Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
berkatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada kendala. Makalah ini
yang berjudul Genre Sastra, kami buat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Membaca
Sastra.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Membaca
Sastra yakni bapak Viktorisman Zega, S.Pd., M.Pd yang telah mengarahkan kami dalam
menyusun makalah ini. Tidak lupa kami juga berterimakasih kepada seluruh teman teman
yang telah memberikan gagasan dan pendapatnya dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis adalah manusia yang tidak pernah lumpu dari kesalahan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dalam makalah ini, guna
untuk menyempurnakan makalah ini, Terimakasih.

Gunungsitoli, 29 Semptember 2023


Penulis,

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

A. Pengertian Genre Sastra.................................................................................2


B. Macam Macam Genre Sastra.........................................................................2

BAB III PENUTUP..................................................................................................10

A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalui tulisan yang
indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para
pembaca untuk menikmatinya. Karya sastra menceritakan berbagai masalah kehidupan
manusia dalam interaksinya dengan diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan juga
Tuhan. Karya sastra bukan hasil kerja lamunan belaka, melainkan juga penghayatan sastrwan
dengan kehidupan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sebagai
sebuah karya seni (Nurgiantara, 1998:3) karya sastra memiliki cara yang khas yaitu tidak
dijumpai pada karya manusia yang lain.

Dalam sastra terdapat genre sastra, antara lain seperti puisi, drama, roman.prosa dan
lain-lain. Prosa ada beberapa jenis salah satunya novel. Novel adalah suatu cerita prosa fiktif
panjang yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif
dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Karya novel biasanya
mengangkat berbagai fenomena yang terjadi dimasyarakat. Karya-karya yang menarik itu
dapat mempengaruhi jiwa para pembaca sehingga dapat menyelami dan seolah-olah hadir
dalam cerita tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan genre sastra?
2. Apa saja jenis-jenis genre sastra?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang genre sastra.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis genre sastra.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Genre Sastra

Istilah genre berasal dari bahasa bahasa Prancis yang berati 'jenis". Jadi, genre sastra
berarti jenis karya sastra. Ahli pikir yang pertama meletakkan dasar teori genre adalah
Aristoteles dalam tulisannya yang terkenal yaitu Poetica, Teori Aristoteles tentang jenis karya
sastra didasarkan pada karya sastra Yunani klasik. Tetapi yang menarik dari teori tersebut
adalah teori tersebut dapat diterapkan pada karya sastra lain di seluruh dunia.

Menurut Aristoteles, karya sastra berdasarkan ragam perwujudannya terdiri atas 3


macam, yaitu epik, lirik, dan drama (Teuw, 1984: 109). Epik adalah teks yang sebagian berisi
deskripsi (paparan kisah), dan sebagian lainnya berisi ujaran tokoh (cakapan). Epik ini biasa
disebut prosa. Lirik adalah ungkapan ide atau perasaan pengarang. Dalam hal ini yang
berbicara adalah "aku lirik, yang biasa disebut penyair. Link inilah yang sekarang dikenal
sebagai puisi atau sajak, yakni karya sastra yang berisi ekspresi (curahan) perasaan pribadi
yang lebih mengutamakan cara mengekpresikannya. Drama adalah karya sastra yang
didominasi oleh cakapan para tokoh.

B. Macam-Macam Genre Sastra

Jenis sastra ada 2 yaitu imajinatif dan non-imajinatif. Imajinatif terdiri atas puisi, prosa
fiksi, dan drama. Sementara non-imajinatif terdiri atas esei, kritik, biografi, otobiografi,
sejarah, memoar, catatan harian dan surat-surat.

1. Puisi

Puisi merupakan karya sastra yang menggunakan gaya bahasa yang khas.
Penyusunan kata dalam puisi lebih padat namun memiliki makna yang luas, sehingga dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah ada istilah parafrase puisi yaitu pengungkapan
Kembali mengenai suatu konsep dengan cara lain tanpa mengubah maknanya.

