Anda di halaman 1dari 45

Skenario 2

Blok reproduksi
“kehamilan”
FANNI TASYA RAHMA
1102019075
PBL A9
1. Proses Terjadinya
Kehamilan
1.1 Fertilisasi, Nidasi, dan Plasentasi
FERTILISASI
● Fertilisasi didefinisikan sebagai peleburan inti sperma dengan inti sel telur
● Setelah ovulasi, sel telur diambil oleh fimbriae tuba falopi di sisi tubuh yang sama
dengan ovarium yang melepaskan sel telur
● Sel telur akan tetap berada di tuba falopi, hidup dan berfungsi penuh, hanya sekitar
12 hingga 24 jam.
● Sperma dapat hidup lebih lama dalam sistem reproduksi wanita, hingga 72 jam.
● Fertilisasi sel telur terjadi di tuba falopi
● Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di ampula tuba uterina.
● Pembelahan sel dan pembelahan berlanjut selama transit melalui tuba
● Sejak pembuahan sampai minggu kedelapan kehamilan, manusia yang sedang
berkembang disebut embrio
NIDASI
● Antara lima hingga tujuh hari setelah pembuahan, blastokista mencapai rahim dan
menempel di endometrium yang menebal . Proses ini disebut implantasi atau nidasi,
dan jika embrio bertahan, itu adalah awal dari kehamilan
● Jika blastokist berhasil ditanamkan di dalam rahim, sel-sel akan terus berkembang
biak melalui pembelahan sel dan berpindah ke lokasi baru untuk membentuk dua
struktur yang berbeda
● Sekitar 100 atau lebih sel blastokist membentuk struktur yang disebut trofoblas,
yang akan memberikan kontribusi bayi pada plasenta. Tahap pertama perkembangan
plasenta adalah saat sel trofoblas menggali ke dalam endometrium.
PLASENTASI
● Plasenta merupakan organ sementara yang dibutuhkan untuk
perkembangan embrio dan janin
● Hal ini memungkinkan terjadinya pertukaran nutrisi dan oksigen dari
ibu ke janin, dan transfer produk limbah janin kembali ke ibu untuk
dibuang oleh organnya.
● Plasenta mulai berkembang dari trofoblas, setelah embrio ditanamkan
di dalam rahim
● Plasenta sepenuhnya berkembang dalam dua bulan, dan terus tumbuh
sampai persalinan dimulai. Berat plasenta rata-rata sekitar 600 gram
saat melahirkan.
1.2 Fisiologi Pada Ibu Hamil
Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan yang
mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan
progesteron yang menyebabkan perubahan pada:

1. Rahim atau uterus


Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi
(janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa
untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan
semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus
mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan
berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion
rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20
liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2008).
2.Vagina (liang senggama)
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan
otot- otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat berwarna keunguan yang
dikenal dengan tanda Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya
sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.

3.Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda.
Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi
maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil
progesterone dalam jumlah yang relative minimal (Prawirohardjo, 2008).

4.Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI
pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin (Prawirohardjo, 2008).
5. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
A. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
B. Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
C. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.

Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan
puncaknya pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30%
sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu, sehingga
pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu
memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam
dekompensasi kordis. Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga
sampai kelima.
2)Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin
dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah
sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan
mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia maka laju endap darah
semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali dari angka normal.

3)Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan.
Disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur
hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang
meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.

4)Sistem pencernaan
Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen.
5)Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin
tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala
janin sudah mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.

6)Perubahan pada kulit


Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
kadang-kadang
juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae
gravidarum.

7)Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar,
dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian
ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebagian besar
penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian
payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular.
1.3 Fisiologi Janin
● Embrio berkembang mulai minggu 3 sampai 8
● Minggu 4 : Embrio 4-5 mm, jantung terbentuk, tonjolan kaki mulai
terbentuk
● Minggu 6 : Panjang 22-24mm, tangan sudah Nampak
● Minggu 12: CRL 6-7cm, pusat pertulangan, jari tangan, dan bakal
rambut mulai terbentuk.
● Minggu 16: CRL 12cm
● Minggu 18 : CRL 14cm, berat 140 gram, mata sudah
berkembang
● Minggu 20: berat janin 300 gram, tampak lanugo halus dan
beberapa helai rambut
● Minggu 24: berat janin 630 gram, sudah ada lemak dibawah kulit,
sudah tampak alis, ada perkembangan kanalikuler paru.
● Minggu 28 : CRL 25cm, berat 1100gram, kulit masih merah dan
diselimuti vernix caseosa
● Minggu 30 : kepala bayi sudah proporsional, berat 1700g,
● Minggu 36 : CRL 32 cm, berat 2500 gram, sudah tidak terlihat keriput
● Minggu 40 : janin telah berkembang sempurna, CRL 36 cm, Panjang
50cm, rata rata berat 3400 gram.

