Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SIRKULASI DARAH PADA JANIN

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah

Fisiologi

Oleh :

KELOMPOK 2 (DUA)
Aprilia Monika PO6224222131
Destriani Savitri PO6224222136
Elsa Kristin PO6224222140
Fina Putri Widyani PO6224222141
Ida Fitria Alfi Ma’rifah PO6224222142
Meydita Tirza America PO6224222143
Miranda Febriyanti PO6224222144
Nabella Adelya Octanta PO6224222145
Nira Nari Wulandari PO6224222147
Vina Panjaitan PO6224222158

DOSEN PEMBIMBING :
Riny Natalina, SST., M.Keb

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peredaran darah janin berbeda dengan anak anak, terlebih orang dewasa. Hal ini
dikarenakan organ vital pada janin untuk metabolisme masih belum berfungsi, bahkan dalam
usia awal awal kehamilan ibu, organ-organ pada janin dapat dikatakan belum terbentuk
dengan sempurna, maka dari itu tidak dapat bekerja sebagaimana organ-organ vital orang
dewasa bekerja. Organ tersebut adalah paru janin dan alat gastro intestinal yang seluruhnya
diganti oleh plasenta. Dalam sirkulasi darah janin ini diperlukan beberapa faktor untuk
berlansungnya sirkulasi darah pada janin diantaranya adalah foramen ovale, duktus arteriosus
bothalii, duktus venousus aranthii, vena umbilikalis, arteri umbilikalis dan plasenta . Namun
setelah janin lahir sirkulasi darah janin akan berubaha pada saat bayi lahir dan menangis, hal
ini akan dapat memberikan perubahan pada organ paru dimana paru-paru mulai berkembang
dan aliran darah akan berubah pada sirkulasi pada orang dewasa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses pembentukan darah pada janin?
2. Bagaimana proses sirkulasi darah janin?
a. Vena Umbilikalis
b. Duktus Venosus arantii
c. Foramen Ovale
d. Duktus Ateriosus Botalli
e. Arteri Umbilikalis
3. Apa itu plasenta dan fungsi plasenta pada janin?
4. Bagaimana transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pembentukan darah pada janin
2. Mengetahui proses sirkulasi darah janin
3. Mengetahui proses sirkulasi darah janin
4. Mengetahui transisi kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proses Pembentukan Darah Pada Janin


Pembentukan darah janin memerlukan persediaan Fe dalam hati, limpa, dan sum-
sum tulang ibu. Pada permulaan, sel darah janin dibentuk olehkantung yolk dalam
bentuk megaloblas. Selanjutnya darah janin dibentukoleh hati dan sumsum tulang
dalam bentuk megalosit dan makrosit. Normosit dibuat setelah aktifitas penuh
sumsum tulang. Fetal hemoglobin (F) mempunyai kemampuan untuk mengikat O2
dalam konsentrasi tertentu dari darah ibu dan dengan mudah dapat melepaskan CO2
ke darah ibu. Menjelang persalinan janin membuat Adult Hemoglobin (A) sebagai
persiapan kelahiran sehingga dapat menghisap O2 dengan pernapasan yang telah aktif.

B. Proses dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sirkulasi Darah Janin


Sirkulasi darah pada janin melalui beberapa proses, yaitu :
a. Vena Umbilikalis
Yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari plasenta ke peredaran darah
janin, darah yang dibawanya banyak mengandung nutrisi dan oksigen. Duktus
venosus arantii, pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena
cava inferior.
b. Duktus Venosus Arantii
Adalah pembuluh darah yang menghubungkan vena umbilikalis dengan vena cava
inferior (pembuluh yang berada dalam hepar menuju vena cava inferior).
c. Foramen Ovale
Memungkinkan serambi kiri dan kanan berhubungan. Berupa lubang yang
dibutuhkan oleh janin ketika masih di dalam kandungan (Lubang antara atrium kanan
dan atrium kiri). Normalnya, lubang ini akan menutup secara alami setelah bayi lahir,
karena sudah tidak diperlukan.
d. Duktus Arteriosus Botalli
Mengalirkan darah dari bilik kanan ke aorta. Hampir 65% keluaran jantung janin
berasal dari bilik kanan, dan hanya 5 sampai 10% menuju paru (pembuluh yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta).
e. Arteri Umbikalis
Arteri umbilikalis membawa darah yang mengandung karbondioksida menuju ke
plasenta sedangkan vena umbilikalis membawa darah yang mengandung oksigen
menuju ke janin. Di dalam plasenta, darah ibu dan janin masing-masing mengalir
melalui pembuluh yang saling berdekatan. Meskipun berdekatan, darah ibu dan janin
tidak bercampur. Pada saat darah ibu berada dekat dengan darah janin, terjadi
perpindahan oksigen dan zat gizi dari darah ibu ke darah janin.
f. Plasenta
Tempat pertukaran antara darah janin dengan darah ibu. Juga sebagai tempat
pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu
dan janin, serta produksi hormon.
C. Pengertian dan Fungsi Plasenta Pada Janin
1. Pengertian Plasenta

Plasenta atau lebih akrab disebut ari-ari merupakan organ yang terbentuk sejak
awal kehamilan. Kehadiran plasenta untuk menemani janin di dalam kandungan
bukan tanpa alasanPlasenta terbentuk sejak awal kehamilan, kira-kira 2 minggu
setelah pembuahan. Organ dengan bobot sekitar 500 gram ini mendukung
pertumbuhan dan perkembangan janin, serta melindunginya dari penyakit. Dengan
bentuknya yang bervariasi, plasenta umumnya menempel pada bagian atas, belakang,
atau samping rahim.
2. Fungsi Plasenta Selama Kehamilan
Seperti yang telah disebutkan di atas, plasenta memiliki peranan yang penting
untuk menunjang perkembangan bayi di dalam kandungan. Berikut ini adalah fungsi
plasenta selama kehamilan:
a. Menyalurkan oksigen dan nutrisi pada janin
Janin membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk bisa hidup serta berkembang
selama di dalam kandungan. Namun untuk mendapatkannya, bukan berarti janin
bernapas melalui hidung atau makan melalui mulut. Oksigen dan nutrisi yang didapat
oleh janin diperoleh dari tubuh Bunda. Oksigen dan nutrisi dari tubuh Bunda akan
dibawa oleh darah dan dialirkan ke dalam plasenta. Setelah itu, asupan tersebut akan
ditransfer langsung ke janin melalui tali pusar yang terhubung dari plasenta ke
janin. Proses ini mulai terjadi di bulan kedua kehamilan
b. Membuang zat sisa dari darah janin
Selain memasok oksigen dan nutrisi, plasenta juga berfungsi untuk membuang
sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh janin. Zat sisa tersebut akan
dialirkan kembali ke aliran darah Bunda dan kemudian dikeluarkan bersama sisa
metabolisme yang hasilkan oleh ibu.
c. Memproduksi hormone pendukung kehamilan
Fungsi plasenta yang tidak kalah penting lainnya adalah memproduksi hormone
kehamilan, yaitu esterogen, progesteron, dan human chorionic gonadotropin (hCG).
Hormon-hormon tersebut sangat penting dalam mendukung perkembangan janin dan
menjaga kehamilan.
d. Melindungi janin dari infeksi bakteri
Plasenta juga berfungsi sebagai penghalang bagi bakteri yang mungkin ada pada
tubuh ibu. Jadi jika ibu mengalami infeksi bakteri, plasenta akan melindungi janin
agar tidak tertular infeksi tersebut
e. Menyalurkan antibodi dari ibu ke janin
Di masa akhir kehamilan, plasenta akan menyalurkan antibodi yang dimiliki ibu
ke janin. Antibodi ini dapat memberikan kekebalan tubuh untuk bayi kelak agar
terhindar dari penyakit. Namun setelah bayi dilahirkan, antibodi dari ibu hanya bisa
bertahan hingga usianya mencapai 3 bulan. Jadi, penting bagi bayi untuk tetap
mendapatkan imunisasi
Melihat berbagai macam fungsi plasenta, organ ini bisa dibilang merupakan
komponen yang sangat penting dalam kehamilan. Gangguan pada plasenta dapat
berbahaya bagi kesehatan janin. Jadi, tidak heran jika setiap kali ibu hamil melakukan
kontrol, dokter akan memeriksa kondisi plasenta.
Oleh karena itu, penting sekali bagi sang ibu untuk melakukan pemeriksaan ke
dokter secara rutin selama kehamilan. Selain itu, Bunda juga perlu menjaga gaya
hidup sehat agar kondisi kehamilan dan plasenta senantiasa baik.

D. Transisi Kehidupan Janin dari Intra ke Ekstra Uteri


a. Transisi pada sistem Pernapasan
Setelah bayi lahir dan ibu yang sedang tidak dalam pengaruh anestesi,
biasanya bayi akan mulai bernafas segera dan mempunyai irama pernapasan yang
normal dari semula. Organ yang bertanggung jawab untuk oksigensi janin sebelum
bayi lahir adalah plasenta. Selama masa kehamilan bayi mengalami banyak
perkembangan yang menyediakan infrastruktur untuk mulainya proses pernapasan.
Pada masa kehamilan di trimester II atau III janin sudah mengembangkan otot-otot
yang diperlukan untuk bernapas, alveoli juga berkembang dan sudah mampu
menghasilkan surfaktan, fosfolipid yang mengurangi tegangan permukaan pada
tempat pertemuan antara udara- alveoli. Ruang interstitial antara alveoli sangat tipis
sehinga memungkinkan kontak maksimum antara kapiler dan alveoli untuk
pertukaran udara.
Pada saat bayi lahir, dinding alveoli disatukan oleh tegangan permukaan
cairan kental yang melapisinya. Diperlukan lebih dari 25 mmHg tekanan negatif
untuk melawan pengaruh tegangan permukaan tersebut dan untuk membuka alveoli
untuk pertama kalinya. Tetapi sekali membuka alveoli, pernapasan selanjutnya dapat
di pengaruhi pergerakan pernapasan yang relatif lemah. Untungnya pernapasan bayi
baru lahir yang pertama kali sangat kuat, biasanya mampu menimbulkan tekanan
negatif sebesar 50 mmHg dalam ruang intrapleura.
Pada bayi baru lahir, kekuatan otot–otot pernapasan dan kemampuan
diafragma untuk bergerak, secara langsung mempengaruhi kekuatan setiap inspirasi
dan ekpirasi. Bayi yang baru lahir yang sehat mengatur sendiri usaha bernapas
sehingga mencapai keseimbangan yang tepat antar-oksigen, karbon dioksida, dan
kapasitas residu fungsional. Frekwensi napas pada bayi baru lahir yang normal adalah
40 kali permenit dengan rentang 30–60 kali permenit ( pernapasan diafragma dan
abdomen ) apabila frekwensi secara konsisten lebih dari 60 kali permenit, dengan atau
tanpa cuping hidung, suara dengkur atau retraksi dinding dada, jelas merupakan
respon abnormal pada 2 jam setelah kelahiran.
b. Respirasi Neonatus.
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas harus
melalui paru bayi. Sebelum terjadi pernafasan, neonatus dapat mempertahankan
hidupnya dalam keadaan anoksia lebih lama karena ada kelanjutan metabolisme
anaerob. Rangsangan untuk gerakan pernafasan pertama ialah tekanan mekanis dari
toraks sewaktu melalui jalan lahir. Penurunan PaO2 dan kenaikan PaCO2 merangsang
kemoreseptor terletak disinus karotikus, rangsangan dingin di daerah muka dapat
merangsang permulaan gerakan pernafasan. Refleks deflasi, hering breus, selama
ekspirasi, setelah inspirasi dengan tekanan positif, terlihat suatu inspiratory gasp.
Respirasi pada masa demalus terutama diafragmatik dan abdominal dengan biasanya
masih tidak teratur dalam hal frekuensi dan dalamnya pernafasan, setelah paru
berfungsi, pertukaran gas dalam paru sama dengan pada orang dewasa, tetapi oleh
karena bronchiolus relatif kecil, mudah terajadi air tropping.
c. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal.
Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar
kandungan.
d. Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal
- Usia 36-42 minggu.
- Berat badan lahir 2500-4000 gr.
- Dapat bernafas dengan teratur dan normal.
- Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.
e. Adaptasi fisik Bayi Baru Lahir Normal segera setelah lahir
BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri
secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada
dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan
ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk
memenuhinya. Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan
kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode
adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.
Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan
sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa.
f. Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
- Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
- Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara
mekanis (Varney, 551-552) Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler
dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
- Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
- Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Peredaran darah janin berbeda dengan orang dewasa, hal ini dikarenakan, pada
janin organ vital untuk metabolisme masih belum berfungsi. Organ tersebut adalah
paru janin dan alat gastrointestinal yang seluruhnya diganti oleh plasenta. Transisi
kehidupan janin dari intra ke ekstra uteri terjadi pada sistem pernafasan, sistem
sirkulasi darah dan perubahan darah sebagai akibat perubahan lingkungan dalam
uterus ke luar
uterus serta beberapa refleksi yang ada pada saat lahir.
Saran Sebaiknya kita sebagai bidan harus lebih mengetahui sirkulasi darah
janin dan bayi Karena apabila terdapat kasus yang berhubungan dengan sirkulasi
darah janin dan bayi, maka kita sudah lebih mengetahui dan dapat mengatasi kasus
tersebut, sesuai dengan pendidikan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/makalah-sistem-peredaran-darah-pada-janin-dan-bayi-pdf-free.html
https://www.alodokter.com/perkembangan-janin-pada-tiap-trimester-masa-kehamilan
http://28yullymomo.blogspot.com/2012/04/transisi-kehidupan-janin-dari-intra-ke.html
https://pdfcoffee.com/makalah-sistem-peredaran-darah-pada-janin-dan-bayi-pdf-free.html
https://www.scribd.com/doc/206653732/Makalah-Sirkulasi-Darah-Janin
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
f7275a399347563e8558d0380c6ab650.pdf

Anda mungkin juga menyukai