MATA KULIAH
NIM : 212111040
KELAS: A
SEMESTER: II
Cover
Daftar isi
Kata pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mencuhrakan rahmat dan hidayah-
nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “
PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN” ini dapat terselesaikan, walaupun mengalami
berbagai kesulitan.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu saya selaku penulis makalah
ini mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tugas saya selanjutnya.
Demikian saya selaku penulis makalah, mohon maaf bila dalam pembuatan makalah ini ada hal-
hal yang kurang berkenan. Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi semua pihak.
PENDAHULUAN
Latar belakang
Asuhan komprehensif adalah asuhan yang diberikan oleh bidan dari mulai masa kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan Kb yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan yang berkualitas untuk mencegah terjadinya kematian ibu dan anak. Peran dan fungsi
bidan sangat membantu proses asuhan komprehensif melalui pengawasan pertolongan,
pengawasan kehamilan, persalinan, baru baru lahir, nifas dan pelayanan keluarga berencana.
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah sebuah masalah besar dinegara
berkembang. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda
pada masa puncak produktivitasnya. Kodrat wanita sebagai seorang ibu untuk melalui proses
tersebut. Seorang wanita akan mengalami beberapa proses alamiah, mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, adanya bayi baru lahir serta penggunaan kontrasepsi untuk mempersiapkan
keluarga berencana. Dalam proses ini untuk menghindari permasalahan dalam kehamilan maka
diperlukan pelayanan ANC selama kehamilan, hal ini untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama kehamilan berlangsung
banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang wanita untuk itu diperlukan waktu untuk
beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang
terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi
sebagian besar ibu hamil. Kekhawatiran dan ketakutan yang sering terjadi pada ibu hamil dapat
membawa ibu hamil menjadi tidak siap dalam menghadapi kehamilannya sehingga
memungkinkan untuk terjadinya kehamilan yang bermasalah yang ditandai dengan munculnya
tandatanda bahaya kehamilan yang dapat berakhir dengan kematian.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Unutuk mengetahui perubahan payudara selama masa kehamilan.
2. Untuk mengetahui fisiologi plasenta.
BAB II
PEMBAHASAN
Perubahan pada payudara sudah dimulai di awal-awal kehamilan Anda. Pada trimester pertama
kehamilan, sekitar usia 4-6 minggu kehamilan, beberapa dari Anda mungkin merasa payudara
Anda kesemutan, nyeri, atau lebih sensitif, terutama di area puting. Hal ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar hormon progesteron dan aliran darah di payudara. Pembentukan lebih
banyak kelenjar susu untuk produksi susu dan perkembangan saluran susu sebagai jalan untuk
susu keluar dari payudara juga sudah dimulai. Hal ini membuat ukuran payudara juga menjadi
lebih besar.Selanjutnya, puting dan areola (area sekitar puting yang berwarna gelap) menjadi
lebih gelap dan lebih besar, serta pembuluh darah di bawah kulit payudara menjadi lebih terlihat.
Kelenjar montgomery, yaitu kelenjar yang memproduksi minyak yang berada di sekitar puting
juga menjadi lebih terlihat.
Pada trimester kedua, sekitar usia 16 minggu kehamilan, payudara sudah mampu memproduksi
air susu ibu (ASI). Tidak heran jika beberapa ibu mengalami kebocoran payudara dalam jumlah
sedikit, cairan keruh yang biasa dikenal dengan nama kolostrum kadang keluar dari puting susu
ibu. Terkadang, puting juga mungkin mengeluarkan darah yang terjadi pada beberapa ibu. Hal
ini disebabkan oleh pertumbuhan mendadak dan peningkatan jumlah pembuluh darah pada
payudara untuk memproduksi susu.
Pada beberapa minggu terakhir kehamilan, puting menjadi lebih besar dan payudara terus
berkembang karena sel yang memproduksi susu menjadi lebih besar.
B. Fisiologi plasenta
Plasenta memiliki beberapa fungsi, termasuk transfer nutrisi dan oksigen dari ibu pada fetus,
membuang sisa metabolisme dari fetus, dan sintesis protein serta hormon.
Plasenta pada manusia diklasifikasikan sebagai hemokorioendotel, karena hanya ada tiga
lapis sel yang memisahkan sirkulasi maternal dan fetal: tropoblas fetus, stroma vili fetus, dan
endotel kapiler fetus. Vili fetus akan tersimpan dalam ruang intervilli yang berisi darah ibu.
Vili plasenta akan menghasilkan perbandingan luas permukaan/volume yang tinggi dengan
luas permukaan total saat aterm sekitar 10 m2.
Transfer melalui plasenta akan terjadi melalui difusi pasif (oksigen, CO 2, elektrolit, gula
sederhana), transport aktif (besi, vitamin C), atau difusi fasilitasi menggunakan karier
(glukosa, imunoglobulin).
Terdapat cadangan plasenta yang berjumlah besar; 30-40% vili plasenta bisa hilang tanpa
menyebabkan insufisiensi plasenta.
Fisiologi Fetus
Nutrisi
Embrio hampir seluruhnya tersusun atas air. Namun setelah usia kehamilan 10 minggu, fetus
akan bergantung pada nutrisi dari sirkulasi ibu melalui plasenta yang sedang berkembang.
Rata-rata berat badan fetus saat aterm adalah 3400g. Berat badan lahir akan dipengaruhi oleh
ras, status sosial ekonomi, paritas, faktor genetik, diabetes, merokok dan jenis kelamin fetus.
Saat aterm, fetus mengalami penambahan berat badan sekitar 30 g/hari.
