Anda di halaman 1dari 40

KEHAMILAN TRIMESTER III DAN ANTENATAL CARE

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Definisi kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan
sebuah sperma, yang menandai awal suatu peristiwa yang
terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian yang mengelilinginya.
Kejadian-kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan sperma),
ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi
embrio di dalam uterus. Jika peristiwa ini berlangsung baik, maka
proses perkembangan embrio dan janin dapat dimulai. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2007 dalam
Utami, 2013).
2. Klasifikasi kehamilan
Menurut Praworihardjo (2009) dalam Wati (2015), kehamilan dibagi
menjadi:
a) Trimester I: Awal kehamilan sampai 12 minggu
b) Trimester II: Kehamilan 13 minggu sampai 27 minggu
c) Trimester III: Kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu
3. Proses terjadinya kehamilan
Menurut Sulistyawati (2009) dalam Melati (2013), proses kehamilan
dimulai saat terjadinya konsepsi (pembuahan), sebelum konsepsi
terjadi ada hal-hal yang terjadi pada tubuh wanita, yaitu :
a) Ovulasi
Ovulasi terjadi ketika sel telur (ovum) keluar dari sarangnya
(ovarium=indung telur). Di dalam ovarium terdapat kantung-
kantung (folikel) yang berisi cairan dan sel telur, pada suatu
ketika folikel menjadi matang kemudian pecah maka keluarlah
sel telur yang ada di dalamnya tadi. Ovulasi ini normalnya
terjadi setiap bulan sesuai siklus menstruasi dan rata-rata terjadi
ketika sekitar dua minggu sebelum periode (siklus) mens
berikutnya.
b) Kenaikan Hormon
Setelah telur meninggalkan folikel, folikel berkembang menjadi
sesuatu yang disebut korpus luteum. Korpus luteum
melepaskan hormon yang membantu menebalkan lapisan
rahim, untuk mempersiapkan ketika terjadi proses kehamilan
nantinya.
c) Telur Berjalan Ke Tuba Fallopi
Setelah telur dilepaskan, ia bergerak ke tuba fallopi. Sel telur
tinggal disana selama sekitar 24 jam, menunggu sel sperma
untuk membuahi. Semua ini terjadi, rata-rata sekitar dua minggu
setelah hari pertama menstruasi terakhir atau masa ini disebut
juga dengan masa subur. Telur memiliki hanya 12-24 jam
sedangkan sperma bisa bertahan selama sekitar 72 jam pada
saluran reproduksi wanita. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa
masa subur wanita itu lamanya 4 hari, yakni hari ke 12-16
dihitung dari hari pertama menstruasi.
d) Jika sel telur tidak dibuahi
Jika tidak ada sperma yang masuk untuk membuahi sel telur,
maka tidak terjadi proses kehamilan dan sel telur akan bergerak
menuju rahim (uterus) kemudain hancur. Kadar hormon yang
dihasilkan korpus luteum tadi kembali normal sehingga lapisan
rahim yang menebal tadi menjadi luruh, inilah yang disebut
dengan menstruasi atau haid.
e) Fertilisasi (Pembuahan)
Jika salah satu sperma masuk ke tuba fallopi dan bertemu sel
telur yang telah menanti, maka terjadilah fertilisasi
(pembuahan), proses kehamilan dimulai dari sini. Sel telur akan
mengubah dirinya sehingga tidak ada sperma lain bisa masuk
(membuahi). Pada saat pembuahan, gen bayi dan jenis
kelaminnya ditetapkan pada saat itu juga. Jika yang membuahi
sperma yang berkromosom Y, maka jadi anak laki-laki. Jika
yang membuahi berkromosom X, jadi anak perempuan.
f) Implantasi
Telur yang telah dibuahi (zigot) tetap dalam tuba fallopi selama
sekitar tiga sampai empat hari, tetapi dalam waktu 24 jam
setelah dibuahi, zigot mulai membelah diri (zigot yang sudah
membelah disebut embrio) sangat cepat menjadi banyak sel,
embrio terus membelah ketika bergerak perlahan-lahan melalui
tuba fallopi menuju rahim. Ketika sampai rahim embrio akan
menempel dan tertanam dalam dinding rahim (endometrium)
yang sudah menebal (lahan subur), inilah yang disebut
implantasi (penanaman). Beberapa wanita mengalami spotting
atau sedikit bercak pendarahan selama satu atau dua hari
sekitar waktu implantasi. Lapisan rahim semakin tebal dan leher
rahim disegel oleh plug lendir sampai bayi lahir. Dalam minggu
pertama, hormon yang disebut human chrionic gonadotropin
(hCH) dapat ditemukan dalam darah. Hormon ini dibuat oleh
sel-sel yang akhirnya menjadi plasenta. Hormon beta-hCG
inilah yang dideteksi pada tes pack atau tes kehamilan.
4. Perubahan fisiologi pada kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita
mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang
perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Menurut
Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara lain:
a) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima
dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai
persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa
untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan
pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu
setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus
mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang.
Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ
yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion
rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter
bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-
rata 1100 gram.
b) Vagina
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva,
sehingga pada vagina akan terlihat bewarna keunguan yang
dikenal dengan tanda Chadwicks. Perubahan ini meliputi
penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertrofi dari sel-sel otot polos.
c) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus
luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone
dalam jumlah yang relatif minimal.
d) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormon saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin.
e) Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain:
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan
janin dalam rahim.
2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada
sirkulasi retro-plasenter.
3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin
meningkat.
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan
peredaran darah, yaitu:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum
darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga
terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan
puncaknya pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume
darah) bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah
sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak
sekitar umur hamil 16 minggu, sehingga pengidap penyakit
jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali.
Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga
wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam
dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi
hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi
pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai
anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan
mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi
dan anemia maka laju endap darah semakin tinggi dan
dapat mencapai 4 kali dari angka normal.
3) Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi
untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping itu terjadi
desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar
pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil
akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.
4) Sistem pencernaan
Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh
estrogen.
5) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga
panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah
mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul
kembali.
6) Perubahan pada kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna
menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan
mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal
dengan nama striae gravidarum.
7) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh
mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan
nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan
akan bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat
badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya.
Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular.
Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa
yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia
postprandial dan hiperinsulinemia. Zinc (Zn) sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa
penelitian menunjukkan kekurangan zat ini dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
5. Tanda kehamilan
5.1 Tanda tidak pasti kehamilan
a) Amenore
Amenore merupakan salah satu tanda kehamilan
tidak pasti karena amenore bisa terjadi pada wanita yang
siklus menstruasinya tidak teratur baik pengaruh hormonal
maupun pola makan, stress dan kecapaian.
b) Mual
Sekitar 50% perempuan yang mengalami kehamilan
akan memiliki tanda-tanda ini. Pemicunya adalah
peningkatan hormon secara tiba-tiba dalam aliran darah.
Hormon tersebut adalah HCG (Human chorionic
Gonadotrophin). Selain dalam darah, peningkatan hormon
ini juga terjadi pada saluran air kencing. Makanya, alat test
pack kehamilan dilakukan melalui media air seni, hal ini
dilakukan untuk mengukur terjadinya peningkatan kadar
hormon HCG tersebut. Peningkatan hormon ini akan
mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut dan
menimbulkan rasa mual. Rasa mual ini biasanya akan
menghilang memasuki kehamilan trimester kedua.
Jika, rasa mual dan muntah masih terjadi pada usia
kehamilan trimester kedua, sebaiknya periksakan dan
konsultasikan mengenai hal ini ke dokter anda, karena akan
mengganggu kehamilan anda. Mual dan muntah ini biasa
morning sickness karena biasanya terjadi pada saat di pagi
hari. Namun kenyataannya, mual dan muntah dapat terjadi
pada siang dan malam hari juga. Bahkan morning sickness
terjadi hanya ketika si ibu mencium aroma atau wewangian
tertentu.
Meskipun 50% mual dialami oleh wanita yang
sedang hamil tetapi gejala mual ini bukan merupakan tanda
pasti pada kehamilan kerena mual seperti ini bisa dialami
oleh selain wanita hamil dengan berbagai faktor penyebab
terjadinya mual tersebut.
c) Mengidam
Wanita hamil biasanya menginginkan makanan-
makanan tertentu. Ini terjadi bulan-bulan pertama hal inilah
yang sering kita kenal dengan mengidam. Sudah tidak
asing lagi mendengar kata ini saat ada seseorang yang
sedang hamil. Mau ini, mau itu lalu tiba-tiba Anda ingin
makan buah-buahan yang rasanya asam, padahal
sebelumnya sangat benci terhadap buah yang rasanya
asam. Jika Anda menjadi pemerhati masalah makanan,
mungkin ini adalah tanda-tanda sedang hamil. Tetapi
mengidam bukan salah satu tanda pasti bahwa wanita
mengalami kehamilan.
d) Pingsan
Mungkin Anda sering menonton adegan wanita
hamil yang pingsan. Namun faktanya ini dapat terjadi
karena kadar jumlah gula di tubuh yang rendah. Oleh
karena itu, pastikan anda cukup makan dan tentunya
banyak minum supaya tidak kekurangan cairan tubuh. Dan
gejala pingsan ini tidak menjadi tanda pasti kehamilan
karena pingsan bisa dialami oleh siapapun baik yang
sedang mengalami gangguan kesehatan dll.
e) Anoreksia
Memalingkan hidung dari suatu makanan tertentu
biasanya merupakan tanda-tanda awal bahwa sedang
hamil. Bahkan bau makanan tertentu bisa menyebabkan
rasa mual di awal kehamilan.
Sebuah studi mengatakan bahwa ibu hamil
biasanya tidak suka pada bau kopi di minggu-minggu awal
kehamilannya. Daging, produk yang mengandung susu dan
makanan berbumbu tajam adalah objek yang biasanya
paling tidak disukai pada saat kehamilan.
f) Mamae menjadi tegang dan besar
Pengaruh estrogen dan progesteron dan
somamotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam
pada payudara. Payudara membesar dan tegang, ujung
saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil
pertama. Tetapi ini bukan merupakan tanda pasti kehamilan
karena hal seperti ini juga bisa terjadi pada wanita yang
akan mengalami menstruasi.
g) Sering kencing
Uterus yang membesar pada TM I akan
menyebabkan tertekannya kandung kencing. Pada TM II
umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul dan pada TM III
gejala ini dapat timbul lagi karena janin mulai masuk ke
ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
h) Varises
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron
terjadi penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi
mereka yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh
darah itu terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki, betis dan
payudara dan dapat menghilang setelah persalinan.
i) Pigmentasi kulit
Pengaruh hormon kortikostroid plasenta yang merangsang
nelanofor dan kulit.
o Sekitar Pipi (Cloasma Gravidarum)
Keluarnya Melanophore Stimulating Hormone (MSH)
hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi pada kulit.
o Dinding perut
- Stria livide dan albican
- Linea Ningra dan alba
o Sekitar Payudara
- Hiperpigmentasi areola mamae
- Putting susu makin menonjol
- Kelenjar montgomery menonjol
- Pembuluh darah manifes sekitar payudara
(Manuaba, 2010 dalam Wati, 2015)
5.2 Tanda-tanda kemungkinan hamil
a) Tanda hegar
Dengan meletakkan 2 jari pada forniks posterior dan tangan
lain di dinding perut diatas simpisis pubis, maka terasa
korpus uteri seakan-akan terpisah dengan serviks (istmus
sangat lembek pada kehamilan). Pada kehamilan 6-8
minggu dengan pemeriksaan bimanual sudah dapat
diketahui tanda hegar ini.
b) Tanda Piskacek
Tanda piskacek adalah suatu pembesaran uterus yang tidak
rata hingga menonjol jelas kejurusan uterus yang membesar
(uterus dalam keadaan hamil tumbuh cepat pada tempat
implantasinya).
c) Tanda Braxton hicks
Uterus pada saat hamil bila dirangsang mudah berkontraksi.
Kontraksi yang tidak teratur tanpa nyeri disebut kontraksi
Braxton Hicks. Adanya kontraksi Braxton Hicks ini
menunjukkan bahwa kehamilan bukan kehamilan ektopik.
d) Tanda Ballotement
Pada kehamilan muda (kira-kira 20 minggu) air ketuban jauh
lebih banyak sehingga dengan menggoyangkan uterus atau
sekonyong-konyong uterus ditekan maka janin akan
melenting dalam uterus, keadaan inilah yang disebut dengan
ballottement.
e) Tanda Chadwick
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna ungu
kebiruan pada mukosa vagina, vulva dan serviks akibat
meningkatnya hormon estrogen.
(Purwaningsih &Fatmawati, 2010)
5.3 Tanda pasti kehamilan
a) Terdengar denyut jantung janin
Dengan stetoskop laenec denyut jantung janin dapat
didengar pada umur kehamilan 18-20 minggu. Dengan alat
vital cardiographn atau dopler denyut jantung janin dapat
didengar pada umur kehamilan 12 minggu.
b) Terasa gerakan janin dan balotement
Gerakan janin dapat dirasakan pada kehamilan 18 minggu
untuk primigravida sedangkan multigravida dapat dirasakan
pada kehamilan 16 minggu.
c) Teraba bagian-bagian janin
Janin dapat diraba dengan pemeriksaan leopold pada umur
kehamilan 20 minggu.
d) Pemeriksaan rontgen terlihat kerangka janin
Dengan rontgen rangka janin dapat terlihat pada umur
kehamilan 20 minggu.
(Purwaningsih &Fatmawati, 2010)
6. Komplikasi Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2006) dalam Febriyanti (2013), komplikasi
yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain:
a) Hiperemesis gravidarum
Adalah mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum)
biasanya terjadi pada pagi hari. Gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung
selama kurang lebih 10 minggu.
b) Pre-eklamsia dan eklamsia
Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
edema, dan proteinuria. Eklamsia adalah umumnya timbul pada
wanita atau dalam nifas dengan tanda-tanda pre-eklamsia dan
timbul serangan kejang diikuti oleh koma.
c) Abortus
Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin hidup diluar
kandungan.
d) Persalinan Preterm
Persalinan yang terjadi pada 37 minggu atau kurang
merupakan hal yang berbahaya karena mempunyai dampak
yang potensial meningkatkan kematian perinatal.

