Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa, hal ini dikarenakan,
pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut
adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh
plasenta.Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk
berlangsungnya sirkulasi darah pada janin diantaranya adalah foramen ovale,
duktus arteriosus bothalii, duktus venousus aranthii, vena umbilikalis, arteri
umbilikalis dan plasenta. Namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan
berubaha pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan dapat meberikan
perubahan pada organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran darah
akan berubah pada sirkulsi pada orang dewasa.

B. Rumusan Masalah
1. Sirkulasi Darah Janin
2. Faktor-Faktor Yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin
3. Proses Sirkulasi Darah Janin

C. Tujuan Masalah
1. Pembaca dapat mengerti sirkulasi darah pada janin
2. Fungsi dari plasenta untuk janin
3. Faktor-faktor yang mentukan sirkulasi darah janin
4. Proses sirkulasi darah janin
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sirkulasi Darah Janin


Sistem kardiovaskuler adalah sistem organ pertama yang berfungsi dalam
perkembangan manusia. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai
pada minggu ketiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrisi
dari ibu. Pada akhir minggu ketiga, tabung jantung mulai berdenyut dan sistem
kardiovaskuler primitif berhubungan dengan embrio, conekting stalk, korion, san
yolk salk. Selama minggu keempat dan kelima jantung berkembang menjadi
organ empat serambi. Pada tahap akhir embrio, perkembangan jantung lengkap,
paru-paru janin tidak berfungsi untuk pertukaran udara pernapasan, sehingga jalur
sirkulasi khusus dibentuk untuk menggantikan fungsi paru-paru. (Halaman 73,
Kuswanti, Ina, 2014, Asuhan Kehamilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.)
Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang
dewasa karena paru-paru janin belum berkembang sehinggah O2 diambil melalui
perantara plasenta. Oleh karena itu, sistem peredaran darah janin ditentukan oleh
faktor-faktor sebagai berikut : foramen ovale diantara kedua atrium, duktus
arteriosus bothalli diantara arteri pulmonalis dan aorta,duktus venosus arantii
didalam hati menuju vena kava inferior, dan pada umbilikus terhadap satu vena
umbilikus dan dua arteri umbilikus.
Peredaran darah janin berlangsung selama kehidupan intrauterin, dimana
plasenta memegang peranan yang sangat penting. Kegagalan fungsi plasenta dapat
menimbulkan berbagai penyulit dalam pertumbuhan dan perkembangan janin.
Bagaimana perubahan peredaran darah janin setelah kelahiran? Faktor penting
yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan
oleh:
a) Berkembangnya paru-paru janin. Berkembangnya paru menyebabkan
tekanan negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk
melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara. Dengan demikian duktus
arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami obliterasi. Tekanan
didalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen
ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang
mengalir ke atrium kanan, kini langsung menuju paru-paru dan selanjutnya
dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor ini
menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat.
b) Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin dengan
dipotongnya tali pusat. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah
bayi menangis dengan nyaring atau tali pusat berhenti berdenyut karena
dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50ml sampai 75 ml yang
sangat berarti bagi pertumbuhan bayi.
Pembentukan adult hemoglobin (Tipe A) sehingga siap melakukan
pertukaran CO2 dan O2 melalui paru-paru. Menjelang persalinan adult hemoglobin
(A) diproduksi sehingga setelah lahir langsung dapat menangkap O2 dam
melepaskan CO2 melalui pernapasan. (Halam 105-106,Manuaba Ida Ayu
Candranita Dkk, 2013, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan, Dan Kb untuk
Pendidikan Bidan,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.)
Kunci untuk memahami sirkulasi janin adalah fakta bahwa oksigen
diperoleh dari plasenta. Plasenta adalah sumber nutrisi dan tempat eliminasi zat
sisa. Pada saat lahir, terdapat perubahan yang dramatis pada situasi ini dan
perubahan yang sangat cepat harus terjadi. Oleh karena itu, semua struktur
pascanatal harus ada pada tempatnya dan siap mengambil alih. Terdapat beberapa
struktur sementara selain plasenta itu sendiri dan tali pusat, dan struktur ini
memungkinkan sirkulasi janin mengambil alih sambil memungkinkan terjadinya
perubahan pada saat lahir.
1. Vena umbilikalis. Vena ini berasal dari tali pusat sampai bagian bawah
hati dan membawa darah yang kaya oksigen dan nutrisi. Vena ini
mempunyai satu cabang yang menghubungkannya dengan vena porta dan
menyuplai hati.
2. Duktus venosus. Dari vena ke vena, duktus ini menghubungkan vena
umbilikalis dengan vena kava inferior. Pada duktus ini, darah bercampur
dengan darah yang terdeoksigenasi yang kembali dari bagian bawah tubuh.
Oleh karena itu, darah yang mengalir keseluruh tubuh sebagian sudah
mengalami oksigenasi yang baik.
3. Foramen ovale. Lobang oval, foramen ini merupakan lubang sementara
yang berada diantara atrium, yang memungkinkan sebagian besar darah
dari vena kava inferior dapat masuk kedalam atrium kiri. Alasan
pengalihan ini adalah agar darah tidak perlu mengalir melalui paru-paru
untuk mengumpulkan oksigen.
4. Duktus arteriosus. Dari arteri ke arteri, duktus ini berasal dari bifurkasi
arteri pulmonalis ke aorta desenden, masuk tepat diluar titik tempat arteri
subklavia dan arteri karotis berada.
5. Arteri hipogastrika. Percabangan ini berasal dari arteri iliaka interna dan
menjadi arteri umbilikalis saat percabangan ini memasuki tali pusat.
Percabangan ini mengembalikan darah ke plasenta. (Halaman 600-
601,Diane M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran Bidan (Myles
Textbook For Midwives), ECG, Jakarta.)
Plasenta adalah organ kehidupan dengan sejumlah fungsi utnuk menyokong
dan melindungi janin. Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam
hati, limpa, dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk
oleh kantung yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk
oleh hati dan sumsum tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit
dibuat setelah aktifitas penuh sumsum tulang. Fetal hemoglobin (F) mempunyai
kemampuan unutk mengikat O2 dalam konsentrasi tertentu dari darah ibu dan
dengan mudah dapat melepaskan CO2 ke darah ibu. Menjelang persalinan janin
membuat Adult Hemoglobin (A) sebagai persiapan kelahiran sehingga dapat
menghisap O2 dengan pernapasan yang telah aktif. Plasenta sebagian berasal dari
janin dan sebagian lagi dari ibu. Kontribusi janin berasal dari korion, sedangkan
kotribusi ibu berasal dari desidua (endometrium) ditempat implantasi.
Sirkulasi plasenta terdiri atas dua sirkulasi terpisah, yakni sirkulasi ibu dan
sirkulasi janin, yang memiliki area pertukaran materi antara dua sirkulasi seperti
yang berlangsung melalui membran plasma. Membran plasenta terdiri atas
lapisan-lapisan, pada lapisan diluar janin antara darah yang beredar pada sirkulasi
janin dan ibu. Lapisan-lapisan ini adalah trofoblas ( sinsitiotrofblas primer),
jaringan penghubung pada vili kronik, dan endotel pada kapiler janin. Membran
plasenta mendapat istilah yang tidak tepat, yakni sebagian penghalang plsenta,
meski sebagian besar substansinya, termasuk obat-obatan, dapat dideteksi telah
melewati membran ini. Tanpa memperhatikan seberapa tipis membran ini pada
akhirnya setelah plasenta matang, baik fungsi maupun efektivitas membran sama
sekali tidak menghalangi perubahan.
Sirkulasi janin ke plasenta berasal dari dua arteri umbilikus. Melalui arteri
ini, darah yang telah mengalami deoksigenasi meninggalkan janin. Arteri-arteri ini
akan terbagi lagi dan bercabang pada pelat korionik kemudian masuk kedalam vili
korionik. Disini terjadi pembagian lebih lanjut pada cabang-cabang vili yang akan
membentuk jaringan vena kapiler yang meluas pada pembagian akhirnya. Pada
saat ini terjadi trasfer plasenta yang memungkinkan trasfer materi antara sirkulasi
janin dan ibu, yang berlangsung pada membran plasenta. Sirkulasi balik ke janin
adalah melalui percabang vena umbilikus, yang serupa dengan percabangan arteri
menuju pelat korinik dan kemudian dengan pertemuan lebih lanjut ke vena
umbilikus. Disini darah yang kaya oksigen akan dibawa menuju fetus.( Halaman
513-514, Helen Varney Dkk, 2007, Buku Ajaran Asuhan Kebidanan, EGC,
Jakarta.)
55% curah jantung janin melewati plasenta. Darah divena umbilikalis
manusia diperkirakan mengalami saturasi O2 sebesar 80%, dibandingkan dengan
saturasi sirkulasi arteri orang dewasa yang mencapai 98%. Duktus venosus
membelokkan sebagian dari darah ini secara langsung kevena kava inferior, dan
sisanya bercampur dengan darah porta janin. Darah vena porta dan sestemik janin
mengalami saturasi hanya 26%, dan saturasi darah campuran divena kava inferior
adalah sekitar 67%. Sebagian besar darah yang masuk kejantung melalui vena
kava inferior dialihkan secara langsung ke atrium kiri melalui foramen ovale
paten. Sebagian besar darah dari vena kava superior memasuki ventrikel kanan
dan dikeluarkan kedalam arteri pulmonalis. Resistensi paru yang kolaps sangat
tinggi, dan tekanan di arteri pulmonalis beberapa mmHg lebih tinggi dari pada
tekanan diaorta sehingga sebagian besar darah di arteri pulmonalis lewat melaui
duktus arteriosus ke aorta. Dengan cara ini, darah yang relatif tidak mengalami
saturasi dari ventrikel kanan dialihkan kebadan dan bagian bawah tubuh janin,
sedangkan kepala janin menerima darah yang teroksigenasi lebih baik dari
venrtikel kiri. Dari aorta, sebagian darah dipompa kedalam arteri umbilikalis dan
kembali ke plasenta. Saturasi O2 darah di aorta bagian bawah dan arteri
umbilikalis janin adalah sekitar 60%.(Halama 648-649, Pendit, U.Brahm, 2005,
Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.)
Dan darah memerlukan waktu sekitar setengah menit untuk bersirkulasi dan
malakukan proses berikut. Dari plaenta, darah mengalir sepanjang vena
umbilikalis melewati dinding abdomen ke permukaan bawah hati.pembuluh darah
ini adalah satu-satunya pembuluh darah di janin yang membawa darah yang tidak
tercampur. Duktus venosus membawa darah ke vena kava inferior tempat darah
bercampur dengan darah dari tubuh bagian bawah. Dari sini darah mengalir ke
atrium kanan dan sebagian besar diarahkan melalui foramen ovale ke dalam
atrium kiri. Mengikuti rute normalnya, darah memasuki ventrikel kiri dan masuk
ke aorta. Jantung dan otak masing-masing menerima suplai darah yang relatif
teroksigenasi dengan baik karena arteri koroner dan karotis adalah cabang
pertama dari aorta. Lengan juga mendapatkan suplai darah melalui arteri
subklavia, hal inilah yang menyebabkan lengan terbentuk dari pada tungkai pada
saat lahir.
Darah yang dikumpulkan dari bagian atas tubuh kembali ke atrium kanan
dalam vena kava superior. Darah ini telah mengalami deplesi oksigen dan nutrisi.
Aliran darah ini menembus aliran yang masuk dari vena kava inferior dan
mengalir kedalam ventrikel kanan. Dua aliran ini tetap terpisah karena bentuk
atrium yang berbeda, tetapi terdapat pencampuran sekitar 25% darah, yang
memungkinkan sedikit oksigen dan makanan dibawa ke paru-paru melalui arteri
pulmonalis. Hal ini diperlukan untuk perkembangannya. Namun demikian, hanya
sejumlah kecil darah yang memasuki arteri pulmonalis yang dibutuhkan oleh
paru-paru. Sisanya mengalir melalui duktus arteriosus sampai ke aorta. Darah
terus mengalir sepanjang aorta dan meskipun rendah oksigen, darah ini cukup
untuk menyuplai organ tubuh lainnya dan tungkai. Arteri iliaka interna menuju ke
dalam arteri hipogastrika, yang mengembalikan darah ke plasenta melalui arteri
umbilikalis. Darah yang tersisa menyuplai ekstremitas bawah dan kembali ke vena
kava inferior. (Halaman 600-601,Diane M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran
Bidan (Myles Textbook For Midwives), ECG, Jakarta.)
Saat lahir, foramen ovale menutup dan menjadi jaringan parut kecil yang
dikenal sebagai fossa ovalus di septum atrium. Duktus arteriosus kolaps dan
akhirnya berdegenerasi menjadi untaian ligamentosa tipis yang dikenal sebagai
ligamentum arteriosum. Kadang-kadang kedua jalan pintas tersebut tidak menutup
dangan sempurna setelah lahir, misalnya foramen ovale paten (terbuka). Biasanya
tidak menimbulkan banyak masalah karena terdapat daun mirip katup disisi kiri
septum. Daun ini menutup lubang sewaktu tekanan atrium kiri lebih besar dari
