2. Junius Laoli
3. Mewiman Zalukhu
Segala puji syukur hanya bagi Tuhan, yang telah memberikan rahmanya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada Dosen pengampuh mata kuliah Sintaksis Bahasa Indonesia, yang telah
memberikan bimbingan dan masukan serta proses pembuatan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terimakasih kapada rekan-rekan yang telah memberikan dukungan, sehingga tugas ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Kami berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Namun, kami memahami bahwa tugas ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik serta saran demi penyempurnaan tugas
makalah ini supaya kedepan dapat lebih baik dan berguna bagi kita semua.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................... i
BAB IPENDAHULUAN................................................................................................................ 1
A.Latar Belakang........................................................................................................................ 1
B.Rumusan Masalah................................................................................................................... 1
C. Tujuan.................................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................2
A. Pengertian Kalimat Tunggal...................................................................................................2
B. Kalimat Majemuk...................................................................................................................4
C. Konjungsi Penghubung Dua Klausa.......................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat ( P)
dan intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu ludah lengkap dengan makna. Intonasi final kalimat
dalam bahasa tulis adalah berupa tanda baca titi,tanda tanya,atau tanda seru. Penetpan struktur
minial S dan P dalam hal ini menunjukkan bahwa kalimat bukanlah semata – mata gabungan atau
rangkaian kata yang tidak mempunyai kesatuan bentuk,lengkap dengan makna menunjukkan
sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap sebagai pengungkapan maksud
penuturannya. Hal yang menyebabkan kalimat menjadi bidang kajian bahasa yang penting tidak
lain karena melalui kalimat lah seseorang dapat menyampaikan maksud dengan jelas. Satuan bahasa
yang kita kenal sebelum sampai pada tataran kalimat adalah kata (misalnya tidak) dan frasa atau
kelompok kata (mis.
tidak tahu).kedua bentuk itu,kat dan frasa dan kta tidak dapat mengungkapkan suatu maksud
dengan jelas,kecuali jika keduanya sedang berperan sebagai kalimat,untuk dapat berkalimat dengan
baik, perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat.
B. Rumusan Masalah
1. Mengapa ada kalimat tunggal
2. Mengapa ada kalimat majemuk
3. Mengapa ada konjungsi penghubung dua klausa
C. Tujuan
1. Untuk mengetahuai kalimat tunggal
2. Untuk mengetahui kalimat majemuk
3. Untuk mengetahui konjungsi penghubung dua klausa
1
BAB II
PEMBAHASAN
Keraf (1984:152) mengatakan, “Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu
unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur tambahan.” Beberapa ahli mengatakan,
“Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa saja.” Kalimat berklausa satu adalah
kalimat tunggal yaitu kalimat yang hanya mempunyai satu pola saja atau hanya mempunyai satu
subjek, satu prediket dan boleh dengan beberapa keterangan. Oleh karena itu, kalimat di bawah ini
semuanya kalimat tunggal.
1. Ia membaca.
2. Ia membaca buku.
3. Ia membaca buku cerita.
4. Ia membaca buku pukul tiga sore.
5. Ia membaca buku cerita di dalam kamar.
Kalimat tunggal merupakan kalimat yang tersusun atas satu pola yaitu subjek, predikat,
objek dan dapat juga dilengkapi dengan keterangan. Kalimat tunggal juga sering disebut dengan
kalimat sederhana. Kalimat tunggal tidak memiliki kata hubung.
2
Jenis-jenis Kalimat Tunggal dan Contohnya
Kalimat adjektival merupakan jenis kalimat tunggal yang mempunyai satu predikat yang
berupa kata sifat.
Contoh:
Kalimat nominal adalah jenis kalimat tunggal yang memiliki predikat berupa kata benda.
Contoh:
Kalimat numerial adalah jenis kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata berguna.
Contoh:
Kalimat preposisional adalah jenis kalimat tunggal yang dapat predikatnya memiliki kata
depan.
Contoh:
Saya di pasar.
3
3
5. Kalimat tunggal Verbal
Kalimat verbal adalah jenis kalimat yang memiliki predikat berupa kata kerja.
Contoh:
B. Kalimat majemuk
Finoza (2004: 123) menyatakan “Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan
gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal. Mengingat kalimat tunggal hanya terdiri atas satu
klausa, berarti kalimat majemuk mengandung lebih dari satu klausa”.
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk dengan klausa-klausa penyusun yang
berkedudukan setara. Hubungan di antara klausa-klausa tersebut bersifat koordinatif. Sehingga,
setiap klausa dapat pula berdiri sendiri sebagai kalimat yang utuh. Konjungsi yang biasa digunakan
meliputi dan, ketika, lalu, sebelum, sedangkan, setelah, dan lain-lain. Kalimat majemuk setara juga
dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni:
Contoh:
Ibu sedang tidur. Ayah sedang menyelesaikan pekerjaannya.
Digabung menjadi: Ibu sedang tidur ketika ayah sedang menyelesaikan pekerjaannya.
Contoh:
Andi selalu bangun pagi. Ani selalu bangun terlambat.
4
Digabung menjadi: Andi sulung selalu bangun pagi, sementara Ani selalu bangun terlambat.
4
c) Kalimat Majemuk Setara Sebab Akibat
Contoh:
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari beberapa
kalimat tunggal yang digabungkan menjadi satu, tanpa menyebutkan kata-kata yang sama.
Dalam kalimat majemuk rapatan, klausa yang digabung dipisahkan dengan tanda baca koma (,).
Konjungsi yang biasa digunakan meliputi dan, juga, serta, dan lain-lain.
Contoh:
Inul membeli buah. Inul membeli sayur. Inul membeli sembako.
Digabung menjadi kalimat majemuk rapatan: Inul membeli buah, sayur, dan sembako.
5
c. Kalimat Majemuk Hubungan Sebab Akibat
Menggunakan konjungsi: karena, sehingga, dan lain-lain.
Contoh: Aldi tidak punya pacar karena tidak percaya diri.
Kalimat jenis ini merupakan gabungan penggunaan kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat. Konjungsi yang digunakan bisa lebih dari satu.
Contoh:
Karena tidak pernah menyimak pelajaran di sekolah, Erfan mendapat nilai jelek dan harus tidak
naik kelas. Setelah lulus dari pendidikan jenjang SMP, Maudi harus memilih bersekolah di negeri
atau swasta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Konjungsi adalah kata atau ungkapan
penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat. Menurut Kridalaksana
(1994: 102) Konjungsi adalah suatu kategori yang memiliki fungsi sebagai memperluas
satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua satuan atau
lebih dalam suatu konstruksi. Menurut Sumarlan (2003: 32) Konjungsi adalah salah satu
jenis kohesi gramatikal yang dilakukan dengan cara menghubungkan suatu unsur satu
dengan yang lainnya dalam sebuah kalimat, paragraf atau sebuah wacana.
Konjungsi antar klausa merupakan kata penghubung antara dua buah klausa atau lebih. Terdapat
tiga macam konjungsi antar klausa, yaitu konjungsi koordinatif, subordinatif, dan korelatif.
6
1. Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif menghubungkan dua atau lebih unsur baik kata maupun klausa yang sama
pentingnya atau setara. Konjungsi koordinatif hanya menggunakan satu kata untuk menggabungkan
dua klausa yang memiliki status setara. Contoh: dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal,
sedangkan.
2. Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif menghubungkan dua atau lebih klausa yang tidak memiliki status sintaksis
yang sama. Kedua klausa dalam konjungsi subordinatif tidak setara. Klausa yang memiliki
tingkatan lebih tingi disebut induk kalimat sedangkan klausa yang lebih rendah disebut anak
kalimat. Berikut pembagiannya:
Penghubung subordinatif waktu: sejak, semenjak, sedari, sewaktu, tatkala, ketika, sementara,
begitu, seraya, selagi, selama, serta, sambil, demi, setelah, sesudah, sebelum sehabis, selesai, seusai,
hingga, sampai.
3. Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif; menghubungkan dua atau lebih unsur (tidak termasuk kalimat) yang memiliki
status sintaksis yang sama dan membentuk frasa atau kalimat. Kalimat yang dibentuk agak rumit
7
dan bervariasi, kadang setara, bertingkat, atau bisa juga kalimat dengan dua subjek dan satu
predikat.
Contoh: baik maupun, tidak hanya, tetapi juga, bukan hanya, melainkan juga, demikian sehingga,
sedemikian rupa sehingga, apa(kah) atau, entah, jangankan, pun.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kalimat adalah kumpulan kata yang memiliki pengertian lengkap dan dibangun oleh
kontruksi fungsional dan tidak tergantung pada kontruksi gramatikal yang lebih besar atau Kalimat
adalah satuan bahasa yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan secara lengkap.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas satu inti kalimat atau satu klausa.
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan
satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat majemuk adalah
kalimat yang mempunyai dua pola atau lebih.
Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak
kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat
konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
B. Saran
ebaiknya kita memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai
ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradisi komunikasi yang baik dan
tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.
9
DAFTAR PSTAKA
Widiagustini eni. 2019. Kemampuan membuat kalimat tunggal dan kalimat majemuk
setara oleh siswa kelas v sd, jurnal komunitas bahasa, vol. 7, no.1, april, 67-74. Tg
morawa
https://www.academia.edu/40614886/
MAKALAH_KALIMAT_TUNGGAL_DAN_KALIMAT_MAJEMUK_NAMA_I_KADEK_ADI_
MAHAPUTRA_06
10
10