→ Sistem respirasi : Gerakan napas janin telah dapat dilihat sejak kehamilan 12
minggu dan pada 34 minggu secara regular gerakan nafas adalah 40-60/menit
dan diantara jeda adalah periode apnea.
→ Sistem saraf : Mielinisasi saraf spinal terbentuk pada pertengahan kehamilan
dan berlanjut sampai usia bayi 1 tahun. Fungsi saraf sudah tampak pada usia 10
minggu yaitu janin bergerak, fleksi kaki sedangkan genggaman tangan lengkap
dapat dilihat pada 4 bulan.
→ Sistem Ginjal : Pada 22 minggu akan tampak pembentukan kopuskel ginjal di
zona jukstaglomerularis yang berfungsi filtrasi. Ginjal terbentuk sempurna pada
minggu ke-36.
→ Sistem Gastrointestinal : Pada 26 minggu enzim sudah terbentuk meskipun
amilasi baru nyata pada periode neonatal. Janin meminum air ketuban dan akan
tampak gerakan peristaltik usus.
→ Sistem Kardio : Tali pusat terdiri dari satu vena dan 2 arteri. Vena ini
menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin. Sebaliknya, kedua arteri
menjadi pembuluh balik yang menyalurkan darah kearah plasenta untuk dibersihkan
dari sisa metabolisme
2. Kehamilan Dengan
Anemia
2.1 Definisi
Anemia adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah dalam
sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan tubuh. Ibu hamil
dikatakan anemia jika kadar Hb nya kurang dari 11 gr/dl. Bahaya anemia pada
ibu hamil tidak hanya berpengaruh terhadap keselamatan dirinya, tetapi juga
janin yang dikandungnya.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr%, sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan
III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi
2.1 Klasifikasi
Anemia defisiensi zat besi
Anemia defisiensi besi menyumbang 75-95% dari kasus anemia pada wanita hamil. CDC
(1989) memperkirakan bahwa sebanyak 8 juta wanita Amerika usia subur mengalami
defisiensi zat besi. Dalam sebuah penelitian terhadap lebih dari 1.300 wanita, 21 persen
mengalami anemia trimester ketiga dengan 16 persen karena anemia defisiensi besi
(Vandevijvere, 2013).

Anemia defisiensi folat dan vitamin B-12


Kekurangan folat jauh lebih jarang terjadi (29%) dibandingkan dengan kekurangan zat
besi. Peningkatan MCV (biasanya >100 fL) dapat menandakan defisiensi folat dan/atau
vitamin B-12, dalam hal ini, tentukan kadar serum vitamin B-12 dan folat. Jika
kadarnya rendah, pasien mungkin memerlukan folat oral dengan dosis 1 mg 3 kali sehari.
Kekurangan Asam Folat Di Amerika Serikat, anemia megaloblastik yang dimulai selama
kehamilan hampir selalu diakibatkan oleh kekurangan asam folat. Di masa lalu, kondisi
ini disebut sebagai anemia pernisiosa kehamilan.
Anemia karena infeksi
Penyebab anemia karena infeksi lebih sering terjadi di negara-negara non-industri.
Anemia dapat disebabkan oleh infeksi seperti parvovirus B-19, cytomegalovirus (CMV),
HIV, virus hepatitis, virus Epstein-Barr (EBV), malaria, babesiosis, bartonellosis,
infestasi cacing tambang, dan toksin Clostridium. Jika riwayat pasien menunjukkan
pajanan terhadap salah satu agen infeksi ini, pemeriksaan laboratorium yang sesuai harus
dilakukan.

Anemia Hipoplastik
Anemia Diamond-Blackfan adalah kelainan autosom dominan jarang (7 per 1 juta) dari
aplasia sel darah merah murni yang memerlukan transfusi seumur hidup.
Penyakit Gaucher adalah defisiensi enzim lisosom resesif autosomal yang ditandai dengan
defisiensi aktivitas asam β-glukosidase. Ini melibatkan banyak sistem, termasuk sumsum
tulang. Wanita yang terkena mengalami anemia dan trombositopenia yang biasanya
diperburuk oleh kehamilan
Anemia Penyakit Kronis
Wanita dengan penyakit kronis dapat mengalami anemia untuk pertama kalinya selama kehamilan.
Pada mereka dengan anemia yang sudah ada sebelumnya, hal itu dapat ditingkatkan karena volume
plasma mengembang secara tidak proporsional untuk ekspansi massa sel darah merah. Penyebabnya
termasuk insufisiensi ginjal kronis, penyakit radang usus, dan gangguan jaringan ikat. Lainnya
adalah infeksi granulomatosa, neoplasma ganas, artritis reumatoid, dan kondisi supuratif kronis.
Selama kehamilan pada wanita dengan insufisiensi ginjal kronis ringan, derajat ekspansi massa sel
darah merah berbanding terbalik dengan gangguan ginjal. Pada saat yang sama, ekspansi volume
plasma biasanya normal, dan dengan demikian anemia meningkat (Cunningham, 1990).

Anemia Lain
Selain penggunaan obat-obatan dan pengobatan, konsumsi alkohol harus dipertimbangkan. Ada
populasi wanita hamil yang mengalami alkoholisme dan mengkonsumsi alkohol tanpa
memberitahukan hal ini kepada dokter kandungannya. Wanita harus ditanyai dengan hati-hati
tentang penggunaan alkohol mereka.
2.3 Etiologi
Penyebab paling umum dari anemia kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi. Anemia juga dapat disebabkan oleh kurangnya konsumsi
makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi
dalam tubuh.
Anemia defisiensi zat besi terjadi karena :
● Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi tidak
mencukupi kebutuhan
● Meningkatnya kebutuhan tubuh dari biasanya
● Meningkatnya pengeluaran zat besi untuk janin
Menurut (Manuaba 2007), penyebab anemia dalam kehamilan diantaranya :
1) Kekurangan asupan zat besi
Kecukupan dari zat besi tidak hanya dilihat dari konsumsi makanan sumber zat besi tetapi juga
tergantung variasi penyerapannya, yang membentuk 90% Fe pada makanan non daging seperti
biji-bijian, sayur, telur,buah tidak mudah diserap tubuh.
2) Peningkatan kebutuhan fisiologis
Kebutuhan Fe akan meningkat selama kehamilan untuk memenuhi kebutuhan ibu, janin dan plasenta
serta untuk menggantikan kehilangan darah saat persalinan.
3) Kebutuhan yang berlebihan
Bagi ibu yang sering mengalami kehamilan (multiparitas), kehamilan kembar, Riwayat anemia
maupun perdarahan pada kehamilan sebelumnya membutuhkan pemenuhan zat besi yang lebih
banyak.
4) Malabsorbsi
Gangguan penyerapan zat besi pada usus dapat menyebabkan pemenuhan zat besi pada ibu hamil
terganggu.
5) Riwayat kehilangan darah yang banyak pada persalinan sebelumnya, operasi, perdarahan akibat
infeksi kronis.
2.4 Patofisiologi
1. Hamil → peningkatan volume darah (hipervolemia):
peningkatan vol plasma jauh lebih besar → konsentrasi Hb
berkurang dari 12 g/100 ml → encer (hemodelusi)
2. Hemodelusi: relatif terjadi anemia
Peningkatan volume 30%-40%, puncak pada minggu ke-32-34.
Jumlah peningkatan RBC 18%-30% dan Hb 19%
3. Jika hemodelusi dialami oleh ibu dengan Hb sebelum hamil
berkisar 11 gr% → Anemia dengan Hb 9, 5-10 gr%.
2.5 Manifestasi Klinis
Anemia ringan
Biasanya tidak menimbulkan tanda dan gejala apapun. Jika anemia secara perlahan
terus menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan. Mungkin
tidak ada gejala apapun sampai anemia menjadi berat.
Anemia sedang
Jumlah Eritrosit rendah → berkurangnya pengiriman O2 ke setiap jaringan dalam tubuh
→ Gejala anemia mungkin termasuk: kelelahan, penurunan energi, kelemahan, sesak
nafas, ringan, tampak pucat.
Anemia berat
Beberapa tanda dan gejala: perubahan warna tinja, denyut jantung cepat, tekanan darah
rendah, frekuensi nafas cepat, pucat atau kulit dingin, pusing, sakit kepala, dan nyeri
dada; Sembelit, daya konsentrasinya rendah, rambut rontok, dan memburuknya masalah
jantung.
2.6 Cara Diagnosis dan Diagnosis Banding
1.Anamnesis → Pada anamnesis sering didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang, nafsu makan berkurang dan keluhan muntah- muntah lebih
hebat dari kehamilan muda
2.Pemeriksaan fisik → Keluhan Lemah ,kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi
masih dalam batas normal, pucat pada membran mukosa dan konjungtiva oleh
karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh darah kapiler dan pucat pada
kuku dan jari tangan
3.Pemeriksaan darah → Pemeriksaan kadar Hb dan darah tepi. Pemeriksaan minimal
2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester I dan trimester III. Dengan melihat
hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik maka diagnosis dapat dipastikan dengan
pemeriksaan kadar Hb dengan menggunakan alat Spektrofotometer
2.7 Tatalaksana
Oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi
+ 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml)
intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat
meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam).
Kebutuhan tablet besi pada kehamilan menurut Jordan (2003), dijelaskan bahwa : Pada
kehamilan dengan janin tunggal kebutuhan zat besi terdiri dari : 200-600 mg untuk memenuhi
peningkatan massa sel darah merah, 200-370 mg untuk janin yang bergantung pada berat
lahirnya, 150-200 mg untuk kehilangan eksternal, 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta,
90-310 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat melahirkan.
Ibu hamil memerlukan rata-rata 30,00-40,00 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat
secara signifikan pada trimester terakhir, yaitu rata-rata 50,00 mg / hari pada akhir kehamilan
menjadi 60,00 mg / hari. Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar 6,00 sampai 9,00 mg /
hari, ketersediaan ini bergantung pada cakupan diet. Karena itu, pemenuhan kebutuhan pada
kehamilan memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorbsi.
2.8 Pencegahan

● Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin (Antenatal care)


● Konsumsi makanan tinggi zat besi yang cukup
● Konsumsi asam folat
● Konsumsi Vitamin B12 dan Vitamin C
● Menilai kondisi dan gejala
2.9 Prognosis
Prognosis anemia defisiensi zat besi dalam kehamilan
umumnya baik bagi ibu dan anak. Persalinan dapat
berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan atau komplikasi
lain. Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan
muda dapat menyebabkan abortus dan dalam kehamilan tua
dapat menyebabkan partus lama, perdarahan dan infeksi.
3. Persalinan
Normal
3.1 Mekanisme Persalinan Normal
SEBAB TERJADINYA PROSES PERSALINAN:
● Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun
mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
● Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus Frankenhauser, menjadi stimulasi
(pacemaker) bagi kontraksi otot polos uterus.
● Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin
merangsang terjadinya kontraksi.
● Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan
estrogen mengakibatkan peningkatan aktivitas kortison, prostaglandin, oksitosin,
menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan.
KEBERHASILAN SUATU PERSALINAN PERSALINAN DITENTUKAN OLEH 3
FAKTOR“P”UTAMA
1. Power → His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu.
2. Passage → Keadaan jalan lahir
3. Passanger → Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak
kelainan anatomik mayor) (ditambah dengan faktor-faktor “P” lainya : Psikologi,
Penolong dan Posisi). Dengan adanya keseimbangan / kesesuaian antara
faktor-faktor “P” tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung.

Hal yang penting dinilai mengenai His adalah :


● Amplitudo : intensitas kontraksi otot polos : bagian pertama peningkatan agak cepat,
bagian kedua penurunan agak lambat.
● Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu (biasanya per 10 menit)
● Satuan his : unit Montevide (intensitas tekanan / mmHg terhadap frekuensi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya nyeri saat his :
● Iskemia dinding korpus uteri yang menjadi stimulasi serabut saraf di
pleksus hipogastrikus diteruskan ke sistem saraf pusat menjadi sensasi nyeri
● Peregangan vagina, jaringan lunak dalam rongga panggul dan peritoneum, menjadi
rangsang nyeri.
● Keadaan mental pasien (pasien bersalin sering ketakutan, cemas/ anxietas, atau
eksitasi).
● Prostaglandin meningkat sebagai respons terhadap stress
HIS / KONTRAKSI UTERUS
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari
daerah fundus uteri pada daerah di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal
gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah
tersebut. Resultante efek gaya kontraksi tersebut dalam keadaan normal mengarah ke
daerah lokus minoris yaitu daerah kanalis servikalis (jalan lahir) yang membuka, untuk
mendorong isi uterus ke luar.
His dapat terjadi sebagai akibat dari :
● Kerja hormon oksitosin
● Regangan dinding uterus oleh isi konsepsi
● Rangsangan terhadap pleksus saraf Frankenhauser yang tertekan massa konsepsi.
His dikatakan baik dan ideal apabila :
● Kontraksi simultan simetris di seluruh uterus
● Kekuatan terbesar (dominasi) di daerah fundus
● Terdapat periode relaksasi di antara dua periode kontraksi
● Terdapat retraksi otot-otot korpus uteri setiap sesudah his
● Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen dan kurang mengandung serabut
otot,akan tertarik ke atas oleh retraksi otot-otot korpus, kemudian terbuka secara
pasif dan mendatar (cervical effacement). Ostium uteri eksternum dan internum
pun akan terbuka.
PEMBAGIAN FASE / KALA PERSALINAN
● Kala 1 : disebut juga dengan kala pembukaan, terjadi pematangan dan pembukaan
serviks sampai lengkap
● Kala 2 : disebut juga kala pengeluaran, terjadi pengeluaran bayi
● Kala 3 : disebut juga kala uri, terjadi pengeluaran plasenta
● Kala 4 : merupakan masa 1 jam setelah persalinan/ partus, terutama untuk observasi
3.2 Pimpinan Persalinan Normal
KALA I
1. Fase laten persalinan
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara
bertahap :
● Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
● Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
2. Fase aktif persalinan
Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi, dilatasi maksimal, dan deselerasi
Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap
adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih
● Serviks membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per
jam hingga pembukaan lengkap (10 cm)
● Terjadi penurunan bagian terendah janin
KALA II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1.Ibu ingin meneran
2.Perineum menonjol
3.Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4.Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5.His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6.Pembukaan lengkap (10 cm )
7.Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5 jam
8.Pemantauan
KALA III
● Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban
● Berlangsung tidak lebih dari 30 menit
● Disebut dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta
● Peregangan Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin untuk
kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan
Tanda-tanda pelepasan plasenta :
● Perubahan ukuran dan bentuk uterus
● Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah
terlepas dari Segmen Bawah Rahim
● Tali pusat memanjang
● Semburan darah tiba tiba
KALA IV
● Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu
● Paling kritis karena proses perdarahan yang berlangsung
● Masa 1 jam setelah plasenta lahir
● Pemantauan 15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit
● pada jam kedua setelah persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih
sering
● Observasi intensif karena perdarahan yang terjadi pada masa ini
Observasi yang dilakukan :
● Tingkat kesadaran penderita.
● Pemeriksaan tanda vital.
● Kontraksi uterus.
● Perdarahan, dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400- 500cc.
4. Pentingnya Zat Gizi Bagi
Perkembangan Janin dan Ibu
Hamil
4.1 Peran Zat Gizi pada tiap fase Kehamilan
Minggu 1 sampai minggu ke-4
Selama trimester 1 (hingga minggu ke-12), ibu harus mengonsumsi berbagai jenis makanan
berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhan kalori yang bertambah 170 kalori (setara 1 porsi
nasi putih).
Minggu ke-5
Agar asupan kalori terpenuhi, meski dilanda mual dan muntah, makan dalam porsi kecil tapi
sering. Konsumsi makanan selagi segar atau panas. Contoh porsi yang dapat dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi per hari pada trimester 1, antara lain roti, sereal, nasi 6 porsi,
buah 3 - 4 porsi, sayuran 4 porsi, daging, sumber protein lainnya 2 - 3 porsi, susu atau
produk olahannya 3 - 4 porsi, camilan 2 - 3 porsi
Minggu ke-7
Konsumsi aneka jenis makanan sumber kalsium untuk menunjang pembentukan tulang kerangka
tubuh janin yang berlangsung saat ini. Kebutuhan kalsium Anda 1000 miligram/hari.
Minggu ke-9
Jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6 mg per hari, diperoleh dari hati, kacang kering,
telur, brokoli, aneka produk whole grain, jeruk, dan jus jeruk.
Minggu ke-10
Saatnya makan banyak protein untuk memperoleh asam amino bagi pembentukan
otak janin, ditambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru.
Minggu ke-12
Sejumlah vitamin yang harus Anda penuhi kebutuhannya adalah vitamin A, B1,
B2, B3, dan B6, semuanya untuk membantu proses tumbuh-kembang.

