Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERSTRUKTUR ASKEB NEONATUS, BAYI, BALITA DAN

ANAK PRA SEKOLAH


“ Adaptasi Intra Uterine Ke Extra Uterine Pada Sistem Hematologi”

DOSEN PEMBIMBING : Niken Grah Prihartanti, SST.,M.Kes

NAMA KELOMPOK 3 :

1. Cintana priviatana K.W (191403010)


2. Devi Ratna S (191403013)
3. Evi Agustina (191403015)
4. Nita Dwi L (191403023)
5. Shofia Ayu S (191403028)

Tahun Ajaran 2019/2020

STIKES PEMKAB JOMBANG

Jalan Dokter Sutomo Nomor.75-77, Sengon, Kecamatan. Jombang

Kabupaten Jombang, Jawa Timur 61411


“Adaptasi Intra Uterine Ke Extra Uterine Pada Sistem Hematologi”

Sistem Sirkulasi dan Hematologi


Aliran darah fetal bermula dari vena umbilikalis, akibat tahanan
pembuluh paru yang besar (lebih tinggi dibanding tahanan vascular sistemik)
hanya 10% dari keluaran ventrikel kanan yang sampai paru, sedangkan sisanya
(90%) terjadi shunting kanan ke kiri melalui duktus arteriosus bottali.
Pada waktu bayi lahir, terjadi pelepasan dari plasenta secara mendadak
(saat umbilical cord dipotong/dijepit),tekanan atrium kanan menjadi
rendah,tahanan pembuluh darah sistemik(SVR) naik dan pada saat yang sama
paru mengembang,tahanan vascular paru menyebabkan penutupan foramen
ovale menutup setelah beberapa minggu,aliran darah di duktus arteriosus
bottali berbalik dari kiri ke kanan. Kejadian ini disebut sirkulasi transisi.
Penutupan duktus arteriosus secara fisiologis terjadi pada umur bayi 10-25 jam
yang di sebabkan kontraksi otot polos pada akhir atreri pulmonalis dan secara
anatomis pada usia 2-3 minggu.
Pada neonatus, reaksi pembuluh darah masih sangat kurang sehingga
keadaan kehilangan darah, dehidrasi,dan kelebihan volume juga sangat kurang
untuk di toleransi. Manajemen cairan pada neonatus harus dilakukan dengan
cermat dan teliti. Tekanan sistolik merupakan indicator yang baik untuk menilai
sirkulasi volume darah dan dipergunakan sebagai parameter yang adekuat
terhadap penggantian volume. Otoregulasi aliran darah otak pada bayi baru
lahir tetap terpelihara normal pada tekanan sistemik antara 60-130 mmHg.
Frekuensi nadi bayi rata-rata 120x/menit dengan tekanan darah sekitar
80/60mmHg.
Afinitas oksigen dan hemoglobin Konsentrasi hemoglobin janin dan ibu
berbeda pada saat kehamilan cukup bulan. Hemoglobin ibu mencapai hampir
12 g/100ml, berbeda dengan hemoglobin janin, yang berkisar 15g/100 ml. Tiap
gram hemoglobin mampu mengangkut 1,34 ml oksigen. Kemampuan ini
menigkat kemampuan darah janin untuk mengangkut oksigen ditambah lagi
afinitas oksigen darah janin yang tinggi memudahkan perpindahan oksigen dari
ibu ke janin.

Perubahan pada Sistem Peredaran Darah


Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi  melalui tubuh guna mengantarkan oksigen
ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi dua perubahan besar, yaitu sebagai barikut :
           
 Sistem sirkulasi darah janin yaitu melalui :
a) Vena umbilical
1. Berasal dari korda umbilika ke sisi bawah hati dan bawah darah kaya
akan oksigen dan nutrisi.
2. Vena ini punya satu cabang yang menghubungkan vena porta dan
menyuplai hati.

b) Ductus Venosus (dari vena ke vena)


1. Menghubungkan vena umbilikal ke vena cava inverior.
2. Pada titik ini, darah tercampur dengan darah deogsigenasi yang
kembali dari bagian bawah tubuh.jadi, darah terogsigenasi dengan
baik.

c) Foramen ovale
1. Foramen ovale adalah lubang sementara antara atrium yang
merupakan jalan masuk mayoritas darah dari vena cava inferior
menyebrang ke dalam atrium kiri.
2. Alas an pengalihan ini adalah darah tidak perlu melalui paru-paru
untuk mengumpulkan oksigen.

d) Duktus Arteriosus (dari arteri ke arteri)


Duktus dari arah dua percabangan arteri pulmoner ke aorta
desenden, masuk ke titik dibawah tempat terdapat arteri subklavia dan
arteri carotid.

e) Arteri Hipogastik
Percabangan dari arteri iliaka interna dan jadi arteri umbilikal saat
percabangan ini masuk ke korda umbilical.Percabangan ini
megembalikan darah ke plasenta. Darah perlu waktu 1,5 menit untuk
bersikulasi dan melalui perjalanan berikutnya.

Adaptasi Ke Kehidupan Ekstrauterin


a. Setelah anak lahir anak bernapas untuk pertama kalinya.maka, terjadilah
penurunan tekanan dalam arteri pulmonalis sehingga banyak darah yang
mengalir ke paru-paru.
b. Ductus arteriosus tertutup satu sampai dua menit setelah anak bernapas
c. Dengan terguntingnya tali pusat, darah dalam vena cava inferior
berkurang. Dengan demikian, tekanan dalam atrium atau serambi kanan
berkurang.
d. Sebaliknya, tekanan dalam atrium kiri bertambah sehingga
menyebabkan penutupan voramen ovale.
e. Sisa ductus arteri menjadi ligamentum arteriosus.
f. Sisa ductus venosus menjadi ligamentum teres hepatic.
g. Arteri umbilikal menjadi ligamentum pesikoumbilical lateral kiri dan
kanan.

Struktur anatomi khas sirkulasi fetal, paru tidak berfungsi selama kehidupan
fetal dan hati hanya berfungsi sebagaian, maka tidak perlu bagi jantung fetus
untuk memompa banyak darah baik melalui paru atau hati. Sebaliknya jatung
fetus harus memompa darah dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh
karena itu, susunan anatomi sistem sirkulasi fetal bekerja sangat berbeda
dengan sistem sirkulasi orang dewasa.

 Peredaran Darah
Pada masa fetus, peredaran darah dimulai dari plasenta melalui
vena umbilikalis lalu sebagian ke hati dan sebagian lainnya langsung ke
serambi kiri jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di
pompa melalui aorta ke seluruh tubuh, sedangkan yang dari bilik kanan
darah di pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus
arteriosus ke aorta.
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang akan
mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun yang diikuti dengan
menurunnya tekanan pada jantung kanan. Kondisi ini menyebabkan
tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan dengan tekanan jantung
kanan, dan hal tersebutlah yang membuat foramen ovale
secarafungsional menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah
kelahiran. Oleh karena tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam
aorta desenden naik dan juga karena rangsangan biokimia (PaO2 yang
naik) serta duktus arteriosus yang berobliterasi. Hal ini terjadi pada hari
pertama.
Aliran darah paru pada hari pertama kehidupan adalah 4-5 liter
per menit/m² (gessner, 1965). Aliran darah sistolik pada hari pertama
rendah yaitu 2,96 liter/menit/m² dan bertambah pada hari kedua dan
ketiga (3,54 liter/m²) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan darah
pada waktu lahir di pengaruhi oleh jumlah darah yang melalui transfuse
plasenta yang pada jam-jam pertama sedikit menurun, untuk kemudian
naik lagi dan menjadi konstan kira-kira 85/40 mmHg.

 Transisi Pada Darah


Pada umumnya bayi baru lahir ( BBL) dilahirkan dengan nilai
hemoglobin ( Hb) yang tinggi. Hemoglobin F adalah Hb yang dominan
pada periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan pertama
kehidupan selama beberapa hari pertama. Nilai Hb akan meningkat
sedangkan volume plasma akan menurun, akibatnya hematokrit normal
hanya pada 51 – 56% neonatus. Pada saat kelahiran meningkat dari 3%
manjadi 6% , pada minggu ke-7 sampai ke-9 setelah bayi baru lahir akan
turun perlahan. Nilai Hb untuk bayi berusia 2 bulan rata-rata 12 g/dl.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hemoglobin pada bayi
baru lahir :

1. Waktu pengkleman tali pusat. Penundaan pengkleman tali pusat


dapat meningkatakan volume darah neonotus 25-40% , keuntungan
penundaan pengkleman :
a. Volume yang besar meningkatkan perfusi kapiler baru
b. Berlanjutnya bolus darah teroksigenasi selama nafas pertama
yang tidak teratur.
2. Pencapaian oksigenasi adekuat yang lebih cepat membuat
penutupan struktur janin.
3. Posisi bayi baru lahir segera setelah lahir

Sedangkan darah merah BBL memiliki umur yang singkat , yaitu 80


hari , sedangkan sel darah merah orang dewasa 120 hari. Pergantian sel
yang cepata ini menghasilkan lebih banyak sampah metabolic akibat
penghancuran sel termasuk bilirubin yang harus di metabolisme. Muatan
bilirubin yang berlebihan ini menyebabkan ikterus fisiologis yang terlihat
pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, terdapat hitung retukulosit yang
tinggi pada bayi baru lahir yang mencerminkan pembentukan sel darah
merah baru dalam jumlah besar.
Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang dari
10.000 hingga 30.000/mm . peningkatan lebih lanjut dapat terjadi pada
BBL normal selama 24 jam pertama kehidupan. Pada saat menangis
yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih mengandung
granulosit dalam jumlah yang besar.
Pada janin, tekanan oksigen rendah. Untuk mengkompensasi hal ini,
hemoglobin fetal (Hb F) memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dan Hb F
ini memiliki afinitas terhadap oksigen yang lebih tinggi dibandingkan
dengan hemoglobin dewasa (Hb A). Oleh karena itu, saat lahir
konsentrasi Hb jauh lebih tinggi dibandingkan dengan saat dewasa. Hb
juga dipengaruhi oleh waktu penjepitan tali pusat pada saat lahir dan
posisi bayi relatif terhadap plasenta. Jika tali pusat langsung dijepit, Hb
akan lebih rendah jika dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan
transfuse plasental akibat penjepitan yang terlambat dan dengan bayi
diletakkan lebih rendah dari plasenta.
Untuk saat ini salah satu perawataan rutin pada BBL adalah
pemberian vitamin K sebagai profilaksis terhadap penyakit perdarahan
pada BBL. Vitamin K dapat diberikan dalam dosis besar tunggal melalui
injeksi intramuscular yang memberikan pencegahan yang dapat
dipercaya. Vitamin K dapaat membantu sintesis protrombin di hepar bayi
sehingga dapat mengurangi manifestasi perdarahan kulit yang umumnya
terjadi pada BBL.

Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi :


A. Sirkulasi Darah Fetus
1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a. Vena umbulicalis 
Membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari
plasenta ke permukaan dalam hepar
b. Ductus venosus 
Meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan
mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami
oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c. Foramen ovale 
Merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra
ke dalam ventriculus sinistra
d. Ductus arteriosus 
Merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan
aorta desendens
e. Arteri hypogastrica 
Dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke
plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai
ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal
sebagai arteri hypogastica.

2) Sistem sirkulasi fetus


a. Vena umbulicalis 
Membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan
dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan
mengembalikan darah ke vena cava inferior
b. Ductus venosus 
Merupakan  cabang – cabang dari venaumbilicalis dan
mengalirkan sejumlahbesar darah yang mengalami oksigenasi ke
dalam vena cava inferior
c. Vena cava inferior 
Mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior
dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus
venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d. Foramen ovale 
Memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami
oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium
sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc
sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang
ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas
superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum
menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e. Vena cava superior 
Mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke
atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh
vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam
venriculus dexter
f. Arteria pulmonalis 
Mengalirkan darah campuran keparu - paru yang
nonfungsional,yanghanya memerlukan nutrien sedikit.
g. Ductus arteriosus :
Mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke
dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen,
pelvis dan ekstremitas inferior
h. Arteria hipogastrika 
Merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah
kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen
dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal.

B. Perubahan  Yang Terjadi Pada Saat Lahir


1. Penghentian pasokan darah dari plasenta
2. Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3. Penutupan foramen ovale
4. Fibrosis
- Vena umbilicalis
- Ductus venosus
- Arteriae hypogastrica
- Ductus arteriosus

Sirkulasi pulmonari : vena umbilikus, duktus venosus,foramen


ovale,dan duktus anteriosus.

