Anda di halaman 1dari 17

PATOFISIOLOGI GANGGUAN

SISTEM SYARAF (STROKE DAN


BELLPALSY DALAM KEBIDANAN)

DISUSUN OLEH :
NAMA : MITA MARDIANA
NIM : 1910104010
KELAS : C1
SISTEM SYARAF
 Sistem Saraf Pusat (SSP) memiliki kriteria yang
sama dengan organ tubuh lainnya yaitu kerjanya
sangat bergantung pada aliran darah yang
memadai untuk nutrisi dan pembuangan sisa-sisa
metabolismenya.
 Sistem saraf merupakan salah satu bagian dari
sistem koordinasi dan mengatur aktivitas tubuh
melalui rangsangan listrik. Komponen sistem saraf
terdiri dari sel saraf (neuron), sistem saraf pusat,
dan sistem saraf tepi.
SISTEM SYARAF MANUSIA
Susunan Sistem Saraf

 Di dalam tubuh manusia ada miliaran sel saraf yang


membentuk sistem saraf. Sistem saraf manusia
tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan
sumsum tulang belakang.
 Otak
Otak adalah alat tubuh yang sangat penting dan
sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan
 Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang belakang ada dan memanjang dalam
rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang
leher hingga ruas-ruas tulang pinggang yang kedua.
Kelainan pada Sistem Saraf

BebeRapa contoh gangguan pada sistem


saraf manusia yaitu :
 Epilepsi
 Neuritis
 Amnesia atau penyakit lupa
 Stroke
Stroke dalam kehamilan
 Stroke merupakan peristiwa yang serius yang dapat
terjadi selama kehamilan. Dari setiap 100.000
wanita hamil, dua sampai 70 dari mereka akan
mengalami stroke, tergantung pada sumber
informasi. Ini mungkin membuat stroke terlihat
langka, tetapi ini menandakan bahwa setiap tahun
beberapa ribu wanita mengalami stroke baik itu
selama hamil atau pada beberapa minggu pertama
setelah kelahiran. Lebih penting lagi, stroke
menyebabkan 10% kematian terkait dengan
kehamilan.
Gejala stroke dalam kehamilan

 Sakit Kepala
 Pengelihatan Ganda
 Pusing atau Vertigo
 Pengelihatan Kabur
 Kejang-Kejang
 Kebingungan atau Lesu
Faktor pemicu

 usia yang lebih tua


 Obesitas
 Migrain
 Merokok
 penyakit jantung

Tetapi beberapa faktor risiko ada yang khusus untuk


kehamilan, termasuk diabetes gestasional, hipertensi gestasional
(tekanan darah tinggi), dan peningkatan perdarahan setelah
melahirkan. Hipertensi terutama sangat penting, mengingat
sepertiga dari stroke yang berhubungan dengan kehamilan
berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
Bellpalsy Dalam Kehamilan

Bell’s palsy adalah kelumpuhan pada otot wajah


yang menyebabkan salah satu sisi wajah tampak
melorot. Kondisi ini dapat muncul secara tiba-tiba,
namun biasanya tidak bersifat permanen. Banyak
orang menganggap Bell’s palsy sebagai stroke karena
gejalanya serupa, yaitu kelumpuhan. Padahal, kedua
penyakit tersebut sebenarnya berbeda.
Penyebab bell's palsy pada ibu hamil
 Hingga saat ini, penyebab terjadinya bell's palsy masih belum
dipahami sepenuhnya, namun kondisi ini lebih sering ditemukan pada
ibu hamil, penderita diabetes, dan HIV.
 Berdasarkan data penelitian, ibu hamil 3,3 kali lebih sering ditemukan
dengan bell's palsy dibandingkan perempuan yang tidak hamil.
Kondisi ini dikaitkan dengan komposisi cairan ekstraseluler yang
tinggi, inflamasi virus, dan karakteristik imunosupresi selama
kehamilan, namun hingga saat ini masih kontroversial.
 Selain itu, banyak juga informasi yang beredar bahwa bell's palsy
diakibatkan terlalu banyak kena angin atau AC. Namun sebenarnya,
kedua hal tersebut hanyalah faktor yang mendukung menyebarnya
virus penyebab bell's palsy itu sendiri. Virus ini memang bisa
menyebabkan infeksi, pembengkakan atau kelumpuhan saraf fasialis.
Oleh karena itu, pada 10 menit pertama menyalakan AC atau kipas
angin sebaiknya biarkanlah udara keluar,
Gejala yang dirasakan saat mengalami bell's
palsy
 Telinga berdengung di bagian sisi sebelah kanan disusul
dengan kehilangan sensasi rasa pada lidah (seperti ada yang
menyelimuti)
 Kemampuan indera perasa berkurang
 Kesulitan menunjukkan ekspresi pada wajah. Apabila
tersenyum, mulut ketarik ke arah yang lebih sehat sehingga
terlihat miring
 Kesulitan menutup mata. Terkadang harus menggunakan kasa
dan plester lantaran mata hanya mau menutup setengah.
 Sulit mengangkat alis, kerutan di bagian dahi pun hilang
 Adanya gangguan saat mengecap makanan
Risiko atau komplikasi bell's palsy pada ibu
hamil

 Kerusakan saraf wajah permanen


 Gerakan otot yang muncul tidak disengaja atau
tanpa perintah
 Luka pada kornea mata (ulkus kornea)
 Kehilangan kemampuan mengecap rasa
Pengobatan pasien bell's palsy yang
sedang hamil
 Pengobatan kasus bell's palsy biasanya menggunakan
kortikosteroid dan fisioterapi. Namun, penggunaan
kortikosteroid pada ibu hamil tidak dianjurkan. Oleh karena itu,
fisioterapi merupakan pilihan utama. Penyembuhan bell's
palsy biasanya baik dan umumnya tidak memengaruhi kondisi
kesehatan bayi. Meskipun demikian, sebaiknya tetap
berkonsultasi dan melakukan asuhan antenatal (perawatan
sebelum persalinan) ke dokter kandungan.
 Selain itu, juga disarankan untuk melakukan terapi berupa
senam wajah, makan permen karet, atau melakukan
akupuntur. Karena selama masa kelumpuhan ini, otot wajah
perlu dilatih agar kembali aktif dan wajah kembali ke bentuk
semula.
Peran Bidan dalam menemukan khasus Ibu Hamil
seperti khasus di atas ialah.
 Jika bidan menemukan pasien yg gejalanya sudah mengdekati
atau sudah banyak factor yg menuju kekehamilan bellpalsy dan
stroke bidan harus menenangkan ibu terlebih dahulu dikarenakan
posisi ibu pasti sedang syok dengan keadaannya.
 Menyarankan ibu untuk ke rumah sakit untuk memeriksa
keadaannya, karena khasus ibu bukan lagi wewenang bidan.
 Selain itu, juga ibu disarankan untuk melakukan terapi berupa
senam wajah. Karena selama masa kelumpuhan ini, otot wajah
perlu dilatih agar kembali aktif dan wajah kembali ke bentuk
semula.
 Menjelaskan kepada ibu bahwa khasus bellpalsy umumnya tidak
memengaruhi kondisi kesehatan bayi.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai