“KALIMAT”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Hima Suyudho ,S.Pd.I., M.Pd.
Disusun oleh :
Puji syukur kita panjatkan atas rahmat dan hidayahnya sehingga kita bisa menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat waktu sehingga dapat kita jadikan untuk media belajar
bersama. Tak lupa shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi Muhammad saw.
Penulisan makalah ini guna menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul
"Kalimat”. Dalam menyelesaikan makalah ini kami tidak terlepas dari bantuan beberapa
pihak maka dari itu kami mengucapkan terimakasih sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini.
Dalam penulisan ini kami menyadari masih banyak kekurangan maka dari itu kami
mohon maaf yang setulus tulusnya dan penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari
pembaca agar nantinya kita bisa memperbaiki dan menyusun makalah dengan baik dan benar.
Kami berharap makalah ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................2
A. Pengertian Kalimat..................................................................................................................2
B. Unsur- unsur Kalimat..............................................................................................................2
C. Jenis-jenis kalimat...................................................................................................................4
D. Analisis kalimat........................................................................................................................7
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kalimat ?
2. Apa Saja Unsur-unsur Kalimat ?
3. Apa Saja Jenis-jenis Kalimat ?
4. Bagaimana Analisis Kalimat yang salah dan benar?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian dari kalimat.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur dari kalimat.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari kalimat.
4. Untuk menganalisis bentuk kalimat yang salah dan yang benar.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kalimat
Secara umum, kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi
pikiran yang lengkap. Menurut Putrayasa, kalimat adalah satuan bahasa terkecilyang
berupa klausa, yang dapat berdiri sendiri dan mengandung pikiran lengkap.Selain itu,
kalimat diartikan sebagai bagian terkecil ujaran atau teks (ujaran)
yangmengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
Sejalan dengan pendapat-pendapat tersebut, Alwi menyatakan bahwa kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dan wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan
pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh
kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun
proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanya tanya (?), dan tanda seru (!). Spasi yang
mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan."1
2
Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek bila kalimat itu
dipasifkan. Contoh:
Kamar saya dibersihkan pembantu.
Papan tulis ditulisi Pak Guru.
4. Pelengkap
Orang sering mencampuradukkan pengertian objek dan pelengkap. Hal ini
daat di mengerti karena antara keduanya memang terdapat kemiripan, yaitu
berada dibelakang prediket, perhatikan contoh berikut ini.
Dia mendagangkan kain batik di Temanggung.
Dia berdagang kain batik di Temanggung.
Pada kalimat pertama frasa kain batik dinamakan objek, sedangkan pada
kalimat kedua disebut pelengkap. Contoh pelengkap yang lain seperti di
bawah ini.
Negara kita berlandaskan hukum.
Beliau suka bermain tenis.
5. Keterangan
Unsur kalimat yang tidak termasuk S. P. O, dan Pel hampir dapat dipastikan
berfungsi sebagai keterangan. Keterangan adalah unsur kalimat yang paling
mudah berpindah tempat. yaitu dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan.
di tengah kalimat. Contoh:
Dia memotong rambutnya dengan gunting.
Di kamar dia memotong rambutnya.
Dia kemarin memotong rambutnya.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam keterangan seperti di
bawah ini :
a. Keterangan Tempat
Contoh: di Jalan, di Kota, ke Bandung, dari toko, pada permukaan,
pada kulit.
b. Keterangan Waktu
Contoh: tadi pagi, setahun yang lalu, seminggu, setelah makan siang.
sebelum tidur.
c. Keterangan Alat
Contoh: dengan pisau cukur, dengan cangkul, dengan mobil, dengan
traktor.
d. Keterangan Tujuan
Contoh: supaya kamu pintar, untuk kemerdekaan, agar badannya schat,
demi kekasihnya.
e. Keterangan Cara
Contoh: secara cepat, dengan hati-hati, dengan cara damai, dengan
berunding.
f. Keterangan Penyerta
Contoh: dengan adiknya, bersama orangtuanya. beserta teman-teman
sekelasnya.