Kebutuhan mikronutrien meliputi vitamin larut air dan larut lemak:


● Rata-rata tambahan kebutuhan vitamin A sebesar 300 RE dari kebutuhan
sebelum hamil sebesar 500 RE. Konsumsi vitamin A berlebihan dari diet
harus memerlukan pengawasan yang ketat karena memiliki risiko
terjadinya kecacatan janin.
● Kebutuhan vitamin D, E, dan K tidak mengalami perubahan selama
kehamilan.
4.2 Masalah – masalah nutrisi yang timbul saat
kehamilan dan penangananya dari segi nutrisi
a. Kekurangan Energi Kronis (KEK)
b. Anemia
c. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKI).
Dapat diatasi :
● Banyak minum dan makan makanan tinggi serat (sayuran, buah terutama
lalapan)
● Selain makanan ibu hamil ditingkatkan, ibu perlu mendapat tambahan tablet zat
besi sejak mulai hamil sampai periode menyusui.
● Minum sari buah lebih banyak, kalau 3-4 hari konstipasi masih berlangsung.
5. Pandangan Islam terhadap
Puasa Ramadhan pada Ibu Hamil
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan,
Wanita hamil tidak lepas dari dua hal:
● Wanita itu kuat dan semangat untuk jalani puasa, tidak sulit baginya jalani
puasa dan tidak membawa efek bagi janinnya, maka wajib bagi wanita hamil
tersebut untuk berpuasa. Karena ketika itu tidak ada udzur baginya untuk tidak
berpuasa.
● Wanita tersebut tidak mampu dan berat jalani puasa atau badannya lemas jika
jalani puasa dan sebab lainnya, maka dalam kondisi ini hendaklah ia tidak
berpuasa. Apalagi jika membawa efek pada janinnya, kondisi ini juga wajib
baginya untuk tidak berpuasa.
[Fatawa Asy Syaikh Ibnu 'Utsaimin, 1/487]
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz rahimahullah berkata,
Status wanita hamil dan menyusui adalah seperti orang yang sakit. Jika ia sulit
jalani puasa, maka ia boleh tidak puasa, namun tetap dirinya harus meng-qodho
puasanya ketika ia mampu nantinya, statusnya seperti orang sakit. Sebagian
ulama berpendapat cukup bagi wanita hamil dan menyusui mengganti puasanya
dengan menunaikan fidyah, yaitu memberi makan pada orang miskin bagi hari
yang tidak berpuasa. Namun pendapat ini adalah pendapat yang lemah. Yang
tepat, tetap baginya menunaikan qodho puasa seperti musafir dan orang sakit.
Allah Ta’ala berfirman,
َ‫َوﻣَنْ ﻛَﺎنَ ﻣَرِ ﯾﺿًﺎ أ َْو ﻋَ ﻠَﻰ ﺳَ ﻔَرٍ َﻓ ِﻌ ﱠدةٌ ﻣِنْ أَﯾﱠﺎ ٍم أ ُﺧَ ر‬

“Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain.” (QS. Al Baqarah: 185)

ِ‫ﷲ َوﺿَ ﻊَ ﻋَ نْ ا ْﻟﻣُﺳَ ﺎﻓِرِ ﻧِﺻْ فَ اﻟﺻ َﱠﻼ ِة َواﻟﺻ ْﱠو َم َوﻋَ نْ ا ْﻟ ُﺣ ْﺑﻠَﻰ َوا ْﻟﻣُرْ ﺿِ ﻊ‬
َ ‫إِنﱠ ﱠ‬

“Sesungguhnya Allah meringankan separuh shalat dari musafir, juga puasa dari
wanita hamil dan menyusui.” (Diriwayatkan oleh yang lima)
DAFTAR PUSTAKA
● Guyton dan Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
● Manuaba, I.B.G. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
● Rigby, Fidelma B. 2016. Anemia and Thrombocytopenia in Pregnancy. Virginia.
Dapat di akses di : https://emedicine.medscape.com/article/261586-overview
● Kurniarum, A. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
● Triharini, M. 2019. Upaya Bersama dalam Pencegahan Anemia Kehamilan. Vol.5.
Dapat
diakses:https://e-journal.unair.ac.id/PMNJ/http://dx.doi.org/10.20473/pmnj.v5i2.
21220
● Banudi, L. (2010). Gizi Kesehatan Reproduksi : buku saku bidan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai