Anda di halaman 1dari 32

contoh kasus tumor otak

PENGKAJIAN DATA

Nama Mahasiswa : Maria Agnes Melati fernandez


Stambuk : C120 05 283
Nama Pasien : Tn. A.
Usia : 15 Tahun
Diagnosa Medis : Tumor otak
Tindakan Operasi : trepanase
Post Op. Hari ke : 12 hari
Tanggal Masuk : 31 oktober 2007
Tanggal Pengkajian : 12 november 2007

A.    PENGKAJIAN PRIMER


A : Jalan nafas tidak paten, apnea, obstruksi (+), sputum (+) agak banyak + darah
yang keluar dari mulut, batuk (-), ronchi (+)
B : Tampak ekspansi dada (+), RR. 12x/menit, reguler, kuat, simetris kiri/kanan,
pernafasan dada , penggunaan otot bantu pernafasan (-), terpasang ETT,
terpasang ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2. 99%, tidal volume 300ml
C : TD: 77/36 mmHg, N = 118x/i, reguler, teraba denyutan lemah, akral hangat,
Capillary refil time > 3 detik , sianosis (-), tanda-tanda perdarahan (+), drain
(+), ada lebab pada pelipis dan leher kanan
D : GCS tersedasi

B.     PENGKAJIAN SEKUNDER


Riwayat Penyakit :
Klien masuk RS dengan keluhan kedua bola matanya tidak bisa melihat, dialami sejak satu bulan
terakhir. Awalnya penglihatan kabur kemudian tidak dapat melihat sama sekali.
Riwayat sakit kepala sejak kurang lebih 5 bulan yang lalu, klien muntah-muntah ketika
mengalami sakit kepala, tidak ada riwayat kejang dan trauma. Pasien tidak dapat berjalan sejak
satu minggu terakhir, napsu makan menurun, penurunan berat badan satu bulan terakhir.
Keluhan utama : Kesadaran menurun dan Gagal napas
Keluhan saat ini :
Klien post op trepanasi 31 oktober 2007, kesadaran tersedasi, terpasang ventilator,terpasang
kateter, jumlah urine sebanyak 109,87 cc/jam, terpasang ETT, terpasang NGT, peristaltik usus
menurun, terdapat drain pada daerah kepada, ada odema anasarka, trombosit rendah 18.000/uL,
suhu 37,80C.

C.    PENGKAJIAN FISIK TIAP SISTEM (Fokus)

a. Sistem Pernapasan ( B1)

o Tampak ekspansi dada dengan bantuan ventilator SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2
99%, tidal volume
o Hidung: simetris kiri kanan, secret (+), polip (-), epistaksis (-), terpasang selang
o NGT untuk nutrisi
o Leher: pembengkakan (+), perdarahan di bawah kulit pada leher bagian kanan,
o Dada:
▪         Bentuk dada Normal
▪         Perbandingan ukuran anterior-posterior dengan tranversal : 1 :2
▪         Suara napas: Vokal fremitus: terasa , Wheezing: ada, Ronchi (+)

b. Sistem CardioVaskuler (B2)

o Conjungtiva anemis (+), arteri radialis : lemah, tekanan vena jugularis : tidak meninggi.
o Ukuran jantung: tidak diketahui
o Suara jantung S1 dan S2 tidak diketahi
o Capillary Refilling Time: 7 detik

c. System Syaraf (B3)


o GCS tersedasi ( E2M2V1)
o Nerfus cranial
                                      i.      Alfaktorius : penerimaan dan persepsi bau = tidak dapat dinilai
                                    ii.      Optikus :Tajam penglihatandan lapang pandang = tidak dapat dinilai
                                  iii.      Okulamotorius : (motorik)penggerakan bola mata, mengangkat kelopak mata =
klien berkedip ketika diberi rangsang, (parasimpatik) perubahan kontriksi pupil = miosis
                                  iv.      Troklearis : (motorik) penggerakan bola mata = tidak dapat dinilai
                                    v.      Trigeminal : (sensorik) sensasi pada kornea, membrane mukosa hidung, muka,
muka, sensasi area maksilaris, 2/3 bagian depan lidah dan gigi, sensasi mandibula = tidak dapat
dinilai, (motorik) mengunyah = klien tidak dapat dinilai.
                                  vi.      Abducens : (motorik) pergerakan mata ke lateral = tidak dapat dinilai
                                vii.      Facialis : (sensorik) rasa pada 2/3 bagian depan lidah, sensasi faring = tidak dapat
dinilai, (motorik) pergerakan eksperesi wajah = tidak dapat dinilai, (parasimpatis) pengeluaran
saliva = tidak dapat dilakukan
                              viii.      Vestibulocochear : (sensori) keseimbangan dan pendengaran = klien
mengedipkan matanya, tanpa bicara.
                                  ix.      Glosopharingngeal : (sensorik) rasa pada 1/3 belakang lidah, sensasi pharyngeal =
tidak dapat dinilai, (motorik) tmenelan = tidak dapat dinilai
                                    x.      Vagus : (sensorik) sensasi pharing, laring = tidak dapat dinilai, (motorik) menelan
= tidak dapat dinilai, (parasimpatis) pergerakan otot dalam thoraks dan abdomen = baik
                                  xi.      Accessorius : (motorik) pergerakan leher dan otot bahu = tidak dapat dinilai
                                xii.      Hypoglossus : (motorik) pergerakan lidah = tidak dapat dinilai

d. System Perkemihan(B4)

o Terpasang kateter dengan produksi urine : 109,87 cc/jam


o Warna : kuning pekat, Bau : biasa
o Poliuri

e. Sistem Pencernaan (B5)

o Bibir: tampak kering


o Mulut: terpasang intubasi sebelah kanan, ada darah keluar dari mulut
o Gaster: nyeri tidak dapat dikaji dan gerakan peristaltik menurun, distensi abdomen (-), tidak
tampak massa, kulit abdomen pucat, pada perkusi didapatkan hipotimpani
o BAB (+), konsistensi encer, warna kuning

f. system kulit kelamin

o Anus: Tidak lecet dan Hemoroid: tidak ada


o Vagina : tampak ada tumor pada labio minor

g. System MuskuloSkeletal-Integumen (B6)

o Kepala: Bentuk kepala: mesocephal, edema (+), ada luka bekas operasi bagian
Kanan,drain (+)
o Vertebrae; Scoliosis tidak dikaji, Gerakan: tidak dapat dikaji
o Kaki : edema
o Tampak edema anasarka

D.    PSIKOSOSIAL
Terjadi perubahan mental keluarga pada saat awal klien didiagnosa menderita penyakit tumor
pada kepala, dan berbagai pengobatan telah dilakukan sesuai dengan anjuran pada medis hingga
akhirnya keluarga pasrah melihat perkembangan klien selama dirawat di ICU, dimana keadaan
klien semakin memburuk.

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANG


Tanggal 29 oktober 2007

 CT Scan

Kesannya tumor otak frontal bagian kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm, mendesak garis tengah dan
ventrikel lateralis kiri, edema sekitarnya.

 Hasil foto : fundus warna mydriatic edema papil kiri kanan


Tanggal 08 november 2007

 Laboratorium

Hasil : normal

o GDS : 62 mg/dl 140 mg/dl


o WBC : 10,5 x 103/mm3 4,0 – 10,0.103/mm3
o RBC : 3,03 x 106/mm3 4,00 – 6,00.106/mm3
o Albumin : 1,6 gr/dl 3,5 – 5,5 gr/dl
o HBg : 9,2 gr/dl 12,0 – 16,0 L.g/dl
o HCT : 27,5% 37,0 – 48,0 L%
o PLT : 139 x 103/mm3 150 – 400 L.103/mm3

Tanggal 12 november 2007


Hasil

o RBC : 3,24 l.106/mm3 4,00 – 6,00.106/mm3


o HGB : 11,3 L.g/dl 12,0 – 16,0 L.g/dl
o HCT : 33,6 L% 37,0 – 48,0 L%
o PLT : 18 X 103/mm3 150 – 400 L.103/mm3
o WBC : 1140.103/mm3 4,0 – 10,0.103/mm3
o GDS : 38 mg/dl 140 mg/dl

Tanggal 13 november 2007

o WBC : 18,33 X 103 /UL


o RBC : 13,1 X 106 /UL
o PLT : 13 X 103 /UL
o GDS : 96 mg/dl

Tanggal 14 november 2007


o Hb : 10,3 gr/dl
o HCT : 30,4 %
o WBC : 29,3 X 103 /UL
o PLT : 4 X 103 /UL
o GDS : 118 mg/dl

 Therapy tanggal 08 november 2007

o   IVFD RL : NaCl : 1680cc/hari


o   Cefriaxone 1gr/12jam IV
o   Morfin 10 mg/kgBB/jam IV SP
o   Ranitidin 1 amp/8jam/iv
o   Miloz 3 mg/jam SP
o   Ketorolac 1 amp/8jam/iv
o   Kurtoin 1 amp/8jam/iv
o   Vitamin Bcompleks/24jam/drips
o   Calsium glukonas dan lasix 1 amp (ekstra)
o   Plaskonat 5%/24jam
o   Monitol 6 x 60 cc (selama 15 menit)

 Therapy tanggal 12 november 2007

o   IVFD RL : Dex 5% : 1500cc/hari


o   Cefriaxone 1gr/12jam IV
o   Morfin 10 mg/kgBB/jam IV SP
o   Piracetam 3 gr/8jam IV
o   Miloz 4 mg/jam SP
o   Vascon 1 mcq/kgBB/jam SP
o   Dopamin 1 mcq/kgBB/jam SP

F.     DIET
o Peptisol 4 x 200 cc
o Ekstrak ikan gabus 4 x 1 sachet

G.    ALAT-ALAT

o Ventilator
o Sering pump
o Infuse set
o NGT
o ETT
o Gudel
o Kateter
o Monitor

H.    KLASIFIKASI DATA


Data subjektif Data objektif
Keluarga mengatakan pasrah melihat
            GCS tersedasi
perkembangan klien selama dirawat di       Jalan nafas tidak paten
ICU, dimana keadaan klien semakin       Apnea
memburuk.       Obstruksi (+)
      Sputum (+) agak banyak + darah yang
keluar dari mulut,
      Ronchi (+)
      Tampak ekspansi dada (+)
      RR.12x/menit
      Penggunaan otot bantu pernafasan (+)
      Terpasang ETT
      Terpasang ventilator SIMV Ps.10,
PEEP. 5, SPO2. 99%, tidal volume 300
      TD: 77/36 mmHg
      N = 118x/i
      Pupil = mios is
      Edema anasarka
      TD: 77/36 mmHg
      MAP = 50
      N = 118x/i
      S = 37,80C.
      Urin 109,87 cc/jam
      Warna urine: kuning pekat, bau :
biasa
      Poliuri
      Tachikardi
      Adanya pembedahan kepala
      AGD tidak ada
      HB =11,3 L.g/dl
      CRT > 3 detik = 7 detik
      Hematoma pd bagian pelipis & leher
      BB = 50 kg
      Terpasang NGT
      Peristaltik menurun
      Konjungtiva dan membran mukosa
mulut pucat
      Diet peptiso 4 x 200kkal
      Ekstrak ikan gabus 4 x sachet
      Kelemahan
      Kehilangan tonus otot
      Terpasang ETT sejak masuk ICU 31
oktober’07

      Tanggal 29 oktober 2007


CT Scan
Kesannya tumor otak frontal bagian
kanan, ukuran 6,24 x 4,53 cm, mendesak
garis tengah dan ventrikel lateralis kiri,
edema sekitarnya.
      Hasil foto : fundus warna mydriatic
edema papil kiri kanan
      Tanggal 08 november 2007
      GDS : 62 mg/dl
      WBC : 10,5 x 103/mm3
6 3
      RBC : 3,03 x 10 /mm
      Albumin : 1,6 gr/dl
      HBg : 9,2 gr/dl
      HCT : 27,5%
      PLT : 139 x 103/mm3
I.       ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1. Ds : - Edema serebral Bersihan jalan napas
Do : Respon local dan umum pada cedera tak efektif
       Jalan nafas tidak paten Perubahan metabolik
       Apnea  
       Obstruksi (+) Peningkat
       Sputum (+) agak banyak an TIK
+ darah yang keluar dari
mulut, Aliran Darah Otak Menurun
       Ronchi (+)  
       Tampak ekspansi dada Suplay
(+) darah &
       RR.12x/menit
Oksigen
Menurun
       Penggunaan otot bantu
pernafasan (+)
iskemik jaringan
       Terpasang ETT
 
       Terpasang ventilator
Efek pada
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2. pusat vasomotor
99%, tidal volume 300
       TD:77/36 mmHg Gangguan nervus V, VII, IX
       N= 118x/i  
       GCS tersedasi
Penurunan
kemampuan
menelan dan
respon batuk
 
Produksi mukus
meningkat
terakumulasi
 
Ds : - Resiko aspirasi
2. Do : Pola pernapasan tidak
 
       Jalan nafas tidak paten efektif
Bersihan jalan
       Apnea
napas tak efektif
       Obstruksi (+)
       Sputum (+) agak banyak
+ darah yang keluar dari Edema serebral
mulut, Respon local dan umum pada cedera
       Ronchi (+) Perubahan metabolik
       Tampak ekspansi dada  
(+) Peningkat
       RR.12x/menit an TIK
       Penggunaan otot bantu
pernafasan (+) Aliran Darah Otak Menurun
       Terpasang ETT  
       Terpasang ventilator Suplay darah & Oksigen
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2. Menurun
99%, tidal volume 300
       TD: 77/36 mmHg iskemik jaringan
       N = 118x/i
0
 
       S = 37,8 C. Depresi pusat pernapasan
       GCS tersedasi  

Penurunan daya

Ds : - ganggua
Do : n pengontrol ekspansi paru
       GCS tersedasi
pernapasan
3. Perubahan perfusi
       Pupil = mios is  
jaringan serebral
       Edema anasarka penurunan kecepatan
       Jalannafas tidak paten pernapasan (irreguler)
       Apnea
   
Pola
       Obstruksi (+)
pernapasan tidak
       Ronchi (+) efektif
       Tampak ekspansi dada
(+)
       RR.12x/menit
       Penggunaan otot bantu
Perdarahan
pernafasan (+)
       Terpasang ventilator
Edema serebral
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2. Respon local dan umum pada cedera
99%, tidal volume 300 Perubahan metabolik
       TD: 77/36 mmHg  
       N = 118x/i Peningkatan TIK
       MAP = 50
   
0
       S = 37,8 C. Aliran Darah
Otak Menurun
       Tachikardi
       Adanya pembedahan  
kepala Suplay darah & Oksigen
       AGD tidak ada Menurun
       HB =11,3 L.g/dl
       CRT > 3 detik iskemik jaringan
       Hematoma pd bagian
pelipis & leher memberi efek pada pusat
       Konjungtiva dan vasomotor& tekanan darah sistemik
membran mukosa mulut pucat meningkat
       Urin 109,87 cc/jam
       Warna urine: kuning gangguan pada RAS,Korteks
serebri,Thalamus
pekat, bau : biasa
       Poliuri  
Kesadaran Menurun
 
Perubahan perfusi
Ds : - jaringan serebral
Do :
       GCS tersedasi
       BB = 50 kg
       Terpasang NGT
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
       Peristaltik menurun
4. tubuh
       Konjungtiva dan
membran mukosa mulut pucat
       Diet peptiso 4 x 200kkal
       Ekstrak ikan gabus 4 x
sachet
       Kelemahan
       Kehilangan tonus otot

Kesadaran menurun

Intake kurang dari kebutuhan


tubuh
Ds : -
Do : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
       GCS tersedasi
       Terpasang ETT sejak
masuk ICU 31 oktober’07
       Terpasang ventilator Resiko cedera
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2. alveolus / emfisema
99%, tidal volume 300 sejak
5. tanggal 31 oktober’07
Post op trepanse

Kesadaran menurun
 
Gagal
napas

pasang ETT
 
pasang
ventilator

resiko cedera alveolus / emfisema

J.      DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.      Bersihan jalan napas tak efektif B/D Penumpukan sekret pada jalan napas
2.      Pola napas tak efektif B/D depresi pusat pernapasan
3.      Perubahan perfusi jaringan serebral B/d edema cerebral
4.      Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kesadaran menurun
5.      Resiko cedera alveolus / emfisema berhubungan dengan ventilasi mekanik, endotakeal
Rencana Tindakan Keperawatan
Hari / tgl /
No jam
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi

1. Senin Bersihan jalan napas tak Jalan napas efektif1.   Kaji frekuensi, irama, bunyi,        Pe
12-11- ‘07 efektif B/D Penurunan dengan kriteria: kedalaman, pernapasan klien apnea,
        R= 14-20 x/m kemungk
kemampuan menelan         tidak terdapat sekret pernapas
dan respon batuk yang pada jalan napas 2.   Mempertahankan kebersihan
ditandai dengan:         klien dapat bernapas jalan napas, suction jika perlu,        M
DS : - dengan kanul nasal beri oksigen sebelum suction. oksigen k
DO : 3.   Memberi posisi baring
       Jalan nafas tidak paten semifowler
       Apnea
       Obstruksi (+) 4.   Memberi oksigen sesuai        Me
       Sputum (+) agak banyak kebutuhan
+ darah yang keluar dari
mulut,
       Men
       Ronchi (+)
       Tampak ekspansi dada
(+)
       RR.12x/menit
       Penggunaan otot bantu
pernafasan (+)
       Terpasang ETT
       Terpasang ventilator
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.
99%, tidal volume 300
       TD: 77/36 mmHg
       N = 118x/i
       GCS tersedasi

1.      Mengkaji frekuensi, irama,


bunyi, kedalaman, pernapasan
klien
Pola napas tak efektif
B/D depresi pusat 2.      Mempertahankan kebersihan
pernapasan yang jalan napas, suction jika perlu,
ditandai dengan Pola napas efektif beri oksigen sebelum suction.
       Pe
2. Senin DS : - dengan kriteria
12-11- ‘07
3.      Memberi posisi baring
frekuensi pernapsan apnea,
DO :        
semifowler kemungk
       Jalan nafas tidak paten
14- 20x/m
        volume tidal 7 -10 4.       Monitor AGD pernapas
       Apnea
ml/kg
       Obstruksi(+)         bernapas tidak
       Sputum (+) agak banyak menggunakan otot M
      
5.      Memberi oksigen sesuai
+ darah yang keluar dari tambahan oksigen k
mulut,         tidak terpasang ETT kebutuhan
       Ronchi (+)
       Tampak ekspansi dada
(+)        Me
       RR.12x/menit
       Penggunaan otot bantu Me
      
pernafasan (+) dalam ba
       Terpasang ETT CO2 35-4
       Terpasang ventilator
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.        Men
99%, tidal volume 300
       TD: 77/36 mmHg
       N = 118x/i
0
       S = 37,8 C.
       GCS tersedasi

1.      Kaji tingkat kesadaran dengan


GCS

2.      Kaji pupil, ukuran, respon


terhadap cahaya, gerakan mata
3.      Kaji refleks kornea dan refleks
Perubahan perfusi jaringan gag
serebral B/d edema cerebral 4.      Evaluasi keadaan motorik dan
yang ditandai dengan sensori pasien
DS : -
DO :
       GCS tersedasi
5.      Mengobservasi TTV
       Pupil = mios is Perfusi jaringan serebral
       Edema anasarka        Tin
tidak mengalami6.      Observasi adanya edema
       Jalan nafas tidak paten perubahan dengan terbaik a
Senin periorbital,
       Apnea kriteria
3. 12-11- ‘07 7.      Pertahankan kepala tempat
       Obstruksi (+)         GCS 12-15

       Ronchi (+)         Tekanan perfusi tidur 30-45 derajatdengan        Men
       Tampak ekspansi dada
serebral > 60 mmHg, posisi leher tidak menekuk
        Tekanan intrakranial <
(+) 8.      Pertahankan suhu normal
15 mmHg
       RR.12x/menit Me
        Fungsi sensori utuh /       
       Penggunaan otot bantu normal Gag indi
pernafasan (+)         SPO2 98-100% 9.      Pertahankan kepatenan jalan
       Terpasang ventilator        CRT < 3 detik napas, saction bila perlu, beri        Ga
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2.        MAP = 60-100 okigen 100% terjadi ak
99%, tidal volume 300
sebelummelakukan saction
       TD: 77/36 mmHg
       N = 118x/i
10.   Monitor AGD        Ad

0
respirasi
       S = 37,8 C.
11.  Penatalaksanaan therapi sesuai otak
       MAP = 50
       Tachikardi
deng instruksi dokter
       Indi
       Adanya pembedahan
kepala 1.      Auskultasi bising usus, catat
       Mem
       AGD tidak ada adanya perubahan/hilangnya
       HB =11,3 L.g/dl
       CRT > 3 detik = 7detik 2.      Berikan makanan sesuai diet
       Hematoma pd bagian dan protap yang telah diatur        S
pelipis & leher Urin 109,87 meningk
cc/jam 3.      Konsultasi dengan ahli gizi meningk
       Warna urine: kuning
pekat, bau : biasa        M
       Poliuri saksen da
4.      konsul dengan petugas
Perubahan Nutrisi kurang laboratorium cek albumin
dari kebutuhan tubuh b/d       
kemampuan untuk vasodilat
mencerna nutrisi dalam m
(penurunan tingkat        Men
kesadaran) yang ditandai
dengan Nutrisi tubuh terpenuhi
DS : dengan kriteria        Fun
DO :         nilai lab. Albumin 3,5 -
baik pada
Ds : - 5,5 gr/dl
Do :         peristaltik (+) normal
Senin        GCS tersedasi         konjungtiva dan
4. 12-11- ‘07 membran mukosa bibir
       BB = 50 kg
tampak merah        M
       Albumin 1, 6 gr/dl
        tonus otot kuat toleransi
       Peristaltik menurun
       Konjungtiva dan
membran mukosa mulut
       Me
pucat
       Kelemahan mengide
       Kehilangan tonus otot
tergantun
       M
       Diet Peptisol 4 x 200 cc
1.      Monitor ventilator terhadap status gis
      Ekstrak ikan gabus 4 x 1
peningkatan tajam pada ukuran
sachet tekanan

2.      Observasi tanda dan gejala


barotrauma

3.      Monitor tekanan mancet tiap


2-4 jam; pertahankan tekanan
mancet 20mmHg

4.      Restrain pasien untuk


mencegah entubasi sendiri
Resiko cedera alveolus/ 5.      Posisikan selang ventilator
emfisema b/d ventilasi untuk mencegah penarikan
mekanik, endotakeal selang endotrakeal
yangditandai dengan:

Ds : -
Do :
       GCS tersedasi Tidak terjadi cedera
       Terpasang ETT sejak pada alveolus atau
masuk ICU 31 oktober’07 enfisema        Te
       Terpasang ventilator menyeba
SIMV Ps.10, PEEP. 5, SPO2. emfisem
99%, tidal volume 300 sejak
tanggal 31 oktober’07
Senin
12-11- ‘07        Den
5.
intervens

       De
menghin
ventilato

       Men

       Me
saluran p
Catatan Perkembangan
Hari/tangga No. Jam Implementasi Evaluasi
l Dx.
Kep
Senin 1. 08.301.      Mengkaji frekuensi, irama, bunyi, Senin ,12 november ‘07
12-11’07 kedalaman pernapasan klien Jam 14.05 wita
Hasil : S:
R=30x/i, bunyi ronchi/gargling, irama O:
2:1       R=38x/i, bunyi
ronchi/gargling
08.352.      Mempertahankan kebersihan jalan       Memberi O2 100% selam 2
napas, suction jika perlu, beri oksigen menit,
sebelum suction. Melakukan suction, secret
Hasil : berkurang
Memberi O2 100% selam 2 menit,       Ekspasi otot-otot tambahan
Melakukan suction, secret berkurang pernapasan berkurang
      Klien mendapat O2 dari
3.      Memberi posisi baring semifowler ventilator dan terpasang pada
09.00 Hasil : ETT dengan mode SIMV, tidal
Ekspasi otot-otot tambahan volume 300ml, SPO2 92%,
pernapasan berkurang PEEP 5, insp. Press 10 hpa, rate
12
4.      Memberi oksigen sesuai kebutuhan A : masalah belum teratasi
09.05 Hasil : P : Intervensi lanjut
klien mendapat O2 dari ventilator dan
terpasang pada ETT dengan mode
SIMV, tidal volume 420ml, SPO2
99%, rate 12, R 30x/i

Memberi oksigen sesuai


kebutuhan
11.13 Hasil :
Ventilator mode SIMV, tidal
volume 300ml, SPO2 92%, PEEP
5, insp. Press 10 hpa, rate 12

1.      Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,


kedalaman, pernapasan klien
Senin 2. 08.30 Hasil : Senin, 12 november ‘07
12-11’07 R=30x/i, bunyi ronchi/gargling, irama Jam 14.05 wita
2:1 S:
O:
      R=38x/i, bunyi
2.      Mempertahankan kebersihan jalan ronchi/gargling
napas, suction jika perlu, beri oksigen       Memberi O2 100% selam 2
08.35 sebelum suction. menit,
Hasil :       Secret berkurang
Memberi O2 100% selam 2 menit,       Ekspasi otot-otot tambahan
Melakukan suction, secret berkurang pernapasan berkurang
      Klien mendapat O2 dari
3.      Memberi posisi baring semifowler ventilator dan terpasang pada
Hasil : ETT dengan mode SIMV, tidal
Ekspasi otot-otot tambahan volume 300ml, SPO2 92%,
09.00 pernapasan berkurang PEEP 5, insp. Press 10 hpa, rate
12
4.      Monitor AGD A : masalah belum teratasi
hasil : P : Intervensi lanjut
tidak dapat diperiksa karena tidak
09.20 ada ........ yang digunakan untuk
. pemeriksaan

5.      Memberi oksigen sesuai kebutuhan


Hasil :
klien mendapat O2 dari ventilator dan
terpasang pada ETT dengan mode
09.05 SIMV, tidal volume 420ml, SPO2
99%, rate 12, R 30x/i

Memberi oksigen sesuai


kebutuhan
Hasil :
Ventilator mode SIMV, tidal
volume 300ml, SPO2 92%, PEEP
11.13 5, insp. Press 10 hpa, rate 12

1.      Mengkaji tingkat kesadaran dengan


GCS
Hasil :
GCS tersedasi, namun klie masih beri
Senin 3. respon dengan mengerutkan Senin, 12 november ‘07
12-11’07 08.50 keningnya, kadang mengangkat Jam 14.35
tangannya (E2M2V1) S:
O:
2.      Mengkaji pupil, ukuran, respon       GCS tersedasi (E2M2V1)
terhadap cahaya, gerakan mata       Ukuran pupil Miosis, tidak
ada refleks terhadap cahaya
Hasil :       Tidak ada refleks kornea
Ukuran pupil Miosis, tidak ada refleks dan refleks gag
09.08 terhadap cahaya       Motorik klien
menggerakan tangannya
3.      Mengkaji refleks kornea dan refleks ekstensi yang abnormal
gag R= 38x/i, HR= 117x/i, TD=
Hasil : 78/42 mmHg, MAP= 54, urin
Tidak ada refleks kornea dan refleks 83cc/jam, ventilator tipe SIMV
gag SPO2 92%, FiO2 60%, PEEP 5
09.09       odema pada palpebra,
4.      Mengevaluasi keadaan motorik dan kedua ekstremitas bawah
sensori pasien       Posisi baring klien
Hasil : tinggikan 45 derajat
Motorik dan sensorik tidak dapat       Memberi O2 100% selam 2
dinilai karena GCS tersedasi menit,
14.10 Melakukan suction, secret
5.      Mengobservasi TTV berkurang
Hasil :       Tidak dapat diperiksa
R= 30x/i, HR= 82x/i, TD= 114/69 karena tidak ada ........ yang
mmHg, digunakan untuk pemeriksaan
dan PLT 18 x 103/uL
10.00 Mengobservasi TTV A : masalah belum teratasi
Hasil : P : Intervensi lanjut
R= 39x/i, HR= 117x/i, TD= 78/42
mmHg, MAP= 54, urin 83cc/jam,
ventilator tipe SIMV SPO2 92%, FiO2
14.30 60%

6.      Mengobservasi adanya edema


periorbital
hasil :
odema pada palpebra, kedua
ekstremitas bawah
08.35
7.      Mempertahankan kepala tempat tidur
30-45 derajatdengan posisi leher tidak
menekuk
Hasil :
Posisi baring klien tinggikan 45
09.05 derajat

8.      Mempertahankan suhu normal


Hasil :
Melakukan kompres dingin pada
axilla dan dahi klien, S= 38,50C

09.07
9.      Mempertahankan kepatenan jalan
napas, saction bila perlu, beri okigen
100% sebelummelakukan saction
Hasil :
Memberi O2 100% selam 2 menit,
09.50 Melakukan suction, secret berkurang

10.  Memonitor AGD dan PLT


Hasil :
Tidak dapat diperiksa karena tidak ada
........ yang digunakan untuk
pemeriksaan dan PLT 18 x 103/uL

11.  Penatalaksanaan therapi sesuai deng


09.10 instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP

11.05
1.      Auskultasi bising usus, catat adanya
perubahan/hilangnya
Hasil :
Ada bising usus namun sangat lemah
Senin, 12 november ‘07
2.      Berikan makanan sesuai diet dan Jam 14.00 wita
Senin 4. protap yang telah diatur S:
12-11’07 09.15 Hasil : O:
Memberi sonde susu peptisol 200 kkal       Ada bising usus namun
+ ekstrak ikan gabus 1 sachet (250cc) sangat lemah
      Memberi sonde susu
3.      Konsul dengan petugas laboratorium peptisol 200 kkal + ekstrak ikan
cek albumin dan Hb gabus 1 sachet (250cc)
10.10 Hasil : Tidak dilakukan pengecekan
Tidak dilakukan pengecekan lagi lagi albumin karana tidak ada
albumin karana tidak ada instruksi dan instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
Hb 11,3 gr/dl A : masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjut

09.451.      Monitor ventilator terhadap


peningkatan tajam pada ukuran
tekanan
Hasil :
Ventilator tipe SIMV SPO2 92%, FiO2
60%, PEEP 5 Senin, 12 november ‘07
Jam 14.15
2.      Observasi tanda dan gejala S:-
Senin 5. barotrauma O:
12-11’07 09.11 Hasil : Ventilator tipe SIMV SPO2
     
Tidak ada tanda yang menunjukan 92%, FiO2 60%, PEEP 5
penyimpangan trakeal (bradikardi,       Tidak ada tanda yang
henti jantung tanpa intervensi medik)
menunjukan penyimpangan
trakeal (bradikardi, henti
3.      Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam; jantung tanpa intervensi medik)
pertahankan tekanan mancet 20mmHg       Tahanan mancet diatur tiap
09.12 Hasil : 2 jam
Tahanan mancet diatur tiap 2 jam       Posisi baring klien kepala
sedikit ditinggikan
4.      Restrain pasien untuk mencegah       Dan posisi ETT sesuai
entubasi sendiri dengan ukuran awal
Hasil : pemasangan
Posisi baring klien kepala sedikit A : masalah belum teratasi
ditinggikan P : Intervensi lanjut
09.12
5.      Posisikan selang ventilator untuk
mencegah penarikan selang
endotrakeal
Hasil :
Mengatur posisi selang ventilator agar
09.10 tetap longgar sehingga tidak menarik
ETT dari trakeal klien (pindah
ukurannya). Dan posisi ETT sesuai
dengan ukuran awal pemasangan

09.10

1.      Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,


kedalaman pernapasan klien
Hasil :
R=15x/i, bunyi ronchi/gargling, irama
2:1

2.      Mempertahankan kebersihan jalan


napas, suction jika perlu, beri oksigen Selasa ,13 november ‘07
sebelum suction. Jam 14.05 wita
Hasil : S:
Memberi O2 100% selama 2 menit, O:
Selasa 1. Melakukan suction, secret berkurang       R=15x/i, bunyi
13-11’07 08.15 ronchi/gargling
Memberi O2 100% selama 2 menit,       Memberi O2 100% selama
Melakukan suction, secret berkurang 2 menit,
Melakukan suction, secret
3.      Memberi posisi baring semifowler berkurang
Hasil :       Ekspasi otot-otot tambahan
08. Ekspasi otot-otot tambahan pernapasan berkurang
35 pernapasan berkurang       Klien mendapat O2 dari
ventilator dan terpasang pada
4.      Memberi oksigen sesuai kebutuhan ETT dengan mode PCV, tidal
Hasil : volume 420ml, SPO2 98%,
klien mendapat O2 dari ventilator dan PEEP 5, insp. Press 10 hpa, rate
terpasang pada ETT dengan mode 12
PCV, tidal volume 420ml, SPO2 98%, A : masalah belum teratasi
rate 15, PEEP 5, Insp. Press 10 hpa P : Intervensi lanjut

09.45
1.      Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,
kedalaman, pernapasan klien
Hasil :
R=15x/i, bunyi ronchi/gargling, irama
09.03 2:1

2.      Mempertahankan kebersihan jalan


napas, suction jika perlu, beri oksigen
sebelum suction.
09.05 Hasil :
Memberi O2 100% selam 2 menit,
Melakukan suction, secret berkurang

3.      Memberi posisi baring semifowler Selasa, 13 november ‘07


Hasil : Jam 14.05 wita
Ekspasi otot-otot tambahan S:
pernapasan berkurang O:
Selasa 2.       R=38x/i, bunyi
13-11’07 4.      Monitor AGD ronchi/gargling
08.15 hasil :       Memberi O2 100% selam 2
tidak dapat diperiksa karena tidak menit,
ada ........ yang digunakan untuk       Secret berkurang
pemeriksaan       Ekspasi otot-otot tambahan
pernapasan berkurang
5.      Memberi oksigen sesuai kebutuhan       Klien mendapat O2 dari
08. Hasil : ventilator dan terpasang pada
35 klien mendapat O2 dari ventilator dan ETT dengan mode PCV, tidal
terpasang pada ETT dengan mode volume 420ml, SPO2 98%,
PCV, tidal volume 420ml, SPO2 98%, PEEP 5, insp. Press 10 hpa, rate
rate 12, R 15x/i 12
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjut
1.      Mengkaji tingkat kesadaran dengan
GCS
09.45 Hasil :
GCS tersedasi, namun klien masih
beri respon dengan mengerutkan
keningnya, kadang mengangkat
tangannya (E2M2V1)
09.50
GCS tersedasi, klien masih memberi
respon dengan mengerutkan
keningnya, klien sudah tidak
mengangkat tangannya (E2M1V1)

09.052.      Mengkaji pupil, ukuran, respon


terhadap cahaya, gerakan mata
Hasil : Selasa, 13 november ‘07
Ukuran pupil Miosis, tidak ada refleks Jam 14.35
terhadap cahaya S:
O:
Selasa 3.       GCS tersedasi (E2M1V1)
13-11’07       Ukuran pupil Miosis, tidak
ada refleks terhadap cahaya
08.103.      Mengkaji refleks kornea dan refleks       Tidak ada refleks kornea
gag dan refleks gag
      Motorik klien sudah tidak
Hasil : menggerakan tangannya
Tidak ada refleks kornea dan refleks R= 15x/i, HR= 128x/i, TD=
gag 65/31 mmHg, MAP = 43,
ventilator tipe PVC, SPO2 98%,
4.      Mengevaluasi keadaan motorik dan FiO2 60%, PEEP 5, suhu
13. sensori pasien 37,30C, urine warna merah,
35 Hasil : pekat 60cc/jam
Motorik dan sensorik tidak dapat       odema pada palpebra,
dinilai karena GCS tersedasi kedua ekstremitas bawah
      Posisi baring klien
5.      Mengobservasi TTV tinggikan 45 derajat
Hasil :       Memberi O2 100% selam 2
09.07 R= 15x/i, HR= 100x/i, TD= 74/50 menit,
mmHg Melakukan suction, secret
berkurang
Mengobservasi TTV       Tidak dapat diperiksa
Hasil : karena tidak ada ........ yang
R= 15x/i, HR= 128x/i, TD= 65/31 digunakan untuk pemeriksaan
mmHg, MAP = 43, ventilator tipe dan PLT 13 x 103/uL
PCV, SPO2 98%, FiO2 60%, urine A : masalah belum teratasi
warna merah, pekat 60cc/jam P : Intervensi lanjut
09.08
6.      Mengobservasi adanya edema
periorbital:
odema pada palpebra, kedua
ekstremitas bawah

7.      Mempertahankan kepala tempat tidur


09.09 30-45 derajatdengan posisi leher tidak
menekuk
Hasil :
Posisi baring klien tinggikan 45
derajat

09.008.      Mempertahankan suhu normal


Hasil :
Melakukan kompres dingin pada
axilla dan dahi klien, S= 37,80C

14.02 Mengobservasi ulang suhu klien pada


axilla dan dahi klien,
S= 37,3

9.      Mempertahankan kepatenan jalan


napas, saction bila perlu, beri okigen
100% sebelummelakukan saction
09.10 Hasil :
Memberi O2 100% selam 2 menit,
Melakukan suction, secret berkurang

10.  Memonitor AGD dan PLT


09.15 Hasil :
Tidak dapat diperiksa karena tidak ada
........ yang digunakan untuk
pemeriksaan dan PLT 13 x 103/uL

11.  Menganjurkan keluarga agar


menyiapkan darah trombosit untuk
09.00 donor
Hasil :
Keluarga mengatakan sedang mencari
darah untuk mendonor.
14.0112.  Penatalaksanaan therapi sesuai deng
instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
11.03 Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP

1.      Auskultasi bising usus, catat adanya


perubahan/hilangnya
Hasil :
Ada bising usus namun sangat lemah

10.002.      Berikan makanan sesuai diet dan


protap yang telah diatur
Hasil :
Memberi sonde susu peptisol 200 kkal
+ ekstrak ikan gabus 1 sachet (270cc)
3.      Konsul dengan petugas laboratorium
10.35 cek albumin dan Hb
Hasil :
Tidak dilakukan pengecekan lagi
albumin karana tidak ada instruksi dan
Hb 11,3 gr/dl

1.      Monitor ventilator terhadap Selasa, 13 november ‘07


10.12 peningkatan tajam pada ukuran Jam 14.10 wita
tekanan S:
Hasil : O:
Ventilator tipe PCV SPO2 98%, FiO2       Ada bising usus namun
Selasa 4. 60%, PEEP 5 sangat lemah
13-11’07       Memberi sonde susu
2.      Observasi tanda dan gejala peptisol 200 kkal + ekstrak ikan
barotrauma gabus 1 sachet (270cc)
09.20 Hasil : Tidak dilakukan pengecekan
R= 39x/i, HR= 128x/i, TD= 65/31 lagi albumin karana tidak ada
mmHg, instruksi dan Hb 11,3 gr/dl
Tidak ada tanda yang menunjukan A : masalah belum teratasi
penyimpangan trakeal (bradikardi, P : Intervensi lanjut
henti jantung tanpa intervensi medik)
10.14
3.      Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
Hasil : Selasa, 13 november ‘07
Tahanan mancet diatur tiap 2 jam Jam 14.15
S:-
10.104.      Restrain pasien untuk mencegah O:
entubasi sendiri       Ventilator tipe PCV, SPO2
Hasil : 98%, FiO2 60%, PEEP 5
Selasa 5. Posisi baring klien kepala sedikit       Tidak ada tanda yang
13-11’07 ditinggikan menunjukan penyimpangan
trakeal (bradikardi, henti
5.      Posisikan selang ventilator untuk jantung tanpa intervensi medik)
09.05 mencegah penarikan selang       Tahanan mancet diatur tiap
endotrakeal 2 jam
Hasil :       Posisi baring klien kepala
Mengatur posisi selang ventilator agar sedikit ditinggikan
tetap longgar sehingga tidak menarik       Dan posisi ETT sesuai
ETT dari trakeal klien (pindah dengan ukuran awal
ukurannya). Dan posisi ETT sesuai pemasangan
09.00 dengan ukuran awal pemasangan A : masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjut

1.      Mengkaji frekuensi, irama, bunyi,


kedalaman pernapasan klien
Hasil :
R=12x/i, bunyi ronchi/gargling, irama
2:1
09.02
R=10x/i, bunyi ronchi/gargling, irama
2:1

2.      Memberi posisi baring semifowler


Hasil :
09.11 Ekspasi otot-otot tambahan
pernapasan berkurang

3.      Memberi oksigen sesuai kebutuhan


Hasil :
klien mendapat O2 dari ventilator dan
09.14 terpasang pada ETT dengan mode
SIMV, tidal volume 300ml, SPO2
97%, rate 12, PEEP 8, Insp. Press 10
hpa Rabu, 14 november ‘07
Jam 21.05 wita
S:
1.      Mengkaji frekuensi, irama, bunyi, O:
kedalaman, pernapasan klien       R=10x/i, bunyi
Hasil : ronchi/gargling, irama 2:1
R=12x/i, bunyi ronchi/gargling, irama Secret sudah kurang
     
Rabu 1. 2:1       Tidak dilakukan saction
14-11’07       Ekspasi otot-otot tambahan
R=10x/i, bunyi ronchi/gargling, irama pernapasan berkurang
2:1       Klien mendapat O2 dari
14.30 ventilator dan terpasang pada
2.      Memberi posisi baring semifowler ETT dengan mode SMIV, tidal
Hasil : volume 300ml, SPO2 97%,
Ekspasi otot-otot tambahan PEEP 8, insp. Press 10 hpa, rate
pernapasan berkurang 12
A : masalah belum teratasi
21.003.      Monitor AGD P : Intervensi lanjut
hasil :
tidak dapat diperiksa karena tidak
14.35 ada ........ yang digunakan untuk
pemeriksaan

Rabu, 14 november ‘07


15.034.      Memberi oksigen sesuai kebutuhan Jam 21.05 wita
Hasil : S:
klien mendapat O2 dari ventilator dan O:
terpasang pada ETT dengan mode       R=10x/i, bunyi
SMIV, tidal volume 300ml, SPO2 ronchi/gargling
97%, rate 12, Respirasi 10x/i       Secret berkurang
Rabu 2.       Ekspasi otot-otot tambahan
14-11’07 pernapasan berkurang
1.      Mengkaji tingkat kesadaran dengan       Klien mendapat O2 dari
GCS ventilator dan terpasang pada
14.30 Hasil : ETT dengan mode PCV, tidal
GCS tersedasi, dan klien sudah tidak volume 420ml, SPO2 97%,
memberi respon seperti hari PEEP 8, insp. Press 10 hpa, rate
sebelumnya (E1M1V1) 12
A : masalah belum teratasi
GCS tersedasi, dan klien sudah tidak P : Intervensi lanjut
21.00 memberi respon seperti hari
sebelumnya (E1M1V1)

14.352.      Mengkaji pupil, ukuran, respon


terhadap cahaya, gerakan mata
Hasil :
Ukuran pupil Miosis, tidak ada refleks
terhadap cahaya
14.05
3.      Mengkaji refleks kornea dan refleks
gag
Hasil :
Tidak ada refleks kornea dan refleks
gag
Rabu, 14 november ‘07
4.      Mengevaluasi keadaan motorik dan Jam 21.10 wita
15.03 sensori pasien S:
Hasil : O:
Motorik dan sensorik tidak dapat       GCS tersedasi (E1M1V1)
dinilai karena GCS tersedasi       Ukuran pupil Miosis, tidak
ada refleks terhadap cahaya
Rabu 3. 5.      Mengobservasi TTV       Tidak ada refleks kornea
14-11’07 Hasil : dan refleks gag
R= 12x/i, HR= 99x/i, TD= 70/47       Motorik dan sensorik tidak
mmHg dapat dinilai karena GCS
14.32 tersedasi
Mengobservasi TTV       Odema pada palpebra,
Hasil : kedua ekstremitas bawah,
R= 10x/i, HR= 114x/i, TD= 68/35 odema anasarka
mmHg, MAP= 46, ventilator tipe R= 10x/i, HR= 114x/i, TD=
SMIV, SPO2 97%, FiO2 70%, urine 68/35 mmHg, MAP= 46, S=
warna merah, pekat 70cc/jam, adanya 37,50C, ventilator tipe SMIV,
21.03 hematoma pada kaki kanan, adanya SPO2 97%, FiO2 70%, urine
bula warna merah, pekat 70cc/jam,
adanya hematoma pada kaki
6.      Mengobservasi adanya edema kanan, adanya bula
14. periorbital       Posisi baring klien
33 hasil : tinggikan 45 derajat
odema pada palpebra, kedua       Tidak dapat diperiksa
ekstremitas bawah, odema anasarka karena tidak ada ........ yang
digunakan untuk pemeriksaan
7.      Mempertahankan kepala tempat tidur dan PLT 4 x 103/uL
30-45 derajatdengan posisi leher tidak       Klien sudah ditransfusi
14.34 menekuk trombosit 14 bag (@ = 50)
Hasil : A : masalah belum teratasi
Posisi baring klien tinggikan 45 P : Intervensi lanjut
derajat

8.      Mempertahankan suhu normal


21.03 Hasil :
Melakukan kompres dingin pada
axilla dan dahi klien, S= 38 0C

Mengobservasi ulang suhu klien pada


axilla dan dahi klien,
14.09 S= 37,50C
9.      Memonitor AGD dan PLT
Hasil :
Tidak dapat diperiksa karena tidak ada
21.00 ........ yang digunakan untuk
pemeriksaan dan PLT 4 x 103/uL

10.  Penatalaksanaan therapi sesuai deng


instruksi dokter
Hasil :
Morfin 10 mcg/kgBB/jam—SP
Miloz 4 mg/jam --SP
Dopamin 1 mcq/kgBB/jam --SP
14.02

1.      Auskultasi bising usus, catat adanya


perubahan/hilangnya
14.35 Hasil :
Ada bising usus namun sangat lemah

2.      Berikan makanan sesuai diet dan


protap yang telah diatur
Hasil :
Memberi sonde susu peptisol 200 kkal
15.15 + ekstrak ikan gabus 1 sachet (250cc)

3.      Konsul dengan petugas laboratorium


cek albumin dan Hb
Hasil :
21.00 Tidak dilakukan pengecekan lagi
albumin karana tidak ada instruksi dan
Hb 10,3 gr/dl

14.05
1.      Monitor ventilator terhadap
peningkatan tajam pada ukuran
tekanan Rabu, 14 november ‘07
Hasil : Jam 21.00 wita
Ventilator tipe SMIV SPO2 97%, FiO2 S:
16.03 70%, PEEP 8 O:
      Ada bising usus namun
2.      Observasi tanda dan gejala sangat lemah
barotrauma       Memberi sonde susu
Hasil : peptisol 200 kkal + ekstrak ikan
R= 10x/i, HR= 114x/i, TD= 68/35 gabus 1 sachet (250cc)
Rabu 4. mmHg. Tidak ada tanda yang Tidak dilakukan pengecekan
14-11’07 menunjukan penyimpangan trakeal lagi albumin karana tidak ada
(bradikardi, henti jantung tanpa instruksi dan Hb 10,3 gr/dl
intervensi medik) A : masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjut
14.303.      Monitor tekanan mancet tiap 2-4 jam;
pertahankan tekanan mancet 20mmHg
Hasil :
Tahanan mancet diatur tiap 2 jam

16.00 Rabu, 14 november ‘07


Jam 21.15
4.      Restrain pasien untuk mencegah S:-
entubasi sendiri O:
Hasil :       Ventilator tipe SMIV,
Posisi baring klien kepala sedikit SPO2 97%, FiO2 70%, PEEP 8
ditinggikan       Tidak ada tanda yang
14.12 menunjukan penyimpangan
5.      Posisikan selang ventilator untuk trakeal (bradikardi, henti
mencegah penarikan selang jantung tanpa intervensi medik)
Rabu 5. endotrakeal       Tahanan mancet diatur tiap
14-11’07 Hasil : 2 jam
Mengatur posisi selang ventilator agar       Posisi baring klien kepala
tetap longgar sehingga tidak menarik sedikit ditinggikan
ETT dari trakeal klien (pindah       Dan posisi ETT sesuai
15.00 ukurannya). Dan posisi ETT sesuai dengan ukuran awal
dengan ukuran awal pemasangan pemasangan
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi lanjut

21.00

14.10
19.00

19.03
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Diposkan oleh haeril anwar di 19.36

Anda mungkin juga menyukai