2) 34-38 Minggu
- Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
- Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
- Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen
3) Sebelum Kelahiran
- Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
- Sakit perut bagian bawah
b) Tanda Objektif
1) 29-33 minggu
- Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus,
mild hiatus hernia dan muntahan asam perut ke dalam
esophagus
- Kontaraksi braxton-hick
- Fundus terletak diantara umbilikus dan xipoid
2) 34-38 minggu
- Heartburn (pirosis, nyeri dada)
- Nyeri pada tulang belakang bagian bawah
- Konstipasi
- Vena varikosa (varicose veins)
- Edema kaki
- Haemoroid (wasir)
3) Sebelum kelahiran
Fundus ada di bawah diafragma sampai kepala janin masuk
kedalam rongga panggul, kemudian perut kelihatan maju ke
depan.(Dickason, 1997).
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Pada Trimester III
Pertumbuhan dan perkembangan janin pada trimester ketiga yaitu :
a) Minggu 25 28
- Bulu mata, dan kelopak mata terbentuk
- Janin dapat hidup pada usia 27 minggu
b) Minggu 29 32
- Tubuh Menjadi lebih besar
- Rambut halus yang pernah menutupi itu hampir habis
- Bayi mulai memahami secara tegas dengan tangannya.
c) Minggu 33 36
- Berat janin menetap
- Lanugo menghilang tetapi masih ada bekasnya di kepala
- Kuku jari tumbuh
- Janin mempunyai kemampuan yang cukup baik jika lahir
dalam minggu-minggu ini.
d) Minggu 37 40
- lemak subkutan tetap dibentuk dan disekeliling janin menjadi
menggumpal
- Kuku jari tangan dan kaki terbentuk sempurna dan
melampaui ujung jari tangan dan kaki
- Testis turun ke arah scrotum
- Tengkorak berkembang sempurna dan lebih besar dari
bagian tubuh.
5. Komplikasi Kehamilan Trimester Ke III
a) Persalinan Prematuritas
Persalinan prematuritas (prematur) dimaksudkan dengan
persalinan yang terjadi diantara umur kehamilan 29-36 minggu,
dengan berat badan lahir kurang dari 2,5 kg. Persalinan
prematuritas merupakan masalah besar karena berat janin
kurang dari 2,5 kg dan umur kurang dari 36 minggu, maka alat-
alat vital belum sempurna. Sebab persalinan prematuritas :
1) Hamil dengan perdarahan, kehamilan ganda
2) Kehamilan disertai komplikasi (preeklamsia, dan eklamsia)
3) Kehamilan dengan komplikasi penyakit ibu (hipertensi,
penyakit ginjal, penyakit jantung, dsb).
4) Keadaan gizi yang rendah disertai kurang darah, lapisan
dalam lahir yang kurang subur karena jarak hamil terlalu
pendek.
b) Kehamilan Ganda (Kembar)
1) Pengaruh hamil ganda terhadap ibu: Diperlukan gizi yang
lebih banyak, sehingga tumbuh kembang janin mencapai
cukup bulan, pada hamil muda sering terjadi keluhan yang
lebih hebat, ibu sering cepat lelah, sering terjadi penyulit
hamil (hidramnion, preeklamsia, dan eklamsia), pada saat
persalinan dijumpai kesulitan.
2) Pengaruh hamil ganda terhadap janin: Dapat terjadi
persalinan prematuritas, dapat terjadi janin dengan anemia
atau BBLR, setelah persalinan anak pertama dapat terjadi
pelepasan plasenta sebelum waktunya dan membahayakan
janin yang kedua.
c) Kehamilan Dengan Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang
membahayakan ibu dan janin dalam kandungan.Perdarahan
yang dapat membahayakan dan berhubungan dengan trimester
ketiga adalah mengalami perdarahan plasenta previa,
perdarahan solusio plasenta, perdarahan dari pecahnya sinus
marginalis dan perdarahan dari pecahnya vasa previa.
d) Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini
Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan
memberi kesempatan infeksi langsung pada janin.Disamping
itu, gerak janin makin terbatas, sehingga pada kehamilan kecil
mungkin dapat terjadi deformitas.Oleh karena itu bila
berhadapan dengan kehamilan dengan mengeluarkan air
apalagi belum cukup bulan harus segera datang kerumah sakit
dengan fasilitas yang memadai.