B. Kehamilan Trimester III


1. Definisi
Trimester tiga adalah periode kehamilan tiga bulan terakhir atau
sepertiga masa kehamilan terakhir. Trimester tiga merupakan
periode kehamilan dari bulan ketujuh sampai sembilan bulan (28-40
minggu), (Farrer, 1999).
2. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Trimester ke III
a) Uterus
Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal
20 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada
kehamilan 28 minggu fundus uterus terletak kira-kira 3 jari di
atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xipoedeus.
Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak 1/2 pusat
dengan prosesus xipoedeus. Pada kehamilan 36 minggu
fundus uterus berada kira-kira 1 jari di bawah prosesus
xipoedeus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus
uteri 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm,
pada 36 minggu adalah 30 cm.
b) Vagina dan Vulva
Akibat hormon esterogen mengalami perubahan adanya
hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva
tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick), cairan
vagina mulai meningkat dan lebih kental.
c) Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan
memberikan ASI pada laktasi.Perkembangan payudara tidak
dapat dilepas dari pengaruh horman saat kehamilan, yaitu
esterogen dan progesteron.
d) Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat
kecenderungan peningkatan tekanan darah. Sama halnya
dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga
mengalami distensi vena tungkai berpengaruh pada kehamilan
lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena, akibat tingginya
tekanan darah yang kembali dari uterus, keadaan ini
menyebabkan varises pada vena tungkai.
e) Sistem Respirasi
Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus,
diafragma naik 4 cm. Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas
pendek dan sering terjadi pada 60% wanita hamil.
f) Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung
meningkat hal ini yang menyebabkan pengeluaran air liur
berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa panas dan
mual muntah.Pengaruh esterogen menimbulkan gerakan usus
makin berkurang dan dapat menyebabkan sembelit.
g) Sistem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena
kepala janin turun ke pintu atas panggul, desakan ini
menyebabkan kandung kemih terus terasa penuh.Akibat
terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin
lancar sehingga pembentukan urin pun bertambah.
3. Tanda Subyektif dan Obyektif Kehamilan Trimester III
a) Tanda Subjektif
1) 29-33 Minggu
- Fatigue
- Ansietas tentang masa depan
- Mimpi buruk
- Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan
fisik

2) 34-38 Minggu
- Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
- Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
- Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen
3) Sebelum Kelahiran
- Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
- Sakit perut bagian bawah
b) Tanda Objektif
1) 29-33 minggu
- Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus,
mild hiatus hernia dan muntahan asam perut ke dalam
esophagus
- Kontaraksi braxton-hick
- Fundus terletak diantara umbilikus dan xipoid
2) 34-38 minggu
- Heartburn (pirosis, nyeri dada)
- Nyeri pada tulang belakang bagian bawah
- Konstipasi
- Vena varikosa (varicose veins)
- Edema kaki
- Haemoroid (wasir)
3) Sebelum kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk
kedalam rongga panggul, kemudian perut kelihatan maju ke
depan.(Dickason, 1997).
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester III
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ketiga yaitu :
a) Minggu 25 28
- Bulu mata, dan kelopak mata terbentuk
- Janin dapat hidup pada usia 27 minggu

b) Minggu 29 32
- Tubuh Menjadi lebih besar
- Rambut halus yang pernah menutupi itu hampir habis
- Bayi mulai memahami secara tegas dengan tangannya.
c) Minggu 33 36
- Berat janin menetap
- Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala
- Kuku jari tumbuh
- Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir
dalam minggu-minggu ini.
d) Minggu 37 40
- lemak subkutan tetap dibentuk dan disekeliling janin menjadi
menggumpal
- Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan
melampaui ujung jari tangan dan kaki
- Testis turun ke arah scrotum
- Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari
bagian tubuh.
5. Komplikasi Kehamilan Trimester Ke III
a) Persalinan Prematuritas
Persalinan prematuritas (prematur) dimaksudkan dengan
persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36 minggu,
dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg. Persalinan
prematuritas merupakan masalah besar karena berat janin
kurang dari 2,5 kg dan umur kurang dari 36 minggu, maka alat-
alat vital belum sempurna. Sebab persalinan prematuritas :
1) Hamil dengan perdarahan, kehamilan ganda
2) Kehamilan disertai komplikasi (preeklamsia, dan eklamsia)
3) Kehamilan dengan komplikasi penyakit ibu (hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit jantung, dsb).
4) Keadaan gizi yang rendah disertai kurang darah, lapisan
dalam lahir yang kurang subur karena jarak hamil terlalu
pendek.
b) Kehamilan Ganda (Kembar)
1) Pengaruh hamil ganda terhadap ibu: Diperlukan gizi yang
lebih banyak, sehingga tumbuh kembang janin mencapai
cukup bulan, pada hamil muda sering terjadi keluhan yang
lebih hebat, ibu sering cepat lelah, sering terjadi penyulit
hamil (hidramnion, preeklamsia, dan eklamsia), pada saat
persalinan dijumpai kesulitan.
2) Pengaruh hamil ganda terhadap janin: Dapat terjadi
persalinan prematuritas, dapat terjadi janin dengan anemia
atau BBLR, setelah persalinan anak pertama dapat terjadi
pelepasan plasenta sebelum waktunya dan membahayakan
janin yang kedua.
c) Kehamilan Dengan Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang
membahayakan ibu dan janin dalam kandungan.Perdarahan
yang dapat membahayakan dan berhubungan dengan trimester
ketiga adalah mengalami perdarahan plasenta previa,
perdarahan solusio plasenta, perdarahan dari pecahnya sinus
marginalis dan perdarahan dari pecahnya vasa previa.
d) Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini
Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan
memberi kesempatan infeksi langsung pada janin.Disamping
itu, gerak janin makin terbatas, sehingga pada kehamilan kecil
mungkin dapat terjadi deformitas.Oleh karena itu bila
berhadapan dengan kehamilan dengan mengeluarkan air
apalagi belum cukup bulan harus segera datang kerumah sakit
dengan fasilitas yang memadai.

e) Kahamilan Dengan Lewat Waktu Persalinan (Serotinus)


Beberapa kerugian dan bahaya kehamilan lewat waktu:
1) Janin yang kekurangan nutrisi dan oksigen, akan mengalami
pengrusakan diri sendiri, dengan metabolisme jaringan
lemak bawah kulit sehingga tampak tua dan keriput, sebagai
gejala janin dengan hasil lewat waktu
2) Air ketuban yang makin kental, akan sulit dibersihkan,
sehingga dapat menimbulkan gangguan pernafasan saat
kelahirannya.
3) Bila gangguan terlalu lama dan berat, janin dapat meninggal
dalam Rahim
4) Mungkin plasenta cukup baik tumbuh kembangnya sehingga
dapat memberikan nutrisi cukup dan janin menjadi lebih
besar
5) Dengan makin besarnya janin dalam rahim memerlukan
tindakan operasi persalinan
6) Kerugian pada ibu tidak terlalu besar, kecuali kemungkinan
persalinan dengan tindakan operasi seperti induksi
persalinan sampai dengan sesio sesarea
6. Asuhan Keperawatan Kehamilan Trimester III
6.1 Pengkajian
a) Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien
b) Ada Planing terlebih dahulu
c) Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk
mengumpulkan data, interpretasi pasien terhadap status
kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi perawat.
d) Subyektif data meliputi: identitas, keluhan utama, HPHT,
riwayat kesehatan saat ini, Riwayat kehamilan saat ini,
riwayat persalinan yang lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat
kesehatan keluarga, riwayat psikososial, persiapan
persalinan.
e) Pemerikasaan fisik Ibu Hamil
1) Penampilan umum (postur tubuh, penampilan,
kesadaran)
2) TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)
3) Wajah dan kepala
- Wajah: ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
- Mata: ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik
pada sklera.
- Mulut: bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,
ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau
mulut.
4) Leher: ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak,
pembesaran slauran limfe.
5) Dada
6) Paru : kaji keadaan paru-paru pasien
7) Jantung :kaji keadaan jantung pasen
8) Payudara: adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting
susu menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum,
kebersihan areola mamae.
9) Abdomen; Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu
dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemihnya bila
perlu.
- Periksa bentuk perut (melintang, memanjang,
asimetris), linea alba, striae gravidarum, luka bekas
operasi, gerakan janin, DJJ)
- Pemeriksaan palpasi leopod I IV
10) Ekstremitas
- Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot
- Bawah : oedem, reflek patella, reflek homman sign,
kekuatan tonus otot, kram kaki.

11) Vulva- vagina


Luka / benjolan, Edema pada vulva / vagina, leukore,
keluaran cairan/ darah dari jalan lahir, hemoroid, tanda
Chadwick, godell sign, hegar sign.
f) Persiapan persalinan
g) Obat-obatan yang di pakai saat ini
h) Hasil pemeriksaan penunjang
6.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada kehamilan
trimester III antara lain:
a) Nyeri akut
b) Perubahan eliminasi urin
c)Gangguan pola tidur
d) Intoleransi aktifitas
e) Kelebihan volume cairan
6.3 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Intoleransi Klien dapat toleransi Manajemen energi
aktivitas terhadap aktivitas 1. Observasi
setelah dilakukan kemampuan
tindakan keperawatan 2 klien
x 24 jam , dengan 2. Bantu klien dalam
kriteria hasil pemenuhan ADL
1. Klien mampu 3. Ajarkan pada
memenuhi aktivitas keluarga tentang
sehari-hari pentingnya
2. Pasien mengerti
perawatan diri
akifitas apa saja
4. Observasi TTV
yang boleh dilakukan
sebelum dan
selama kehamlan
sesudah
3. Ttv dalam batas
aktivitas
normal
4. Hb dalam batas 5. Kolaborasi pada
normal keluarga
5. Tidak ada anemis
pemberian
pengawasan
ekstra
6. tentukan siklus tidur
bangun yang
normal dan
komitmen
terhadap
pekerjaan,
keluarga,
komunitas dan
diri sendiri.
7. Anjurkan tidur siang
1 sampai 2 jam
setiap hari.
8. Pantau kadar Hb.
Jelaskan peran
zar besi dalam
tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi
suplemen zat
besi setiap hari,
sesuai indikasi.

Kelebihan Kelebihan volume 1. Pantau berat


volume cairan teratasi setelah badan secara
cairan dilakukan tindakan teratur.
2. Kaji adanya
keperawatan 2 x 24
tanda-tanda
jam, dengan kriteria
HAK, perhatikan
hasil :
tekanan darah,
1. Indeks massa tubuh
pantau
dalam batas normal
2. TTV dalam batas lokasi/luasnya
normal edema,
3. Tidak ada tanda-
masukan atau
tanda Hak
haluaran cairan.
3. Berikan
informasi
tentang diet (mis
; peningkatan
protein, tidak
menambahkan
garam meja,
menghindari
makanan dan
minuman tinggi
natrium).
4. Anjurkan
meninggikan
ekstremitas
secara periodic
selama sehari.

Perubahan Pasien mengerti akan 1. Berikan


eliminasi terjadi perubahan informasi
urin eliminasi urin selama tentang
kehamilan , Setelah perubahan
dilakukan tindaka perkemihan
keperawatan. Dengan sehubungan
kriteria hasil : dengan
1. Klien mengerti trimester ketiga.
2. Berikan
tentang perubahan
informasi
perkemihan selama
mengenaia
kehamilan denga tri
perlunya
semester ketiga
2. Pasien mengerti masukan cairan
perlunya masukan 6 8 gelas
cairan sesuai sehari.
3. Berikan
kebutuhan
informasi
mengenai
bahaya
menggunakan
diuretic dan
penghilangan
natrium dan
diet.
4. Anjurkan klien
untuk
melakukan
posisi miring kiri
saat tidur,
perhatikan
keluhan-keluhan
nokturia.
5. Anjurkan klien
untuk
menghindari
posisi tegak
atau supine
dalam waktu
yang lama.

C. Antenatal Care (ANC)


1. Definisi ANC
Antenatal care mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan
perinatal. Dianjurkan agar pada setiap kehamilan dilakukan
antenatal care secara teratur dan sesuai dengan jadwal yang
berlaku (Manuaba, 2003).
Iksaruddin (2009) dalam Ramadian (2010)
mendefinisikan antenatal care atau pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis
kandungan dan kebidanan, dokter umum,bidan, atau perawat)
kepada ibu hamil selama masa kehamilan yang terencana, berupa
observasi, edukasi dan penanganan medis pada ibu hamil untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman
dan memuaskan. Jadi, antenatal care adalah pelayanan kesehatan
yang diterima oleh ibu hamil selama masa kehamilannya dengan
maksud untuk menjamin kesehatan baik bagi sang ibu maupun
bayinya (Ramadian, 2010).
2. Tujuan ANC
Asuhan antenatal (antenatal care) adalah pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Secara khusus, pengawasan
antenatal bertujuan:
a) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang
terdapat selama kehamilan, persalinan dan nifas.
b) Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan,
persalinan dan kala nifas.
c) Memberi nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, kala nifas, laktasi dan aspek keluarga
berencana.
d) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
(Yulaikhah, 2008)
Menurut Andriaansz (2008) dalam Ramadian (2010),
Tujuan dari Antenatal Care adalah :
a) Membangun rasa saling percaya antara ibu hamil dan petugas
kesehatan
b) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi
yang dikandungnya
c) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan
kehamilannya
d) Mengidentifikasi dan menatalaksana kehamilan risiko tinggi
e) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam
menjaga kualitas kehamilan
f) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang
akan membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi yang
dikandungnya.
Jadi, tujuan dari antenatal care adalah untuk meyakinkan
bahwa kehamilan ibu tidak berkomplikasi sehingga dapat
melahirkan bayi yang hidup dan dengan keadaan sehat. Jika
ternyata ditemukan risiko-risiko yang dapat membahayakan baik
ibu maupun janinnya, maka harus segera ditindaklanjuti
(Ramadian, 2010).
3. Jadwal Pemeriksaan
Antenatal care harus dimulai sedini mungkin sejak
diagnosis kehamilan ditegakkan (Oktama dkk., 2008 dalam
Ramadian 2010). Antenatal care yang dianjurkan oleh DEPKES RI
adalah minimal sebanyak 4 kali. Dalam bahasa program kesehatan
ibu dan anak, setiap kunjungan antenatal ini diberi kode angka K
yang merupakan singkatan dari kunjungan. Kunjungan pertama
atau K1 dilakukan pada saat trimester pertama, K2 pada saat
trimester 2, K3 dan K4 dilakukan pada usia kehamilan memasuki
trimester ketiga (Adriaansz, 2008 dalam Ramadian, 2010).
Hingga usia kehamilan 28 minggu, kunjungan antenatal
care dilakukan setiap empat minggu. Untuk usia kehamilan 28-36
minggu, kunjungan untuk antenal care dilakukan setiap dua
minggu. Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan
antenatal care dilakukan setiap minggu sekali (Mansjoer, 2007
dalam Ramadian, 2010).
Selama melakukan kunjungan antenatal care, ibu hamil
akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengan
upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan deteksi dini
berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan
selama kehamilan yang mungkin dapat mengganggu kualitas dan
luaran kehamilan (Adriaansz, 2008 dalam Ramadian, 2010).
a) Kunjungan pertama
Kunjungan pertama antenatal care ini harus dilakukan
sedini mungkin setelah diagnosis kehamilan ditegakkan. Tujuan
dari kunjungan pertama ini adalah untuk melihat status
kesehatan dari ibu dan janin, estimasi usia kehamilan, dan untuk
perencanaan dari kunjungan antenatal care yang berikutnya
(Cunningham et al., 2007 dalam Ramadian, 2010).
Pada kunjungan pertama dilakukan anamnase
mengenai riwayat kehamilan, penyakit yang diderita pada
kehamilan sekarang, riwayat penyakit keluarga, pemeriksaan
umum, pemeriksaan khusus kebidanan, pemeriksaan
laboratorium (Hb, urin, dan lain-lain), pemeriksaan obstetrik,
pemberian imunisasi TT, pemberian obat dan vitamin, perawatan
payudara, dan penyuluhan kesehatan berkaitan dengan
kehamilan. Penyuluhan yang dilakukan adalah dengan tema:
1) Gizi dan KB postpartum
2) Kebersihan perorangan
3) Imunisasi TT, kunjungan ulang
4) Pentingya meminta pertolongan persalinan kepada tenaga
terlatih
5) Perawatan bayi baru lahir, dan lain-lain. Pemeriksaan K1
sewaktu hamil dalam pemanfaatan antenatal care (ANC)
pada umumnya meliputi 7 T yaitu: timbang, tensi, TT, tablet
Fe, TFU, temu wicara, tingkatkan pengetahuan.
(Norma dkk, 2012)
b) Kunjungan kedua dan selanjutnya
Seperti yang telah disebutkan di atas, kunjungan
antenatal care minimal dilakukan sebanyak 4 kali menurut
anjuran DEPKES RI, dimana kunjungan kedua dilakukan pada
trimester kedua dan kunjungan ketiga maupun keempat
dilakukan pada trimester ketiga (Adriaansz, 2008 dalam
Ramadian, 2010).
Pada kunjungan selanjutnya, pemeriksaan yang tetap
dilakukan adalah kenaikan berat badan ibu, tekanan darah,
pemeriksaan Leopold, dan pemeriksaan denyut jantung janin.
Hasil dari pemeriksaan dikaji ulang dan dibandingkan dengan
hasil pemeriksaan yang sebelumnya (DeCherney, 2006 dalam
Ramadian, 2010).

4. Standar Pelayanan ANC


Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga
profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, tenaga
kebidanan) untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan
standar minimal pelayanan antenatal meliputi 7T (Mufdilah, 2009.p.
9) yaitu :
a) Timbang berat badan dan tinggi badan (BB & TB)
Tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang
pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi tinggi
badan ibu yang berguna untuk mengkategorikan adanya resiko
apabila hasil pengukuran < 145 cm. Berat badan diukur setiap
ibu datang atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB atau
penurunan BB (Berat Badan). Kenaikan berat badan ibu normal
rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
Menurut buku asuhan kebidanan kehamilan (Saryono,
2010.p.90) yaitu mengatakan kenaikan berat badan selama
hamil 9-13,5 kg yaitu pada trimester 1 kenaikan berat badan
minimal 0,7 1,4 kg, pada trimester 2 kenaikan berat badan 4,1
kg dan pada trimester 3 kenaikan berat badan 9,5 kg.
Menurut Saryono, 2009.p.82 standar kenaikan berat
selama hamil adalah sebagai berikut :
1) Kenaikan berat badan trimester 1 kurang lebih 1 kg. Kenaikan
berat badan ini hampir seluruhnya merupakan kenaikan berat
badan ibu.
2) Kenaikan berat badan trimester 2 adalah 3 kg atau 0,3 per
minggu. Sebesar 60% kenaikan berat badan ini dikarenakan
pertumbuhan jaringan pada ibu.
3) Kenaikan berat badan trimester 3 adalah 6 kg atau 0,3
sampai 0,5 kg per minggu. Sekitar 60% dan kenaikan berat
badan ini karena pertumbuhan jaringan pada janin. Timbunan
lemak pada ibu lebih kurang 3 kg.
Menurut Saryono (2010.p.83) berat badan dilihat dari
Quetet atau Body mass indek (Indek Masa Tubuh = IMT). Ibu
hamil dengan berat badan dibawah normal sering dihubungkan
dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah.
Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau
komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar
sehingga terjadi kesulitan dalam persalinan. Penilaian indeks
masa tubuh diperoleh dengan rumus :
IMT = BB sebelum hamil (kg)
TB 2 (meter)
Tabel 1.1 Indek Masa Tubuh (IMT)
Nilai IMT Kategori
< 20 Underweight (dibawah normal)
20-24,9 Desirable (normal
25-29,9 Moderate obesity (gemuk/lebih
dari normal)
Over 30 Severe obesity (sangat gemuk)
Nilai Indek Masa Tubuh (IMT) <20 pada ibu
mempengaruhi ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Standar
minimal untuk ukuran lingkar lengan atas pada wanita dewasa
atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. Jika ukuran lingkar lengan
atas kurang dari 23,5 cm maka interprestasinya adalah kurang
energi kronis (KEK).
b) Ukur Tekanan Darah (TD)
Diukur dan diperiksa setiap kali ibu datang atau
kunjungan ANC (Antenatal Care). Pemeriksaan tekanan darah
sangat penting untuk mengetahui standar normal, tinggi atau
rendah. Deteksi tekanan darah yang cenderung naik diwaspadai
adanya gejala kearah hipertensi dan preeklampsi. Apabila turun
dibawah normal kita pikirkan kearah anemia. Tekanan darah
normal berkisar systole/diastole : 110/80 sampai 120/80 mmHg.
Menurut mufdlilah, 2009.p.29 mengatakan kenaikan
tekanan darah dan tekanan diastole yang mencapai > 140/90
mmHg atau mengalami kenaikan 15 mmHg dalam 2 kali
pengukuran dengan jarak 1 jam. Ibu hamil dikatakan dalam
keadaan preeklampsi mempunyai 2 dari 3 preeklampsi. Apabila
preeklampsi tidak dapat diatasi, maka akan berlanjut menjadi
eklampsi. Dimana eklampsi merupakan salah satu faktor utama
penyebab tejadinya kematian maternal.
Eklampsi merupakan salah satu penyebab kematian
maternal yang seharusnya dapat dicegah atau dideteksi secara
dini, melalui monitoring kenaikan tekanan darah dan kenaikan
berat badan yang berlebihan, yang disebabkan adanya oedem.
Bila ibu hamil menderita eklampsi akan mengakibatkan outcame
yang jelek, baik pada ibu maupun pada bayinya.
c) Ukur Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Menurut mufdlilah, 2009.p.29 pengukuran Tinggi Fundus
Uteri (TFU) dilakukan secara rutin dengan tujuan mendeteksi
secara dini terhadap berat badan janin. Indikator pertumbuhan
berat janin intra uterine, tinggi fundus uteri dapat juga
mendeteksi secara dini terhadap terjadinya molahidatidosa
(kehamilan mola/kehamilan anggur), janin ganda atau
hidramnion dimana ketiganya dapat mempengaruhi terjadinya
kematian maternal. Pengukuran tinggi fundus uteri dengan
menggunakan pita, letakkan titik nol pada tepi atas sympisis dan
rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh ditekan).
Tabel 1.2 Tabel Tinggi Fundus Uteri

