KONSEP KATA
Disusun oleh :
Nama: Aldan Reyqi Alhadi
Dosen Pengampu: Refril Dani, M.Pd
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Jenis Kata.........................................................................................................3
B. Kelas Kata........................................................................................................5
C. Makna Kata......................................................................................................9
A. Simpulan........................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasayang
mengandung konsep atau gagasan tertentu. Dalam kegiatankomunikasi, katakata
dijalin satukan dalam suatu konstruksi yang lebihbesar berdasarkan kaidah-kaidah
sintaksis yang ada dalam suatubahasa. Untuk menyatakan katakata yang mana
akan dipakai untukmenyampaikan suatu gagasan, akan tetapi pilihan kata tidak
hanya mempersoalkan ketepatan pemakaian kata, namun juga mempersoalkan
apakah kata yang dipilih itu dapat diterima atau tidak merusak suasana yang ada
(Keraf, 2004:24) Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dariupaya
memilih kata tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa.
Pemilihan kata dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya
hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekedar memilih kata
mana yang tepat, melainkan jugakata mana yang cocok.Cocok dalamhalini
berartisesuaidengankonteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui oleh masyarakat pemakainya (Finoza,
1993:91- 92).
Diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk menggambarkan efek
tertentu dalam karang mengarang Kridalaksana (dalam Markhamah,2011:149-
150). Dalam menyusun suatu kalimat memilih kata yang tepatsesuai dengan
maknanya. Ketidak tepatan pemilihan kata yang di gunakan dalam kalimat dapat
menyebabkan makna kalimat tidak jelas. kata sedikit pada kalmat (1) kurang
tepat. Kata yang tepat adalahsebentar. Kata orang pada kalimat (2) kurang tepat
bila dihubungkan dengan unsur kalimat lainnya, yakni infrastruktur. Kata
infrastruktur memiliki kesamaan makna dengan kata prasarana. Diksi kepala dan
bingung bukan merupakan pasangan yang lazim. Pasangan yang umum adalah
kepala dan pusing. Maksudnya, memilih kata yang tepat untuk menyatakan
sesuatu. Pilihan kata merupakan satu unsu yang sangat penting,baik dalam dunia
2
karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Kata yang tepat akan
membantu seseorang mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin
disampaikannya, baik lisan maupun tulisan. Pemilihan kata itu sesuai dengan
situasi dan tempat penggunaan kata-kata itu. Pilihan kata yang tepat dan sesuai
hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau
pembendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud perbendaharaan kata
atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah
bahasa. Pilihan kata atau diksi bukan hanya memilih kata-kata yang cocok dan
tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga
menyangkut persoalanfraseologi (cara memakai kata atau frase di dalam
konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran), ungkapan,
dan gaya bahasa. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan
atau susunannya, atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan
ungkapan. Pemilihan gaya bahasa yang akan digunakan merupakan kegiatan
memilih kata menyangkut gaya-gaya ungkapan secara individu.
B. Rumusan Masalah
Adapunrumusan masalahdarimakalah iniadalahsebagaiberikut:
1. Apayangdimaksuddenganjeniskata?
2. Apayangdimaksuddengankelaskata?
3. Apayangdimaksuddenganmaknakata
C. Tujuan Penulisan
Adapuntujuanpenulisandarimakalahiniadalahsebagaiberikut:
1. Untukmengetahuikonsepjeniskata
2. Untuk mengetahui konsep kelas kata
3. Untuk mengetahui makna kata
BAB II
PEMBAHASAN
A. Jenis Kata
Secara umum kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasayang
mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata‘kata’ dalam bahasa
melayu dan Indonesia diambil dari bahasaSansekerta kathā. Dalam bahasa
Sansekerta kathā sebenarnya artinyaadalah ‘konversasi’, ‘bahasa’atau ‘dongeng’.
Dalam bahasa Melayu danIndonesia terjadi penyempitan arti semantic menjadi
‘kata’.Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa
definisi mengenai kata:
1. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan ataudituliskan dan
merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa
2. konversasi,bahasa
3. Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk
yang bebas
4. . Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfe (contoh kata)
atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan) Definisi pertama KBBI bisa
diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entrisebuahkamus. Lalu
definisikedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa
Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah
morfem atau gabungan morfem Kata merupakan tanda lahiriah (ucapan suara
yang diartikulasikan atau tanda yang tertulis) untuk menyatakan pengertian dan
barangnya.
Misalnya pernyataan ‘kucing makan tikus’, apa yang diungkapkan dalam
pernyataan itu meliputibaik
‘pengertiannya’maupun‘bendanya’yangkonkrit.Namunharus dicatat, ‘kata itu
tidak sama dengan pengertian’. Sering kali orang memakai kata-kata yang
berlainan untuk menunjukkan ‘pengertian’ atau ‘kenyataan’ yang sama (misalnya:
4
B. Kelas Kata
Konsep kelas kata penting diketahui mahasiswa yang mengambil mata
kuliah Morfologi Bahasa Indonesia karena konsep ini akan menjadi pendukung
dalam menguasai materi selanjutnya,yakni konsep derivasi dan infleksi. Konsep
derivasi dan infleksi melibatkan proses morfologis. Proses morfologis merupakan
proses pembentukan kata yang mempengaruhi kelas kata dan perubahan kelas
kata. Pengelompokkan kelas kata sebuah bahasa pada umumnya dibedakan atas
6
dua tahap, yakni klasifikasiprimer dan sekunder (Parera, 2007: 7). Klasifikasi
primer dilakukan berdasarkan distribusi kata secara sintaksis dan frasal.
Klasifikasi primer menggolongkan katakata yang berstatus sebagai morfem bebas
atau kata yang bermorfem tunggal, di antaranya kata ibu, tas, dan minum. Berbeda
halnya denganm klasifikasi sekunder, klasifikasi ini dilakukan berdasarkan
distribusi sintaksis dan frasal dalam bentuk kata kompleks, misalnya bermain,
mencaci, dan anak-anak. Menurut Ida Bagus (2008: 43), kata adalah bentuk yang
mempunyai susunan fonologis stabil yang tidak berubah dan keluar mempunyai
kemungkinan mobilitas di dalam kalimat. Kata dalam morfologi merupakan
satuan terbesar yang dibentuk melalui salah satu proses morfologi. Proses
morfologis yang dapat menghasilkan kata diantaranya afiksasi, reduplikasi, dan
komposisi Selanjutnya, pengertian kelas kata menurut Ida Bagus (2008: 44)
adalah perangkat kata yang sedikit banyak berprilaku sintaksis sama. Kelas kata
dalam bahasa Indonesia banyak dibahas oleh beberapa pakar bahasa. Salah satu
pakar bahasa yang banyak membahas mengenai kelas kata adalah Harimurti
Kridalaksana (1986). Menurutnya, konsep kelas kata hanya diberikan kepada
satuan sintaktis, yaitu kata.
Berikut istilah-istilah yang digunakan dalam menggolongkan kelas kata:
1. verba, misalnyapergi,menulis,danbernyanyi;
2. ajektiva,misalnyaadil,melarat,danmudamuda;
3. nomina,misalnyakertas,keluarga,dankemenangan;
4. pronomina,misalnyasaya,dia,danmasing-masing
5. numeralia,misalnyatiga,berlima,dankeseluruhan
6. adverbia, misalnyasangat,terlalu, danpagipagi;
7. interogativa,misalnyaapa,bila,danmengapa;
8. demonstrativa,misalnyaini, begitu,dansekian;
9. artikula, misalnyasi,sang,danpara;
10. preposisi, misalnyadi,dari,danmelalui;
11. konjungsi,misalnyadan,karena,dan,sedangkan;
12. kategorifatis,misalnyakok,deh,danselamat;
13. interjeksimisalnyaaduhai,amboi,danaduh.
7
kata mati pada contoh (1) maupun contoh (2) adalah berkategori verba, yakni
verba intransitif. Kridalaksana (2007: 122) mengemukakan bahwa cara ini
memandang bahwa benar terdapat perbedaan kata mati pada contoh (1) dan (2),
tetapi perbedaannya tidak dalam kategori, melainkan dalam fungsi. Dasar cara
ketiga ini ditempuh dengan pendirian bahwa fungsi gramatikal tidakdapat dipakai
dalam menentukan ciri kelas kata. Berikut gambaran cara menggolongkan kelas
kata dengan cara ketiga tanpa memandang perbedaan dari fungsi sehingga tidak
mengubah kategori.
Selain pembatas yang jelas, hal lain yang harus diperhatikan dalam
menentukan kelas kata adalahperpindahan kelas. Perpindahan kelasn adalah
perubahan kelas kata yang terjadi pada bentuk baru yangdihasilkan dariproses
morfologis. Perubahan kelas kata yang diakibatkan karena adanya proses
morfologis menyebabkan hadirnya bentuk derivasi. Sebaliknya, jika bentuk baru
tidak berubah kelas katanya, maka akan menghadirkan bentuk infleksi.Dengan
kata lain, perpindahan kelas mungkin terjadi karena adanya proses morfologis.
C. Makna Kata
Makna kata merupakan bidang kajian yang dibahas dalam ilmu semantik.
Semantik berkedudukan sebagai salah satu cabang ilmu linguistik yang
mempelajari tentang makna suatu kata dalam bahasa, sedangkan linguistik
merupakan ilmu yang mengkaji bahasa lisan dan tulisan yang memiliki
ciricirisistematik,rasional,empiris sebagai pemerians trukturdanaturan11 aturan
bahasa (Nurhayati, 2009:3). Berdasarkan pendapat di atas dapatdisimpulkan
bahwa makna suatu kata dalam bahasa dapat diketahui dengan landasan ilmu
semantik.
Hornby(dalamPateda,1989:45)berpendapat bahwamakna ialahapa yang
kita artikan atau apa yang kita maksud. Poerwadarminta (dalam Pateda, 1989:45)
mengatakan makna : arti atau maksud. Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam
Pateda, 2001:82) kata makna diartikan : (i) arti: ia memperhatikan makna setiap
kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu, (ii) maksud pembicara atau penulis, (iii)
pengertian yang diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Makna ialah
10
hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh
para pemaka ibahasa sehingga dapat saling dimengerti(Aminuddin,1988:53).
Daribatasan pengertian itu dapat diketahui adanya tiga unsur pokok yang
tercakup di dalamnya, yakni (1) makna adalah hasil hubungan antara bahasa
dengan dunia luar, (2) penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para
pemakai, serta (3) perwujudan makna itudapat digunakan untuk menyampaikan
informasi sehingga dapat saling dimengerti Menurut pendapat Fatimah (1993:5)
makna adalah pertautan yang ada di antara unsur-unsur bahasa itu sendiri
(terutama kata-kata).
Menurut Palmer (dalam Fatimah, 1993:5) makna hanya menyangkut
intrabahasa. Sejalan dengan pendapat tersebut, Lyons (dalam Fatimah, 1993:5)
menyebutkan bahwa mengkaji makna atau memberikan makna suatu kata ialah
memahami kajian kata tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan
makna yang membuat kata tersebut berbeda dari katakata lain. Harimurti
(2008:148) berpendapat makna (meaning, linguistic meaning, sense) yaitu: (1)
maksud pembicara, (2) pengaruh satuan bahasa dalam pemahaman persepsi atau
perilaku manusia atau kelompok manusia, (3) hubungan, dalam arti kesepadanan
atau ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran
dan semua hal yang ditunjuknya, (4) cara menggunakan Lambang lambang
bahasa.Dari beberapa pendapat diatas,dapat disimpulkan bahwa makna
merupakan arti dari suatu kata atau maksud pembicara yang membuat kata
tersebut berbeda dengan kata-kata lain.
Makna suatu kata merupakan bahan yang dikaji dalam ilmu semantik.
Makna kata terbagi menjadi beberapa jenis. Seperti yang dikemukakan oleh
Palmer (dalam Pateda, 2001:96) jenis makna terdiri dari: (i) makna kognitif (co
makna proposisi (propositional meaning), sedangkan Shipley (dalam dalam
Pateda, 2001:96) berpendapat bahwa makna mempunyai jenis: (i) makna emotif
(emotif meaning), (ii)makna kognitif (cognitiv meaning) atau makna deskriptif
(descriptive meaning), (iii) maknreferensial (referential meaning), (iv) makna
pictorial (pictorial meaning), (v) makna kamus (dictionary meaning), (vi) makna
samping (fringe meaning), dan (vii) makna inti(core meaning). Leech (dalam
11
Chaer, 1989:61) membedakan adanya tujuh tipe makna, yaitu (1) makna
konseptual, (2) makna konotatif, (3) makna stilistika, (4) makna afektif, (5) makna
refleksi, (6) makna kolokatif, (7) makna tematik Pendapat lain dikemukakan oleh
Chaer(1989:61),yang membedakan jenis makna menjadi beberapa kriteria sebagai
berikut.
Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan
makna gramatikal, berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata/leksem
dapat dibedakan adanya maknareferensialdanmaknanonreferesial, berdasarkan ada
tidaknya nilai rasa pada sebuah kata/leksem dapat dibedakan adanya makna
denotative dan makna konotatif, berdasarkan ketepatan maknanya dikenal adanya
makna kata dan makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Lalu
berdasarkan kriteria lain atau sudut pandang lain dapat disebutkan adanya makna-
makna asosiasif, kolokatif, reflektif, idiomatik, dan sebagainya. Berdasarkan
pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis makna memang
sangat beragam. Keberagaman makna tampak dari masing-masing pendapat.
Pateda (2001:97) membagi jenis-jenis makna menjadi dua puluh sembilan yaitu
makna afektif merupakan makna yang muncul akibat reaksi pendengar atau
pembaca terhadap penggunaan kata atau kalimat, makna deskriptif (descriptive
meaning) yang biasa disebut pula makna kognitif (cognitive meaning) atau makna
referensial (referential meaning) adalah makna yang terkandung di dalam setiap
kata, makna ekstensi adalah makna yangmencakup semua ciri objek atau konsep
(Kridalaksana, 2008:148), makna emotif adalah makna yang timbul akibat adanya
reaksi pembicara atau sikap pembicara mengenai terhadap apa yang dipikirkan
atau dirasakan, makna gereflekter yaitu makna kata yang sering berhubungan
dengan kata atau ungkapan tabu, makna gramatikal adalah makna yang muncul
sebagai akibat berfungsinya kata dalam kalimat, makna ideasional adalah makna
yangmuncul akibat penggunaan kata yang memiliki konsep, makna intensi adalah
makna yang menekankan maksud pembicara, makna khusus adalah makna kata
atau istilah yang pemakaiannya terbatas pada bidang tertentu, makna kiasan
adalah pemakaian kata yang maknanya tidak sebenarnya, makna kognitif adalah
makna yang ditunjukan oleh acuannya, makna unsur bahasa yang sangat dekat
12
kata itu sebagai sebuah perlambang. Jika digunakan sebagai lambang sesuatu yang
positif maka akan bernilai rasa yang positif,dan jika digunakan sebagai lambang
sesuatu yang negatif maka akan bernilairasa negatif. Misalnya, burung garuda
karena dijadikan lambang negara republik Indonesia maka menjadi bernilai rasa
positif sedangkan makna konotasi yang bernilai rasa negatif seperti buaya yang
dijadikan lambang kejahatan.Padahal binatang buaya itu sendiri tidak tahu
menahu kalau dunia manusia Indonesia menjadikan mereka lambang yang
Tidak baik.Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya.
Misalnya, kata amplop dalam kalimat “diwenehi amplop wae ben
urusanmu ndang rampung”, maka kata amplop bermakna konotatif, yang
mengandung arti berilah ia uang. Kata amplop dan uang masih ada hubungan,
karena uang dapat saja diisi di dalam amplop Berdasarkan beberapa pendapat di
atas, dapat disimpulkan makna konotatif adalah makna yang tidak sebenarnya,
makna yang telah mengalami penambahan pada makna dasarnya, yakni hanya
tambahan yang sifatnya memberi nilai rasa, baik positif maupun negatif. Makna
konotatif atau konotasi kata mengacu pada makna kias atau makna bukan
sebenarnya. makna konotatif mengandung imajinasi, nilai rasa, dan dimaksudkan
untuk menggugah rasa. Padaantologicerkak majalah Djaka Lodang edisi
bulanMei-Juli 2009, terdapat kata-kata yang mempunyai nilai rasa tertentu.
Nilai rasa atau konotasi yang terdapat dalam antologi cerkak majalah
Djaka Lodang edisi bulan Mei-Juli 2009 tergantung pada konteks kalimat, baik
konotasipositif maupun konotasi negatif. Menurut pendapat Tarigan (1985:60)
ragam konotasi dibagi menjadi dua macam, yaitu konotasi baik dan konotasitidak
baik.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kata adalah satuan bahasa yang memiliki satu pengertian dan terdiri dari
satu atau lebih morfem. Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata
terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu kata benda, kata kerja, kata sifat,a
keterangan,a ganti, kata bilangan, dan kata tugas yang mencakup preposisi (kata
depan), konjungsi (kata sambung), artikula (kata sandang), interjeksi
(kataseru),sertapartikel. Karakteristik danstruktur penulisansetiap jeniskata itu
berbeda, ada yang bisa didampingi adverbia negasi tidak, ada yang hanya bisa
didampingi adverbia negasi bukan, dan masih banyak beberapa adverbia lain yang
dapat mendampingi setiap jenis kata tersebut. Hal itu dikarenakan makna yang
timbul dari setiap jenis kata dan fungsinya dalam kalimat berbeda.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai dengan
harapan semua pihak, terutama mereka yang menekuni bidang manajemen
pendidikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16