Sistem kardiovaskuler
Jantung fetus mulai berdetak pada usia kehamilan 4-5 minggu.
Volume darah fetoplasenta saat aterm adalah 120 mL/kg.
Setelah lahir, sirkulasi fetus akan menjalani perubahan hemodinamik yang cukup besar.
Pembuluh darah umbilikalis, duktus arteriosus, foramen ovale, dan duktus venosus akan
mengalami konstriksi. Hal ini diperkirakan terjadi akibat perubahan tekanan oksigen dalam
waktu beberapa menit setelah lahir. Bagian distal dari arteri umbilikalis akan mengalami
atrofi dalam waktu 3-4 hari dan kemudian akan berubah menjadi ligamentum umbilikalis,
dan vena umbilikalis akan menjadi ligamentum teres. Duktus venosus akan mengalami
penutupan fungsional dalam wakti 10-90 jam setelah lahir, tetapi penutupan anatomis dan
pembentukan ligamentum venosum baru terjadi setelah usia 2-3 minggu.
Sistem pernapasan
Beberapa saat setelah lahir, paru-paru fetus harus sudah dapat memberikan oksigen dan
membuang CO2 bila fetus ingin bertahan hidup.
Gerakan dada fetus dapat mulai terdeteksi pada kehamilan 11 minggu. Kemampuan fetus
untuk “menghirup” cairan amnion ke dalam paru pada usia kehamilan 16-22 minggu nampak
penting untuk perkembangan paru normal. Bila hal ini tidak terjadi, dapat terjadi hipoplasia
pulmonal.
Surfaktan merupakan substansi heterogen yang mirip deterjen yang akan menurunkan
tegangan permukaan alveoli dan mencegah terjadinya kolaps alveoli setelah lahir. Surfaktan
dihasilkan pada paru oleh pneumosit tipe II.
Maturasi fungsional menghasilkan peningkatan jumlah surfaktan dalam paru. Gangguan
pernapasan akibat defisiensi surfaktan disebut sebagai hyaline membrane disease (HMD)
atau respiratory distress syndrome (RDS), dan ditemukan terutama pada bayi prematur.
Terapi steroid antenatal akan memicu produksi surfaktan dan mengurangi risiko RDS sebesar
50%.
Darah fetus
Lokasi hematopoiesis akan mengalami perubahan sesuai dengan usia kehamilan.
Hemoglobin dalam darah fetus akan meningkat sampai tingkat dewasa sebesar 15 g/dL pada
pertengahan masa kehamilan, dan mengalami peningkatan sampai 18 g/dL saat aterm.
Hemoglobin F (hemoglobin fetus) menunjukka afinitas yang lebih tinggi untuk oksigen
dibandingkan dengan hemoglobin A (hemoglobin dewasa). Hemoglobin A ditemukan pada
fetus mulai usia kehamilan 11 minggu dan menunjukkan peningkatan linier seiring dengan
bertambahnya usia kehamilan. Perubahan dari hemoglobin F menjadi hemoglobin A dimulai
pada usia kehamilan 32-34 minggu. Saat aterm, 75% hemoglobin total adalah hemoglobin F.
Rata-rata hematokrit fetus adalah 50%.
Sistem gastrointestinal
Usus halus dapat mulai melakukan peristaltik pada usia kehamilan 11 minggu. Pada usia
kehamilan 16 minggu, fetus mulai dapat menelan.
Hepar fetus akan mengabsorbsi obat secara cepat tetapi melakukan metabolisme dengan
lambat karena jalur detoksikasi dan inaktivasi obat melalui hepar masih belum berkembang
dengan baik sampai akhir masa perkembangan fetus.
Selama trimester terakhir, hepar akan menyimpan sejumlah besar glikogen dan jalur enzim
yang bertanggung jawab pada maturasi sintesis glukosa.
Sistem genitourinaria
Fetus mulai mengeluarkan urin pada awal masa kehamilan, dan urin fetus merupakan
komponen utama dari cairan amnion, terutama setelah 16 minggu.
Fungsi ginjal akan menunjukkan perbaikan secara bertahap seiring dengan berjalannya
kehamilan.
Sistem saraf
Perkembangan saraf akan terus terjadi selama masa kehamilan dan sampai usia dua tahun
setelah lahir. Perkembangan sistem saraf pusat memerlukan aktivitas tiroid normal.
Fetus dapat mulai mendengar suara setelah 24-26 minggu. Setelah 28 minggu, mata fetus
sudah mulai sensitif terhadap cahaya.
Steroid gonad adalah penentu utama dari perilaku seksual.
Sistem imunitas
Ig G fetus hampir semuanya berasal dari ibu. Transport IgG yang diperantarai oleh reseptor
dari ibu pada fetus dimulai pada usia kehamilan 16 minggu, tetapi IgG dalam jumlah besar
akan diperoleh pada 4 minggu terakhir kehamilan. Sehingga, bayi prematur memiliki kadar
IgG yang sangat rendah dalam sirkulasi. IgM tidak dapat mengalami transportasi aktif
melalui plasenta. Sehingga, kadar IgM pada fetus dapat secara akuran menunjukkan respon
sistem imunitas fetus terhadap infeksi.
Limfosit B mulai nampak di fetus hepar pada kehamilan 9 minggu, dan dalam darah serta
lien pada kehamilan 12 minggu. Sel T akan keluar dari timus fetus pada kehamilan 14
minggu.
Fetus tidak memerlukan banyak IgG (imunitas pasif) dari kolostrum, walaupun IgA pada ASI
dapat melindungi terhadap beberapa infeksi enterik.