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


12 minggu 1- 2 jari diatas simphisis
16 minggu pertengahan simpisis-pusat
20 minggu 2- 3 jari dibawah pusat
24 minggu setinggi pusat
28 minggu 2-3 jari di atas pusat
34 minggu pertengahan pusat-prosessus
xifoideus
36 minggu setinggi prosessus xifoideus
40 minggu 2 jari di bawah prosessus xifoideus
d) Pemberian Imunisasi TT
Toksoid adalah preparat dari racun bakteri yang diubah
secara kimiawi/endotoksin yang dibuat oleh bakteri.
Tujuan pemberian imunisasi TT adalah untuk melindungi
janin dari tetanus neonatorum. Efek samping vaksin TT yaitu
nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada
tempat penyuntikan. Ini akan sembuh dan tidak perlu
pengobatan.
Interval
Lama %
Antigen (selang waktu
perlindungan perlindungan
minimal)
Pada kunjungan
TT1 - -
antenatal pertama
4 minggu setelah
TT2 3 tahun 80
TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
1 tahun setelah
TT4 10 tahun 99
TT3
25
1 tahun setelah
TT5 tahun/seumur 99
TT4
hidup

e) Pemberian Tablet Fe
Tablet ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg
asam folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet
Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan
nifas, karena pertumbuhan janin (Dep. Kes RI, 1997). Zat besi ini
penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang
terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan
dan perkembangan janin yang adekuat. Cara pemberiannya
adalah satu tablet Fe (tablet tambah darah) per hari, sesudah
makan, selama masa kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan
kepada ibu bahwa normal bila warna tinja mungkin menjadi
hitam setelah makan obat ini. Dosis tersebut tidak mencukupi
pada ibu hamil yang mengalami anemia, terutama pada anemia
berat (8 gr % atau kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah
sebanyak 1-2x 100 mg per hari selama 2 bulan sampai dengan
melahirkan.
f) Tes terhadap penyakit menular sexsual (PMS)
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory
(VDRL) adalah untuk mengetahui adanya treponema
palladium/penyakit menular seksual, antara lain syphilis.
Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil
sperimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil tes
dinyatakan positif, ibu hamil dilakukaan pengobatan/rujukan.
Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan
<16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan
kelahiran prematur, cacat bawahan.
g) Temu wicara / konseling
Pada saat ibu melakukan kunjungan antenatal, jelaskan
bahwa penolong akan selalu berupaya dan minta kerjasama
yang baik dari suami atau keluarga ibu untuk mendapatkan
layanan terbaik dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayinya,
termasuk kemungkinan perlunya upaya rujukan.
Pada waktu terjadi penyulit, seringkali tidak cukup waktu
untuk membuat rencana rujukan dan ketidaksiapan ini dapat
membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Anjurkan ibu
untuk membahas dan membuat rencana rujukan bersama suami
dan keluarganya. Tawarkan penolong agar mempunyai
kesempatan untuk berbicara dengan suami dan keluarganya
untuk menjelaskan tentang rencana rujukan apabila diperlukan.
Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut kedalam
rencana rujukan yaitu sebagai berikut:
1) Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir
2) Tempat rujukan yang disukai ibu dan keluarga
3) Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang
akan mengendarainya.
4) Orang yang ditunjuk menjadi donor darah
5) Uang yang disisikan untuk asuhan medis, transportasi, obat-
obatan dan bahan-bahan
6) Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain
pada saat ibu tidak dirumah.
Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik
harus disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh ibu hamil
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan oleh bidan.
Beberapa kebutuhan konseling adalah pendidikan kesehatan
tentang:
1) Tanda bahaya dalam kehamilan
2) Gizi pada ibu hamil
3) Persiapan persalinan
4) Imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
5) Olahraga
6) Istirahat
7) Kebersihan
8) Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
(Hamid, 2015)
5. Pengkajian ANC
5.1 Anamnese (Pengkajian dengan Wawancara)
a) Identitas klien meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, suku,
agama, identitas suami dan alamat
b) Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama: ditanyakan alasan klien datang dengan
kehamilan dan keluhan-keluhannya
2) Riwayat kesehatan: ditanyakan penyakit yang diderita
dan pernah diderita baik akut maupun kronis serta
penyakit menular dan keturunan
3) Riwayat menstruasi: ditanyakan fisiologis reproduksi
(usia menarche, siklus lama menstruasi, masalah-
masalah menstruasi/amenorrohoe, perdarahan irregular,
nyeri hebat, perdarahan sampai menggumpal selama
menstruasi dan lain-lain).
4) Riwayat penyakit seksual termasuk penggunaan alat
kontrasepsi
5) Riwayat penyakit ginekologi (molahidatidosa, tumor
kandungan, tumor ovarium)
6) Riwayat kesehatan keluarga: ditanyakan penyakit-
penyakit dan masalah kesehatan dalam keluarganya.
c) Riwayat obstetrik
Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, abortus,
dan anak hidup yang dimiliki saat periksa kehamilan
sekarang.
1) Paritas ibu hamil dituliskan GPA, yang artinya: G =
jumlah kehamilan sampai saat ini; P = jumlah kelahiran; A
= abortus yang pernah dialami. Atau, dituliskan 5 digit
yaitu G T P A L, yang artinya: G = jumlah kehamilan
sampai saat ini; T = kehamilan term jumlah cukup bulan;
P = kehamilan pra term (prematur); A = aborsi (jumlah
aborsi spontan/elektif); L = Living (jumlah anak hidup saat
ini). Contoh: seorang wanita yang hamil untuk pertama
kali dengan usia kehamilan 35 minggu melahirkan bayi
kembar keduanya hidup, maka kodenya adalah: G-1, T-0,
P-1, A-0, L-2.
2) Hari pertama menstruasi terakhir/HPMT; ditanyakan