3
g. Keterangan Similatif
Contoh: seperti angin puyuh, bagaikan istana, laksana bintang di langit.
h. Keterangan Sebab
Contoh: karena ketidaktahuannya, karena malas, sebab
kecerobohannya, sebab bingung.
C. Jenis-jenis kalimat
Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut (1) jumlah klausa
pembentuknya. (2) bentuk/fungsi isinya. (3) kelengkapan unsurnya, dan (4)sususan
subjek prediketnya.
1. Jumlah Klausa Pembentuknya
Menurut jumlah klausa pembentuknya, kalimat dapat dibedakan atas
dua macam, yaitu :
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena
klausanya yang tunggal itulah kalimatnya dinamai kalimat tunggal. Hal itu
juga berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal. Seperti telah dijelaskan
di muka, unsur P adalah penanda klausa. Unsur S dan P selalu wajib hadir
didalam setiap kalimat.
Adapun O, Pel, dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat,
termasuk dalam kalimat tunggal. Kehadiran O, Pel, Ket bergantung pada P.
jika P masih perlu dilengkapi, barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan.
Berdasarkan jenis kata frasa pengisi P-nya, kalimat tunggal dapat di
pilah menjadi empat macam, dan kalimat-kalimat tunggal itu diberi nama atau
label tambahan sesuai dengan jenis kata atau frasa yang mengisi unsur P-nya
masing - masing. Contoh berikut ini adalah empat kalimat tunggal yang dibri
label, masing- masing nominal, ajektival, verbal, dan mumeral, yakni unsur
yang menjadi P dalam kalimat berikut. Di sini terlihat seluruh unsur P-nya
berupa frasa. Contoh:
1.) Kami mahasiswa Indonesia (kalimat nominal)
2.) Jawaban anak pintar itu sangat tepat. (kalimat ajektival)
3.) Sapi-sani sedang menumput. (kaliamt verbal)
4.)Mobil orang kaya itu ada delapan. (kaliamat numeral)
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua
atau lebih kalimat tunggal. Hal itu berati dalam kalimat majemuk terdapat
lebih dari satu klausa. Perhatikan contoh di bawah ini:
1. Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan
harus menjunjung tinggi etika profesi.
2. Anak-anak bermain layang-layang di halaman kampus ketika.
3. para dosen, karyawan, dan mahasiswa menikmati hari libur.
4
Berdasarkan bentuk atau kategori sintaktisnya kaliamt dapat dibedakan atas
empat macam, yaitu:
a. Kalimat Berita (Deklaratif)
Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai oleh penutur/penulis untuk
memberitakan sesuatu. Variasi kalimat berita bersifat bebas, bolch inversi
atau versi, aktif atau pasif, tunggal atau majemuk. Yang terpenting isinya
berupa pemberitaan. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi menurun dan
pada bahasa tulis kalimatnya bertanda baca akhir titik. Contoh:
1.) Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
2.) Perayaan HUT ke-62 RI berlangsung meriah.
3.) Tadi siang terjadi tabrakan beruntun di Jalan Tol Jagorawi.
4.) Penyuluhan hukum akan dilakukan oleh mahasiswa fakultas hukum
bulan depan.
b. Kalimat Tanya (Interogatif)
Kaliamat tanya adalah kalimat yang dipakai oleh penutur/penulis untuk
memperoleh informasi atau reaksi berupa jawaban yang diharapkan dari
mitra komunikasinya. Pada bahasa lisan kalimat ini berintonasi akhir naik
dan pada bahasa tulis kalimatnya diakhiri dengan tanda tanya. Selain
hadirnya tanda tanya, dalam kalimat tanya schjing pula hadir kata tanya apa
(kah), bagaimana, di mana. kapan, siapa, yang mana. Contoh :
1.) Apakah barang ini milik Saudara?
2.) Kapan kakaknu berangkat ke Australia?
3.) Siapa tokoh pendiri Perguruan Taman Siswa?
Kalimat tanya yang di akhiri dengan kata belum, bukan, dan tidak,
disebut kalimat tanya embelan. Contoh :
1.) Kakakmu sudah diwisuda, bukan?
2.) Kamu sudah makan, atau belum?
3.) PR-mu dapat kamu kerjakan, atau tidak?
5
Perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan, kalimat
Perintah.
1.) Kalimat Perintah Halus
a.) Tolonglah hawa sepeda motor ini ke bengkel.
b.) Silahkan kamu ke belakang sekarang.
c.) Keputusan itu kiranya perlu kamu perhatikan.
2.) Kalimat Perintah Langsung
a.) Pergilah kamu sekarang!
b..) Ayo, cari buku itu sampai dapat!
c) Man kita bernyayi bersam-sama!
3.) Kalimat perintah larangan langsung
a.) Kamu jangan pergi sekarang!
4.) Kalimat perintah larangan halus
a.) Terima kasih karena anda tidak merokok!
5.) Kalimat perintah permintaan
a.) Minta perhatian, anak-anak!
6.) Kalimat perintah permintaan permohonan
a.) Mohon hadiah ini Bapak terima.
7.) Kalimat perintah ajakan dan harapan
a.) Ayolah, kita belajar.
8.) Kalimat perintah pembiaran
a.) Biarkan (lah) dia di sini sebentar.
b.) Biarlah dia menemani orang tuanya.
6
1.) Aduh. pegangan saya terlepas!
2.) Hai, ini dia orang yang kita cari!
3.) Wah, pintar benar anak ini!
4.) Alangkah besarnya pesawat terbang itu.
5.) Bukan main lihainya petinju itu.
F. Analisis kalimat
Kalimat harus memiliki unsur-unsur yang lengkap sesuai dengan pola yang
dipilih. Menyarankan agar kelengkapan dapat terpenuhi, subjek kalimat harus ada,
prediket harus jelas, objek kalimat harus disertakan, jika prediketnya pada kalimat
majemuk dengan tanpa mengubah strukturnya. Berupa kata kerja yang menghendaki
pelengkap, dan pemenggalan tidak dilakukan bursi menjelaskan bahwa subjek adalah
unsur pokok yang terdapat dalam suatu kalimat disamping unsur prediket. Dengan
kata lain subjek merupakan elemen atau unsur kalimat yang menjadi pokok
pembicaraan yang dijelaskan prediket. Sedangkan prediket merupakan unsur atau
elemen kalimat yang memberika penjelasan tentang subjek atau menerangkan subjek.
Bentuk- bentuk kesalahan kelengkapan kalimat, antara lain:
1. Kalimat Tak Bersubjek
Kalimat tak bersubjek sering ditemukan dalam bahasa lisan dan bahasa tulis.
Kalimat tak bersubjek ini kemungkinan disebabkan pemahaman terhadap struktur
kalimat buku dalam bahasa Indonesia masih kurang. Berikut ini disajikan
beberapa contoh:
a. Dengan perubahan zaman telah menuntut para pendidik untuk mencari
metode yang baru.
b. Menurut pakar lain di bidang marketing menyatakan bahwa pemasaran
adalah proses memasarkan barang hingga berwujud uang.
7
3. Kalimat Tak Berobjek
Kalimat tak berobjek sering pula ditemukan dalam bahasa lisan dan bahasa
tulis. Kalimat tak berobjek ini muncul karena:
1.) Pemahaman terhadap struktur kalimat baku dalam bahasa indonesia masih
kurang atau
2.) Terpengaruh penerjemahan yang tidak tepat bahasa asing.
Contohnya:
a. Menteri Pendidikan mengungkapkan tentang berbagai masalah yang timbul
berkenaan dengan pendidikan.
b. Pemimpin perusahaan Sanyo di Indonesia sedang membahas mengenai gaji
pegawai perusahaan.
c. Kami mengharap atas kehadiran para capres pada Debat Para Calon Presiden di
kampus kami.
d. Pemimpim sidang berhak mengingatkan agar peserta berbicara secara teratur.
Tampak bahwa kalimat tersebut tidak memiliki objek sebab ciri objek
biasanya berupa nomina atau frasa nomina. Jika nomina atau frasa nomina
didahului preposisi, konstituen itu menjadi frasa preposisi bukan menjadi frasa
nomina. Frasa preposisi, hampir dalam semua bahasa, biasanya berfungsi sebagai
keterangan dalam kalimat.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10