Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH SIRKULASI DARAH JANIN

September 19, 2017kebidanan, kedokteran, medis, Uncategorized


1. Sistem Peredaran Darah Janin

Sistem peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa, karena paru-
paru janin belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui plasenta.

Sirkulasi Darah Janin

Sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut :


1. Foramen Ovale

Merupakan lubang sementara di antara serambi kiri dan serambi kanan yang memungkinkan
sebagian darah masuk dari vena cava inferior menyeberang ke serambi kiri. Alasan pengalihan
ini adalah darah tidak perlu lagi melewati paru-paru karena telah teroksigenisasi.

2. Duktus Arteriosus Bothalli

Merupakan saluran yang terdapat antara arteri pulmonalis dan aorta.


3. Duktus Venosus Arantii

Menghubungkan antara vena umbilikal dengan vena cava inferior. Pada titik ini darah bercampur
dengan darah yang telah diambil oksigennya yang kembali dari tubuh bagian bawah.

4. Vena Umbilikal

Memanjang dari tali pusar menuju ke bagian bawah hati dan membawa darah yang mengandung
oksigen dan sari makanan. Ia memiliki cabang yang bertemu dengan vena porta dan masuk ke
hati.

Komponen atau organ yang terlibat dalam pembuluh darah janin.

Dalam sistem peredaran darah janin tidak hanya melibatkan pembuluh darah saja tetapi juga
melibatkan organ tubuh janin di antaranya sebagai berikut:
1. Plasenta

Tempat terjadinya pertukaran darah bersih dengan yang kotor.


2. Umbilikalis

Mengalirkan darah dari plasenta ke janin dan dari janin ke plasenta.


3. Hati

Terdapatnya percabangan antara vena porta dengan duktus venosus


arantii.
4. Jantung

Terdapatnya foramen ovale yang langsung menyalurkan darah dari atrium

dekstra ke atrium sinistra.

5. Paru-paru

Terdapatnya duktus arteriosus bothalli.

2. Mekanisme Sirkulasi Darah Janin

Darah janin dialirkan ke placenta melalui arteri umbilikalis dan dimuat dengan bahan makanan
berasal dari darah ibu. Darah ini masuk ke dalam badan janin melalui vena umbilikalis yang
bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin. Cabang yang kecil bersatu dengan vena
porta, darahnya beredar ke dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatica ke dalam
vena cava inferior. Cabang satunya ialah ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam
vena cava inferior. Dengan demikian vena cava inferior setelah dimasuki darah vena hepatica
dan darah ductus venosus Arantii mengandung darah “bersih”, tapi dicampuri “darah kotor” dari
anggota bawah janin.

Darah dari vena cava inferior setelah masuk ke dalam serambi kanan sebagian masuk ke serambi
kiri melalui foramen ovale, dan sebagian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan
darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas. Darah dari bilik
kanan masuk ke arteri pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke paru-paru sebagian dialirkan ke
aorta melalui ductus arteriosus Botalli. Sebagian kecil pergi ke paru-paru dan melalui vena
pulmonalis masuk ke serambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava inferior masuk ke
dalam bilik kiri, dan terus ke aorta.

Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan ke paru-
paru yang sedang tumbuh. Darah aorta disebarkan ke alat-alat badan, tetapi darah banyak menuju
ke arteri hypogastricae (cabang dari arteri iliaca communis) lalu ke arteri umbilikalis dan
selanjutnya ke placenta. Jadi darah yang beredar dalam janin selalu bersifat “darah campuran”
dan isi vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta.

Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan dalam arteri
pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Ductus arteriosus Botalli tertutup 1-2
menit setelah anak bernafas. Dengan terguntingnya tali pusat, maka darah dalam vena cava
inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam serambi kanan berkurang,
sebaliknya tekanan dalam serambi kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru
bertambah, akibatnya ialah penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus Botalli disebut ligamentum arteriosum dan ductus venosus Arantii menjadi
ligamentum teres hepatis dan dari arteri umbilicalis menjadi ligamentum vesico
umbilicalelaterale kiri dan kanan.