tekanan atrium kanan. Karena tekanan disetegah jantung kanan dan sirkulasi paru
turun pada bayi baru lahir segera setelah bayi bernapas diulai dan paru
mengembang, tekanan disetengah kiri jantung dan sirkulasi sistemik lebih besar
dari pada tekanan diparu-paru setelah lahir. Dengan demikian tekanan atrium kiri
lebih besar dari pada tekanan atrium kanan pada neonatus, berlawanan dengan
sebelum lahir. Perbedaan tekanan ini menutup daun pada foramen ovale dan
mencegah terjadinya pencampuran antara kedua atrium walaupun foramen ovale
tidak menutup sempurna.
Duktus arteriosus paten (terbuka), keadaan ini lebih serius. Sewaktu terjadi
penurunan resistensi paru saat proses bernapas dimulai, tekanan di arteri
pulminalis turun dibawah tekanan diaorta, suatu keadaan yang menetap seumur
hidup. Karena tekanan aorta sekarang lebih besar dari pada tekanan arteri
pulmonalis, sebagian darah akan dilahirkan dari aorta kedalam arteri pulminalis
yang tetap terbuka yaitu berlawanan dengan arah aliran darah melalui duktus ini
sebelum lahir. Akibat pengalihan yang abnormal ini, tidak semua darah
dipompakan oleh ventrikel kiri masuk ke sirkulasi sistemik. Apabila keadaan ini
tidak diperbaiki secara pembedahan dengan mengikat arteriosus yang terbuka
tersebut, ventrikel kiri akan melakukan kompensasi dengan hipertropi (membesar
dan menjadi lebih kuat), sehingga darah dipompa lebih banyak. Curah jantung
tambahan ini menghasilkan sirkulasi sistemik yang adekuat walaupun sebagian
darah yang keluar ventrikel kiri dialihkan ke sirkulasi paru. Ventrikel kana juga
mengalami hipertrofi, yang memungkinkan pemompaan darah mwlawan tekanan
arteri pulmonalis yang meningkat, disebabkan oleh banyaknya darah yang
mengalir kesirkulasi paru. Beban kerja tambahan pada jantung ini akhirnya
menyebabkan gagal jantung dan kematian prematur jika kelainan tersebut tidak
dikoreksi. (Halaman 141-142,Syaifuddin,2009, Fisiologi Tubuh Manusia untuk
Mahasiswa Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.)
Seperti disebutkan sebelumnya, O2 janin lebih rendah dibandingkan dengan
orang dewasa. Untuk mengimbangi keadaan, peredaran darah janin menjadi lebih
cepat, kadar Hb janin menjadi lebih tinggi (sampai 18 gr%) dan eritrositnya
banyak (5,5 juta per mm3). Hb janin sedikit berbeda dari Hb orang dewasa. Hb
janin terutama dibentuk didalam hati, sedangkan Hb orang dewasa pada sumsum
merah. Hb janin lebih mudah mengalami dan menyerahkan O 2 dari pada Hb pada
darah orang dewasa. Hb janin baru diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4
bulan atau lebih. Selama berada dalam rahim, janin ternyata telah melakukan
pergerakan pernapasan. Pergerakan ini ternyata diperlukan untuk perkembangan
pembuluh darah paru. Dengan demikian, pernapasan setelah anak lahir sebetulnya
hanya kelanjutan dari gerakan pernapasan intrauteri. (Firman F. Wirakusuma Dkk,
2009, Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi, EGC, Jakarta. Halaman 70-
72)
Sirkulasi darah ibu pada plasenta biasanya berada diluar sistem peredaran
darah ibu. Darah yang kaya oksigen masuk kedalam ruang antarvilus melalui
arteri-arteri endometrium spiral, sedangkan darah yang tidak kaya oksigen akan
keluar dari ruang antarvilus melalui muara vena yang menuju vena umbilikus.
Jalan masuk arteri dan jalan keluar vena yang menyuplai tiap kotiledon secara
acak berpencar melalui plasenta. Meski berbagai ahli telah mengajukan sejumlah
angka, kemungkinan terdapat kurang lebih 120 jalan masuk arteri spiral kedalam
ruang antarvilus dari plasenta yang telah matang. Darah masuk kedalam ruang
antarvilus dari arteri spiral yang berada dibawah tekanan yang luar biasa, sesuai
kondisi tekanan darah ibu. Hasilnya adalah aliran darah yang menyembur secara
ritmik kedalam dan melalui ruang antarvilus menuju pelat korionik. Darah
kemudian diedarkan kesamping dengan batasan ini dan mengalir pada permukaan
banyak cabang pada vili korionik. Aliran ini cukup lambat sehingga
memungkinkan pertukaran materi antara sirkulasi ibu dan janin sepanjang
membran plasenta. Pada akhirnya darah ibu yang telah mengalami deoksigenasi
keluar melalui gerbang vena. ( Halaman 513-514, Helen Varney Dkk, 2007, Buku
Ajaran Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta.)

