OLEH:
A’YUNIN SOLEHA
NIM
202310461011011
OLEH:
A’YUNIN SOLEHA
NIM
202310461011011
G. Faktor Predisposisi.
1. Primigravida
2. Kehamilan ganda
3. Diabetes melitus
4. Hipertensi essensial kronik
5. Molahida tidosa
6. Hidrops fetalis
7. Bayi besar, obesitas
8. riwayat pernah menderita preeklampsia atau eklamsia
9. riwayat keluarga pernah menderita preeklampsia atau eklamsia
10. Lebih sering dijumpai pada penderita preeklampsia dan eklampsia.
H. Penatalaksanaan
Tujuan:
1. Menghentikan atau mencegah kejang.
2. Mempertahankan fungsi organ vital
3. Koreksi hipoksia atau asidosis
4. Mengendalikan tekanan darah dalam batas aman Pengakhiran
5. Kehamikan mencegah atau mengatasi penyulit, khususnya krisis
hipertensi, untuk mencapai stabilisasi keadaan ibu seoptimal mungkin
Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu eklampsi:
6. Sikap dasar
Semua kehamilan dengan eklampsi harus diakhiri tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin. Pertimbangannya adalah keselamatan ibu.
Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi hemodinamika dan
metabolisme ibu, cara terminasi dengan prinsip trauma ibu seminimal
mungkin (dr. Handaya, dkk).
7. Pengobatan medikamentosa
a. Obat anti kejang:
yang menjadi pilihan pertama ialahmangnesium sulfat.bila denga
jenis obat ini kejang masih sukar di atasi,dapat dipakai jenis obat
lain misalnya tiopental.diazepam dapat dipakai sebagai altenatif
pilihan, namun mengingat dosis yang diperlukan sangat
tinggi,pemberian diazepam hanya dilakukan oleh mereka yang
telah berpengalaman.
b. Magnesium sulfat (MgSO4)
Pemberian mangnesium sulfat ada dasar nya sama seperti
pemberian mangnesium sulfat pada pre eklampsi berat.pengobatan
suportif terutama ditujukan untuk gangguan fungsi organ – organ
penting,misalnya tindakan tindakan untuk memperbaiki
asidosis,mempertahankan pentilasi paru paru,mengatur tekanan
darah, mencegah dekompensasi kordis.
c. Perawatan pada waktu kejang
Pada penderita yang mengalami kejang tujuan pertama pertolongan
ialah mencegah penderita mengalami penderita akibat kejang –
kejang tersebut.dirawat dikamar isolasi cukup terang agar bila
terjadi sinosis segera dapat diatasi segera dapat diketahui.
Hendaknya dijaga agar kepala dan ekstermitas penderita yang
kejang tidak terlalu kuat menghentak hentak benda kuat
disekitarnya selanjutnya masukkan sudap lidah kedalam mulut si
penderita dan jangan mencoba melepas sudap lidah yang sedang
tergigit karena dapat mematah kan gigi.
d. Perawatan koma
Tindakan pertama pada penderita koma adalah menjaga dan
mengusaha kan agar jalan nafas atas tetap terbuka.cara yang
sederhana dan cukup efektif dalam menjaga terbukanya jalan nafas
atas adalah dengan manuver tik –neck lift,yaitu kepala direndahkan
dan leher dalam posisi ekstensi kebelakang atau head tilt –chain lift
dengan kepala direndahkan dan dagu ditarik ke atas,atau jau-
thrsut,yaitu mandibula kiri kanan diekstensikan keatas sambil
mengangkat kepala kebelakang.kemudian dapat dilanjutkan dengan
pemasangan oropharyngeal airway
8. Perawatan edema paru
Sebaiknya penderita dirawat di ICU karna membutuhkan perawatan
animasi dengan respirator
a. Pengobatan obstetrik
Sikap terhadap kehamilan ialah semua kehamilan dengan
eklampsia harus diakhiri,tanpa memandang umur kehamilan
dan keadaan janin.persalinan diakhiri bila sudah mencapai
stabilitas (pemulihan)hemodinamika dan metabolism ibu. Pada
perawatan pasca persalinan, bila persalinan terjadi pervaginam,
monitoring tanda-tanda vital dilakukan sebagaimana lazimnya.
I. Asuhan Ibu Dengan Eklampsi
Penatalaksanaan asuhan pada ibu dengan eklampsi adalah:
1. Segera istirahat baring selama ½-1 jam.
Nilai kembali tekanan darah, nadi, pernafasan, reflek patella, bunyi
jantung bayi, dan dieresis
2. Berikan infus terapi anti kejang ( misalnya MgSO4 ) dengan catatan
reflek patella harus (+), pernafasan lebih dari 16 kali per menit serta
diuresis baik (harus sesuai instruksi dokter)
3. Ambil contoh darah untuk pemeriksaan laboratorium, seperti : Hb, Ht,
leukosit, LED, ureum, kreatinin, gula darah, elektolit dan urin lengkap.
4. Bila dalam 2 jam setelah pemberian obat anti kejang (MgSO4),
tekanan darah tidak turun biasanyadiberikan antihipertensi parenteral
atau oral sesuai instruksi dokter.
5. Bila pasien sudah tenang, bisa dinilai keadaan kehamilan pasien dan
monitor DJJ.
6. Siapkan alat-alat pertolongan persalinan
7. Postpartum boleh diberikan uterotonika dan perinfus.
J. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas b.d spasme jalan napas d.d dispnea
2. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d edema
3. Resiko cidera pada janin
DAFTAR PUSTAKA
Triana, E & SA, S. Eklampsia Antepartum pada G5P40H3 Gravid Preterm 33-
34Minggu+Sindrom HELLP + AKI + IUFD. Jurnal Kesehatan Andalas. September 2019; 8
(1): 79-83.