan tujuan untuk menghidupkan cerita
yang ada di dalamnya.

6
3. Ode
Ode adalah puisi yang mengungkapkan sanjungan atau pujaan kepada orang-orang
yang berjasa. Ode ini biasa ditulis dalam nada agung dan tema serius, sehingga
karakteristik bahasanya terlihat lebih berbeda daripada puisi-puisi baru jenis lain.
Kata “ode” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “nyanyian”. Maka, tidak heran
bila ode banyak dilantunkan oleh masyarakat pecinta puisi sambil diiringi tari-tarian
dan nyanyi-nyanyian dalam paduan suara.
3. Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan ke arah
kebenaran. Kata “epigram” berasal dari bahasa Yunani, epigramma yang berarti
pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar. Dilihat
dari strukturnya, epigram termasuk dalam kategori puisi yang ditulis dalam bentuk
sederhana, singkat, lansung tertuju pada tujuan, serta menggunakan kosakata yang
berlebihan.
4. Romance
Romance adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah percintaan dan kasih sayang,
romance pada umumnya lahir dari pengalaman pengarang tentang kisah percintaan
yang pernah dialaminya. Romance juga bisa lahir dari pengamatan pengarang
terhadap orang-orang sekitar yang tengah menjalin hubungan cinta dengan
kekasihnya.
5. Elegi
Elegi adalah puisi baru yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan. Objek yang
digambarkan di dalam elegi biasanya berupa pengalaman-pengalaman pahit atas hal
yang pernah dialami nya atau bisa juga berupa rasa duka.
6. Satire
Satire adalah puisi baru yang berisi sindiran atau kritikan kepada seseorang atau
berkelompok. Kritikan atau sindiran tersebut biasanya dicantumkan kepada
kepemilikan kekuasaan (jabatan). Satire berasal dari bahasa Latin, satura yang berarti
sindiran atau kecaman. Tokoh sastrawan yang sering menulis satire adalah W.S.
Rendra.
7. Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujian-pujian untuk Tuhan, bisa juga pujian-pujian
untuk tanah air tercinta serta para pahlawan. Kata “himne” berasal dari bahasa
Yunani, hymnos yang berarti pujian atau pujaan.

Jika menurut bentuknya puisi baru terbagi menjadi delapan, yaitu, distikon,
terzina, kuatrain, quint, sektet, septime, oktaf, dan soneta. Berikut akan saya jelaskan
di bawah ini:

Jenis-jenis Puisi Modern (Puisi Baru) Menurut bentuknya:

1. Distikon
Distikon adalah puisi yang setiap baitnya terdiri dari dua baris.

2. Terzina
Terzina adalah puisi yang setiap baitnya terdiri dari tiga baris.

7
3. Kuatrain
Kuatrain adalah puisi yang setiap baitnya terdiri dari empat baris.

4. Quint
Quint adalah puisi yang setiap baitnya terdiri dari lima baris.

5. Sektet
Sektet adalah puisi yang setiap baitnya terdiri dari enam baris.

6. Septime
Septime adalah puisi yang setiap baitnya terdiri dari tujuh baris.

7. Oktaf
Oktaf adalah puisi yang setiap baitnya terdiri dari delapan baris.

8. Soneta
Soneta adalah puisi yang setiap baitnya terdiri dari empatbelas baris.

4. Sejarah dan perkembangan puisi

Puisi telah menghiasi dunia sastra sejak dahulu. Bahkan puisi sudah dituliskan
dalam kitab-kitab suci kuno. Di India misalnya, pada (1700-1200 SM) ditemukan
banyak karya kuno dari Veda India dan Zoroaster’s Gathas (1.200-900 SM) ke Odyssey
(800-675 SM), tampaknya telah disusun dalam bentuk puisi untuk membantu
menghafal dan lisan, dalam prasejarah dan masyarakat kuno. Puisi muncul di antara
catatan-catatan paling awal kebudayaan paling melek huruf, dengan puitis fragmen-
fragmen yang ditemukan pada awal monolit, runestones, dan stelae.

1. Puisi di Barat
Puisi yang tertua adalah Epos Gilgames, dari milenium ke-3 SM di Sumeria (di
Mesopotamia, sekarang Irak), yang ditulis dalam naskah tulisan kuno berbentuk baji
pada tablet tanah liat dan, kemudian, papirus. Puisi epik kuno lainnya termasuk Yunani
epos Illiad dan Odyssey, Old Iran buku-buku yang Gathic dan Yasna Avesta, epik
nasional Romawi, Virgil Aeneid, dan India epos Ramayana dan Mahabharata. Upaya
para pemikir kuno untuk menentukan apa yang membuat puisi khas sebagai bentuk,
dan apa yang membedakan puisi yang baik dari buruk, mengakibatkan dalam “puisi”-
studi tentang estetika puisi. Masyarakat kuno, seperti Cina melalui Shi Jing, salah satu
dari Lima Klasik Konfusianisme, dikembangkan kanon dari karya-karya puitis yang
ritual serta pentingnya estetika. Puisi yang mencatat peristiwa bersejarah dalam epos,
seperti Gilgames atau Firdausi’s Shahnameh, berbentuk panjang dan narasi, sementara
puisi yang digunakan untuk keperluan liturgi (lagu pujian, mazmur, suras, dan hadis-
hadis) cenderung memiliki inspirasi nada, sedangkan elegi dan tragedi yang
dimaksudkan untuk menimbulkan tanggapan emosional yang dalam.

8
2. Perkembangan Puisi di Indonesia

Di Indonesia juga terdapat karya sastra kuno milik kerajaan-kerajaan. Tulisan-


tulisan tersebut biasanya dalam bahasa sansekerta ataupun dalam tulisan jawa kuno.
Naskah puisi kuno biasanya dinyanyikan. Seiring perkembangan zaman, Indonesia
mulai memiliki sastrawan yang terkenal dengan karya puisinya seperti Buya Hamka ,
Chairil Anwar, Taufik Ismail, dan lainnya. Puisi di Indonesia juga bermacam tema
termasuk untuk kritik politik ke pemerintahan pada saat itu. Dan kritik melalui puisi
pada saat itu cukup berpengaruh. Indonesia memiliki sastrawan dan penyair yang
terkenal dari generasi ke generasi. Setiap generasi memiliki perbedaan ciri khas
berdasarkan tema yang diangkat dalam seriap karya sastra.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh keadaan sosial politik bangsa indonesia saat itu.
Dengan terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ Habibie
lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Sukarnoputri, muncul wacana
tentang Sastrawan Angkatan Reformasi. Munculnya angkatan ini ditandai dengan
maraknya karya-karya sastra, puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik,
khususnya seputar Reformasi. Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan
sosial dan politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde
Baru.

Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak melatar belakangi
kelahiran karya-karya sastra puisi, cerpen, dan novel pada saat itu. Bahkan, penyair-
penyair yang semula jauh dari tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum
Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda dan Acep Zamzam Noer, juga ikut meramaikan
suasana dengan sajak-sajak sosial-politik mereka. Dan kini, sajak- sajak berbau politik
kian menjamur. Para penulis muda juga bermunculan. Selain itu do era digital ini sangat
mudah menemukan puisi di internet dan sosial media.
Berikut perkembangan puisi di Indonesia, mulai dari angkatan balai pustaka, hingga
puisi jaman sekarang.

1. Balai Pustaka
Pada angkatan ini, puisi masih berupa mantra, pantun, dan syair, yang merupakan puisi
terikat.
Ø Mantra, jenis puisi tertua yang terdapat di dalam kesusastraan daerah di seluruh
Indonesia. Kumpulan pilihan kata-kata yang dianggap gaib dan digunakan manusia
untuk memohon sesuatu dari Tuhan. sehingga mantra tidak hanya memiliki kekuatan
kata melainkan juga kekuatan batin.
Ø Pantun dan Syair, puisi lama yang struktur tematik atau struktur makna dikemukkan
menurut aturan jenis pantun atau syair, dalam hal ini, pantun dan syair masih berupa
puisi terikat.

2. Pujangga Baru (1933-1945)


Jika pada angkatan balai pustaka penulisan puisi masih banyak dipengaruhi oleh puisi
lama, maka pada angkatan Pujangga Baru diciptakan puisi baru, yang melepaskan
ikatan-ikatan puisi lama.

9
3. Angkatan 45 (1945-1953)
Jika pada periode sebelumnya melakukan pembaharuan terhadap bentuk puisi, pada
periode ini dilakukan perubahan menyeluruh. Bentuk puisi soneta, tersina, dan
sebagainya tidak dipergunakan lagi. Dasar angkatan 45 ini adalah adanya ‘Surat
Keperecayaan Gelanggang’.

4. Periode 1953-1961
Jika pada angkatan 45 yang menyuarakan kemerdekaan, semangat perjuangan dan
patriotisme, maka pada periode ini membicarakan masalah kemasyarakatan yang
menyangkut warna kedaerahan. Sifat revolusioner yang berapi-api, mulai merada.
Mulai banyaknya puisi beraliran romantik dan kedaerahan dengan gaya penceritaan
balada. Puisi pada periode ini banyak yang mengungkapkan subkultur, suasana muram,
masalah sosial, cerita rakyat dan mitos (Atmo Karpo, Paman Ddoblang, dan
sebagainya).

5. Angkatan 66 (1963-1970)
Masa ini didominasi oleh sajak demonstrasi atau sajak protes yang dibaca untuk
mengobarkan semangat para pemuda dalam aksi demonstrasi, seperti pada tahun 1966
ketika sedang terjadi demonstrasi para pelajar dan mahasiswa terhadap pemerintahan
Orde Lama. Penyair seperti Taufiq Ismail dan Rendra, membacakan sajak protes
mereka didepan para pemuda.

6. Puisi Kontemporer (1970 – sekarang)


Pada periode ini puisi disebut puisi kontemporer, puisi yang muncul pada masa kini
dengan bentuk dan gaya yang tidak mengikuti kaidah puisi pada umumnya, dan
memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan puisi lainnya.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan kata-kata
bentuk bait-bait berirama dan memiliki makna yang dalam. Di dalam memahami puisi,
seseorang harus mampu menemukan tema atau permasalahan yang diangkat, perasaan penulis,
dan amanat yang disampaikan. Bebrapa hal tersebut sangat diperlukan di dalam penjiwaan
puisi.
Unsur-unsur puisi meliputi kata, larik, bait, bunyi, makna, struktur batin puisi, dan stuktur
fisik puisi. Jenis-jenis puisi yaitu, puisi naratif, puisi lirik, puisi, deskritif, puisi kamar, puisi
audotorium, puisi lama dan puisi baru, dan lain-lain.
Apresiasi satra adalah menggauli cipta satra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh
pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap
cipta rasa.

B. SARAN

Menurut kami, ada baiknya kita mengetahui serta memahami puisi, jenis nya serta
perkembangannya dan lain sebagainya secara baik dan benar karena pada dasarnya pentingnya
kita untuk mengembangkan karya-karya sastra yang sudah ada dari dulu. Dengan begitu kita
dapat meluapkan dan mengeluarkan imajinasi-imajinasi yang terdapat dalam diri kita.

11
DAFTAR PUSTAKA
Pembelajaran Demonstration: Sejarah Perkembangan puisi di indonesia oleh erika
sintiya ayu 3 c PBSID (demonstration354.blogspot.com)

Puisi: Sejarah, Tujuan dan Jenis-jenisnya - - Berita Info Publik, Pendidikan Pelayanan
Publik

Pengertian Puisi: Jenis-Jenis, Unsur, Cara Membuat Puisi, dan Lengkap dengan
Contoh Puisi (gramedia.com)

Jenis-Jenis Puisi Beserta Ciri-Ciri dan Contohnya (Puisi Lama dan Baru)
(zonareferensi.com)

Contoh Puisi Modern (Puisi Baru), Pengertian, Ciri Ciri Dan Jenisnya ~ Hmdn96
(hmdn69.blogspot.com)

12

Anda mungkin juga menyukai