e) Pemberian Tablet Fe
Tablet ini mengandung 200 mg Sulfat Ferosus 0,25 mg
asam folat yang diikat dengan laktosa. Tujuan pemberian tablet
Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan
nifas, karena pertumbuhan janin (Dep. Kes RI, 1997). Zat besi ini
penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang
terjadi selama kehamilan dan untuk memastikan pertumbuhan
dan perkembangan janin yang adekuat. Cara pemberiannya
adalah satu tablet Fe (tablet tambah darah) per hari, sesudah
makan, selama masa kehamilan dan nifas. Perlu diberitahukan
kepada ibu bahwa normal bila warna tinja mungkin menjadi
hitam setelah makan obat ini. Dosis tersebut tidak mencukupi
pada ibu hamil yang mengalami anemia, terutama pada anemia
berat (8 gr % atau kurang). Dosis yang dibutuhkan adalah
sebanyak 1-2x 100 mg per hari selama 2 bulan sampai dengan
melahirkan.
f) Tes terhadap penyakit menular sexsual (PMS)
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory
(VDRL) adalah untuk mengetahui adanya treponema
palladium/penyakit menular seksual, antara lain syphilis.
Pemeriksaan kepada ibu hamil yang pertama kali datang diambil
sperimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil tes
dinyatakan positif, ibu hamil dilakukaan pengobatan/rujukan.
Akibat fatal yang terjadi adalah kematian janin pada kehamilan
<16 minggu, pada kehamilan lanjut dapat menyebabkan
kelahiran prematur, cacat bawahan.
g) Temu wicara / konseling
Pada saat ibu melakukan kunjungan antenatal, jelaskan
bahwa penolong akan selalu berupaya dan minta kerjasama
yang baik dari suami atau keluarga ibu untuk mendapatkan
layanan terbaik dan bermanfaat bagi kesehatan ibu dan bayinya,
termasuk kemungkinan perlunya upaya rujukan.
Pada waktu terjadi penyulit, seringkali tidak cukup waktu
untuk membuat rencana rujukan dan ketidaksiapan ini dapat
membahayakan keselamatan jiwa ibu dan bayinya. Anjurkan ibu
untuk membahas dan membuat rencana rujukan bersama suami
dan keluarganya. Tawarkan penolong agar mempunyai
kesempatan untuk berbicara dengan suami dan keluarganya
untuk menjelaskan tentang rencana rujukan apabila diperlukan.
Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut kedalam
rencana rujukan yaitu sebagai berikut:
1) Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir
2) Tempat rujukan yang disukai ibu dan keluarga
3) Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang
akan mengendarainya.
4) Orang yang ditunjuk menjadi donor darah
5) Uang yang disisikan untuk asuhan medis, transportasi, obat-
obatan dan bahan-bahan
6) Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain
pada saat ibu tidak dirumah.
Dalam menetapkan kebutuhan untuk konseling spesifik
harus disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh ibu hamil
berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maupun
pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan oleh bidan.
Beberapa kebutuhan konseling adalah pendidikan kesehatan
tentang:
1) Tanda bahaya dalam kehamilan
2) Gizi pada ibu hamil
3) Persiapan persalinan
4) Imunisasi TT (Tetanus Toksoid)
5) Olahraga
6) Istirahat
7) Kebersihan
8) Pemberian ASI (Air Susu Ibu)
(Hamid, 2015)
5. Pengkajian ANC
5.1 Anamnese (Pengkajian dengan Wawancara)
a) Identitas klien meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, suku,
agama, identitas suami dan alamat
b) Riwayat kesehatan sekarang
1) Keluhan utama: ditanyakan alasan klien datang dengan
kehamilan dan keluhan-keluhannya
2) Riwayat kesehatan: ditanyakan penyakit yang diderita
dan pernah diderita baik akut maupun kronis serta
penyakit menular dan keturunan
3) Riwayat menstruasi: ditanyakan fisiologis reproduksi
(usia menarche, siklus lama menstruasi, masalah-
masalah menstruasi/amenorrohoe, perdarahan irregular,
nyeri hebat, perdarahan sampai menggumpal selama
menstruasi dan lain-lain).
4) Riwayat penyakit seksual termasuk penggunaan alat
kontrasepsi
5) Riwayat penyakit ginekologi (molahidatidosa, tumor
kandungan, tumor ovarium)
6) Riwayat kesehatan keluarga: ditanyakan penyakit-
penyakit dan masalah kesehatan dalam keluarganya.
c) Riwayat obstetrik
Untuk mengetahui riwayat kehamilan, persalinan, abortus,
dan anak hidup yang dimiliki saat periksa kehamilan
sekarang.
1) Paritas ibu hamil dituliskan GPA, yang artinya: G =
jumlah kehamilan sampai saat ini; P = jumlah kelahiran; A
= abortus yang pernah dialami. Atau, dituliskan 5 digit
yaitu G T P A L, yang artinya: G = jumlah kehamilan
sampai saat ini; T = kehamilan term jumlah cukup bulan;
P = kehamilan pra term (prematur); A = aborsi (jumlah
aborsi spontan/elektif); L = Living (jumlah anak hidup saat
ini). Contoh: seorang wanita yang hamil untuk pertama
kali dengan usia kehamilan 35 minggu melahirkan bayi
kembar keduanya hidup, maka kodenya adalah: G-1, T-0,
P-1, A-0, L-2.
2) Hari pertama menstruasi terakhir/HPMT; ditanyakan
untuk menghitung perkiraan waktu persalinan. Tanggal
taksiran partus/PMT bagi siklus menstruasinya 28 hari,
maka perkiraan persalinannya dihitung dengan
penambahan 7 pada tanggal, mengurangi 3 atau
penambahan 9 untuk bulan dan penambahan 1 atau
tetap untuk tahun (+7, - 3, +1 untuk bulan Januari - Maret
atau +7, +9, +0 untuk bulan April - Desember).
3) Usia kehamilan biasanya ditulis dalam minggu.
4) Gerak janin pertama kali dirasakan ibu hamil ditanyakan
untuk mengetahui masalah yang mungkin terjadi pada
janin yang dikandungnya, serta adakah kemungkinan
adanya kehamilan ekstra uterin/kehamilan abdomen.
5) Keluhan yang dirasakan selama kehamilan saat
memeriksaan kehamilannya
6) Penggunaan obat-obatan selama kehamilan, paparan
penyakit, dan paparan toksin ditanyakan untuk
mengetahui efek yang dapat ditimbulkan dari masalah-
masalah tersebut.
7) Adaptasi kehamilan serta reaksinya bagi ibu hamil,
pasangan/suaminya, maupun keluarga ditanyakan untuk
mengetahui penerimaan klien, pasangan, dan keluarga
terhadap kehamilan yang dapat berpengaruh terhadap
pemeliharaan kehamilan.
d) Kebutuhan dasar manusia/klien
1) Persepsi dan pemeliharaan kesehatan; pengetahuan
tentang keperawatan kehamilan sekarang.
2) Pola nutrisi/metabolik: intake makanan dan cairan
selama kehamilan.
3) Pola eliminasi defekasi dan miksi.
4) Pola aktivitas dan latihan: kemampuan perawatan diri
meliputi; makan dan minum.
5) Mandi, toileting, berpakaian, mobilitas, ambulasi,
termasuk oksigenasi.
6) Pola tidur dan istirahat: lama tidur, gangguan tidur,
bantuan dan kebiasaan untuk membantu tidur, serta
perasaan saat bangun tidur.
7) Pola persepsual: penglihatan, pendengaran, pengecap
dan sensasi.
8) Pola persepsi diri: pandangan klien tentang
kehamilannya, kecemasan dan konsep diri.
9) Pola seksualitas dan reproduksi: fertilitas, libido,
menstruasi, kontrasepsi, dan lain-lain.
10)Pola peran hubungan: komunikasi, hubungan dengan
orang lain, kemampuan keuangan.
11) Pola manajemen koping-stres: perubahan terbesar
dalam hidup akhir-akhir ini.
12)Sistem nilai dan keyakinan: pandangan klien tentang
agama dan kegiatan keagamaan.
5.2 Pemeriksaan fisik dan Data penunjang
Pemeriksaan fisik pertama memberi data dasar untuk
mengkaji perubahan-perubahan selanjutnya dan menetapkan
kebutuhan dasar akan informasi dasar tentang struktur organ
genitalia yang sekaligus dengan demonstrasi peralatan yang
digunakan serta penjelasan prosedur penggunaannya. Interaksi
membutuhkan pendekatan saksama, sensitif, dan lembut di
setiap sikap mawas terhadap fakta yang ditemukan. Pemeriksa
harus memastikan kebersihan/sterilitas fasilitas peralatan, suplai
dan cuci tangan. Peralatan ditempatkan pada posisi efektif
efisien yang tetap sehingga memperlancar jalannya
pemeriksaan. Privasi wanita harus dijaga, gunakan kain
penutup tubuh sesuai kebutuhan serta lingkungan yang
senyaman mungkin. Pemeriksaan fisik dimulai dengan
memeriksa tanda-tanda vital termasuk tekanan darah, kemudian
tinggi dan berat badan. Anjurkan klien untuk mengosongkan
kandung kemih dan pesankan untuk mengambil sampel dengan
botol urine, sekalian bermanfaat pada saat pemeriksaan
panggul diperlukan kandung kemih yang harus dikosongkan.