B. Faktor-Faktor Yang Mentukan Sirkulasi Darah Janin


1. Foramen Ovale
 Lubang antara atrum kanan dan atrium kiri.
 Aliran daranhnya atrium kanan kiri.
 Setelah janin lahir akan menutup.
2. Duktus Arteriosus Bothali
 Pembuluh yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta.
 Menutup setelah lahir.
3. Duktus venousus Aranthii
 Pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior.
 Menutup setelah lahir.
4. Vena Umbilcalis
 Berjumlah dua buah.
 Membawa zat makanan dan O2 dari sirkulasi darah ibu ( plasenta ) ke
peredaran darah janin.
5. Arteri Umbilicalis
 Berjumlah dua buah.
 Membawa sisa zat makanan dan CO2 dari janin ke sirkulasi darah ibu.
 Pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena
cava inferior.
6. Palsenta
 Jaringan yang menempel pada endometrium.
 Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu . (Halaman 600-
601,Diane M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran Bidan (Myles
Textbook For Midwives), ECG, Jakarta.)

C. Proses Sirkulasi Darah Janin


a) Darah yang kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena umbilikalis
menuju hati, dimana terdapat duktus venosus arantii, kemudian langsung
menuju dan masuk ke vena kava inferior lalu masuk ke atrium kanan
jantung janin.
b) Dari atriumkanan janin sebagian besar darah masuk ke atrium kiri malaui
foramen ovale.
c) Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan.
d) Darah yang masuk ke atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri dan dari
ventrikel kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya dialirkan keseluruh
tubuh janin.
e) Cabang aorta dibagian bawah menjadi dua arteri hipogastrika interna, yang
mempunyai cabang arteri umbilikalis.
f) Darah ventrikel kanan dipompa menuju paru-paru, tetapi karena paru-paru
belum berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulminalis
dialirkan menuju aorta melalui duktus arteriosus bothalli.
g) Darah yang dialirkan menuju paru-paru akan dialirkan kembali menuju
jantung melalui vena pulmonalis.
h) Darah yang menuju plasenta melalui arteri umbilikalis terpecah menjadi
kapiler untuk mendapatkan nutrisi dan O2 untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin.
i) Sisa metabolisme janin dan CO2 dilepaskan kedalam sirkulasi
retroplasenta untuk selanjutnya dibuang melalui alat pembuangan yang
terdapat ditubuh ibu.
(Halam 105-106,Manuaba Ida Ayu Candranita Dkk, 2013, Ilmu
Kebidanan,Penyakit Kandungan, Dan Kb untuk Pendidikan
Bidan,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan,
pada janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut
adalah paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh
plasenta.Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk
berlansungnya sirkulasi darah pada janin diantaranya adalah:
 Foramen ovale
 Duktus arteriosus bothalii
 Duktus venousus aranthii
 Vena umbilikalis
 Arteri umbilikalis dan plasenta
Jalur peredaran darah janin dapat digambarkan sebagai berikut :
Plasenta→vena umbilicalis→hati→ductus venosus /vena hepatica→vena
cava inferior→atrium kanan→foramen oval→Atrium kiri→ventrikel
kiri→aort→kepala, tangan/ abdomen, thorax, kaki→arteri
umbilicalis→plasenta.
Ini aliran darah yang kaya dengan nutrisi dan oksigen yang berasal dari
sirkulasi darah ibu, namun setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubaha
pada saat bayi lahir dan menangis,hal ini akan dapat meberikan perubahan pada
organ paru dimana paru-paru mulai berkembang dan aliran darah akan berubah
pada sirkulsi darah seperti orang dewasa.

B. Saran
Sebaiknya kita sebagai bidan harus lebih mengetahui sirkulasi darah janin
dan bayi Karena apabila terdapat kasus yang berhubungan dengan sirkulasi darah
janin dan bayi, maka kita sudah lebih mengetahui dan dapat mengatasi kasus
tersebut, sesuai dengan pendidikan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba Ida Ayu Candranita Dkk, 2013, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan,


Dan Kb untuk Pendidikan Bidan,Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta. Halaman 105-106

Diane M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran Bidan (Myles Textbook For
Midwives), ECG, Jakarta. Halaman 600-601

Helen Varney Dkk, 2007, Buku Ajaran Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta.
Halaman 513-514

Pendit, U.Brahm, 2005, Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran


EGC, Jakarta. Halama 648-649,

Syaifuddin,2009, Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan,


Salemba Medika, Jakarta. Halaman 141-142

Kuswanti, Ina, 2014, Asuhan Kehamilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Halaman


73

Firman F. Wirakusuma Dkk, 2009, Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan


Reproduksi, EGC, Jakarta. Halaman 70-72

Anda mungkin juga menyukai