Segala puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Bahasa Indonesia dengan
baik dan tepat waktu, tanpa ada halangan apapun. Disusun dalam rangka mememuhi salah
satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan ibu Annisa S.Pd, M.Pd sebagai dosen
pengampu mata kuliah tersebut.
Tugas ini berisi pembahasan tentang segala sesuatu yang menejelaskan tentang Kalimat.
Tugas Bahasa Indonesia ini telah kami selesaikan dengan maksimal, berkat kerjasama berbagai
pihak dan sumber. Oleh karena itu, kami sampaikan banyak terimakasih kepada segenap pihak
yang berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian tugas Bahasa Indonesia ini.
Di luar itu, kami sebagai mahasiswa prodi Desain Grafis menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak sekali kekurangan dalam dalam tugas Bahasa Indonesia ini. Oleh sebab itu,
dengan segala kerendahan hati, kami selaku penyusun tugas Bahasa Indonesia tersebut
menerima segala kritikan dan saran dari pembaca.
Dengan tugas ini, saya berharap dapat membantu mahasiswa/ mahasiswi prodi Desain
Grafis dalam memahami hingga menjadi kreatif melalui materi-materi yang kami sampaikan.
Demikian bisa saya sampaikan, semoga tugas Bahasa Indonesia ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan memberi manfaat nyata bagi seluruh pembaca dan teman-teman sekalian.
DAFTAR ISI
Bab I. PENDAHULUAN…………………………………………… 1
A. Latar belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................ 1
A. Devinisi Kalimat………………………………………………… 2
B. Syarat Kalimat yang baik............................................................... 3
C. Unsur-unsur Kalimat...................................................................... 4
D. Jenis-jenis Kalimat......................................................................... 7
A. Kesimpulan…………….........…………………………………… 11
B. Saran............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..........……………………………..……………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia dalam berkomunikasi menggunakan dua cara yaitu lisan dan tertulis. Walaupun
kita mengenal cara-cara lain seperti isyarat, gerak, dan simbol-simbol, namun cara yang paling
efektif dalam berkomunikasi sehari-hari manusia normal adalah dengan cara lisan maupun
tertulis. Hakikatnya seseorang menulis adalah untuk menuangkan sebuah gagasan, fakta, sikap,
maupun isi pikiran yang ada di benaknya. Gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut
ditulis dengan jelas dan utuh sehingga pembaca dapat memahaminya dengan jelas. Tujuan
ditulisnya gagasan, fakta, sikap, maupun isi pikiran tersebut juga agar gagasan itu dapat
bertahan lama dan mempunyai bukti otentik, bahwa kita pernah menulis. Hal ini sesuai dengan
kelebihan dari bahasa tertulis yaitu mempunyai bukti otentik yang kuat.
Untuk dapat membuat sebuah tulisan yang menarik, perlu kita memahami terlebih dahulu
bagaimana cara penulisan kalimat yang efektif. Karena sebuah tulisan yang baik tidak terlepas
dari sebuah kalimat yang membangun tulisan tersebut. kalimat yang baik akan menghasilkan
paragraf yang baik, paragraf yang baik dan padu akan menghasilkan sebuah tulisan yang baik
serta enak dibaca.
B. RUMUSAN MASALAH
A. Devinisi Kalimat
Kalimat adalah sebuah Kumpulan kata-kata yang mempunyai arti dan suatu bahasa yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang memiliki suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Untuk
lebih jelasnya simak penjelasan berikut.
Pengertian Kalimat
Kalimat merupakan satuan bahasa yang mengandung suatu pikiran lengkap. Dalam sebuah
kalimat paling kurang mengandung suatu subjek dan predikat. Kalimat dalam wujud lisan
diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda dan diakhiri dengan sebuah
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan sebuah huruf
kapital dan diakhiri dengan sebuah tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Menurut Susilo (1990:2), mengungkapkan lima ciri kalimat bahasa Indonesia yaitu :
1.Bermakna
2. Bersistem urutan frase
3. Bisa berdiri sendiri dalam hubungannya dengan suatu kalimat yang lain
4.Berjeda
5. Berhenti dengan berakhirnya sebuah intonasi.
Namun hal tersebut belum menjamin bahwa sebuah kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia
baku.
Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian menurut para ahli, antara lain:
1) Kridalaksana (2001:92)
Kalimat menurut Kridalaksana (2001:92) merupakan sebagai satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial
terdiri dari klausa; klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi
yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas;
jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.
