Anda di halaman 1dari 17

SPINA BIFIDA

Faustina Naben
(2019030076)

Dosen Pengampu :
Wahyu Anjas Sari, SST..M.Kes
DEFINISI
Spina bifida (sumbing tulang
belakang) adalah suatu celah pada tulang
belakang (vertebra) yang terjadi karena
bagian dari satu atau beberapa vertebra
gagal menutup atau gagal terbentuk
secara utuh.
ETIOLOGI

Penyebab spesifik dari spina bifida tidak


diketahui, tetapi di duga akibat:
 Genetik
 Kekurangan asam folat pada masa kehamilan
 Lingkungan
 Kekurangan kadar vitamin maternal
KLASIFIKASI

1.Spina bifida okulta.


 Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul
bagian belakang).
 Lekukan pada daerah sacrum.

2.Spina bifida aperta.


 Meningokel.
 Myelomeningokel.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala bervariasi tergantung kepada beratnya
kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf yang terkena.
Gejalanya dapat berupa :
 Penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai
bawah pada bayi baru lahir.
 Jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya.
 Kelumpuhan / kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki.
 Seberkas rambut pada daerah sakral (panggul bagian
belakang).
 Lekukan pada daerah sacrum.
PATOFISIOLOGI
Spina bifida disebabkan oleh kegagalan dari
tabung saraf untuk menutup selama bulan
pertama embrio pembangunan (sering sebelum
ibu tahu dia hamil). Biasanya penutupan tabung
saraf terjadi pada sekitar 28 hari setelah
pembuahan. Namun, sebagian besar wanita yang
melahirkan bayi dengan spina bifida tidak punya
faktor risiko tersebut, sehingga meskipun banyak
penelitian, masih belum diketahui apa yang
menyebabkan mayoritas kasus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala


dan hasil pemeriksaan fisik. Pada trimester
pertama wanita hamil menjalani pemeriksaan
darah yang disebut Triple Screen. Tes ini
merupakan tes penyaringan untuk spina
bifida, sindroma down dan kelainan bawaan
lainnya.
PENATALAKSAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Pembedahan mielomeningokel dilakukan pada
periode neonatal untuk mencegah ruptur. Perbaikan
dengan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS
pada bayi hidrocefalus dilakukan pada saat
kelahiran.

2. Penatalaksanaan Keperawatan
 Pre – operasi
 Pasca operasi
PENCEGAHAN

1. Resiko terjadinya spina bifida bisa dikurangi


dengan mengkonsumsi asam folat.
2. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus
ditangani sebelum wanita tersebut hamil, karena
kelainan ini terjadi sangat dini.
3. Pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi
asam folat sebanyak 0,4 mg/hari. Kebutuhan asam
folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.
 
KOMPLIKASI

Komplikasi lain dari spina bifida yang berkaitan


dengan kelahiran antara lain adalah :
1. Paralisis Cerebri
2. Retardasi Mental
3. Atrofi Otot
4. Osteoporosis
5. Fraktur (akibat penurunan massa otot).
FAKTOR RESIKO

 Umur (bayi baru lahir)


 Kekurangan asam folat
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ganguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan


peningkatan tekanan intracranial
2. Inkontinensia urin berhubungan dengan ketidakmampuan
mengontrol keinginan berkemih
3. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit
dan penanganan penyakit anaknya berhubungan dengan
kurang terpajan informasi
4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan peningkatan
intra kranial (TIK)
5. Berduka berhubungan dengan kelahiran anak dengan
spinal malformation
KONSEP ASKEP
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN SPINA BIFIDA
A. PENGKAJIAN
1. Riwayat kesehatan keluarga.
Adakah yang menderita penyakit sejenis, bagaimana kondisi
kehamilan ibu (demam selama kehamilan, epilepsi, mengkonsumsi
obat-obat tertentu, dsb), kaji kehamilan sebelumnya (angka kejadian
semakin meningkat jika pada kehamilan dua sebelumnya menderita
meningomielokel atau anencefali).
2. Riwayat kesehatan sekarang.
Apa keluhan utama (kelumpuhan, gangguan eliminasi, dsb), adakah
penderita yang sama di lingkungan penderita, sudah berapa lama
menderita, kapan gejala terasa dan keluhan lain apa yang
mengikutinya.
3. Pengkajian fisik
Pada pengkajian fisik didapat data-data sebagai berikut :
- Aktivitas/istirahat
Tanda : kelumpuhan tungkai tanpa terasa atau refleks pada bayi.
Gejala : dislokasi pinggul.
- Sirkulasi
Tanda : pelebaran kapiler dan pembuluh nadi halus, hipotensi, ekstremitas
dingin atau sianosis.
- Eliminasi
Tanda : diurnal ataupun nocturnal, inkontinensia urin/alfi, konstipasi
kronis.
- Nutrisi
Tanda : distensi abdomen, peristaltic usus lemah/hilang (ileus paralitik).
- Neuromuskuler
Tanda : gangguan sensibilitas segmental dan gangguan trofik paralisis
kehilangan refleks asimetris termasuk tendon dalam, kehilangan tonus
otot/vasomotor ; kelumpuhan lengan tungkai dan otot bawah.
- Pernapasan
Tanda : pernapasan dangkal, periode apneu, penurunan bunyi napas.
Gejala : napas pendek, sulit bernapas.
- Kenyamanan
Gejala : suhu yang berfluktuasi.
4. Pemeriksaan diagnostic
- MRI, CT scan, X-ray
- Tes serum alfa fetoprotein (AFP)
- Ultrasound
(Cecily L Betz dan Linda A Sowden, 2002)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi
1) Kerusakan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler
2) Resiko kerusakan integritas kulit b.d inkontinensia ani dan
alvi
3) Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi (anak dengan
defek fisik)

Post Operasi
4) Nyeri akut b.d Agen cedera fisik (luka post operasi)
5) Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai