DALAM KEBIDANAN
Disusun oleh :
MASYKUROH
1910104001
A. Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ
yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta
mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada bulan pertama kehamilan terdapat
perasaan mual ini adalah akibat kadar hormone estrogen yang meningkat. Tonus
otot-otot traktus digestivus (saluran gastrointestinal) menurun sehingga seluruh
traktus digestivus berkurang.
Saliva adalah pengeluaran air liur secara berlebihan daripada normal, bila
terlampau banyak dapat menjadi patologi. Saliva meningkat pada trimester
pertama, mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran pencernaan
melemah menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit
usus sehingga makanan akan lebih lama berada dalam saluran gastrointestinal. Ini
mungkin merupakan akibat jumlah progesterone besar yang terdapat selama
kehamilan.
Selain itu juga, uterus yang semakin membesar akan menekan rectum dan
usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit semakin
berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone. Adapun macam-macam gangguan gastrointestinal seperti emesis
gravidarum, hiperemesis gravidarum dan gasrtritis dalam kehamilan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sistem gastrointestinal ?
2. Bagaimana perubahan anatomi dan fisiologi sistem gastriontetinal pada
kehamilan ?
3. Apa definisi dari macam-macam gangguan sistem gastriontetinal pada
kehamilan ?
4. Bagaimana penatalaksanaan dari macam-macam gangguan sistem
gastriontetinal pada kehamilan ?
1
2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Muliah Patofisiologi
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi sistem gastrointestinal
b. Mengetahui perubahan anatomi dan fisiologi sistem gastrointestinal
pada kehamilan
c. Mengetahui definisi macam-macam gangguan sistem gastrointestinal
pada kehamilan
d. Mengetahui penatalaksanaan macam-macam gangguan sistem
gastrointestinal pada kehamilan
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
4
mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir nyeri ulu hati dan
regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang
disebabkan tekanan keatas dari perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh
darah rectum (hemoroid) dapat terjadi pada persalinan. Rektum dan
otot-otot yang memberikan sokongan yang sangat tegang.
2. Trimester 2
Mulut dan gusi terus hiperemia,sensitif terhadap zat iritan. Esofagus
dan lambung hormon progesteron meningkat merelaksasi otot
intestine dan menurunnya motilitas. Pengosongan lambung menurun.
Regulasi esofagus. Liver peningkatan hormon estrogen dan
progesteron mengakibatkan gejala gatal-gatal (pruritus gravidum).
3. Trimester 3
Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat
perkembangan uterus. Penurunan tonus dan motilitas saluran
gastrointestinal menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi
lebih lama. Penyerapan makanan meningkat. Terjadi konstipasi yang
dapat meningkatkan terjadinya haemoroid. Adanya refluks sekret-
sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu
hati). Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi) kalau
terkena cedera ringan saja, misalnya oleh sikat gigi.
C. Macam-macam gangguan gastrointestinal pada wanita hamil
1. Hiperemesis gravidarum
a. Definisi hiperemesis gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan
atau tidak terkendali selama masa kehamilan, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi dan
kehilangan berat badan (khumira, 2012).
b. Etiologi hiperemesis gravidarum
Kejadian hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti,
tetapi beberapa faktor predsiposisi yaitu :
1) Faktor adaptasi hormonal
6
a) Anemia
Selama kehamilan trimester pertama, wanita hamil
mengalami anemia saat kadar hemoglobin kurang dari
11gr/dl atau kadar hematokritnya turun sampai dibawah 37%.
b) Primigravida
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi
terhadap hormone estrogen dan korionik gonadotropin, dan
jumlah hormone yang dikeluarkan terlalu tinggi dan
menyebabkan terjadi hiperemesis gravidarum
(Manuaba,2010).
c) Molahidatidosa
Pada kehamilan molahidatidosa kadar HCG lebih tinggi dan
terjadi peningkatan hormone estrogen dan progesterone yang
memicu terjadinya mual muntah yang berlebihan
(prawirahardjo, 2010).
2) Faktor psikologi
Hubungan faktor psikologi dengan kejadian hiperemesis
gravidarum belum jelas. Besar kemungkinan bahwa wanita yang
menolak hamil, takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan
dengan suami dan sebagainya diduga dapat menjadi faktor
kejadian hiperemesis gravidarum(Manuaba,2010).
3) Faktor alergi
Pada kehamilan ketika diduga terjadi invasi jaringan villi
korialis yang masuk dalam peredaran darah ibu, maka faktor
alergi dianggap dapat menyebabkan kejadian hiperemesis
gravidarum (Manuaba,2010).
c. Gejala hiperemesis gravidarum
1) Mual dan muntah, yang parah dan berkepanjangan
2) Berat badan menurun
3) Dehidrasi
4) Jantung berdebar
7
5) Konstipasi
6) Mengeluarkan air liur secara berlebihan
7) Pusing dan nyeri kepala
8) Sangat sensitif terhadap aroma
9) Sulit menelan makanan atau minum
10) Hipotensi atau tekanan darah rendah
11) Berat badan bayi rendah
d. Diagnosis hiperemesis gravidarum
1) Pemeriksaan laboratorium darah, urine, dan elektrolit untuk
memastikan pengidap benar-benar mengalami hiperemesis
gravidarum dan bukan kondisi lainnya.
2) Pencitraan dengan USG, untuk melihat kondisi janin dalam
kandungan.
g. Patofisiologi
2. Emesis
a) Definisi emesis gravidarum
Emesis gravidarum adalah gejala wajar atau sering terdapat pada
kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari
tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejal ini
biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).
9
a) Definisi gastritis
Penyakit gastritis sering terjadi pada kehamilan muda, dengan dasar
keluhan seperti mual, muntah-muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri
didaerah epigastrium dan sebagianya. Keluhan ini hamper sama
dengan hiperemesis gravidarum. Bila penyakit ini disebabkan oleh
kehamilan biasanya keluhan akan hilang setelah trimester I. Kelainan
gastrointestinal bisa timbul pada saat kehamilan atau kelainan yang
sebelumnya sudah ada akan bertambah berat sewaktu hamil.
10
b) Klasifikasi gastritis
4. Patofisiologi
b) Gastritis kronis
a) Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makanan
lunak diberikan sedikit tapi sering.
b) Mengurangi stress
c) Helicobacter Pylori diatasi dengan antibiotic (tetrasiklin ¼,
amoxicillin) dan gram bismuth (pepto-Bismol).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang kami buat, dapat ditarik kesimpulan bahwa gangguan sistem
gastrointestinal adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.Penyakit ini
merupakan golongan besar dari penyakit pada organ mulut, esofagus, usus halus, usus besar,
rektum, anus, bahkan hati, pankreas dan empedu.
Penyakit pencernaan bervariasi dari penyakit ringan hingga berat yang dapat
menyebabkan kematian. Namun, walaupun terkadang terasa ringan penyakit pada sistem
pencernaan ini dapat mengakibatkan dampak yang berat bahkan fatal apabila dibiarkan
tanpa penanganan yang dapat dan intensif. Sebagian penyakit dari sistem pencernaan dapat
dijadikan ciri atau dampak dari penyakit lain sebagai penyakit permulaan atau sampingan.
Tentu saja hal ini tidak dapat diremehkan bagitu saja mulai dari penyebab maupun cara
pencegahannya.
B. Saran
Kita harus lebih mengenali dan mengetahui macam-macam penyakit pencernaan mulai
dari penyebab hingga penanganan dan terapi yang tepat. Serta menjaga pola makan,
kebersihan diri dan lingkungan sekitar agar terhindar dari penyakit-penyakit tersebut.
12
DAFTAR PUSTAKA