untuk menghitung perkiraan waktu persalinan. Tanggal
taksiran partus/PMT bagi siklus menstruasinya 28 hari,
maka perkiraan persalinannya dihitung dengan
penambahan 7 pada tanggal, mengurangi 3 atau
penambahan 9 untuk bulan dan penambahan 1 atau
tetap untuk tahun (+7, - 3, +1 untuk bulan Januari - Maret
atau +7, +9, +0 untuk bulan April - Desember).
3) Usia kehamilan biasanya ditulis dalam minggu.
4) Gerak janin pertama kali dirasakan ibu hamil ditanyakan
untuk mengetahui masalah yang mungkin terjadi pada
janin yang dikandungnya, serta adakah kemungkinan
adanya kehamilan ekstra uterin/kehamilan abdomen.
5) Keluhan yang dirasakan selama kehamilan saat
memeriksaan kehamilannya
6) Penggunaan obat-obatan selama kehamilan, paparan
penyakit, dan paparan toksin ditanyakan untuk
mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari masalah-
masalah tersebut.
7) Adaptasi kehamilan serta reaksinya bagi ibu hamil,
pasangan/suaminya, maupun keluarga ditanyakan untuk
mengetahui penerimaan klien, pasangan, dan keluarga
terhadap kehamilan yang dapat berpengaruh terhadap
pemeliharaan kehamilan.
d) Kebutuhan dasar manusia/klien
1) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan; pengetahuan
tentang keperawatan kehamilan sekarang.
2) Pola nutrisi/metabolik: intake makanan dan cairan
selama kehamilan.
3) Pola eliminasi defekasi dan miksi.
4) Pola aktivitas dan latihan: kemampuan perawatan diri
meliputi; makan dan minum.
5) Mandi, toileting, berpakaian, mobilitas, ambulasi,
termasuk oksigenasi.
6) Pola tidur dan istirahat: lama tidur, gangguan tidur,
bantuan dan kebiasaan untuk membantu tidur, serta
perasaan saat bangun tidur.
7) Pola persepsual: penglihatan, pendengaran, pengecap
dan sensasi.
8) Pola persepsi diri: pandangan klien tentang
kehamilannya, kecemasan dan konsep diri.
9) Pola seksualitas dan reproduksi: fertilitas, libido,
menstruasi, kontrasepsi, dan lain-lain.
10)Pola peran hubungan: komunikasi, hubungan dengan
orang lain, kemampuan keuangan.
11) Pola manajemen koping-stres: perubahan terbesar
dalam hidup akhir-akhir ini.
12)Sistem nilai dan keyakinan: pandangan klien tentang
agama dan kegiatan keagamaan.
5.2 Pemeriksaan fisik dan Data penunjang
Pemeriksaan fisik pertama memberi data dasar untuk
mengkaji perubahan-perubahan selanjutnya dan menetapkan
kebutuhan dasar akan informasi dasar tentang struktur organ
genitalia yang sekaligus dengan demonstrasi peralatan yang
digunakan serta penjelasan prosedur penggunaannya. Interaksi
membutuhkan pendekatan saksama, sensitif, dan lembut di
setiap sikap mawas terhadap fakta yang ditemukan. Pemeriksa
harus memastikan kebersihan/sterilitas fasilitas peralatan, suplai
dan cuci tangan. Peralatan ditempatkan pada posisi efektif
efisien yang tetap sehingga memperlancar jalannya
pemeriksaan. Privasi wanita harus dijaga, gunakan kain
penutup tubuh sesuai kebutuhan serta lingkungan yang
senyaman mungkin. Pemeriksaan fisik dimulai dengan
memeriksa tanda-tanda vital termasuk tekanan darah, kemudian
tinggi dan berat badan. Anjurkan klien untuk mengosongkan
kandung kemih dan pesankan untuk mengambil sampel dengan
botol urine, sekalian bermanfaat pada saat pemeriksaan
panggul diperlukan kandung kemih yang harus dikosongkan.
Biasanya pemeriksaan dilakukan berurutan dari kepala sampai
ujung jari kaki (cephalo caudal), meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi, terutama pemeriksaan yang spesifik
untuk klien hamil (antenatal care) yang meliputi:
a) Pemeriksaan kepala: amati kemungkinan adanya kloasma
gravidarum, odema, konjungtiva anemis, mulut/bibir kering,
stomatitis, gingivitis, maupun karies gigi.
b) Pemeriksaan leher: kemungkinan adanya pembesaran
kelenjar tiroid.
c) Pemeriksaan dada: pada payudara diperiksa ukuran, areola
mamma, keadaan putting susu serta kebersihannya.
d) Pemeriksaan abdomen: adakah striae gravidarum (linea
alba/nigra) serta melakukan pemeriksaan leopold I-IV
dengan memeriksa tinggi fundus uteri untuk menentukan
umur kehamilan serta letak presentasi janin yang berada di
fundus uteri, memeriksa letak atau posisi punggung janin
untuk menentukan letak denyut jantung janin, dan
menentukan bagian janin terhadap pintu atas panggul.
1) Pemeriksaan Leopold I: Tinggi fundus uteri ditetapkan
dengan benar. Uterus ditengahkan dari sisi kanan dan kiri
dengan kedua telapak tangan, kemudian sisi lateral
tangan kiri diletakkan padan puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus uteri.
2) Pemeriksaan Leopold II: Punggung janin ditetapkan
dengan benar. Telapak tangan kiri diletakkan pada
dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding lateral kiri pasien secara sejajar. Telapak
tangan ditekan secara bergantian atau simultan mulai
dari bagian atas, kemudian digeser ke arah bawah dan
rasakan adanya bagian yang memanjang (punggung
janin) dan bagian-bagian kecil (ektremitas janin).
3) Pemeriksaan Leopold III: Bagian terbawah janin
ditetapkan dengan benar. Pemeriksa menghadap ke
bagian kaki pasien. Ujung telapak tangan kiri diletakkan
di dinding lateral kiri ke bawah, telapak tangan kanan
pada dinding lateral kanan bawah perut pasien dan
ditekan secara lembut bersamaan/bergantian untuk
menentukan bagian bawah janin. Atau fundus ditekan
secara lembut dengan tangan kiri dan bagian terendah
janin tepat diatas tulang simfisis dipegang dengan tangan
kanan. Bagian terbawah janin dirasakan dan
dibandingkan dengan fundus.
4) Pemeriksaan Leopold IV: Menentukan apakah janin
sudah masuk PAP (pintu atas panggul) ditetapkan
dengan benar. Ujung telapak tangan kiri dan kanan
diletakkan pada lateral kiri dan kanan uterus bagian
bawah, ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi
atas simfisis. Kedua ibu jari kiri dan kanan dipertemukan
kemudian semua jari tangan yang meraba dinding bawah
uterus dirapatkan. Sudut yang terbentuk diperhatikan;
divergen (sudah masuk panggul), konvergen (belum
masuk panggul).
Umur Kehamilan dan Taksiran BB Janin Berdasarkan
Tinggi Fundus Uteri

No Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan Tafsiran BBJ


1-2 jari di atas 3 bulan (12
1. -
simphisis (12 cm) minggu)
Pertengahan
4 bulan (16
2. antara simphisis 620 gr
minggu)
dan pusat (16 cm)
3 jari di bawah 5 bulan (20
3. 1240 gr
pusat (20 cm) minggu)
Setinggi pusat (24 6 bulan (24
4. 1860 gr
cm) minggu)
3 jari di atas pusat 7 bulan (28
5. 2480 gr
(28 cm) minggu)
Pertengahan
prosesus 8 bulan (32
6. 3100 gr
xyhphoideus dan minggu)
pusat (32 cm)
3 jari di bawah
prosesus 9 bulan (36
7. 3720 gr
xyhphoideus (36 minggu)
cm)
Pertengahan
prosesus 10 bulan (40
8. 4340
xyhphoideus dan minggu)
pusat (40 cm)
e) Pemeriksaan genitalia luar dan pemeriksaan genitalia dalam
termasuk palpasi bimanual dan rektovaginal.
f) Pemeriksaan panggul: dilakukan pada ibu hamil yang
diprediksi resiko adanya panggul sempit seperti bertubuh
sangat pendek, berjalan pincang, adanya kelainan tulang
belakang dan pada kehamilan primi gravida. Pengukuran
panggul meliputi:
1) Distansia spinarum adalah jarak antara spina iliaka
anterior kanan dan kiri. Normalnya 23-26 cm.
2) Distansia kristarium adalah jarak terjauh antara krista
iliaka kanan dan kiri. Normalnya 26-29 cm, bila kurang
dari 26 cm kemungkinan panggul sempit.
3) Distansia tuberum adalah ukuran melintang dari pintu
bawah panggul atau jarak antara tuber ischiadikum
kanan dan kiri, normalnya 10,5-11 cm.
4) Konyugata eksterna adalah jarak antara tepi atas
symphisis dan prosesus spinolous lumbal ke-V,
normalnya 18-20 cm, bila kurang dari 18 cm
kemungkinan panggul sempit.
5) Lingkar panggul adalah jarak dari atas simphisis pubis ke
pertengahan spina iliaka anterior superior dan krista
iliaka kiri dan kanan, kembali ke simphisis pubis,
normalnya 80-90 cm.
g) Pemeriksaan ekstremitas: pada ekstremitas bawah
kemungkinan adanya edema bila ditekan menggunakan jari
telunjuk cekungan 2 mm maka nilainya positif 1, bila
cekungan 4 mm, positif 2, bila cekungan 6 mm, positif 3, bila
cekungan lebih dari 6 mm, maka nilainya positif 4,
kemungkinan adanya tanda pre eklampsia, termasuk adanya
tanda refleks hamer patella berlebihan dan cepat. Bila
patella refleks negative kemungkinan ibu hamil kekurangan
vitamin B1.
Kesimpulan pemeriksaan kehamilan meliputi:
- Apakah ibu tersebut hamil atau tidak?
- Apakah ibu tersebut primipara ataukah mulitipara?
- Berapa taksiran umur kehamilannya?
- Apakah keadaan janinnya baik dan hidup ataukah ada
masalah seperti asphyxia?
- Apakah janinnya tunggal atau kembar?
- Bagaimana posisi janin, membujur dengan letak
kepala/bokong, atau melintang?
- Bagaimana pertumbuhan janin, intra uterine ataukah ektra
uterine?
- Bagaimana keadaan jalan lahir, panggul normal, atau ada
kesempitan panggul?
- Bagaimana keadaan ibu hamil saat diperiksa sekarang?
5.3 Diagnosis keperawatan
a) Ansietas berhubungan dengan: kekhawatiran terhadap diri
sendiri, perubahan fisik selama hamil, perasaannya/orang
lain terhadap kehamilan, rasa tidak nyaman pada awal
kehamilan.
b) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan respons
keluarga terhadap diagnosis kehamilan.
c) Defisit pengetahuan berhubungan dengan peran diri sendiri
pada penatalaksanaan kesehatan kehamilan.
d) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan morning sickness.
e) Perubahan pola seksual berhubungan dengan rasa kurang
nyaman pada awal kehamilan, rasa takut bahwa senggama
akan mencederai janin.
(Fauziah & Sutejo, 2012)
DAFTAR PUSTAKA

Andriaanz, George 2008. Asuhan Antenatal. (http://www.pkmi-


online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf, diakses
tanggal 04 januari 2017)

Fauziah, Siti. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Kehamilan. Vol 1.


Jakarta: Kencana

Hamid. 2015. Laporan Pendahuluan Antenatal Care.


(http://documents.tips/documents/laporan-pendahuluan-
antenatal-care.html, diakses pada tanggal 04 Desember 2017).

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri


dan Ginekologi. Ed 2. Jakarta: EGC

Melati, Astri Martantika. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III
pada Ny.S G1P0A0 dengan Hipertensi dalam Kehamilan Di
RSUD Kabupaten Sukohardjo. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:
Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada.
(http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-
astrimaran-485-1-astrima-5.pdf, diakses pada tanggal 03
Desember 2017)

Purwaningsih, Wahyu & Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan


Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika

Ramadian, Nurul. 2010. Hubungan Antara Frekuensi Antenatal Care


dengan Kematian Perinatal Di RSUD Moewardi. Skripsi.
Surakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
(http://eprints.uns.ac.id/4641/1/Unlock-
184392201201210211.pdf, diakses pada tanggal 03 Desember
2017)

Rustam, Muchtar. 2008. Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi:


2. Jakarta: EGC.

Utami, Nandi Sari Adi. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III
pada Ny.S G4P3A0 dengan Pre Eklamsia Berat Di RSU
Assalam Gemolong Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:
Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada.
(http://gratisebook.id/chz_uploads/as/asuhan-kebidanan-ibu-
hamil-trimester-iii-pada-nys-g-p-a-2016-11-15-20-18-55.pdf,
diakses pada tanggal 03 Desember 2017)

Wati, Dwi Linda. 2015. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada
Ny.A G2P1A0 Umur 25 Tahun Hamil 37 Minggu dengan Pre
Eklamsia Berat Di RSUD Kota Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Surakarta: Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.
(http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-
dwilindawa-918-1-askebko-t.pdf, diakses pada tanggal 03
Desember 2017)

Yulaikhah, Lily. 2008. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai