Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan ke khadirat Allah swt atas berkat dan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “kosakata dan diksi“.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari pengajar mata kuliah bahasa
indonesia.
Dalam Penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan -
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan penyusunan
makalah ini.

Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada


mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini
sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Pamulang, 09 April 2014


Penyusun

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab1 pendahuluan 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Tujuan 3
1.3 Rumusan Masalah 3
Bab2 4
2.1 Pengertian Kosakata 4
2.2 Jenis Kosakata 7
2.3 Pengertian Diksi 10
2.4 Tujuan Diksi 12
2.5 Fungsi Diksi ……………………………………………………….. 13
2.6 Kata-kata ilmiah……………………………………………………. 14
Bab3……………………………………………………………………… 23
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 23
3.2 Saran ………………………………………………………………… 24
Daftar Pustaka ………………………………………………………….. 25
Anggota kelompok2 …………………………………………………….. 26

BAB I
PENDAHULUAN

2
1.1.      Latar Belakang

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia Sesuai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK&KD).
Makalah ini disusun berdasarkan tugas kelompok, dan kami kelompok 2
mendapat bagian menyusun materi mengenai kosakata dan diksi.

1.2   Tujuan

1.      Memenuhi tugas guru mata pelajaran bahasa indonesia


2.      Menambah pengetahuan mengenai Materi kosakata dan diksi

1.3.      Rumusan Makalah

1.     Pengertian kosakata dan diksi


2.     pembentukan istilah dan definisi
3. klasifikasi kata berdasrkan diksi

BAB II

PEMBAHASAN

3
2.1 Pengertian Kosakata

Kosakata (bahasa Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata yang


diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu
bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-
kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan
akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia
atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang
memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.Penambahan kosakata seseorang
secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran
suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa
yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai
bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang
menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan
edukatif.
Seseorang yang menguasai banyak kosakata dapat menyampaikan gagasannya
dengan baik. Namun, akan lebih baik jika dalam mengungkpakan gagasannya, ia
dapat memilih atau menempatkan kata secara tepat dan sesuai.
pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu
untuk dipakai dalam kalimat, alenia, atau wacana.
pemilihan kata akan dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya
hampir sama atau bermiripan. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan
kesanggupan sebuah kata yang dapat menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat
pada imajinasi pembaca atau pendengar. Untuk itu, agar gagasan-gagasan tersebut
dapat dengan tepat agar pada imajinasi pembaca atau pendengar, ketersediaan kata
yang dimiliki oleh seorang penulis mutlak diperlukan yaitu berupa
perbendaharaan kata yang memadai, seakan-akan ia memiliki daftar kata.

4
persoalan ketepatan pilihan kata itu menyangkut pula masalah makna kata dan
kosa kata seseorang, sehingga dari daftar kata itu dipilih salah satu kata yang
paling tepat untuk mengungkapkan suatu pengertian. Tanpa menguasai sediaan
kata yang cukup banyak, tidak mungkin seseorang dapat melakukan pemilihan
atau seleksi kata.
Pemilihan kata bukanlah sekedar kegiatan memilih kata yang tepat, melainkan
juga memilih kata yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks
dimana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai rasa
masyarakat pemakainya. Untuk itu, dalam memilih kata diperlukan analisis dan
pertimbangan tertentu.
hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pilihan kata adalah diantaranya
penulis atau pengarang mampu membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
kata, mampu mengetahui kata kerja yang menggunakan kata depan yang harus
digunakan secara idiomatic, mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya,
menghindari kata-kata yang hampir bersinonim.
kata-kata yang bersinonim tidak selalu memiliki distribusi yang saling
melengkapi. Oleh karena itu, penulis atau pembicara harus berhati-hati memilih
kata dari sekian sinonim yang ada untuk menyampaikan apa yang diinginkannya,
sehingga tidak timbul interpretasi yang berlainan,
sebagai contoh :
kata mati bersinonim dengan mampus, meninggal, wafat, mangkat, tewas, gugur,
berpulang, kembali ke haribaan tuhan.
akan tetapi, kata-kata tersebut tidak dapat bebas digunakan. Mengapa? Ada nilai
rasa dan nuansa makna yang membedakannya.
kita tidak bisa mengatakan kucing kesayanganku wafat tadi malam.
sebaliknya, kita tidak dapat mengatakan menteri fulan mati tadi malam.
itulah contoh hasil analisis dan pertimbangan tertentu.
jadi, ketepatan makna harus menuntut kesadaran penulis atau pembicara untuk
tetap mengikuti perkembangan makna kata dari waktu ke waktu.
Dari uraian diatas ada tiga hal yang dapat kita simpulkan, yaitu

5
 Kemampuan memilih kata hanya dimungkinkan bila sesorang menguasai
banyak kosa kata,
 Pilihan kata mengandung pengertian upaya atau kemampuan membedakan
secara tepat kata-kata yang memiliki nuansa makna bersinonim,
 Pilihan kata menyangkut kemampuan untuk memilih kata yang tepat dan
cocok situasi atau konteks tertentu.
Dengan demikian bahwa pilihan kata sebenarnya berhubungan dengan tutur dan
tata tulis untuk mewadahi pikiran. Untuk memilih kata dengan tepat, diperlukan
penguasaan kosa kata yang memadai.
kata yang dipilih dapat memberikan ketepatan makna karena pada masyarakat
tertentu sebuah kata sering mempunyai makna yang baik, dan pada masyakat lain
memberikan makna yang kurang baik. penggunaan kata harus sesuai dengan
norma kebahasaan masyarakat. Agar tidak salah, gunakanlah kamus sebagai
pedoman dalam pemilihan kata. Karena dalam menggunakan kamus, kata-kata
yang disajikan tidak hanya sebatas kata, tetapi beserta contoh kalimatnya,
sehingga kita bisa melihat dengan tepat konteks kata tersebut.
Jadi yang dimaksud dengan pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata – kata
yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Saat kita berbicara, kadang
kita tidak sadar dengan kata – kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang
orang yang kita ajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.

2.2 Jenis Kosakata


Menurut Tarigan, Dj. (1994) jenis kosakata dapat dikategorikan sebagai
berikut ini.
a)      Kosakata dasar
Kosakata dasar (basic vocabularry) adalah kata-kata yang tidak mudah
berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Di
bawah ini yang termasuk ke dalam kosakata dasar yaitu:
1) Istilah kekerabatan, misalnya: ayah, anak, nenek, kakek, paman, bibi,
mertua, dan sebagainya.

6
2) Nama-nama bagian tubuh, misalnya: kepala, rambut, lidah dan
sebagainya.
3) Kata ganti (diri, petunjuk), misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka,
ini, itu, sana, sini dan sebagainya
4) Kata bilangan, misalnya: satu, dua, sepuluh, seratus, sejuta, dan
sebagainya.
5) Kata kerja, misalnya: makan, minum, tidur, pergi, dan sebagainya.
6) Kata keadaan, misalnya: suka, duka, lapar, haus, dan sebagainya.
7) Kosakata benda, misalnya: tanah, udara, air, binatang, matahari, dan
sebagainya.
b)      Kosakata aktif dan kosakata pasif
Kosakata aktif ialah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau
menulis, sedangkan kosakata pasif ialah kosakata yang jarang bahkan tidak pernah
dipakai, tetapi biasanya digunakan dalam istilah puitisasi. Sebagai contoh dapat
tergambar dalam tabel di bawah ini.

KOSAKATA AKTIF DAN PASIF


Kosakata Aktif Kosakata Pasif
Bunga, kembang Puspa, kusuma
Matahari Surya, mentari
Angin Bayu, puwana
Hati Kalbu
Jiwa Sukma  
(zaman) dahulu Bahari
dsb. dsb.
c)      Bentukan kosakata baru
Kosakata baru ini muncul disebabkan adanya sumber dalam dan sumber
luar bahasa. Sumber dalam diartikan sebagai kosakata swadaya bahasa Indonesia
sendiri, sedangkan sumber luar merupakan sumber yang berasal dari kata-kata
bahasa lain. Kosakata sumber luar ini meliputi pungutan dari bahasa daerah
ataupun juga bahasa asing.

7
d)     Kosakata umum dan khusus
Kosakata umum adalah kosakata yang sudah meluas ruang lingkup
pemakaiannya dan dapat menaungi berbagai hal, sedangkan kosakata khusus
adalah kata tertentu, sempit,  dan terbatas dalam pemakaiannya.
e)      Makna denotasi dan konotasi
Kridalaksana (dalam Tarigan, 1994:531) memberi definisi mengenai makna
denotasi yaitu kata atau kelompok kata yang didasarkan pada penunjukkan yang
lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu,
sifatnya objektif. Makna denotasi ini biasa disebut juga dengan makna
sebenarnya; makna yang mengacu pada suatu referen tanpa ada makna embel-
embel lain; bukan juga makna kiasan atau perumpamaan. Makna denotasi ini
tidak menimbulkan interpretasi dari pendengar atau pembaca.
Makna konotasi adalah makna yang timbul dari pendengar atau pembaca
dalam menstimuli atau meresponnya. Dalam merespon ini terkandung emosional
dan evaluatif yang mengakibatkan munculnya nilai
rasa terhadap penggunaan atau pemakaian bahasa atau kata-kata tersebut.
Dalam pembagiannya, makna konotasi ini terbagi menjadi konotasi positif dan
konotasi negatif. Konotasi positif yaitu konotasi yang mengandung nilai ras
tinggi, baik, halus, sopan dan sebagainya. Misalnya: suami isteri, jenazah, nenek
dan sebagainya. Sedangkan yang dimaksud konotasi negatif adalah konotasi yang
mengandung nilai rasa rendah, jelek, kasar, kotor, porno, dan sebagainya. Misal:
laki bini, buruh, mayat, bunting, udik, dan sebagainya.
f)       Kata tugas
Dalam Alwi (1999:287) mengatakan bahwa kata tugas dapat bermakna
apabila dirangkaikan dengan kata lain. Kata tugas ini hanya memiliki arti
gramatikal seperti ke, karena, dan, dari, dan sebagainya.

g)      Kata benda (nomina)


Kata benda atau nomina dapat diklasifikasikan ke dalam tiga segi, yaitu dari segi
semantis, sintaksis, dan segi bentuk. Secara semantis kata benda adalah kata yang

8
mengacu pada manusia, binatang, benda, dan konsep atau pengertian. Secara
sintaksis biasanya diikuti oleh kata sifat dan dapat diikuti kata ‘bukan’. Sedangkan
dari segi bentuk morfologinya, kata benda terdiri atas nomina bentuk dasar dan
nomina turunan

2.3 Pengertian Diksi

Diksi, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara.[rujukan?] Arti kedua, arti “diksi” yang lebih
umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara jelas sehingga setiap
kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.
Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata
dan gaya.

Dari buku Gorys Keraf (DIKSI DAN GAYA BAHASA (2002), hal. 24)
dituliskan beberapa point – point penting tentang diksi, yaitu :
 Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus
dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan –
ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
 Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan
kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi
dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
 Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa
sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan
yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah
keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
Diksi memiliki beberapa bagian; pendaftaran – kata formal atau informal dalam
konteks sosial – adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan

9
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya
penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan
karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran
menggambarkan karakter yang introspektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap
pemilihan kata dan sintaks.
Selain itu juga Diksi, digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga
setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas
terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada
pemilihan kata dan gaya. Atau kemampuan membedakan secara tepat nuansa –
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang
mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
 Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang
‘diamanatkan’
 Kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai
dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.

Menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat


bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu
menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.

2.4 Tujuan Diksi

10
Agar maksud dan tujuan pilihan kata dapat tercapai seperti apa yang telah
dituliskan pada definisi tersebut diperlukan semacam indikator bahwa si
pendengar atau pembicara dapat memiliki gambaran atau perasaan yang sama
layaknya penulis atau pembaca, yaitu :

 Dapat mengkomunikasikan gagasan dan sesuai berdasarkan kaidah suatu


bahasa, dalam hal ini adalah kaidah bahasa Indonesia
 Menghasilkan komunikasi puncak (yang paling efektif) tanpa salah
penafsiran atau salah makna
 Menghasilkan respon pembaca atau pendengar sesuai dengan harapan si
penulis atau pembicara, dan
 Mendapatkan target komunikasi yang diharapkan.

Untuk itu diperlukan sesuatu yang disebut dengan kesesuaian pilihan kata dan
ketepatan pilihan kata walaupun kedua pilihan kata tersebut memiliki arti yang
berbeda. Ketepatan pilihan kata berkenaan apakah kata yang digunakan sudah
setepat-tepatnya, sehingga tidak menimbulkan anggapan yang lain antara
pembicara dan pendengar atau penulis dengan pembaca.
Adapun yang berkenaan pilihan kata, apakah kata yang digunakan tersebut tidak
merusak suasana atau menyinggung perasaan orang yang diajak berbicara.

2.5 Fungsi Diksi

Fungsi dan yang mempengaruhi Diksi :Hal-hal yang mempengaruhi diksi


berdasar kemampuan pengguna bahasa :
- Serangkaian kalimat harus jelas dan efektif sehingga sesuai dengan
gagasan utama.
- Cara dari mengimplementasikan sesuatu kedalam sebuah situasi .
- Sejumlah kosakata yang didengar oleh masyarakat harus benar-benar
di kuasai.
Fungsi dari diksi :

11
- Untuk mencegah kesalah pahaman.
- Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
- Untuk Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.-
supaya suasana yang tepat bisa tercipta.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi,
tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.

2.6 Kata-Kata Ilmiah

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu saja sudah sangat sering


mendengar kata ilmiah. Kata ilmiah seringkali dihubungkan dengan bidang
pendidikan atau hal-hal yang berbau ilmu pengetahuan.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, kata ilmiah memiliki
arti bersifat ilmu. Secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat (kaidah) ilmu
pengetahuan. Namun, pengertian dari kata ilmiah itu sendiri tidak lantas
menjelaskan keilmiahan dari sebuah karya atau kegiatan yang bersifat ilmiah.
Untuk mengukur keilmiahan suatu karya atau kegiatan perlu ada tolok ukur.

Agar seseorang dapat mendayagunakan bahasa secara maksimal diperlukan


kesadaran betapa pentingnya menguasai kosakata. Penguasaan kosakata tidak
akan pernah lepas dari kemampuan mengunakan pilihan kata secara tepat.
Memilih kata yang tepat untuk dapat menyampaikan gagasan ilmiah menuntut
penguasaan, seperti :
1. Ketrampilan yang tinggi terhadap bahasa yang digunakan,
2. Wawasan bidang ilmu yang ditulis
3. Konsistensi penggunaan sudut pandang, istilah, baik dalam makna maupun
bentuk agar tidak menimbulkan salah penafsiran,
4. Syarat ketepatan kata, dan
5. Syarat kesesuaian kata.
Oleh karena itu, ketepatan pemilihan kata terkait dengan konsep, logika, dan
gagasan yang hendak ditulis dalam karangan.

12
Ketepatan tersebut akan dapat menghasilkan kepastian makna, sedangkan
kesesuian kata menyangkut kecocokan antara kata yang dipakai dengan situasi
yang hendak diciptakan, sehingga tidak mengganggu suasana batin, emosi, atau
psikis penulis dengan pembacanya, pembicara dengan pendengarnya.

BAB III

13
3.1 Kesimpulan
Diksi adalah ketepatan atau kesesuaian pilihan kata pada suatu paragraf
atau wacana. Dengan penggunaan diksi yang tepat dan sesuai dengan
pengekspresian paragraf atau wacana maka gaya bahasa menjadi efektif. Sehingga
gaya bahasa membentuk suasana kejujuran, kesopanan, kemenarikan, tingkat
keresmian, atau gaya percakapan. Gaya bahasa yang dihasilkan oleh pilihan kata
terbagi tiga yaitu, gaya sederhana, gaya menengah dan gaya mulia.
Penggunaan ketepatan kata dipengaruhi oleh kemampuan pengguna
bahasa. Kesesuaian kata diperlukan agar tidak merusak makna, suasana, dan
situasi yang hendak ditimbulkan atau suasana yang sedang berlangsung.
Pengembangan perubahan makna dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
komunikasi dan pengembangannya bersesuaian dengan kualitas pemikiran
pemakainya.
Denotasi bermakna lazim atau aslinya sedangkan konotasi bermakna kias
atau bukan makna sebenarnya. Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki
perbedaan dalam hal bentuk, ejaan, dan pengucapan tetapi bermakna sama.
Idiomatik adalah penggunaan kedua kata yang berpasangan dan tidak dapat
digantikan dengan pasangan lain. Kata tanya merupakan kata yang hanya
digunakan untuk menanyakan sesuatu.
Homonim merupakan kata yang memiliki tulisan dan bunyi yang sama,
tetapi berbeda makna. Sedangkan homofon merupakan, kata yang memiliki bunyi
yang sama dengan tulisan dan makna yang berbeda. Berbeda dengan homonim
dan homofon, homograf merupakan kata yang memiliki tulisan dan makna yang
sama tetapi bunyinya berbeda.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkret
mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan
bergantung pada jenis dan tujuan penulisan. Kata umum adalah kata yang
memiliki ruang lingkup yang luas, dan sifatnya umum sedangkan, kata khusus
adalah kata yang memiliki ruang lingkup yang sempit, dan sifatnya khusus.
Defenisi merupakan kata, frasa, atau kalimat yang mengungkapkan makna,
keterangan, atau ciri utama orang, benda, proses, atau aktivitas, batasan arti,

14
rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok
pembicaraan atau studi atau Uraian pengertian yang berfungsi membatasi objek,
dan keadaan berdasarkan waktu dan tempat suatu kejadian.

3.2 Saran
Diksi merupakan pilihan kata. Pilihan kata tersebut harus sesuai dan tepat.
Ketepatan dan kesesuaian kata tersebut sangat penting dalam suatu karya sastra
agar pesan yang disampaikan penulis dapat dimengerti oleh pembaca. Jadi, diksi
sangat penting untuk dipelajari agar kita menjadi seorang Intelek yang profesional
dan mampu membuat karya sastra yang bagus.

DAFTAR PUSTAKA

15
http://www.gundar.agarirs.com/2012/10/pengertian-diksi-diksi-dalam-
arti.html ata-kata hipernim

http://senseleaf.blogspot.com/2012/03/diksi.html

http://adevriko.blogspot.com/2011/07/kosa-kata-dan-diksi.html

www.peribahasaindonesia.com/pengertian-diksi-pilihan-kata/

http://ilhamposts.blogspot.com/2012/11/makalah-pilihan-kata-diksi.htmlc

16

Anda mungkin juga menyukai