Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

A. Fisiologi Payudara
1. Pengertian Payudara
Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit, diatas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia
mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200grm,
saat hamil 600 grm dan saat menyusui 800 gram. Payudara disebut pula grandula
mammalia yang ada baik pada wanita maupun pria.
2. Perkembangan payudara
Kelenjar mammae manusia berasal dari ektoderm. Kelenjar ini pertama
kali dapat terlihat pada embrio yang berusia 4 minggu sebagai tunas (bud) atau
nodul jaringan epitel yang tampak di sepanjang garis yang disebut krista susu.
Pada embrio yang lebih berkembang, krista ini meluas dari midaksila sampai
daerah inguinal dan mungkin merupakan lokasi payudara atau puting yang
berjumlah banyak pada orang dewasa. Nodul epitel yang rudimenter awalnya
terbenam di dalam mesenkim embrionik, yang kemudian akan mengalami
diferensiasi lebih lanjut, tampaknya dibawah pengaruh sinyal parakrin dari
mesenkim. Tunas epitel sekunder membentuk korda selular yang memanjang,
bercabang, dan berongga. Korda ini menjadi duktus ekskretoris dan laktiferus
pada kelenjar mammae.
Kelenjar mammae manusia merupakan struktur tuboalveolar yang
terdiri atas 15-25 lobus yang iregular yang letaknya radier menjauhi puting.
Setiap lobus terbenam dalam jaringan adiposa dan dipisahkan oleh lapisan
jaringan ikat padat. Setiap lobus lebih jauh lagi dibagi menjadi lobulus,
dihubungkan ke puting oleh duktus laktiferus. Duktus laktiferus dibatasi oleh
epitel skuamosa berlapis. Jaringan ikat longgar mengelilingi duktus laktiferus
dan dapat mengalami pelebaran selama menyusui. Sekresi alveolar dimulai
pada kehamilan trimester kedua.
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin, esterogen dan progesteron akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak sehingga
mammae menjadi lebih besar. Apabila mammae akan membesar, lebih tegang
dan tampak lebih hitam seperti seluruh areolla mammae karena
hiperpigmentasi. Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat
keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut colostrum.
Perubahan pada payudra yang membawa kepada fungsi laktasi
disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen, progeseron, laktogen plasental
dan prolaktin. Stimulasi hormonal ini menimbulkan proliferasi jaringan,
dilatasi pembuluh darah dan perubahan sekretorik pada payudara. Sedikit
pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami,
khususnya oleh primigravida pada kehamilan minggu ke 4, cairan yang jernih
ditemukan dalam payudara pada usia kehamilan 4 minggu dan kolostrum
dapat diperah keluar pada usia kehamilan 16 minggu (farrer, 2001).
Payudara terus tumbuh disepanjang kehamilan dan ukuran serta
beratnya meningkat hingga mencapai 500 g untuk masing-masing payudara.
Aerola menjadi lebih gelap dan dikelilingi oleh kelenjar-kelenjar sebesea yang
menonjol (tuberkel montgomery), kelenjar ini terlihat pada kehamilan sekitar
12 minggu (farrer,2001).Perkembangan payudara ini terjadi karna pengaruh
hormon saat kehamilan yaitu estrogen,progesteron,dan somatomamotropin.
Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI antara
lain sebagai berikut :
a. Estrogen untuk menimbulkan hipertrofit system saluran payudara,
menimbulkan penimbunan lemak, air, serta garam sehingga payudara
tampak besar, tekanan saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b. Progesteron untuk mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
menambah sel asinus.
c. Somatomamotropin memengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
laktalbumiin, dan laktoglobulin penimbunan lemak sekitar alveolus
payudara (Hanifa Wiknjosastro,2002:95).
3. Perubahan payudara Tiap Trimester
a. Perubahan pada trimester pertama kehamilan (minggu ke-1 hingga akhir
minggu ke-12)

Perubahan hormon membuat aliran darah meningkat dan mengubah


jaringan pada payudara. Hasilnya mungkin payudara Anda akan terasa nyeri,
geli, bengkak, dan sensitif jika disentuh. Rasa tersebut sama seperti kondisi
payudara sebelum menstruasi (sindrom pra menstruasi) yang terjadi pada
beberapa wanita. Kondisi tersebut biasanya mulai terasa sekitar empat hingga
enam minggu usia kehamilan dan bertahan selama trimester pertama
kehamilan.

Payudara pun akan mulai terlihat membesar. Pada umumnya, ukuran


payudara membesar satu hingga dua cup, terutama jika ini adalah kehamilan
pertama Anda. Garis-garis stretch mark dan rasa gatal pada payudara akan
muncul seiring melebarnya kulit. Kondisi tersebut biasa terjadi sekitar enam
hingga delapan minggu usia kehamilan.

b. Perubahan pada trimester kedua kehamilan (minggu ke-13 hingga ke-26)


Pada masa ini, payudara akan bertambah besar dan berat. Perubahan
tersebut membuat pembuluh darah yang berada di bawah kulit menjadi lebih
jelas terlihat. Warna puting dan area di sekitar puting berubah menjadi lebih
gelap dan melebar. Anda mungkin juga akan mendapati benjolan-benjolan
kecil di sekitar puting.
Sekitar minggu ke-14 hingga 26 kehamilan, Anda jangan kaget jika
melihat ada cairan berwarna kekuning-kuningan keluar dari puting Anda.
Cairan penuh nutrisi itu dihasilkan oleh payudara sebagai tanda tubuh sedang
bersiap-siap untuk memberikan ASI atau biasa disebut cairan kolostrum.
Beberapa wanita juga mungkin akan mengeluarkan sedikit darah dari
putingnya karena peningkatan pembuluh darah yang tiba-tiba. Meski kondisi
ini tergolong normal, ada baiknya Anda mengecek ke dokter jika mengalami
hal tersebut.
Pada trimester dua Estrogen dan progesteron mempengaruhi
pertumbuhan dari sistem duktus, lobuli dan alveoli dapat meningkatkan
produksi susu selama kehamilan. Konsentrasi dan kadar prolaktin dalam darah
ibu meningkat.
Tanda – tanda umum :  Perubahan warna areola menjadi gelap dan
pembentukan bercak kulit disekitar dan diluar areola primer atau disebut juga
areola skunder. Spinder angioma di dada atas. Striae payudara.
c. Perubahan pada trimester ketiga kehamilan (minggu ke-27 hingga akhir
kehamilan)
Dinding dada mungkin akan melebar karena pertumbuhan si Kecil.
Sementara di minggu-minggu terakhir kehamilan, puting dan payudara terus
membesar seiring meningkatnya produksi ASI.
Tidak semua ibu hamil mengalami perubahan demi perubahan seperti
kondisi di atas. Perubahan payudara ibu hamil bervariasi tergantung individu
masing-masing. Sebagai contoh, ada wanita yang mengeluarkan cairan
kolostrum dari putingnya namun ada pula yang tidak.
4. Cara merawat payudara selama hamil
Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai
masa menyusui dengan cara pemijatan oksitosin. Hal ini karena payudara
merupakan satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi
yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini mungkin. Inilah karunia Allah
yang sangat besar kepada kaum wanita di mana ASI merupakan makanan
paling cocok bagi bayi serta komposisi paling lengkap dan tidak bisa
ditandingi susu formula buatan manusia.
5. Manfaat perawatan payudara selama hamil
Menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan puting susu.
Melenturkan dan menguatkan puting susu sehingga memudahkan bayi untuk
menyusui.
a. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan
lancar.
b. Dapat mendeteksi kelainan-kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya
untuk mengatasinya.
c. Mempersiapkan mental ibu untuk menyusui.
Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan
baik dan hanya melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah
melahirkan maka sering dijumpai kasus-kasus yang akan merugikan ibu dan
bayi. Kasus-kasus yang sering terjadi antara lain
a) ASI tidak keluar. Inilah yg sering terjadi,ASI Baru keluar setelah hari kedua
atau lebih.
b) Puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap.
c) Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi.
d) Infeksi pada payudara payudara bengkak atau bernanah.
e) Muncul benjolan di payudara dan lain –lain

6. Cara Mengatasi Rasa Tidak Nyaman pada Payudara Ibu Hamil


Ketidaknyamanan tersebut bisa diatasi dengan memakai bra yang
tepat. Saat hamil, Anda sudah tidak bisa memakai bra yang biasa Anda
kenakan sehari-hari seiring bertambah besarnya ukuran payudara. Oleh karena
itu, penting untuk memilih bra yang bisa menopang payudara Anda dengan
baik dan nyaman.

Berikut kriteria bra yang tepat untuk ibu hamil:

 Pastikan bra yang Anda kenakan tidak terlalu ketat atau longgar namun
tetap bisa menopang payudara Anda.
 Pilih bra yang terbuat dari bahan katun atau serat alami. Bahan katun atau
bahan serat alami bisa menyejukkan sekaligus melancarkan sirkulasi
udara sehingga kulit payudara bisa bernapas.
 Jika Anda ingin berolahraga, gunakan bra khusus yang bisa menopang
payudara Anda secara pas.
 Anda bisa membeli bra baru dengan ukuran yang lebih besar seiring
membesarnya payudara.

B. Fisiologi plasenta
a. Pengertian plasenta
Plasenta adalah organ fetomaternal yang menghubungkan ibu dan janin
pada saat kehamilan. Plasenta juga mensekresi endokrin dan merupakan tempat
pertukaran selektif zat yang dapat larut dalam darah melalui uterus bagian
trofoblas yang mengandung pembuluh darah. Plasenta menghubungkan secara
erat kapiler janin dan darah ibu. Darah janin yang miskin oksigen mengalir ke
plasenta melalui dua arteri umbilikalis dan darah yang kaya oksigen dari ibu
mengalir ke janin melalui satu vena umbilikalis. Sebagian besar obat dalam
sirkulasi ibu dapat melalui plasenta sehingga masuk ke sirkulasi darah fetus.

b. Fungsi Plasenta
1. Pemberian Nutrisi dan Oksigen pada Janin
Plasenta berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigen bagi janin selama
kehamilan. Melalui pembuluh darah plasenta, nutrisi dan oksigen disalurkan ke
janin untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Penghilangan Limbah dan Karbondioksida dari Janin
Selain menyediakan nutrisi dan oksigen, plasenta juga berfungsi untuk
menghilangkan limbah dan karbondioksida dari janin. Limbah dan
karbondioksida dikeluarkan melalui pembuluh darah plasenta dan dialirkan ke
sistem sirkulasi ibu, di mana mereka kemudian dihilangkan dari tubuh ibu melalui
ginjal dan sistem pernapasan.
3. Produksi Hormon
Plasenta juga memproduksi hormon-hormon yang dibutuhkan selama kehamilan.
Beberapa hormon yang diproduksi oleh plasenta antara lain:

 Human chorionic gonadotropin (hCG): Hormon ini diproduksi oleh sel-sel


plasenta dan berperan dalam menjaga kehamilan dan memastikan produksi
hormon progesteron yang cukup untuk mendukung perkembangan janin.
 Estrogen: Hormon ini diproduksi oleh sel-sel plasenta dan berperan dalam
mempersiapkan tubuh untuk melahirkan dan mempertahankan kehamilan.
 Progesteron: Hormon ini juga diproduksi oleh sel-sel plasenta dan berperan dalam
menjaga kehamilan dan mempersiapkan tubuh untuk menyusui setelah kelahiran.

c. Struktur Plasenta
Plasenta terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan maternal dan lapisan fetal.
Lapisan maternal terdiri dari jaringan dari dinding rahim yang mengelilingi
plasenta, sedangkan lapisan fetal terdiri dari jaringan janin. Kedua lapisan ini
dipisahkan oleh membran basal, yang memungkinkan pertukaran zat antara ibu
dan janin.
Selama kehamilan, plasenta akan mengalami pertumbuhan dan peningkatan
berat, sehingga luas permukaannya menjadi lebih besar. Pada trimester pertama,
plasenta biasanya memiliki berat sekitar 50 gram, tetapi dapat mencapai berat
hingga 500 gram pada trimester ketiga.

d. Perubahan Fisiologi Plasenta Selama Kehamilan


Selama kehamilan, plasenta mengalami beberapa per Perubahan fisiologi
untuk memastikan kelangsungan hidup janin dan kesehatan ibu hamil. Beberapa
perubahan fisiologi plasenta yang terjadi selama kehamilan antara lain:
1. Pertumbuhan dan Peningkatan Berat
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, plasenta mengalami
pertumbuhan dan peningkatan berat selama kehamilan. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa janin mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangannya.
2. Penyediaan Nutrisi dan Oksigen yang Lebih Baik
Selama kehamilan, plasenta mengalami perubahan struktural dan
fungsional untuk memastikan bahwa nutrisi dan oksigen yang disediakan untuk
janin lebih baik. Plasenta akan membentuk pembuluh darah baru untuk
memastikan pasokan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk janin.
3. Peningkatan Permukaan Pertukaran Zat
Luas permukaan pertukaran zat pada plasenta juga meningkat selama
kehamilan. Hal ini dilakukan untuk memastikan pertukaran zat antara ibu dan
janin dapat berlangsung dengan efektif.
4. Penurunan Resistensi Pembuluh Darah
Selama kehamilan, resistensi pembuluh darah plasenta menurun. Hal ini
dilakukan untuk memastikan pasokan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk janin.
5. Perubahan Hormonal
Selama kehamilan, produksi hormon oleh plasenta juga mengalami
perubahan. Hormon-hormon seperti hCG, estrogen, dan progesteron diproduksi
dalam jumlah yang lebih besar untuk memastikan kelangsungan hidup janin dan
kesehatan ibu hamil.

Anda mungkin juga menyukai