Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai pada minggu


ketiga dan bertujuan menyuplai oksigen dan nutrien dari ibu kepada
embrio. Pada akhir minggu ketiga, tabung jantung mulai berdenyut.
Selama minggu keempat dan kelima, jantung berkembang menjadi organ
empat serambi. Dan pada tahap akhir masa embrio, perkembangan jantung
lengkap.

Pada saat bayi lahir terdapat berbagai macam perubahan fisiologis


atau adaptasi fisiologis yang bertujuan untuk memfasilitasi penyesuaian
pada kehidupan ekstrauterin (luar uterus). Pada masa transisi dari
intrauterin (dalam uterus) ke ekstrauterin (luar uterus) tersebut perlu
pernapasan spontan dan perubahan kardiovaskuler beserta perubahan
organ lain menjadi organ dengan fungsi tidak lagi tergantung pada ibu.

Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi


baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses pengantaran
oksigen ke seluruh jaringan tubuh, maka terdapat perubahan, yaitu
penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan penutupan duktus
arteriosus antara arteri paru dan aorta.

Perubahan pola sirkulasi merupakan hal yang esensial dalam


kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir melalui periode transisi yang
merupakan fase tidak stabil selama 6 sampai 8 jam pertama kehidupan,
yang akan dilalui oleh semua bayi dengan mengabaikan usia gestasi atau
sifat persalinan dan kelahiran. Dalam beberapa saat, perubahan tekanan
yang luar biasa terjadi di dalam jantung dan sirkulasi bayi baru lahir.
Sangat penting untuk memahami perubahan sirkulasi janin ke sirkulasi
bayi yang secara keseluruhan saling berhubungan dengan fungsi
pernapasan dan oksigenasi yang adekuat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat perbedaan perubahan


sistem sirkulasi ketika janin dalam kandungan hingga lahir. Perubahan
tersebut melalui berbagai proses adaptasi.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui peredaran darah pada janin dan bayi
2. Untuk mengetahui penyakit jantung bawaan (PJB) dan kelainan jantung
3. Untuk mengetahui penyebab penyakit jantung bawaan dan kelainan
jantung
C. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peredaran darah pada janin dan bayi
2. Apa yang dimaksud dengan penyakit jantung bawaan (PJB) dan
kelainan jantung
3. Apa penyebab penyakit jantung bawaan dan kelainan jantung
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak sama dengan
sirkulasi darah setelah lahir atau pada orang dewasa, karena paru janin
belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui perantaraan
plasenta.
Sistem sirkulasi darah janin meliputi vena umbilikalis, duktus
venosus arantii, foramen ovale, duktus arteriosus botalli, dan arteri
umbilikalis. Vena umbilikalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah
dari plasenta ke peredaran darah janin, darah yang dibawanya banyak
mengandung nutrisi dan oksigen. Duktus venosus arantii, pembuluh darah
yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava inferior.
Foramen ovale yaitu suatu lubang antara atrium kanan dan kiri, lubang ini
akan tertutup setelah janin lahir. Duktus arteriosus botalli yaitu pembuluh
darah yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta. Sedangkan
arteri umbilikalis yaitu pembuluh darah yang membawa darah janin ke
plasenta. Kedua arteri dan vena umbilikalis terbungkus dalam suatu
saluran yang disebut duktus umbilikalis (tali pusat).
B. Mekanisme Sistem Peredaran Darah Janin dan Bayi
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui
plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena
yang terdapat di umbilikus. Peredaran darah janin digambarkan langsung
sebagai berikut :
Mula-mula darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi yang berasal
dari plasenta masuk ke janin melalui vena umbilikus yang bercabang dua
setelah memasuki dinding perut yaitu :
1. Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam
hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatika ke vena cava
inferior.
2. Cabang satunya lagi duktus venosus arantii yang langsung masuk ke
dalam vena cava inferior.
Darah dari vena cava inferior masuk ke atrium kanan dan sebagian
besar darah dari atrium kanan akan dialirkan ke atrium kiri melalui
foramen ovale. Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel
kanan bersama-sama dengan darah yang berasal dari vena cava superior.
Darah dari ventrikel kanan ini dipompakan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis, karena adanya tahanan dari paru-paru yang belum
mengembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis sebagian
akan dialirkan ke aorta melalui duktus arteriosus bothalli dan sebagian
kecil akan menuju paru-paru dan selanjutnya ke atrium sinistra melaui
vena pulmonalis.
Sementara itu darah yang terdapat pada atrium kiri kemudian
dialirkan ke ventrikel kiri dan diteruskan ke seluruh tubuh melaui aorta
guna memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh bawah. Cabang aorta
bagian bawah ini menjadi 2 (dua) arteri hipograstika interna yang
mempunyai cabang arteri umbilikalis.
Darah yang miskin nutrisi dan banyak karbondioksida serta sisa
metabolisme akan dikembalikan ke plasenta melalui arteri umbilikalis ke
plasenta melalui arteri umbilikalis untuk diteruskan ke ibu.

C. Faktor Yang Mengubah Peredaran Darah Janin dan Bayi


Setelah kelahiran terjadi perubahan peredaran darah janin, faktor
penting yang mengubah peredaran darah janin menuju peredaran darah
dewasa ditentukan oleh:
1. Berkembangnya paru-paru janin
Berkembangnya paru-paru janin dapat menyebabkan tekanan
negatif dalam paru sehingga dapat menampung darah, untuk
melakukan pertukaran CO2 dan O2 dari udara sehingga terjadi
oblitersi pada duktus arteriosus bothalli.
Tekanan dalam atrium kiri makin meningkat, sehingga dapat
menutup foramen ovale. Tekanan yang tinggi pada atrium kiri
disebabkan darah yang mengalir ke atrium kanan kini langsung
menuju paru-paru dan selanjutnya dialirkan ke atrium kiri melalui
vena pulmonalis. Dua faktor ini menyebabkan tekanan di atrium kiri
meningkat.
2. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
terjadi karena dipotongnya tali pusat sehingga terjadi peredaran darah
pulmonal yang mengakibatkan terjadi pernafasan pulmona. Dengan
demikian duktus arteriosus bothalli tidak berfungsi dan akan
mengalami perubahan dan menjadi ligamentum arteriosum begitu juga
dengan yang lain. Vena umbilikal menjadi ligamentum teres, duktus
venosus arantii menjadi ligamentum venosum serta foramen ovale
menjadi hypogastrik arteries kecuali beberapa cm pertama yang tetap
terbuka sebagai arteri vesical superior. Pemotongan tali pusat
sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dan tali pusat berhenti
berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta sekitar 50 ml
s/d 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan janin.
3. Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A)
Terbentuknya Adult Haemoglobin (Tipe A) sehingga setelah
lahir dapat menangkap oksigen dan melepaskan CO2 melaului
pernafasan sehingga terjadi pertukaran O2 dan CO2 di paru-paru.
D. Penyakit jantung bawaan (PJB) dan Kelainan Jantung
1. Definisi Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit jantung yang dibawa
sejak lahir, dan terjadi ketika bayi masih berada dalam kandungan.
Kelainan pembentukan jantung terjadi pada awal kehamilan karena
saat usia kandungan 7 minggu, pembentukan jantung sudah lengkap.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah
sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar
yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks
terutama ditemukan pada bayi dan anak.
2. Jenis Penyakit Jantung Bawaan
1) Penyakit Jantung Bawaan Non Sianotik
Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik adalah
kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak
ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di sekat jantung
sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah satu katup
jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh
darah besar tanpa adanya lubang di sekat jantung. Masing-masing
mempunyai spektrum presentasi klinis yang bervariasi dari ringan
sampai berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta
tahanan vaskuler paru. Yang akan dibicarakan disini hanya 2
kelompok besar PJB non sianotik; yaitu:
a) PJB non sianotik dengar, lesi atau lubang di jantung sehingga
terdapat aliran pirau dari kiri ke kanan, misalnya ventricular
septal defect (VSD), atrial septal defect (ASD) dan patent
ductus arteriosus (PDA)
b) PJB non sianotik dengan lesi obstruktif di jantung bagian kiri
atau kanan tanpa aliran pirau melalui sekat di jantung,
misalnya, aortic stenosis (AS), coarctatio aorta (CoA) dan
pulmonary stenosis (PS).
2) Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
Pada PJB sianotik didapatkan kelainan struktur dan fungsi
jantung sedemikian rupa sehingga sebagian atau seluruh darah
balik vena sistemik yang mengandung darah rendah oksigen
kembali beredar ke sirkulasi sistemik. Terdapat aliran pirau
darikanan ke kiri atau terdapat percampuran darah balik vena
sistemik dan vena pulmonalis. Sianosis pada mukosa bibir dan
mulut serta kuku jari tangan dan kaki dalah penampilan utama
pada golongan PJB ini dan akan terlihat bila reduce haemoglobin
yang beredar dalam darah lebih dari 5 gram %. Bila dilihat dari
penampilan klinisnya, secara garis besar terdapat 2 golongan PJB
sianotik, yaitu :
a) Gejala aliran darah ke paru yang berkurang, misalnya Tetralogi
of Fallot (TF) dan Pulmonal Atresia (PA) dengan VSD
b) Gejala aliran darah ke paru yang bertambah. Misalnya
Transposition of the Great Arteries (TGA) dan Common
Mixing.
3) Etiologi Penyakit Jantung Bawaan
Penyebab PJB belum pasti, meskipun beberapa faktor
dianggap berpotensi sebagai penyebab. Faktor-faktor yang
berpotensi antara lain infeksi virus pada ibu hamil (misalnya
campak Jerman atau rubella), obat-obatan atau jamu- jamuan,
alkohol. Faktor keturunan atau kelainan genetik dapat juga
menjadi penyebab meskipun jarang, dan belum banyak diketahui.
Misalnya Sindroma Down (Mongolism) yang sering disertai
dengan berbagai macam kelainan, dimana salah satunya PJB.
Menurut (Rilantono, 2013). Etiologi penyakit jantung
bawaan bisa ditimbulkan oleh beberapa faktor. Salah satunya
disebabkan oleh faktor genetik dan maternal dimana saat ini
sebagai faktor-faktor yang paling berperan. Selain itu infeksi virus,
paparan radisasi, alkohol dan obat-obatan yang diminum pada ibu
hamil juga di duga sebagai penyebab penyakit jantung bawaan.
Volume di ventrikel kiri menurun disebabkan darah
mengalir dari atrium kanan ke atrium kiri. Hal ini akan
menyebabkan kontraktilitas ventrikel kiri menurun sehingga terjadi
penurunan curah jantung. Penurunan curah jantung menjadikan
tubuh akan kurang oksigen dan kurang nafsu makan. Kurangnya
suplai oksigen ke tubuh membuat tubuh akan terasa lemas dan
pusing. Kurangnya nafsu makan menjadikan nutrisi tidak adekuat
sehingga pertumbuhan akan terhambat dan menyebabkan
gangguan pertumbuhan perkembangan (Irnizarifka, 2011).
4) Pemeriksaan Penunjang
(a) Foto thoraks : Melihat atau evaluasi adanya atrium dan
ventrikel kiri membesar secara signifikan (kardiomegali),
gambaran vaskuler paru meningkat.
(b) Echokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta
lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada
bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri
sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan).
(c) Pemeriksaan laboratorium : Ditemukan adanya peningkatan
hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang
rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl
dan hematokrit antara 50-65 %Nilai BGA menunjukkan
peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan
tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.
(d) Pemeriksaan dengan Doppler berwarna : digunakan untuk
mengevaluasi aliran darah dan arahnya.
(e) Elektrokardiografi (EKG) : bervariasi sesuai tingkat keparahan,
adanya hipertropi ventrikel kiri, kateterisasi jantung yang
menunjukan striktura.
(f) Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi
lebih jauh hasil ECHO atau Doppler yang meragukan atau bila
ada kecurigaan defek tambahan lainnya.
(g) Diagnosa ditegakkan dengan cartography & Cardiac iso enzim
(CK,CKMB) meningkat.
5) Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan
Pasien dengan penyakit jantung congenital teramcam mengalami berbagai
komplikasi antara lain:
(a) Gagal jantung kongestif
(b) Renjatan kardiogenik, Henti Jantung
(c) Aritmia
(d) Endokarditis bakterialistis
(e) Hipertensi
(f) Hipertensi pulmonal
(g) Tromboemboli dan abses otak

