Anda di halaman 1dari 16

KALIMAT TUNGGAL, KALIMAT MAJEMUK DAN MACAMNYA SERTA

KONJUNGSI PENGHUBUNG DUA KLAUSA


Di susun oleh: Kelompok 7

Nama : 1. Merci Lestariani Lahagu

2. Junius Laoli

3. Mewiman Zalukhu

Semester/Kelas : B/III (tiga)

Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Mata Kuliah : Strategi Belajar dan Mengajar Bahasa

Dosen Pengampu :Viktor Risman Zega, S.Pd, M.Pd

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) GUNUNGSITOLI


FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI (FPBS)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Tuhan, yang telah memberikan rahmanya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada Dosen pengampuh mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia, yang telah
memberikan bimbingan dan masukan serta proses pembuatan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kapada rekan-rekan yang telah memberikan dukungan, sehingga tugas ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Namun, kami memahami bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik serta saran demi penyempurnaan tugas
makalah ini supaya kedepan dapat lebih baik dan berguna bagi kita semua.

Gunungsitoli, September 2021


Di susun oleh:

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. ii

BAB IPENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A.Latar Belakang........................................................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
C. Tujuan.................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
A. Pengertian Kalimat Tunggal...................................................................................................2
B. Kalimat Majemuk...................................................................................................................4
C. Konjungsi Penghubung Dua Klausa.......................................................................................6

BAB III PENUTUP......................................................................................................................... 9


A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 9
B. Saran.................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat ( P)
dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu ludah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat
dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titi,tanda tanya,atau tanda seru. Penetpan struktur
minial S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata – mata gabungan atau
rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk,lengkap dengan makna menunjukkan
sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkapan maksud
penuturannya. Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting  tidak
lain karena melalui kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksud dengan jelas. Satuan bahasa
yang kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan frasa atau
kelompok kata (mis.

tidak tahu).kedua bentuk itu,kat dan frasa dan kta tidak dapat mengungkapkan suatu maksud
dengan jelas,kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat,untuk dapat berkalimat dengan
baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa ada kalimat tunggal
2. Mengapa ada kalimat majemuk
3. Mengapa ada konjungsi penghubung dua klausa
C. Tujuan
1. Untuk mengetahuai kalimat tunggal
2. Untuk mengetahui kalimat majemuk
3. Untuk mengetahui konjungsi penghubung dua klausa

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Tunggal

Keraf (1984:152) mengatakan, “Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu
unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur tambahan.” Beberapa ahli mengatakan,
“Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa saja.” Kalimat berklausa satu adalah
kalimat tunggal yaitu kalimat yang hanya mempunyai satu pola saja atau hanya mempunyai satu
subjek, satu prediket dan boleh dengan beberapa keterangan. Oleh karena itu, kalimat di bawah ini
semuanya kalimat tunggal.

1. Ia membaca.
2. Ia membaca buku.
3. Ia membaca buku cerita.
4. Ia membaca buku pukul tiga sore.
5. Ia membaca buku cerita di dalam kamar.

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang tersusun atas satu pola yaitu subjek, predikat,
objek dan dapat juga dilengkapi dengan keterangan. Kalimat tunggal juga sering disebut dengan
kalimat sederhana. Kalimat tunggal tidak memiliki kata hubung. 

Ciri-Ciri Kalimat Tunggal:

- Selalu dimulai dengan huruf kapital.

- Sebuah kalimat tunggal hanya menggambarkan satu peristiwa saja.

- Kalimat tunggal tidak memiliki kata hubung.

2
Jenis-jenis Kalimat Tunggal dan Contohnya

Berikut ini adalah jenis kalimat tunggal beserta contohnya:

1. Kalimat Tunggal Adjectival

Kalimat adjektival merupakan jenis kalimat tunggal yang mempunyai satu predikat yang
berupa kata sifat.

Contoh:

Tas adik menjadi kotor.

Bunga mawar sangat indah.

2. Kalimat Tunggal Nominal

Kalimat nominal adalah jenis kalimat tunggal yang memiliki predikat berupa kata benda.

Contoh:

Bagas adalah seorang dokter.

Saya seorang guru.

3. Kalimat Tunggal Numerial

Kalimat numerial adalah jenis kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata berguna.

Contoh:

Harga gawai ini adalah 1 juta.

Tasya memiliki sepasang cincin.

4. Kalimat Tunggal Preposisional

Kalimat preposisional adalah jenis kalimat tunggal yang dapat predikatnya memiliki kata
depan.

Contoh:

Adi pergi ke toko alat tulis.

Saya di pasar.

3
3
5. Kalimat tunggal Verbal

Kalimat verbal adalah jenis kalimat yang memiliki predikat berupa kata kerja.

Contoh:

Ibu memasak opor.

Devano bermain sepak bola.

B. Kalimat majemuk

Finoza (2004: 123) menyatakan “Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan
gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Mengingat kalimat tunggal hanya terdiri atas satu
klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa”.

Perhatikan contoh di bawah ini:


“Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung tinggi etika
profesi.”

Macam – macam Kalimat Majemuk


Kalimat majemuk dapat dibagi atas 4 (empat) macam, yaitu;

1. kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk dengan klausa-klausa penyusun yang
berkedudukan setara. Hubungan di antara klausa-klausa tersebut bersifat koordinatif. Sehingga,
setiap klausa dapat pula berdiri sendiri sebagai kalimat yang utuh. Konjungsi yang biasa digunakan
meliputi dan, ketika, lalu, sebelum, sedangkan, setelah, dan lain-lain. Kalimat majemuk setara juga
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni:

a) Kalimat Majemuk Setara Sejalan

Contoh:
Ibu sedang tidur. Ayah sedang menyelesaikan pekerjaannya.
Digabung menjadi: Ibu sedang tidur ketika ayah sedang menyelesaikan pekerjaannya.

b) Kalimat Majemuk Setara Berlawanan

Contoh:
Andi selalu bangun pagi. Ani selalu bangun terlambat.
4
Digabung menjadi: Andi sulung selalu bangun pagi, sementara Ani selalu bangun terlambat.

4
c) Kalimat Majemuk Setara Sebab Akibat

Contoh:

Ayunda memasak air. Ayunda menyeduh kopi kesukaannya.

Digabung menjadi: Ayunda menyeduh kopi kesukaannya setelah memasak air.

2. Kalimat Majemuk Rapatan

Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa
kalimat tunggal yang digabungkan menjadi satu, tanpa menyebutkan kata-kata yang sama.
Dalam kalimat majemuk rapatan, klausa yang digabung dipisahkan dengan tanda baca koma (,).
Konjungsi yang biasa digunakan meliputi dan, juga, serta, dan lain-lain.

Contoh:
Inul membeli buah. Inul membeli sayur. Inul membeli sembako.
Digabung menjadi kalimat majemuk rapatan: Inul membeli buah, sayur, dan sembako.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang di dalamnya memiliki


induk kalimat dan anak kalimat. Berbeda dengan kalimat majemuk setara, klausa-klausa
dalam kalimat majemuk bertingkat memiliki kedudukan yang tidak sederajat. Klausa dalam
kalimat majemuk bertingkat yang berperan sebagai anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri.
Bila berdiri sendiri, anak kalimat tidak akan memiliki arti.

Ada beberapa jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan konjungsinya, yaitu:

a. Kalimat Majemuk Hubungan Syarat


Menggunakan konjungsi: apabila, asalkan, jika, dan lain-lain.
Contoh: Saya akan dengan senang hati menolongmu jika kamu bersedia menerimanya.

b. Kalimat Majemuk Hubungan Tujuan


Menggunakan konjungsi: agar, supaya, dan lain-lain.
Contoh: Sanjaya melancarkan rayuannya agar hati Teresia luluh.

5
c. Kalimat Majemuk Hubungan Sebab Akibat
Menggunakan konjungsi: karena, sehingga, dan lain-lain.
Contoh: Aldi tidak punya pacar karena tidak percaya diri.

d. Kalimat Majemuk Konsensip


Menggunakan konjungsi: meskipun, walaupun, dan lain-lain.
Contoh: Meskipun belum lulus sekolah, Beni sudah harus menjadi tulang punggung keluarga.

4. Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat jenis ini merupakan gabungan penggunaan kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat. Konjungsi yang digunakan bisa lebih dari satu.
Contoh:
Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Erfan mendapat nilai jelek dan harus tidak
naik kelas. Setelah lulus dari pendidikan jenjang SMP, Maudi harus memilih bersekolah di negeri
atau swasta.

C. konjungsi penghubung dua klausa

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Konjungsi adalah kata atau ungkapan
penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Menurut Kridalaksana
(1994: 102) Konjungsi adalah suatu kategori yang memiliki fungsi sebagai memperluas
satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan atau
lebih dalam suatu konstruksi. Menurut Sumarlan (2003: 32) Konjungsi adalah salah satu
jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan suatu unsur satu
dengan yang lainnya dalam sebuah kalimat, paragraf atau sebuah wacana.

Macam-macam konjungsi antar klausa

Konjungsi antar klausa merupakan kata penghubung antara dua buah klausa atau lebih. Terdapat
tiga macam konjungsi antar klausa, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif.

6
1. Konjungsi koordinatif

Konjungsi koordinatif menghubungkan dua atau lebih unsur baik kata maupun klausa yang sama
pentingnya atau setara. Konjungsi koordinatif hanya menggunakan satu kata untuk menggabungkan
dua klausa yang memiliki status setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal,
sedangkan.

2. Konjungsi subordinatif

Konjungsi subordinatif menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis
yang sama. Kedua klausa dalam konjungsi subordinatif tidak setara. Klausa yang memiliki
tingkatan lebih tingi disebut induk kalimat sedangkan klausa yang lebih rendah disebut anak
kalimat. Berikut pembagiannya:

Penghubung subordinatif atributif: yang.

Penghubung subordinatif tujuan: agar, supaya, biar.

Penghubung subordinatif syarat: jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala.

Penghubung subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara,
begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai,
hingga, sampai.

Penghubung subordinatif pengandaian: andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya.

Penghubung subordinatif konsesif: biar(pun), walau(pun), sekalipun, sungguhpun, kendati(pun).

Penghubung subordinatif pembandingan: seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai,


laksana, ibarat, daripada, alih-alih.

Penghubung subordinatif sebab: sebab, karena, oleh karena, oleh sebab.

Penghubung subordinatif hasil: sehingga, sampai(sampai), maka(nya).

Penghubung subordinatif alat: dengan, tanpa.

Penghubung subordinatif cara: dengan, tanpa.

Penghubung subordinatif komplementasi: bahwa.

3. Konjungsi korelatif

Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki
status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit
7
dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu
predikat.

 Contoh: baik maupun, tidak hanya, tetapi juga, bukan hanya, melainkan juga, demikian sehingga,
sedemikian rupa sehingga, apa(kah) atau, entah, jangankan, pun.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan dibangun oleh
kontruksi fungsional dan tidak tergantung pada kontruksi gramatikal yang lebih besar atau Kalimat
adalah satuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan secara lengkap.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan
satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat majemuk adalah
kalimat yang mempunyai dua pola atau lebih.

Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak
kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat
konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.

B. Saran

ebaiknya kita memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai
ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradisi komunikasi yang baik dan
tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.

9
DAFTAR PSTAKA

Widiagustini eni. 2019. Kemampuan membuat kalimat tunggal dan kalimat majemuk
setara oleh siswa kelas v sd, jurnal komunitas bahasa, vol. 7, no.1, april, 67-74. Tg
morawa

Tarigan, henry guntur. 1984. Pengajaran sintaksis bandung: angkasa

https://www.academia.edu/40614886/
MAKALAH_KALIMAT_TUNGGAL_DAN_KALIMAT_MAJEMUK_NAMA_I_KADEK_ADI_
MAHAPUTRA_06

10
10

Anda mungkin juga menyukai