Menurut Waluyo (2002:1) menjelaskan bahwa puisi adalah karya sastra dengan
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan
pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Sementara Aminuddin (2009:134) mengungkapkan
kata puisi berasal dari bahasa Yunani pocima “membuat” atau poeisis “pembuatan”. Jassin

2
(1991:40) mengatakan puisi adalah pengucapan dengan perasaan. Seperti diketahui selain
penekanan unsur perasaan, puisi juga merupakan penghayatan kehidupan manusia dan
lingkungan sekitarnya dimana puisi itu diciptakan tidak terlepas dari proses berfikir penyair.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah salah
satu jenis sastra yang mengungkapkan perasaan seseorang dengan menggunakan pemilihan
diksi yang padat makna serta mengandung irama, rima, dan rita dalam penyusunannya.
Berdasrkan bentuknya puisi ada yang terikat atau dikenal dengan istilah puisi lama dan ada
puisi bebas atau dikenal dengan istilah puisi baru.Jenis puisi lama yaitu pantun, syair,
gurindam, seloka, talibun, karmina, dan lainnya. Sementara puisi baru yaitu balada, himne,
romansa, ode, dan lainnya.

a. Ciri-Ciri Puisi
ciri-ciri puisi yaitu :

1) Puisi terdiri dari beberapa bait. Umumnya, setiap bait terdiri dari empat baris
atau larik.
2) Puisi akan menggunakan diksi atau kata-kata yang bersifat kiasan untuk
memperindah bunyi.
3) Diksi pada puisi harus memperhatikan rima. Rima adalah pengulangan bunyi,
baik dalam baris (larik) atau akhir sajak.
4) Puisi biasanya menggunakan majas atau peribahasa.
b. Struktur Puisi
Ada 4 struktur puisi, yaitu tema, nada dan suasana, perasaan, serta amanat.
Berikut penjelasan lengkapnya:
1) Tema
Tema adalah gagasan pokok yang ingin diungkapkan oleh penyair.
Tema biasanya tersirat dalam keseluruhan isi puisi. Tema yang
diungkapkan merupakan penggambaran suasana batin atau juga berupa
respons penyair terhadap kenyataan sosial budaya.
2) Nada dan Suasana
Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca, sedangkan
suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi akibat
psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Nada dan suasana

3
puisi saling berkaitan karena nada puisi menimbulkan suasana terhadap
pembacanya.
3) Perasaan dalam Puisi
Puisi mengungkapkan perasaan dari penyair, Jika penyair hendak
mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresi ia akan
menggunakan imaji-imaji, majas serta diksi yang mewakili makna tentang
keindahan alam.
4) Amanat
Amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan penyair
dalam puisinya. Pesan tersebut dihadirkan dalam ungkapan yang
tersembunyi.
.
c. Contoh Puisi Pendek

Diponegoro

Di masa pembangunan ini


Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak genta. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
inasa di atas ditinda
Sungguhpun dalam ajal baru tercapai

4
Jika hidup harus merasai
Maju.
Serbu.
Serang.
Terjang.

Februari 1943

2. Prosa

Prosa sebagai cerita rekaan bukan berati prosa adalah lamunan kosong seorang
pengarang. Prosa adalah perpaduan atau kerja sama antara pikiran dan perasaan. Prosa
dalam pengertian kesastraan juga disebut fiski (fiction). Istilah fiksi dalam pengertian ini
berarti cerita rekaan (cerkaan) arau cerita hayalan (Nurgiyantoro,2007:2) Abrams (melalui
Nurgiyantoro,2007:2) menyebutkan bahwa fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak
menyaran pada kebenaran Fiksi dapat dibedakan atas fiksi yang realitas dan fiksi yang
aktualitas.Fiksi realitas mengatakan: "seandainya semua fakta, maka beginilah yang akan
terjadi Jadi, fiksi realitas adalah hal yang dapat terjadi, tetapi belum tentu terjadi.Penulisan
fiksi membuat para tokoh imaginative dalam karyanya itu menjadi hidup. Fiksi aktualitas
mengatakan karena semua fakta maka beginilah yang akan terjadi". Jadi, aktualitas artinya
hal-hal yang benar-benar terjadi.