Biasanya pemeriksaan dilakukan berurutan dari kepala sampai
ujung jari kaki (cephalo caudal), meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi, terutama pemeriksaan yang spesifik
untuk klien hamil (antenatal care) yang meliputi:
a) Pemeriksaan kepala: amati kemungkinan adanya kloasma
gravidarum, odema, konjungtiva anemis, mulut/bibir kering,
stomatitis, gingivitis, maupun karies gigi.
b) Pemeriksaan leher: kemungkinan adanya pembesaran
kelenjar tiroid.
c) Pemeriksaan dada: pada payudara diperiksa ukuran, areola
mamma, keadaan putting susu serta kebersihannya.
d) Pemeriksaan abdomen: adakah striae gravidarum (linea
alba/nigra) serta melakukan pemeriksaan leopold I-IV
dengan memeriksa tinggi fundus uteri untuk menentukan
umur kehamilan serta letak presentasi janin yang berada di
fundus uteri, memeriksa letak atau posisi punggung janin
untuk menentukan letak denyut jantung janin, dan
menentukan bagian janin terhadap pintu atas panggul.
1) Pemeriksaan Leopold I: Tinggi fundus uteri ditetapkan
dengan benar. Uterus ditengahkan dari sisi kanan dan kiri
dengan kedua telapak tangan, kemudian sisi lateral
tangan kiri diletakkan padan puncak fundus uteri untuk
menentukan tinggi fundus uteri.
2) Pemeriksaan Leopold II: Punggung janin ditetapkan
dengan benar. Telapak tangan kiri diletakkan pada
dinding perut lateral kanan dan telapak tangan kanan
pada dinding lateral kiri pasien secara sejajar. Telapak
tangan ditekan secara bergantian atau simultan mulai
dari bagian atas, kemudian digeser ke arah bawah dan
rasakan adanya bagian yang memanjang (punggung
janin) dan bagian-bagian kecil (ektremitas janin).
3) Pemeriksaan Leopold III: Bagian terbawah janin
ditetapkan dengan benar. Pemeriksa menghadap ke
bagian kaki pasien. Ujung telapak tangan kiri diletakkan
di dinding lateral kiri ke bawah, telapak tangan kanan
pada dinding lateral kanan bawah perut pasien dan
ditekan secara lembut bersamaan/bergantian untuk
menentukan bagian bawah janin. Atau fundus ditekan
secara lembut dengan tangan kiri dan bagian terendah
janin tepat diatas tulang simfisis dipegang dengan tangan
kanan. Bagian terbawah janin dirasakan dan
dibandingkan dengan fundus.
4) Pemeriksaan Leopold IV: Menentukan apakah janin
sudah masuk PAP (pintu atas panggul) ditetapkan
dengan benar. Ujung telapak tangan kiri dan kanan
diletakkan pada lateral kiri dan kanan uterus bagian
bawah, ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi
atas simfisis. Kedua ibu jari kiri dan kanan dipertemukan
kemudian semua jari tangan yang meraba dinding bawah
uterus dirapatkan. Sudut yang terbentuk diperhatikan;
divergen (sudah masuk panggul), konvergen (belum
masuk panggul).
Umur Kehamilan dan Taksiran BB Janin Berdasarkan
Tinggi Fundus Uteri
Melati, Astri Martantika. 2010. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III
pada Ny.S G1P0A0 dengan Hipertensi dalam Kehamilan Di
RSUD Kabupaten Sukohardjo. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:
Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada.
(http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/10/01-gdl-
astrimaran-485-1-astrima-5.pdf, diakses pada tanggal 03
Desember 2017)
Utami, Nandi Sari Adi. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III
pada Ny.S G4P3A0 dengan Pre Eklamsia Berat Di RSU
Assalam Gemolong Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta:
Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada.
(http://gratisebook.id/chz_uploads/as/asuhan-kebidanan-ibu-
hamil-trimester-iii-pada-nys-g-p-a-2016-11-15-20-18-55.pdf,
diakses pada tanggal 03 Desember 2017)
Wati, Dwi Linda. 2015. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada
Ny.A G2P1A0 Umur 25 Tahun Hamil 37 Minggu dengan Pre
Eklamsia Berat Di RSUD Kota Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Surakarta: Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.
(http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/19/01-gdl-
dwilindawa-918-1-askebko-t.pdf, diakses pada tanggal 03
Desember 2017)