a. Definisi Payudara
Menurut (Monika, 2014) anatomi payudara dibagi menjadi beberapa kategori dasar.
keputing.
secara mekanis
guncangan/trauma
otak agar mengalirkan hormone prolaktin (berperan dalam produksi ASI) dan
memproduksi ASI
20 minggu. Di sini mulai terjadi pembesaran dan penambahan alveolus serta lobulus
yang nantinya akan memproduksi ASI. Rangsangan prolaktin sudah ada namun
kerjanya masih ditekan oleh hormon kehamilan yaitu progesteron dan estrogen, maka
tidak heran ada beberapa ibu hamil menjelang trimester 3 mulai mengeluarkan
kolostrum tapi sedikit sekali. Sel-sel penghasil ASI memang sudah mulai aktif sejak
masa kehamilan namun belum siap untuk menyusui. Urban Mama tidak perlu khawatir
akan kurangnya kolostrum untuk bayi nanti, ini kejadian normal dan tidak perlu
dipompa. Rangsangan prolaktin akan jauh lebih besar saat bayi lahir nanti ketika
hormon kehamilan yang semula menekan, menjadi turun jumlahnya segera setelah
plasenta keluar. Prolaktin adalah hormon yang merangsang produksi ASI, sedangkan
plasenta keluar, level progesteron dan estrogen yang semula tinggi langsung turun
drastis tetapi masih tersisa sedikit di peredaran darah sehingga aktivitas penekanan
minimal terhadap kerja prolaktin masih ada. Itulah yang menjelaskan mengapa ASI
permulaan yaitu kolostrum pada 1-2 hari pertama dikatakan “belum keluar”. Kalimat
belum keluar perlu digarisbawahi karena sebenarnya kolostrum sudah keluar begitu bayi
mulai menyusu. Salah satu faktor perangsang kuat 2 hormon ini yang nantinya dapat
membantu keberhasilan menyusui yaitu IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yang segera
dilakukan begitu bayi lahir minimal 1 jam di dada ibu. Produksi kolostrum
menyesuaikan kebutuhan bayi baru lahir dan kapasitas lambung bayi baru lahir yang
masih sedikit. Lemak coklat yang ada di bayi menjadi bekal energi untuknya sehingga
sebenarnya bayi baru lahir cukup bulan yang bugar kuat tanpa minum 72 jam. Hal
penting di sini bagaimana agar laktogenesis tahap 2 dapat berjalan lancar, yaitu dengan
rawat gabung (bayi 1 tempat tidur dengan ibu), skin-to-skin contact yang dapat
dilakukan 2-3 jam sekali, serta membantu bayi mulai menyusu ke payudara dengan
perlekatan yang baik. Setelah hari ke-3 pasca persalinan, aktivitas penekanan dari
progesteron dan estrogen sudah hilang dan sudah saatnya prolaktin-oksitosin yang
berperan penuh, sehingga biasanya Mama mulai merasakan produksi ASI yang
Menurut (Monika, 2014) beberapa factor yang menjadi pemicu tertundanya produksi
1) Melahirkan untuk pertama kali. Ibu yang pertama kali melahirkan cenderung
melahirkan sebelumnya.
2) Saat proses persalinan, ibu menerima cairan intravena dalam jumlah besar atau
4) Ibu mendorong cukup lama (lebih dari 1 jam) padap tahap akhir persalinan
6) Kelainan placenta. Misalnya, sebagian dari placenta tetap berada didalam rahim
8) Beberapa masalah hormone atau bagaimana tubuh ibu merespon hormone dalam
tubuh.
B. Bendungan ASI
Sesudah bayi lahir dan placenta keluar, kadar progesterone dan estrogen turun dalam
2-3 hari. Dengan ini factor dari hipotalamus yang menghalang keluarnya Pituitary
Lactogenic Hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen,
tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hipofisis. Hormone ini
menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mamae terisi dengan air susu, tetapi untuk
mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Reflek ini timbul jika
dengan sempurna
pembatasan lama menyusui, ukuran payudara kecil, kontak ibu dan bayi sangat
minimal, tidak menyusui dimalam hari, ibu stress, sudah mulai diberikan suplemen,
Menurut Humenick 1999 dalam (Priya, 2012) alat ukur yang dapat digunakan untuk
payudara yaitu :
ibu-ibu postpartum selama kurun waktu satu sampai hari ke-14, beberapa perawatan
magnesium, oxylate, dan sulphure. Daun kol juga dapa digunakan sebagai
antibiotic, anti inflamasi, anti edema dan anti iritasi.daun kol dapat menurunkan
pembuluh darah kepiler, dimana dapat meningkatkan aliran darah yang masuk
maupun yang keluar, seperti cairan yang terjebak dalam payudara. Daun kol ini
tidak dapat digunakan pada individu yang memiliki riwayat alergi sulpha, keulit
yang mengalami kerusakan seperti iritasi, perdarahan, putting blister dan lain-
lain.
2) Pijat payudara
Pijat payudara beguna untuk menggerakkan air susuagar tidak statis. Cara
buatlah gerakan melingkar pada daerah payudara lalu pindahkan gerakan tersebut
atau radial menuju putting susu. Kepalkan tangan diatas payudara, kemudian
tekan dinding menggunakan ruas ibu jari, ruas telunjuk, jari tengah, jari manis,
kelingking kearah puting kedinding dada menuju puting. Pindahkan tekanan pada
daerah payudara. Ulangi gerakan ini pada daerah berikutnya. Bagian bawah
3) Kompres hangat-dingin
oksitosin jika dilakukan ketika milk ejection reflex tidak lancer atau melambat.
menit, dimana aliran darah menurun sehingga edema local dapat menurun dalam
pengaliran lymphatic dapat lebih optimal. Kondisi ini diikuti oleh vasodilatasi
4) Memerah ASI
meningkatkan produksi ASI. Cara memerah ASI dengan jari atau tangan adalah
meletakkan ibu jari ditepi atas areola pada posisi pukul 12 dan jari telunjuk di
tepi bawah areola pada posisi pukul 6. Ketiga jari lain menyangga payudara.
C. Daun Kubis
Kubis berdaun bulat, oval sampai lonjong, membentuk roset akar yang besar dan
tebal, warna daun bermacam-macam, antara lain putih,hijau dan merah keunguan.
Awalnya daun yang berlapis lilin tumbuh lurus, daun-daun berikutnya tumbuh
membengkok, menutupi daun-daun muda yang terakhir tumbuh. Kubis sekarang menjadi
perhatian dunia karena dapat menghambat pertumbuhan sel kanker didalam tubuh. Kubis
kaya akan vitamin C dan beta karoten, terutama yang berdaun hijau dan daun di bagian
luar. Daun bagian luar juga mengandung vitamin E ( Dalimartha dan Adrian, 2011).
Kubis dikenal merupakan sumber sangat baik dari beberapa vitamin, mineral, dan
serat makanan penting. Sayuran ini merupakan salah satu sumber terkaya vitamin C, K,
E, A, dan asam folat; serta memiliki tingkat signifikan belerang, kalsium, zat besi,
kalium, dan magnesium. Di sisi lain, kubis tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuh
yang berbahaya, serta sangat rendah kalori. 70 gram kubis mengandung sekitar 15 kalori;
4,3 g karbohidrat; 2,2 g serat; dan 0,1 g lemak. Sayuran ini juga mengandung sekitar 21,7
mg vitamin C; 48,2 mcg vitamin K; 0,1 mg vitamin E; 700 IU vitamin A; 56 mcg folat;
kanker ( payudara, lambung, kolokrektal, prostat, paru dan kandung kemih). Untuk
pemakaian luar, kubis bisa juga untuk mencuci luka, mengompres bagian tubuh yang
membengkak, memar, luka infeksi atau pada nyeri sendi dan menyembuhkan infeksi