Anda di halaman 1dari 7

A.

Konsep Dasar Payudara

a. Definisi Payudara

Menurut (Monika, 2014) anatomi payudara dibagi menjadi beberapa kategori dasar.

1) Jaringan glandular, yaitu jaringan yang memproduksi ASI dan mengalirkannya

keputing.

2) Jaringan penghubung (otot), termasuk ligament cooper yang menyokong payudara

secara mekanis

3) Jaringan lemak yaitu jaringan yang memberikan perlindungan dari

guncangan/trauma

4) Syaraf, yang memberikan sensitifitas pada payudara untuk mengirimkan sinyal ke

otak agar mengalirkan hormone prolaktin (berperan dalam produksi ASI) dan

hormone oksitosin ( berperan dalam pengeluaran ASI) kealiran darah

5) Darah, yang memberikan nutrisi (misalnya, protein) ketubuh ibu untuk

memproduksi ASI

b. Mekanisme produksi ASI

Pembentukan ASI (laktogenesis) stadium 1, terjadi kurang lebih pada kehamilan

20 minggu. Di sini mulai terjadi pembesaran dan penambahan alveolus serta lobulus

yang nantinya akan memproduksi ASI. Rangsangan prolaktin sudah ada namun

kerjanya masih ditekan oleh hormon kehamilan yaitu progesteron dan estrogen, maka

tidak heran ada beberapa ibu hamil menjelang trimester 3 mulai mengeluarkan

kolostrum tapi sedikit sekali. Sel-sel penghasil ASI memang sudah mulai aktif sejak

masa kehamilan namun belum siap untuk menyusui. Urban Mama tidak perlu khawatir

akan kurangnya kolostrum untuk bayi nanti, ini kejadian normal dan tidak perlu
dipompa. Rangsangan prolaktin akan jauh lebih besar saat bayi lahir nanti ketika

hormon kehamilan yang semula menekan, menjadi turun jumlahnya segera setelah

plasenta keluar. Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI, sedangkan

oksitosin adalah hormon pelancar keluarnya ASI.

Laktogenesis stadium 2, akhir kehamilan sampai persalinan 48-72 jam. Begitu

plasenta keluar, level progesteron dan estrogen yang semula tinggi langsung turun

drastis tetapi masih tersisa sedikit di peredaran darah sehingga aktivitas penekanan

minimal terhadap kerja prolaktin masih ada. Itulah yang menjelaskan mengapa ASI

permulaan yaitu kolostrum pada 1-2 hari pertama dikatakan “belum keluar”. Kalimat

belum keluar perlu digarisbawahi karena sebenarnya kolostrum sudah keluar begitu bayi

mulai menyusu. Salah satu faktor perangsang kuat 2 hormon ini yang nantinya dapat

membantu keberhasilan menyusui yaitu IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yang segera

dilakukan begitu bayi lahir minimal 1 jam di dada ibu. Produksi kolostrum

menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir dan kapasitas lambung bayi baru lahir yang

masih sedikit. Lemak coklat yang ada di bayi menjadi bekal energi untuknya sehingga

sebenarnya bayi baru lahir cukup bulan yang bugar kuat tanpa minum 72 jam. Hal

penting di sini bagaimana agar laktogenesis tahap 2 dapat berjalan lancar, yaitu dengan

rawat gabung (bayi 1 tempat tidur dengan ibu), skin-to-skin contact yang dapat

dilakukan 2-3 jam sekali, serta membantu bayi mulai menyusu ke payudara dengan

perlekatan yang baik. Setelah hari ke-3 pasca persalinan, aktivitas penekanan dari

progesteron dan estrogen sudah hilang dan sudah saatnya prolaktin-oksitosin yang

berperan penuh, sehingga biasanya Mama mulai merasakan produksi ASI yang

bertambah ditandai dengan payudara yang sudah mulai terasa kencang.


c. Tertundanya Produksi ASI Pasca Persalinan

Menurut (Monika, 2014) beberapa factor yang menjadi pemicu tertundanya produksi

ASI pasca persalinan tersebut, antara lain sebagai berikut.

1) Melahirkan untuk pertama kali. Ibu yang pertama kali melahirkan cenderung

mengalami lactogenesis II sehari lebih lambat dibandingkan ibu yang sudah

melahirkan sebelumnya.

2) Saat proses persalinan, ibu menerima cairan intravena dalam jumlah besar atau

obat-obatan pengurang nyeri

3) Persalinan normal yang panjang, melelahkan, dan traumatis

4) Ibu mendorong cukup lama (lebih dari 1 jam) padap tahap akhir persalinan

5) Perdarahan lebih dari 500ml perhari

6) Kelainan placenta. Misalnya, sebagian dari placenta tetap berada didalam rahim

setelah bayi lahir

7) Kesehatan ibu yang kurang baik

8) Beberapa masalah hormone atau bagaimana tubuh ibu merespon hormone dalam

tubuh.

9) Hipertensi (tekanan darah tinggi)

10) Obesitas (kegemukan)

B. Bendungan ASI

Sesudah bayi lahir dan placenta keluar, kadar progesterone dan estrogen turun dalam

2-3 hari. Dengan ini factor dari hipotalamus yang menghalang keluarnya Pituitary

Lactogenic Hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen,

tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormone ini
menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mamae terisi dengan air susu, tetapi untuk

mengeluarkannya dibutuhkan reflek yang menyebabkan kontraksi sel-sel miopitelial yang

mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Reflek ini timbul jika

bayi menyusu (Rahmawati, 2011)

a) Penyebab bendungan ASI ( Rahmawati, 2011)

1) Bayi tidak menyusu dengan baik sehingga kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan

dengan sempurna

2) Puting susu datar sehingga menyebabkan bayi sukar menyusu

Penyebab bendungan ASI dalam Jurnal (Novita, 2011) Terlambat memulai

menyusui, perlekatan kurang baik, pengosongan ASI tidak sering, adanya

pembatasan lama menyusui, ukuran payudara kecil, kontak ibu dan bayi sangat

minimal, tidak menyusui dimalam hari, ibu stress, sudah mulai diberikan suplemen,

factor kelelahan ibu, ibu mendapat cairan intravena selama persalinan.

b) Alat Ukur Tingkat Pembengkakan Payudara

Menurut Humenick 1999 dalam (Priya, 2012) alat ukur yang dapat digunakan untuk

melihat tingkat pembengkakan payudara dengan menggunakan skala engorgement

menurut Hill dan Humenick dalam Whittlestone.ada 6 nilai skala pembengkakan

payudara yaitu :

1) Skor 1 = lembut, tidak ada perubahan pada payudara

2) Skor 2 = sedikit keras pada payudara

3) Skor 3 = keras,tapi payudara tidak perih

4) Skor 4 = keras dan payudara mulai perih

5) Skor 5 = keras dan perih


6) Skor 6 = sangat keras dan sangat perih

c) Perawatan Payudara Bengkak

Perawatan payudara sudah dilakukan untuk mengatasi pembengkakan yang dialami

ibu-ibu postpartum selama kurun waktu satu sampai hari ke-14, beberapa perawatan

payudara yang dilakukan dalam jurnal (Novita, 2011)

1) Kompres Daun Kol

Daun Kol Hijau (brasica capitata), yang mengandung allylisothicnate,

magnesium, oxylate, dan sulphure. Daun kol juga dapa digunakan sebagai

antibiotic, anti inflamasi, anti edema dan anti iritasi.daun kol dapat menurunkan

jaringan yang mengalami pembengkakan dengan membuka ( vasodilatasi )

pembuluh darah kepiler, dimana dapat meningkatkan aliran darah yang masuk

maupun yang keluar, seperti cairan yang terjebak dalam payudara. Daun kol ini

tidak dapat digunakan pada individu yang memiliki riwayat alergi sulpha, keulit

yang mengalami kerusakan seperti iritasi, perdarahan, putting blister dan lain-

lain.

2) Pijat payudara

Pijat payudara beguna untuk menggerakkan air susuagar tidak statis. Cara

memijat payudara mulai dari pangkal payudara kedinding dada. Kemudian

buatlah gerakan melingkar pada daerah payudara lalu pindahkan gerakan tersebut

ke daerah lainnya. Gerakan selanjutnya, arah pijatan spiral mengelilingi payudara

atau radial menuju putting susu. Kepalkan tangan diatas payudara, kemudian

tekan dinding menggunakan ruas ibu jari, ruas telunjuk, jari tengah, jari manis,

kelingking kearah puting kedinding dada menuju puting. Pindahkan tekanan pada
daerah payudara. Ulangi gerakan ini pada daerah berikutnya. Bagian bawah

payudara tekanan dimulai dengan tekanan ruas jari kelingking.

3) Kompres hangat-dingin

Kompres hangat dingi secara bergantian untuk menurunkan nyeri pada

jaringan yang mengalami inflamasi. Kompres hangat dapat mengaktifkan hormon

oksitosin jika dilakukan ketika milk ejection reflex tidak lancer atau melambat.

Kompres dingin digunakan untuk membuat siklus vasokontriksi selama 9-16

menit, dimana aliran darah menurun sehingga edema local dapat menurun dalam

pengaliran lymphatic dapat lebih optimal. Kondisi ini diikuti oleh vasodilatasi

jaringan selama 4-6 menit untuk mencegah terjadinya thermal injury

4) Memerah ASI

Pengosongan ASI dengnan memerah ASI menggunakan tangan dapat

meningkatkan produksi ASI. Cara memerah ASI dengan jari atau tangan adalah

meletakkan ibu jari ditepi atas areola pada posisi pukul 12 dan jari telunjuk di

tepi bawah areola pada posisi pukul 6. Ketiga jari lain menyangga payudara.

Dengan kedua jari lakukan penekanan jaringan payudara ke dalam, kearah

dinding rongga dada, tanpa merubah posisi.

C. Daun Kubis

Kubis berdaun bulat, oval sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan

tebal, warna daun bermacam-macam, antara lain putih,hijau dan merah keunguan.

Awalnya daun yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun berikutnya tumbuh

membengkok, menutupi daun-daun muda yang terakhir tumbuh. Kubis sekarang menjadi

perhatian dunia karena dapat menghambat pertumbuhan sel kanker didalam tubuh. Kubis
kaya akan vitamin C dan beta karoten, terutama yang berdaun hijau dan daun di bagian

luar. Daun bagian luar juga mengandung vitamin E ( Dalimartha dan Adrian, 2011).

Kubis dikenal merupakan sumber sangat baik dari beberapa vitamin, mineral, dan

serat makanan penting. Sayuran ini merupakan salah satu sumber terkaya vitamin C, K,

E, A, dan asam folat; serta memiliki tingkat signifikan belerang, kalsium, zat besi,

kalium, dan magnesium. Di sisi lain, kubis tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuh

yang berbahaya, serta sangat rendah kalori. 70 gram kubis mengandung sekitar 15 kalori;

4,3 g karbohidrat; 2,2 g serat; dan 0,1 g lemak. Sayuran ini juga mengandung sekitar 21,7

mg vitamin C; 48,2 mcg vitamin K; 0,1 mg vitamin E; 700 IU vitamin A; 56 mcg folat;

24,5 mg kalsium; 19,6 mg magnesium; 0,3 mg besi; dan 161 mg kalium.

Kubis digunakan untuk mencegah tumor membesar, mengurangi resiko timbulnya

kanker ( payudara, lambung, kolokrektal, prostat, paru dan kandung kemih). Untuk

pemakaian luar, kubis bisa juga untuk mencuci luka, mengompres bagian tubuh yang

membengkak, memar, luka infeksi atau pada nyeri sendi dan menyembuhkan infeksi

jamur dikulit dan dikepala ( Dalimartha dan Adrian, 2011).

Anda mungkin juga menyukai