Prosa adalah karangan bebas yang tidak mengandung unsur ritme, rima,tata
korespondensi seperti halnya puisi. Prosa merupakan karya sastra yang bersifat fiksi atau
cerita rekaan serta bentuk ceritanya mempunyai alur dan tokoh dari hasil imajinasi.

a. Ciri-Ciri Prosa
1) Prosa memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan karya sastra
lain. Berikut ciri-ciri prosa.
2) Bentuknya bebas dan rangkaian kalimatnya membentuk paragraf seperti
hikayat atau dongeng.
3) Memiliki tema seperti karya tulisan pada umumnya untuk menentukan
alur cerita.

5
4) Bahasa yang digunakan yakni bahasa Indonesia, Melayu, atau bahasa
asing lainnya.
5) Di dalam prosa terdapat tokoh, latar tempat, urutan peristiwa, dan amanat
yang disampaikan ke pembaca.
6) Prosa selalu mengikuti perkembangan zaman.

b. Jenis-Jenis Prosa
Prosa dibedakan menjadi dua, yakni prosa lama dan prosa baru.
1) Prosa lama
Prosa lama adalah karya sastra yang tidak terpengaruh oleh sastra
budaya barat. Isi dari prosa lama bisa petuah atau kisah-kisah zaman dahulu.
Berikut macam-macam prosa lama seperti dongeng, termasuk sage, mitos, fabel,
dan legenda. Cerita rakyat atau dongeng yang hidup di masa lalu.Riwayat berisi
tentang hidup seseorang, contohnya riwayat Nabi.
Hikayat yang ceritanya tentang kisah pangeran, dewa-dewi, putra-putri kerajaan.
Sejarah atau tiambo yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa yang pernah
terjadi.

2) Prosa baru
Prosa baru adalah karangan yang sudah mendapat pengaruh sastra dari
budaya luar. contohnya Cerpen, roman, dan novel.

3. Drama

Menurut etimologi, istilah drama berasal dari bahasa Yunani yaitu “draomai”, yang
mana memiliki arti sebagai yang berbuat, berlaku, bertindak, dan beraksi. Berdasarkan
sejarah kata tersebut, teks drama dapat dipahami sebagai suatu perbuatan atau tindakan
yang ditulis dan selanjutnya digunakan dalam pementasan di sebuah panggung.

Dalam arti yang luas, teks drama pada dasarnya merupakan bagian dari bentuk karya
sastra berisi cerita tentang kehidupan yang dipamerkan atau ditunjukkan dalam bentuk
tindakan atau perbuatan. Sementara itu, drama sendiri biasanya diperankan oleh seseorang
yang disebut aktor atau aktris. Dalam melakukan pementasan drama, aktor dan aktris ini

6
akan membuat gerakan dan dialog sesuai dengan teks drama untuk dipertontonkan kepada
banyak orang.

a. Ciri-Ciri Teks Drama


Ciri-ciri drama yaitu :
1) Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh
narator maupun tokoh.
2) Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.
3) Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor
atau aktris yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.
4) Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.
5) Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.
6) Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.
7) Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.
8) Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.

b. Unsur-Unsur Teks Drama


Ada dua jenis unsur yaitu, unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik, berarti unsur yang berada di dalam sebuah teks drama. Unsur-
unsur intrinsik ini yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar, alur, amanat.
2. Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik teks drama dapat diartikan semua unsur yang berada di luar
teks drama, tetapi memiliki peran dalam keberadaan teks drama tersebut. Unsur-
unsur ekstrinsik ini yaitu Biografi atau riwayat hidup pengarang teks drama,
falsafah hidup pengarang teks drama, dan unsur sosial budaya masyarakat yang
menjadi inspirasi dalam pembuatan naskah atau teks drama.

7
c. Struktur Teks Drama
struktur teks drama terdiri dari tiga bagian, meliputi prolog, dialog, dan epilog.
Berikut ini adalah penjelasannya:
1) Prolog
Prolog dapat dipahami sebagai kata pendahuluan atau kata-kata pembuka yang
memiliki peran sebagai pengantar. Prolog sendiri biasanya berisi penjelasan
gambaran umum tentang tokoh, konflik, latar belakang cerita, atau berbagai hal
yang terjadi dalam drama. Dalam pementasan drama, prolog sering kali
disampaikan oleh narator atau bisa disebut juga dengan dalang, terkadang juga
prolog secara khusus disampaikan oleh tokoh tertentu dalam drama.

2) Dialog
Dialog dapat didefinisikan sebagai sebuah percakapan atau pembicaraan
antara dua orang atau lebih. Dalam struktur teks drama, dialog menjadi unsur yang
memiliki peran yang sangat penting. Hal itu dikarenakan sebuah pementasan drama
dibangun dengan menggunakan setiap dialog antar tokohnya.

3) Epilog
Epilog pada dasarnya adalah kata penutup dalam sebuah teks drama, yang
mana fungsi dari epilog untuk mengakhiri sebuah pementasan drama. Dalam
pementasan drama, epilog biasanya memuat simpulan atau amanat atau isi pokok
dari teks drama. Sama seperti prolog, epilog umumnya disampaikan oleh narator
atau dalang. Namun, bisa jadi karena kebutuhan pementasan epilog disampaikan
oleh tokoh dalam drama tersebut.

d. Contoh tek drama

Mengejar Cita-Cita

Ada dua anak yang bersahabat sejak kecil yang bernama Aman dan Ester. Mereka
selalu bersama, tetapi semenjak ayah Aman harus pindah kerja mereka berdua pun berpisah.
Pada suatu ketika tanpa disengaja mereka bertemu kembali tanpa disadari.
Ketika mereka bertemu, mereka berdua berbincang-bincang. Karena mereka berdua telah

8
kelas 12, mereka pun membicarakan akan kuliah kemanakah mereka setelah lulus SMA
nanti.

Ester : ngomong-ngomong, kamu mau kuliah dimana?


Aman : aku mau kuliah di Unias.
Ester : emangnya kamu ngambil jurusan apa ?
Aman : Bahasa indonesia. Mau jadi seorang guru hehehe..
Ester : oh..baguslah
Aman : kalau kamu ? mau kuliah dimana ?
Ester : aku belum tau nih. Kira-kira menurut kamu di mana ya? Terus jurusan apa?
Aman : kalau menurut aku sih lebih baik kamu ikutin kata hati kamu aja. Pastinya yang
sesuai sama bakat dan minat kamu juga.
Ester : iya sih. Tapi masalahnya aku belum tau nih bakat aku di mana.
Aman : ya kalau menurut aku sih bakat kamu sebaiknya minta pendapat ke orang lain tentang
bakat kamu. Misalnya ke teman, ke guru, ke orang tua juga pasti. Terus kalau kamu masih
bingung juga, aku saranin kamu untuk minta petunjuk pada Yang Maha Esa. Ya dengan
berdoa lah.
Ester : wah makasih juga ya, atas pendapat dan saran kamu. Aku akan coba ikutin saran
kamu. Oh iya udah sore nih. Aku pulang ya. Makasih Aman.
Aman : oh iya udah. Sama-sama. Makasih ya Ester.

Dan setelah perbincangan tadi, mereka berdua menjadi lebih giat belajar lagi. Dan
akhirnya Ester telah mengetahui bakat dan minatnya untuk melanjutkan sekolahnya.Waktu
terus berlalu. Tidak terasa mereka berdua telah lulus ujian dan mereka pun ingin melanjutkan
sekolahnya ke perguruan tinggi yang mereka inginkan. Karena mereka rajin belajar dan
berdoa, mereka pun akhirnya diterima di perguruan tinggi yang mereka idam-idamkan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam sastra terdapat genre sastra antara lain puisi,drama,prosa. Dalam pembelajaran
sastra terdapat bebrapa aspek yang dapat mengasah kepekaan sosial kata jamak watak serta
dalam mempelajari sastra, seseorang dapat belajar bagaimana cara menghargai karya-karya
orang lain, karena pada dasarnya sastra dapat membantu seseorang lebih memahami
kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusian.

B. Saran

Dalam mempelajari genre sastra harus ada banyak referensi, sehingga kita dapat
mempelajari dan memahaminya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Priyatni. 2010. Membaca sastra dengan ancangan literasi kritis. Jakarta:PT Bumi Aksara

https://indonesia.unsil.ac.id/wp-content/uploads/2021/08/Genre-Sastra.docx

https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-puisi-dan-unsur-pembentuk-puisi

https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230605104558-569-957668/pengertian-ciri-ciri-
jenis-dan-contoh-prosa

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-drama/

11

Anda mungkin juga menyukai