Sirkulasi Fetus
a. Rintangan tinggi pada saat sirkulasi pulmonal.
b. Rintangan rendah pada saat sirkulasi sistemik.

Terjadinya pergerakan darah dari sebelah kanan ke kiri.


a. Foramen Ovale
Tekanan arteri sebelah kiri rendah karena darah yang
kembali ke paru-paru adalah rendah dan tingginya tekanan pada
arteri sebelah kanan karena isis pada darah dari plasenta tinggi.
b. Duktus Arteriosus
Rintangan tinggi pada sirkulasi pulmonary. Rintanga
(resisten) rendah pada sirkulasi sistemik fetus dan fungsi
prostaglandin.

Sirkulasi Neonatal
a. Banyak perubahan dalam sirkulasi ketika kelahiran. Bertambahnya
aliran darah pada sirkulasi pulmonal terjadi akibat turunnya
resisten pada sirkulasi pulmonal sehingga paru-paru
mengembang.
b. Darah vena kembali daripada jantung meningkat.
c. Tekanan arteri kiri meningkat,sedangkan arteri kanan berkurang
mengakibatkan foramen ovale tertutup.
d. Resisten sirkulasi sistemik lebih tinggi daripada resisten pulmonal
dalam masa 24 jam. Fungsi prostaglandin menyebabkan duktus
arteriosus menutup.
e. Arteri-arteri umbilikus mengerut dan aliran darah ke plasenta
berhenti.

Perubahan Sirkulasi Fetal Waktu Lahir


1. Hilangnya aliran darah dalam jumlah besar melalui plasenta.
Sebenarnya hal ini meningkatkan tekanan aorta serta tekanan atrium kiri.
2. Tahapan vaskular paru sangat menurun.
Sebagai akibat dari pengembangan paru-paru. Pada fetus yang tidak
mengembang, pembuluh darah tertekan karena volume paru yang kecil.
Segera setelah mengembang, pembuluh darah tersebut tidak lagi
tertekan dan tahanan terhadap aliran darah berkurang.
3. Penutupan foramen ovale
Tekanan atrium kanan yang rendah dan tekanan atrium kiri yang tinggi,
secara sekunder akan berpengaruh terhadap perubahan tahanan paru
dan sistem waktu lahir sehingga menyebabkan kecenderungan darah
mengalirkan balik dari atrium kiri ke atrium kanan bukan
sebaliknya,seperti yang terjadi dalam kehidupan fetal. Akibatnya katup
kecil yang terletak diatas foramen ovale pada sisi kiri septum atrium
menutup lubang tersebut karena hal tersebut dapat mencegah aliran
lebih lanjut.
4. Penutupan duktus arteriosus
Efek yang sama terjadi dalam hubungannya dengan duktus arteriosus
karena meningkatkan tahanan pada paru dan mengurangi trahanan
pada arteri purmonalis. Sebagai akibatnya, segera setelah lahir, darah
mulai mengalir balik dari aorta ke arteri pulmonalis bukan dengan arah
sebaliknya dari aorta seperti kehidupan fetal. Akan tetapi, hanya setelah
beberapa jam dinding otot duktus arteriosus mengadakan kontraksi
nyata, dan dalam 8 hari kontraksi cukup untuk menghentikan  aliran
darah. Hal ini dinamakan penutupan fungsional duktus arteriosus.
Kemudian, terkadang selama bulan ke-2 kehidupan, biasanya duktus
arteriosus tertutup secara anatomi oleh pertumbuhan jaringan fibrosa.

Pembentukan Sel-Sel Darah


a) Sel-sel darah berinti mulai dibentuk pada kantung kuning telur dan
lapisan mesotel plasenta sekitar minggu ke-3 perkembangan fetus. Satu
minggu kemudian diikuti pembentukan sel-sel darah merah oleh
mesenkim dan endotel pembuluh darah fetus.
b) Minggu ke-6, hati mulai membentuk sel darah.
c) Pada bulan ke-3 dan seterusnya sumsum tulang mulai semakin
membentuk sel-sel darah merah dan putih. Sementara itu, struktur-
struktur lain kehilangan kemampuannya sama sekali untuk membentuk
sel-sel darah.

Anda mungkin juga menyukai