E. Jenis-jenis Penyakit Jantung Bawaan


1) Penyakit Jantung Bawaan non Sianotik dengan vaskularisasi paru
(a) Ventricular Septal Defect (VSD)
VSD terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk
dengan sempurna. Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke
bilik kanan pada systole.
(b) Atrial Septal Defect (ASD)
Kelainan septum atrium disebabkan dari suatu lubang
pada foramen ovale atau pada septum atrium. Tekanan pada
foramen oval atau septum atrium, tekanan pada sisi kanan
jantung meningkat.
(c) Patent Ductus Arteriosus (PDA)
PDA terjadi bila duktus tidak menutup bila bayi lahir.
Penyebab PDA bermacam-macam, bisa karena infeksi rubela
pada ibu dan prematuritas.
2) Kelainan pada jantung
Kelainan pada jantung adalah kondisi ketika jantung mengalami
gangguan. Bentuk gangguannya bisa bermacam-macam. Ada gangguan
pada pembuluh darah jantung, irama jantung, atau gangguan akibat
bawaan lahir.Jenis kelainan pada jantung Istilah kelainan pada jantung
meliputi beragam gangguan pada jantung, antara lain:

(a) Aritmia
Aritmia adalah gangguan pada irama jantung. Pada bayi
yang baru lahir itu mengalahkan sekitar 140 x/menit. Tapi
walau biasanya irama jantung berdetak teratur, denyut jantung
bias berubah dengan mudah.
(b) Penyakit katub jantung
Penyakit katub jantung adalah gangguan pada salah satu
atau keempat katub jantung. Penyebab penyakit katub jantung
yang muncul sejak lahir (penyakit jantung bawaan) tidak
diketahui.
F. Kasus

Dunia Seakan Runtuh Saat Kutahu si Kecil Punya Kelainan Jantung


Amelia Sewaka & Amelia Sewaka Kamis, 08 Mar 2018 20:00 WIB
Jakarta - Kelahiran harusnya jadi hal yang penuh kebahagiaan dan haru.
Akhirnya penantian selama 9 bulan terbayarkan dan si kecil pun lahir ke
dunia. Namun, situasi bisa berubah ketika kita mendengar kalau anak kami
mempunyai penyakit jantung (PJB)
Sahabat HaiBunda bernama Vera ini adalah salah satu dari sekian banyak
orang tua yang buah hatinya terkena PJB atau penyakit jantung bawaan,
Bun. Vera punya tiga anak yaitu Hana (8), Arkan (4) dan Salma (5 bulan).
Nah, yang terkena PJB adalah si bungsu Salma.
"Waktu tahu (anak) kena PJB sedihnya buka main. Apalagi waktu itu
dokternnya saklek banget kasih tahunya nggak pakai prolog, nggak lihat
mental kami seperti apa, langsung dibilang, 'Pak, anak Bapak dan Ibu ini
jantungnya bocor'," tutur Vera saat ngobrol dengan HaiBunda.
Diibaratkan bunda yang bekerja sekaligus sedang tugas belajar di IPB ini
jantungnya ikut berhenti ketika diberi tahu hal itu oleh dokter.
"Saya tabah-tabahin dengar penjelasan dokter walaupun rasanya waktu itu
ingin sekali nangis kencang apalagi saya orangnya cengeng, bayi saya
disinar aja saya udah mewek apalagi pas tahu jantung anak bocor," kata
Vera.
Vera bercerita awalnya setelah melahirkan, bilirubin Salma tinggi dan
dokter menyarankan untuk fototerapi. Malamnya, napas Salma cepat dan
kata dokter harus masuk NICU untuk dipasangkan alat bantu pernapasan.
Waktu itu si kecil Salma pakai bubble cpap. Nah, setelah tes darah dan
rontgen baru diketahui Salma mengalami infeksi paru (pneumonia).
Vera melanjutkan, hari ke-6 setelah lahir dokter di NICU mendiagnosis
bayinyadengan PJB.
"Suami saya juga nggak kalah sedihnya, apalagi dia orangnya mellow
cuma belum sampai nangis memang," ungkap Vera.
Vera menjelaskan kalau kata dokter jantung, penyebab Salma kena PJB 90
persen tidak diketahui dan 10 persen bisa jadi karena keturunan, polusi
asap rokok atau asap kendaraan, konsumsi obat-obatan yang tidak
disarankan selama hamil atau terkena virus semacam rubella atau
toksoplasma.
"Saya juga nggak ada bayangan kalau anak akan terlahir PJB karena kalau
dirunut pas hamil saya nggak pernah minum obat-obatan yang tidak sesuai
saran dokter. Saya aja kalau pilek doang nggak minum obat takut ngaruh
ke janin," ungkap Vera.
Terlebih, tiga kehamilan dirasakan Vera hanya berbeda di keluhan mual.
Di kehamilan pertama Vera mabuk berat sampai muntah-muntah. Saat
hamil kedua mual dialami Vera di trimester awal aja tapi nggak sampai
muntah. Nah, saat hamil ketiga justru Vera nggak mengeluh muntah.
Selama hamil Vera juga menjaga asupannya juga minum vitamin.
Setelah mengetahui penyakit anaknya, Vera pun mulai bergabung dengan
komunitas LHC atau Little Heart Community. LHC adalah suatu
komunitas yang para orang tuanya memiliki anak PJB. Komunitas ini juga
saling membantu dan mendukung juga saling berbagi info dan mengadalan
seminar mengenai PJB.
"Dari LHC saya jadi banyak tahu info-info soal PJB, tahu gimana kalau
anak lagi sakit dan yang pasti ada teman saling menghargai. Saya juga jadi
merasa nggak sendirian dengan punya anak yang PJB," tutur Vera.
Vera pun memberi pesan, agar orang tua yang mengalami hal sama
dengannya tetap semangat, tetap ikhtiar dan yakin akan kesembuhan anak..
"Harapan itu selalu ada, kalian ada orang tua spesial yang anaknya
spesial," tutur Vera.
Kalau menurut Prof Dr dr Mulyadi M Djer SpA(K) yang ditemui pada
acara 'The Day I Became a Heart Parent' di Warunk Upnormal, Tebet,
Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, PJB merupakan kelainan kongenital
atau cacat bawaan yang terbanyak. Iya, karena kondisi ini dialami 8 hingga
10 bayi di tiap 1.000 kelahiran hidup.
"Indonesia memasuki 50 ribu kasus per tahun untuk kasus penyakit
jantung bawaan. 30 persen menunjukkan gejala klinis pada minggu
pertama lahir dan 30 persen PJB justru tidak terdeteksi saat lahir," papar
staf pengajar Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM Jakarta ini.
Pria yang akrab disapa Prof Mul ini menjelaskan neonatus adalah bayi
baru lahir sampai usia 28 hari. Nah, penanganan penyakit untuk neonatus
tentu beda dengan anak yang lebih besar. Perlu penerapan yang holisitik
sehingga kita bisa mengenal tanda atau gejala penyakit jantung bawaan
DAFTAR PUSTAKA
1.Azhibekov T, Noori S, Soleymani S, Seri I. (2013). Transitional
cardiovascular physiology and comprehensive hemodynamic monitoring
in the neonate: Relevance to research and clinical care. Seminars in Fetal
& Neonatal Medicine
http://ZUMROTUS_SAADAH_G2A009149_BAB_1_KTI.pdf pada
tanggal 02/10/2019 pukul 19:01 WIB
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diaknosa Keperawatan
Indonesia
Edisi 1. Jakarta: PPNI
Judith M. Wilkinson dan Nancy R.Ahern.Buku Saku DIAGNOSIS
KEPERAWATAN. Diagnosis Nanda, Interfensi NIC, Kriteria hasil NOC
Edisi 9. Alih Bahasa Ns.Esti Wahuningsis,S.Kep dan Ns.Dwi
Widiarti,S.Kep. EGC.Jakarta
NANDA International,2012.Diagnosis Keperrawatan: Definisi, Dan
Klasifikasi 2012-2014/ Editor,T. Heather Herdman; Alih Bahasa, Made
Sumarwati Dan Nike Budhi Subekti; Editor Edisi Bahasa Indonesia,
Barrah Bariit, Monica Ester, Dan Wuri Praptiani. Jakarta; EGC
Alfyana Nadya Rahmawati. 2015. Jurnal Hubungan penyakit Jantung
Bawaan dengan Perkembangan Anak usia 0-5 tahun di Unit Perawatan
Jantung RS Dr.Kariadi Semarang diunduh di
http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/Jk/article/12
https://www.haibunda.com/moms-life/20180308132229-68-14552/dunia-
seakan-runtuh-saat-kutahu-si-kecil-punya-kelainan-jantung
BAB III

KESIMPULAN
a. Teori
Sirkulasi darah janin selama dalam kandungan tidak sama dengan
sirkulasi darah setelah lahir atau pada orang dewasa, karena paru janin
belum berkembang sehingga oksigen diambil melalui perantaraan
plasenta.
Darah janin didapat dari Ibu dan dialirkan dari Ibu ke janin melalui
plasenta untuk kemudian diteruskan ke seluruh tubuh janin melalui vena
yang terdapat di umbilikus. Faktor Yang Mengubah Peredaran Darah Janin
dan Bayi:
2. Berkembangnya paru-paru janin
3. Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin
4. Terbentuknya Adult Hemoglobin (Tipe A)
5. Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dan Kelainan jantung
b. Kasus
salah satu Anak yang terkena PJB (penyakit jantung bawaan) dan
melakukan tes darah dan rontgen baru diketahui bahwa anak tersebut
mengalami infeksi paru (pneumonia). penyebab ia terkena PJB 90 persen
tidak diketahui dan 10 persen bisa jadi karena keturunan, polusi asap
rokok atau asap kendaraan, konsumsi obat-obatan yang tidak disarankan
selama hamil atau terkena virus semacam rubella atau toksoplasma.

SARAN
Semoga makalah ini dapat bergunan dan bermanfaat khususnya
bagi para pembaca dan dapat menambah pengetahuan tentang lingkup
praktik kebidanan, untuk itu penulis mengharapkan kepada para pembaca
untuk lebih jauh memahami makalah ini dan dapat memberikan kritik dan
sara yang sifatnya membangun.
PATOFISIOLOGI GANGGUAN SISTEM
SIRKULASI ( PJB, KELAINAN JANTUNG )

Dosen Pengampu:
Disusun Oleh
Kelompok C1
1. Masykuroh (1910104001)
2. Fitri
3. Fadillatul Munawwaroh (1910104003)
4. Aninda Ayu Putri Fuspita Sari (1910104004)
5.
6. Reka Julia Utama (1910104006)
7. Aqsazakia (1910104007)
8. Aisyah Noor Hindria (1910104008)
9. Dewi Chayaningsih (1910104009)
10. Mita Mardiana (1910104010)
11. Wira Yuniarti (1910104011)
12. Frida Prasetya Kusumaningtyas (1910104012)
13. Monika Rahayu Caesarani (1910104013)

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG


DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2019

Anda mungkin juga menyukai