3. Darah Janin

Darah janin mengalami proses pembentukan yang unik yaitu bermula diproduksi di yolk sac,
kemudian di hati dan akhirnya di sumsum tulang. Eritrosit janin relatif besar dan berinti.
Hemoglobin mengalami peningkatan dari 12 g/dl pada pertengahan kehamilan menjadi 18 g/dl
pada aterm. Eritrosit janin bebeda dengan eritrosit orang dewasa secara struktur dan metabolik
yaitu lebih lentur karena berada dalam viskositas tinggi, dan mempunyai banyak enzim.
Eritropoesis janin dikendalikan oleh hormon eritropoetin janin. Terjadi peningkatan pada kondisi
perdarahan, persalinan, dan anemia akibat isoimunisasi. Volume darah diperkirakan 78 ml/kg
berat, sedangkan isi darah plasenta segera setelah pemotongan tai pusat ialah 45 ml/kg.

Hemoglobin janin ialah suatu tetramer yang terdiri atas 2 pasang masing-masing rantai β dan
alfa. Gen alfa berasal dari kromosom 16 sedangkan gen β berasal dari kromosom 11.
Eritropoesis yang terjadi di yolk sac menghasilkan hemoglobin awal yaitu Gower 1, 2, dan
Portland; setelah eritropoesis beralih ke hati dihasilkan hemoglobin F; dan setelah beralih ke
tulang akan dihasilkan hemoglobin A sampai janin matur.

Ada perbedaan fungsi hemoglobin A dan F. Pada tekanan oksigen dan pH tertentu, HbF akan
meningkat lebih banyak oksigen dibandingkan dengan HbA; hal ini disebabkan HbA meningkat
2,3 difosfogliserat (2,3 DPG) lebih kuat dibandingkan HbF sehingga afinitas HbA dengan
oksigen lenih rendah. Karena kadar 2,3 DPG lebih rendah, afinitas oksigen janin menjadi lebih
tinggi. Pada kehamilan aterm Hb lebih rendah dibandingkan kehamilan awal, yaitu ¾ masih
berupa HbF. Namun, setelah kelahiran sampai 6 bulan HbF sangat menurun, sementara HbA
mendekati kadar pada orang dewasa. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh peran glukokortikoid.

Telah dikatakan bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengimbangi
keadaan ini peredaran darah janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi (sampai 18 gr%) dan
erythrocyt-nya banyak (5,5 juta per mm3). Hb janin sedikit berbeda dari Hb orang dewasa. Hb
janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb orang dewasa pada sumsum tulang merah. Hb
janin lebih mudah mengambil dan menyerahkan O2 dari pada darah orang dewasa. Hb janin baru
diganti seluruhnya oleh Hb biasa pada umur 4 bulan atau lebih.

Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan. Pergerakan ini
rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru. Jadi pernafasan setelah anak lahir
sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterin.

4. Faktor-Faktor yang Mengubah Peredaran Darah Janin


Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor penting yang mengubah
peredaran darah janin menuju peredaran darah dewasa ditentukan oleh :

1. Berkembangnya paru-paru janin

Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan negatif dalam paru sehingga dapat
menampung darah, untuk melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi
oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat menutup foramen ovale. Tekanan
yang tinggi pada atrium kiri disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung
menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Dua faktor
ini menyebabkan tekanan di atrium kiri meningkat

2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin

Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin terjadi karena dipotongnya tali pusat
sehingga terjadi peredaran darah pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona.
Dengan demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan mengalami perubahan dan
menjadi ligamentum arteriosum begitu juga dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi
ligamentum teres, duktus venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale
menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap terbuka sebagai arteri
vesical superior. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat
berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml s/d 75 ml yang
sangat berarti bagi pertumbuhan janin.

3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)

Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah lahir dapat menangkap oksigen dan
melepaskan CO2 melaului pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi Universitas Padjadjaran. Bandung: Eleman.

Anda mungkin juga menyukai