Disusun Oleh :
IFA FATMINA
201404018
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Sirkulasi Darah Fetus.
Makalah ini dibuat untuk meyelesaikan tugas kuliah serta untuk melatih kemampuan
mahasiswa.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Saya merasa bahan ajar ini masih
banyak kekurangan dalam penyusunannya. Sehingga saya merasa perlu adanya saran dan
masukan yang membangun dalam usaha memperbaiki lebih .
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua lanjut
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Tujuan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sirkulasi Darah Janin ................................................................
10
11
11
12
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tujuan
1 Pembaca dapat mengerti sirkulasi darah pada janin
2 Fungsi dari plasenta untuk janin
3 Faktor-faktor yang mentukan sirkulasi darah janin
4 Proses sirkulasi darah janin
BAB II
PEMBAHASAN
1
Terputusnya hubungan peredaran darah antara ibu dan janin dengan dipotongnya tali
pusat. Pemotongan tali pusat sebaiknya dilakukan setelah bayi menangis dengan
nyaring atau tali pusat berhenti berdenyut karena dapat menambah darah dari plasenta
sekitar 50ml sampai 75 ml yang sangat berarti bagi pertumbuhan bayi.
Pembentukan adult hemoglobin (Tipe A) sehingga siap melakukan pertukaran CO 2
Vena umbilikalis. Vena ini berasal dari tali pusat sampai bagian bawah hati dan
membawa darah yang kaya oksigen dan nutrisi. Vena ini mempunyai satu cabang
Plasenta adalah organ kehidupan dengan sejumlah fungsi utnuk menyokong dan
melindungi janin. Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati,
limpa, dan sum-sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk oleh kantung
yolk dalam bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentuk oleh hati dan sumsum
tulang dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit dibuat setelah aktifitas penuh
sumsum tulang. Fetal hemoglobin (F) mempunyai kemampuan unutk mengikat O 2 dalam
konsentrasi tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat melepaskan CO 2 ke darah
ibu. Menjelang persalinan janin membuat Adult Hemoglobin (A) sebagai persiapan
kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan pernapasan yang telah aktif. Plasenta
sebagian berasal dari janin dan sebagian lagi dari ibu. Kontribusi janin berasal dari
korion, sedangkan kotribusi ibu berasal dari desidua (endometrium) ditempat implantasi.
Sirkulasi plasenta terdiri atas dua sirkulasi terpisah, yakni sirkulasi ibu dan
sirkulasi janin, yang memiliki area pertukaran materi antara dua sirkulasi seperti yang
berlangsung melalui membran plasma. Membran plasenta terdiri atas lapisan-lapisan,
pada lapisan diluar janin antara darah yang beredar pada sirkulasi janin dan ibu. Lapisanlapisan ini adalah trofoblas ( sinsitiotrofblas primer), jaringan penghubung pada vili
kronik, dan endotel pada kapiler janin. Membran plasenta mendapat istilah yang tidak
tepat, yakni sebagian penghalang plsenta, meski sebagian besar substansinya, termasuk
obat-obatan, dapat dideteksi telah melewati membran ini. Tanpa memperhatikan seberapa
tipis membran ini pada akhirnya setelah plasenta matang, baik fungsi maupun efektivitas
membran sama sekali tidak menghalangi perubahan.
Sirkulasi janin ke plasenta berasal dari dua arteri umbilikus. Melalui arteri ini,
darah yang telah mengalami deoksigenasi meninggalkan janin. Arteri-arteri ini akan
terbagi lagi dan bercabang pada pelat korionik kemudian masuk kedalam vili korionik.
Disini terjadi pembagian lebih lanjut pada cabang-cabang vili yang akan membentuk
jaringan vena kapiler yang meluas pada pembagian akhirnya. Pada saat ini terjadi trasfer
plasenta yang memungkinkan trasfer materi antara sirkulasi janin dan ibu, yang
berlangsung pada membran plasenta. Sirkulasi balik ke janin adalah melalui percabang
vena umbilikus, yang serupa dengan percabangan arteri menuju pelat korinik dan
kemudian dengan pertemuan lebih lanjut ke vena umbilikus. Disini darah yang kaya
oksigen akan dibawa menuju fetus.( Halaman 513-514, Helen Varney Dkk, 2007, Buku
Ajaran Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta.)
55% curah jantung janin melewati plasenta. Darah divena umbilikalis manusia
diperkirakan mengalami saturasi O2 sebesar 80%, dibandingkan dengan saturasi sirkulasi
arteri orang dewasa yang mencapai 98%. Duktus venosus membelokkan sebagian dari
darah ini secara langsung kevena kava inferior, dan sisanya bercampur dengan darah
porta janin. Darah vena porta dan sestemik janin mengalami saturasi hanya 26%, dan
saturasi darah campuran divena kava inferior adalah sekitar 67%. Sebagian besar darah
yang masuk kejantung melalui vena kava inferior dialihkan secara langsung ke atrium
kiri melalui foramen ovale paten. Sebagian besar darah dari vena kava superior
memasuki ventrikel kanan dan dikeluarkan kedalam arteri pulmonalis. Resistensi paru
yang kolaps sangat tinggi, dan tekanan di arteri pulmonalis beberapa mmHg lebih tinggi
dari pada tekanan diaorta sehingga sebagian besar darah di arteri pulmonalis lewat
melaui duktus arteriosus ke aorta. Dengan cara ini, darah yang relatif tidak mengalami
saturasi dari ventrikel kanan dialihkan kebadan dan bagian bawah tubuh janin, sedangkan
kepala janin menerima darah yang teroksigenasi lebih baik dari venrtikel kiri. Dari aorta,
sebagian darah dipompa kedalam arteri umbilikalis dan kembali ke plasenta. Saturasi O 2
darah di aorta bagian bawah dan arteri umbilikalis janin adalah sekitar 60%.(Halama
648-649, Pendit, U.Brahm, 2005, Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.)
Dan darah memerlukan waktu sekitar setengah menit untuk bersirkulasi dan
malakukan proses berikut. Dari plaenta, darah mengalir sepanjang vena umbilikalis
melewati dinding abdomen ke permukaan bawah hati.pembuluh darah ini adalah satusatunya pembuluh darah di janin yang membawa darah yang tidak tercampur. Duktus
venosus membawa darah ke vena kava inferior tempat darah bercampur dengan darah
dari tubuh bagian bawah. Dari sini darah mengalir ke atrium kanan dan sebagian besar
diarahkan melalui foramen ovale ke dalam atrium kiri. Mengikuti rute normalnya, darah
memasuki ventrikel kiri dan masuk ke aorta. Jantung dan otak masing-masing menerima
suplai darah yang relatif teroksigenasi dengan baik karena arteri koroner dan karotis
adalah cabang pertama dari aorta. Lengan juga mendapatkan suplai darah melalui arteri
subklavia, hal inilah yang menyebabkan lengan terbentuk dari pada tungkai pada saat
lahir.
Darah yang dikumpulkan dari bagian atas tubuh kembali ke atrium kanan dalam
vena kava superior. Darah ini telah mengalami deplesi oksigen dan nutrisi. Aliran darah
ini menembus aliran yang masuk dari vena kava inferior dan mengalir kedalam ventrikel
kanan. Dua aliran ini tetap terpisah karena bentuk atrium yang berbeda, tetapi terdapat
pencampuran sekitar 25% darah, yang memungkinkan sedikit oksigen dan makanan
dibawa
ke
paru-paru
melalui
arteri
pulmonalis.
Hal
ini
diperlukan
untuk
perkembangannya. Namun demikian, hanya sejumlah kecil darah yang memasuki arteri
pulmonalis yang dibutuhkan oleh paru-paru. Sisanya mengalir melalui duktus arteriosus
sampai ke aorta. Darah terus mengalir sepanjang aorta dan meskipun rendah oksigen,
darah ini cukup untuk menyuplai organ tubuh lainnya dan tungkai. Arteri iliaka interna
menuju ke dalam arteri hipogastrika, yang mengembalikan darah ke plasenta melalui
arteri umbilikalis. Darah yang tersisa menyuplai ekstremitas bawah dan kembali ke vena
kava inferior. (Halaman 600-601,Diane M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran Bidan
(Myles Textbook For Midwives), ECG, Jakarta.)
Saat lahir, foramen ovale menutup dan menjadi jaringan parut kecil yang dikenal
sebagai fossa ovalus di septum atrium. Duktus arteriosus kolaps dan akhirnya
berdegenerasi menjadi untaian ligamentosa tipis yang dikenal sebagai ligamentum
arteriosum. Kadang-kadang kedua jalan pintas tersebut tidak menutup dangan sempurna
setelah lahir, misalnya foramen ovale paten (terbuka). Biasanya tidak menimbulkan
banyak masalah karena terdapat daun mirip katup disisi kiri septum. Daun ini menutup
lubang sewaktu tekanan atrium kiri lebih besar dari tekanan atrium kanan. Karena
tekanan disetegah jantung kanan dan sirkulasi paru turun pada bayi baru lahir segera
setelah bayi bernapas diulai dan paru mengembang, tekanan disetengah kiri jantung dan
sirkulasi sistemik lebih besar dari pada tekanan diparu-paru setelah lahir. Dengan
demikian tekanan atrium kiri lebih besar dari pada tekanan atrium kanan pada neonatus,
berlawanan dengan sebelum lahir. Perbedaan tekanan ini menutup daun pada foramen
ovale dan mencegah terjadinya pencampuran antara kedua atrium walaupun foramen
ovale tidak menutup sempurna.
Duktus arteriosus paten (terbuka), keadaan ini lebih serius. Sewaktu terjadi
penurunan resistensi paru saat proses bernapas dimulai, tekanan di arteri pulminalis turun
dibawah tekanan diaorta, suatu keadaan yang menetap seumur hidup. Karena tekanan
aorta sekarang lebih besar dari pada tekanan arteri pulmonalis, sebagian darah akan
dilahirkan dari aorta kedalam arteri pulminalis yang tetap terbuka yaitu berlawanan
dengan arah aliran darah melalui duktus ini sebelum lahir. Akibat pengalihan yang
abnormal ini, tidak semua darah dipompakan oleh ventrikel kiri masuk ke sirkulasi
sistemik. Apabila keadaan ini tidak diperbaiki secara pembedahan dengan mengikat
arteriosus yang terbuka tersebut, ventrikel kiri akan melakukan kompensasi dengan
hipertropi (membesar dan menjadi lebih kuat), sehingga darah dipompa lebih banyak.
Curah jantung tambahan ini menghasilkan sirkulasi sistemik yang adekuat walaupun
sebagian darah yang keluar ventrikel kiri dialihkan ke sirkulasi paru. Ventrikel kana juga
prematur
jika
kelainan
tersebut
tidak
dikoreksi.
(Halaman
141-
c
d
ovale.
Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan.
Darah yang masuk ke atrium kiri akan dipompa ke ventrikel kiri dan dari ventrikel
kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya dialirkan keseluruh tubuh janin.
Cabang aorta dibagian bawah menjadi dua arteri hipogastrika interna, yang
BAB III
PENUTUP
1
Kesimpulan
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa,hal ini dikarenakan, pada
janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah paru
janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta.Dalam sirkulasi
darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk berlansungnya sirkulasi darah pada
janin diantaranya adalah:fadlie.web.id
Foramen ovale
Vena umbilikalis
umbilicalishatiductus
venosus
/vena
hepaticavena
cava
Saran
Sebaiknya kita sebagai bidan harus lebih mengetahui sirkulasi darah janin dan bayi
Karena apabila terdapat kasus yang berhubungan dengan sirkulasi darah janin dan bayi,
maka kita sudah lebih mengetahui dan dapat mengatasi kasus tersebut, sesuai dengan
pendidikan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba Ida Ayu Candranita Dkk, 2013, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan, Dan Kb
untuk Pendidikan Bidan,Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Halaman 105106
Diane M Fraset Dkk, 2009, Myles Buku Ajaran Bidan (Myles Textbook For Midwives), ECG,
Jakarta. Halaman 600-601
Helen Varney Dkk, 2007, Buku Ajaran Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta. Halaman 513-514
Pendit, U.Brahm, 2005, Buku Ajaran Fisiologi Kedokteran, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Halama 648-649,
Syaifuddin,2009, Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan, Salemba
Medika, Jakarta. Halaman 141-142
Kuswanti, Ina, 2014, Asuhan Kehamilan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Halaman 73
Firman F. Wirakusuma Dkk, 2009, Obstetri Fisiologi: Ilmu Kesehatan Reproduksi, EGC,
Jakarta. Halaman 70-72