2) Keraf ( 1984:156)
Kalimat menurut Keraf ( 1984:156) menyatakan bahwa kalimat sebagai satu bagian dari
ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan, sedang intonasinya menunjukkan bagian
ujaran itu sudah lengkap.
3) Alwi dkk., (2000:311)
Kalimat menurut Alwi dkk., (2000:311) menyatakan bahwa, “Dalam wujud tulisan, kalimat
diucapkan dalam suara naik-turun dan keras-lembut disela jeda, diakhiri intonasi akhir yang
diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan, baik asimilasi bunyi maupun
proses fonologis lainnya”.
4) Dardjowidojo (1988: 254)
Kalimat menurut Dardjowidojo (1988: 254) merupakan bagian terkecil dari suatu ujaran
atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.
5) Slametmuljana (1969)
Kalimat menurut Slametmuljana (1969) adalah kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata
yang berlagu, disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya
satu kata, mungkin lebih.
Kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah bahasa maksudnya adalah kalimat yang cermat
baik dari segi pemilihan kata dan bentukan kata maupun susunan kalimatnya memenuhi aturan
sintaksis yang benar. Sebaliknya, kalimat yang menyimpang dari kaidah bahasa, susunan
kalimatnya tidak sesuai dengan aturan sintaksis yang benar.
Contoh:
Jadwal di atas menunjukkan kereta api eksekutif Argo Lawu berangkat pada pukul 17.00 dari
Gambir.
2. Logis atau dapat diterima nalar
Kalimat juga harus logis atau dapat dinalar oleh akal. Meskipun secara gramatikal sesuai
dengan kaidah namun jika tidak logis, kalimat tersebut tak akan dapat dipahami dengan baik
bila disampaikan kepada orang lain.
Contoh:
Anak-anak itu sedang asyik mengumpulkan pohonan.
3. Jelas dan dapat menyampaikan maksud atau pesan dengan tepat
Kalimat yang baik juga harus mengandung pengertian yang jelas, tidak membingungkan
serta tidak menimbulkan penafsiran ganda atau ambigu. Tidak sedikit pula kita temui kalimat-
kalimat yang diucapkan oleh penutur bahasa mengandung pengertian ganda. Kalimat ini selain
dapat membingungkan juga menimbulkan respons atau tanggapan yang tak sesuai karena tidak
tersampaikannya pesan secara benar.
Contoh:
Saya bingung melihat kelakuan anak itu.
C. Unsur-Unsur Kalimat
Suatu kalimat terdiri atas beberapa unsur pembentuk kalimat. Kalimat sendiri setidaknya
terdiri atas unsur subjek dan predikat.
Berikut adalah penjabaran mengenai unsur-unsur pembentuk kalimat.
1. Subjek
Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama orang,
hewan, benda, sapaan, dan lain-lain.
Contoh subjek dalam suatu kalimat ditandai dengan kata yang dicetak tebal:
Gina adalah teman kami.
Ayah kami sedang lomba memancing. Subjek
memiliki delapan ciri sebagai berikut.
Kata atau frase biasanya berkelas kata benda (nomina), contohnya pada kalimat
berikut, “Ilmu kehutanan akan tetap dibutuhkan selama manusia hidup di bumi”.
Nomina tidak pernah diawali oleh kata tugas (kata depan atau kata sambung) karena kata tugas
mengubah fungsi nomina menjadi keterangan. Kalimat berikut menunjukan bahwa kata benda
yang diawali kata tugas akan menjadi keterangan. “Tentang ilmu kehutanan membahas
mengenai kelestarian pepohonan di hutan.”
Ada kata petunjuk (artikel) ini atau itu. Contohnya adalah “Suara ini dikenal sebagai suara
burung yang paling terancam punah di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.”
Subjek bukan kata ganti tanya.
Adakalanya subjek bukan sebagai kata benda (nomina), namun pada umumnya diikuti artikel
ini atau itu. Sebagai contoh pada kalimat berikut, “Berenang (itu)”
Subjek dapat dicari dengan menggunakan kata tanya siapa dan apa.
Subjek dapat ditambahkan akhiran -nya. Sebagai contoh, “Masalahnya ialah tersangka tidak
bisa digiring ke Polres untuk dimintai keterangan.”
Pada struktur bahasa Indonesia, subjek pada umumnya berada pada awal kalimat.
2. Predikat
Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun dituliskan oleh
pihak pertama.
Contoh dalam kalimat adalah kata-kata yang dicetak tebal.
Merokok membahayakan kesehatan.
Keladi itu tumbuhan.
Ciri-ciri predikat dalam sebuah kalimat adalah sebagai berikut:
Pada umumnya predikat berada di sebelah kanan subjek.
Predikat menjelaskan subjek sehingga kalimat menjadi bermakna, sebagai contoh “Sektor
kehutanan berkembang secara fluktuatif.”
Predikat dapat berkategori kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata depan (preposisi),
atau kata sifat (adjektiva) sehingga predikat menyebabkan beberapa jenis kalimat tunggal.
Predikat mengisyaratkan perlu tidaknya kata lain di sebelah kanannya agar kalimat menjadi
lebih lengkap.
Pada umumnya, predikat dapat dicari dengan menggunakan kata tanya bagaimana.
Predikat dapat diikuti partikel -lah, contohnya adalah sebagai berikut “Tertawalah ia
pada saat malam itu.”
3. Objek
Objek adalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan.
Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat transitif,
memperjelas makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran
dalam kalimat.
Pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat lengkap dalam
sebuah klausa.
Fungsi pelengkap adalah melengkapi kalimat lainnya seperti subjek, predikat, objek, dll agar
kalimat tersebut dapat berdiri sendiri.
Ciri-ciri pelengkap adalah
Pelengkap berkategori kata atau frasa nominal, verbal, atau adjektival.
Pelengkap berada setelah verba semitransitif dan dwitransitif. Contoh pada kalimat yang
mengandung verba semitransitif adalah “Hal itu merupakan masalah besar.” Contoh pada
kalimat yang mengandung verba dwitransitif adalah “Pak Wirya menugasi mahasiswa
membuat desain.”
Pelengkap dapat didahului oleh preposisi.
Pelengkap tidak dapat dipasifkan (jika dapat dipasifkan tidak dapat menjadi subjek).
5. Keterangan
Keterangan adalah sebuah bagian kalimat yang memiliki tujuan untuk memperjelas kalimat.
Unsur keterangan memiliki fungsi untuk menambah informasi pada kalimat yang akan
disajikan sehingga komunikasi mudah dipahami.
Tanpa unsur kalimat keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat ditemukan
terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat,
waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri unsur kalimat keterangan adalah
Letaknya bisa berpindah-pindah. Misalnya “Hari ini kami akan praktik lapangan ke hutan”
menjadi “Kami akan praktik lapangan hari ini ke hutan.”
Keterangan dapat dihilangkan dalam sebuah kalimat.
Biasanya, kata atau kelompok kata didahului kata depan.
D. Jenis-Jenis Kalimat
Jenis kalimat dapat diklasifikasikan dalam tiga bagian, yaitu berdasarkan bentuk, isi,
pengucapan, dan maknanya. Berikut penjabaran mengenai jenis-jenis kalimat.
1) Jenis Kalimat Berdasarkan Bentuk
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu susunan struktur subjek
—predikat. Hal yang menjadi tanda bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat tunggal, yaitu
dengan adanya satu informasi saja yang didapat dari kalimat tersebut. Berikut contoh kalimat
tunggal:
Orang itu guru kami. (S – P)
Andin sedang membuat surat lamaran. (S – P – O)
Permisi! (P)
Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri minimal dua atau lebih kalimat tunggal.
Kalimat majemuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk bertingkat.
Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subjeknya melakukan tindakan. Adapun ciri-
ciri yang dapat kenali dari kalimat aktif, yaitu memiliki imbuhan me- atau ber- dan memiliki
pola kalimat S-P-O atau S-P-O-K. Berikut contoh kalimat aktif:
Maryam membeli buah-buahan.
Afifah sedang makan di restoran.
Hal lain yang perlu kamu ketahui bahwa kalimat aktif diklasifikasikan menjadi 2, di
antaranya.
A.KESIMPULAN
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil namun terlengkap maknanya dan mempunyai
intonasi final yang mengakhirinya. Sebuah kalimat dalam Bahasa Indonesia secara sederhana
biasanya terdiri dari dua unsur yang membangunnya, yaitu unsur Subjek (S) dan Predikat (P).
Kalimat tunggal adalah jika kalimat tersebut hanya memiliki satu gagasan dan hanya terdiri
dari subjek (S) dan predikat (P) saja. Kalimat majemuk adalah jika kalimat itu terdiri dari dua
atau lebih klausa yang membangunnya, dan biasanya memiliki lebih dari satu Predikat (P).
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menjelaskan gagasan penulis kepada pembaca
secara utuh tanpa ada kebimbangan atau keraguan dalam menafsirkannya.
B.SARAN
Sebagai seorang mahasiswa agar dapat memahami materi pembelajaran ada lebih
baiknya kita belajar secara tatap muka agar materi yang di sampaikan bisa di terima dengan
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA