Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1 September
2009: 20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media
Jakarta
masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
yoana-widyasari.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-pengajaran-s.html diunduh 1 September
2009: 20.05 WIB.
http://endahpurnasari.blogspot.com/2010/07/proses-laktasi-dan-menyusui.html
http://www.lusa.web.id/tanda-cukup-asi/
http://www.lusa.web.id/category/askeb-iii-nifas/page/4/
Daftar Pustaka
Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia.
Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
http://bidanku.com/index.php?/mengenal-kandugan-gizi-yang-terdapat-di-dalam-asi
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 27-29)
futabashou534.multiply.com/journal/item/34/Memperlancar_ASI. 2007
Memperlancar ASI. Diunduh 26 September 2009 – 07:20 PM
library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf Siregar, A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemberian ASI oleh Ibu. FKM USU. Diunduh 31 Oktober 2009. 06:11 PM.
damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf Peran ASI bagi Bayi
Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Diunduh 2 November 2009 – 08:09 PM
Image, fitpregnancy.com
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/cara-menyusui-yang-benar-posisi-upaya.html
2.1. Anatomi dan Fisiologi Payudara
A. Anatomi Payudara
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki - laki dan
perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin
sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari
itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya maka organ ini menjadi sumber
utama dari kehidupan, karena Air Susu Ibu ( ASI ) adalah makanan bayi yang paling penting
terutama pada bulan - bulan pertama kehidupan.
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.
Gambar 3.
Bentuk puting susu pendek
Gambar 2.
Bentuk puting susu normal
Gambar 4. Gambar 5.
Bentuk puting susu panjang Bentuk puting susu terbenam/ terbalik
B. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah
mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan
menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan
juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak
rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai,
semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi
besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel
alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat,
1997, hal : 534-535)
4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang
baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam
penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis,
psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa
terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi
mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses
menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin.
Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan
kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early
infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi.
Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga
mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI
secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan
merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat
dibutuhkan oleh ibu.
Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga
untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian
susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu
dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga
dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak
wajar.
Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase
terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental
kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran
kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga
bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon
progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini
menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam
darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum
rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli
untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian
mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih
banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara
terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses
ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa
proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru
merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang
produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan. Kolostrum dikonsumsi bayi
sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi
daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini
juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan
pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.
Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa
hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin
dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI
banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga
akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi
seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara
dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
Kurang sering menyusui atau memerah payudara
Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan
rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
Jaringan payudara hipoplastik
Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
Kurangnya gizi ibu
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan
antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi
kemapanan emosi si anak di masa depan.
Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah
dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI
akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat
badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS
(kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis.
IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian
pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin
lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.
Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui,
eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman
pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi
dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk
menyayangi orang lain.
1. LAKTOSA
Merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber
energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam
perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa
pertumbuhan bayi.
2. LEMAK
Merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi utama bayi serta
berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak
esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi
AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.
3. OLIGOSAKARIDA
Merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti
meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi.
4. PROTEIN
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur
otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan
senyawa yang berperan dalam proses ingatan.
Karbohidrat
Karbihdrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah setiap hari
menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4
sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang
sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI. Dengan demikian
pemberian ASI akan semakin sukses.
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel syaraf
otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain itu karhidrat memudahkan penyerapan
kalsium mempertahankan factor bifidus di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan
bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan
dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibody bayi
Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun demikian protein
ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem
pencernan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan protein unsur whey dan casein adalam
ASI adalah 80:40, sedangkan dalam PASI 20:80.
Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh
sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar
diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan defekasi dengan
feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi
diberikan PASI.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak
dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara otomatis.
Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan 10 menit kemudian,
Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut
perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan. Jenis lemak yang ada dalam ASI
mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah
dicerna karena mengandung enzim lipase.
Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan
mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI
sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat
tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu 6:1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang
tidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi.
Mineral
ASI megandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi bisa
mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan
mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.
Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat
diserap. Hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta menganggu keseimbangan dalam usus
dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus
bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi atau ganguan metabolisme.
Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6
bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.
Hindari penggunaan DOT, empeng, Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun
memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu
memberikan dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion).
Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara
menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap disekitar puting payudara) ibu masuk ke
mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa
betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan
sedikit saja dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.
Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dg klinik laktasi. Disana
ibu dan ayah mendapatkan masukan secara teknis agar ASI tetap optima.
Suasana yang menyenangkan, tenang dan nyaman akan membantu saat-saat berduaan dan
terciptanya bonding antara ibu dan bayi. Meskpun tidak mudah membuat suasana spt it di RS,
namun adanya dukungan, support dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin
lancarnya produksi ASI.
Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)
Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)
Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan
hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga
hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir
bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai
kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar
lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai
payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.
Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)
c. Payudara bengkak
Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang disertai rasa nyeri.
Cara mengatasinya:
Susuilah bayi sesuai kebutuhan
Susuilah bayi tanpa dijadwal sesuai kebutuhan
Keluarkan ASI dengan pompa atau manual dengan tangan bila produksi ASI melebihi kebutuhan
bayi
Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat
Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal.
d. Saluran ASI tersumbat
Cara mengatasinya:
Kelurakan ASI dengan tangan/pompa
Kompres air hangat sebelum menyusui, kompres air dingin setelah menyusui
e. Radang payudaraTerjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan. Tanda-tandanya
adalah:
Kulit payudara tampak lebih merah.
Payudara mengeras
Nyeri dan berbenjol-benjol
Cara mengatasinya:
Tetap menyusui bayi
Bila disrtai demam dan nyeri dapat diberi obat penurun demam dan menghilangkan rasa nyeri
Bila belum berhasil segera rujuk ke Puskesmas
Lakukan perawatan payudara secara baik dan teratur
f. Payudara abses
Abses pada payudara disebabkan karena radang payudara. Untuk sementara payudara
yang abses tidak dipakai untuk menyusui. Rujuk ke Puskesmas. Setalah sembuh bayi dapat
menyusui kembali.
h. Bingung putting
Bila ibu bekerja atau karena sesuatu hal bayi terpaksa diberikan susu buatan, berikan
dengan sendok, jangan dengan dot susu botol karena menyusui dari dot berlainan dengan puting
ibu. Ini untuk menghindari agar bayi tidak bingung puting.
Kolik
Gejala kolik dapat dilihat dari wajah yang memerah, tangan yang mengepal, dan kaki
yang diangkat-angkat ke arah dada disertai tangisan bayi selama 2-3 jam. Kolik sering muncul
15 menit setelah minum susu. Tapi bisa juga muncul kapan saja dalam minggu-minggu pertama.
Kolik itu normal dialami oleh satu di antara empat bayi.
Muntah
Cukup normal bila bayi memuntahkan kembali sedikit ASI setelah meminumnya. Ini
disebut gumoh. Tapi jika bayi terus-menerus muntah apalagi dalam jumlah yang banyak,
mungkin bayi Ibu terkena refluks, Dan dalam kasus ini Ibu harus berkonsultasi dengan dokter
anak. Ibu.
Diare
Diare bisa disebabkan oleh virus atau ada masalah dalam pemberian ASI. Jadi lebih baik
berkonsultasi dengan dokter anak Ibu. Jika Ibu khawatir tentang frekwensi buang air besar bayi ,
baca artikel kami tentang kotoran bayi.
Masalah kesehatan
Sama seperti kita, tidak enak badan bisa menyebabkan bayi kehilangan selera menyusu.
Misalnya bila flu berat disertai hidung tersumbat, bisa menyebabkan bayi sulit bernafas. Ia jadi
enggan mengatupkan mulutnya untuk menyusu. Penyebab lain adalah alergi makanan Ini bisa
menyebabkan turunnya berat badan karena ia sulit makan.
Menurut Utami (2005), ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja,
tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.
ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan
pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara.
Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi selama 12 bulan (Pediatric, 2001.
Arifeen, S) mengatakan bahwa : ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi
saluran nafas akut dan diare.
WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan memberikan ASI
eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan:
Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan
ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa di tempat kerja. Apabila tidak
memungkinkan, ASI dapat diperah kemudian disimpan.
Cara penyimpanan ASI:
1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip, ± 80-100 cc.
2. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 2
hari.
3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.
4. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam dalam air
hangat.
5. Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah :
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 30-35).
linkagesproject.org/media/publications/ENA-References/Indonesia/Ref4.7%20.pdf Pemberian
ASI Eksklusif atau ASI saja :Satu-Satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini.
Diunduh 13 November 2009 – 18:20 WIB.
who.int/nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/en/ Diunduh 13 November 2009 – 19:00 WIB.
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 38-40).
lusa.web.id Lusa. 2008. Gizi Seimbang Bagi Bayi. Diunduh 13 November 2009 – 21: 00 WIB.
Image, fitpregnancy.com
Tanda-tanda Bayi Cukup ASI
Indikasi bayi cukup mendapat ASI adalah tidurnya nyenyak, segar saat terbangun, dan berat badannya
bertambah sesuai perkembangan usia. Cari tahu tanda-tanda lainnya di sini.
Buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urin yang tidak pekat dan bau menyengat.
Berat badan naik lebih dari 500 gram sampai 1 kg setiap bulan pada trimester pertama
kehidupannya. Berat badannya kemudian bertambah sekitar 600 gram setiap bulan pada
trimester kedua dan bertambah sekitar 400-500 gram setiap bulannya pada trimester ketiga.
Bayi terlihat rileks dan puas setelah menyusu dan akan melepas sendiri mulutnya dari payudara
ibu.
Setelah menyusu bayi langsung tertidur karena ASI memicu produksi hormon endorfin yang
merangsang tidur.
Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang besar (BAB) setidaknya dua kali sehari dengan
tinja berwarna kuning atau gelap dan mulai berwarna lebih cerah setelah hari kelima belas.
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/tandatanda.bayi.cukup.asi/
001/001/1804/1
Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai
berikut:
1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3
minggu pertama.
2. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih muda pada hari
kelima setelah lahir.
3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
4. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
5. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
6. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
7. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik
pertumbuhan.
8. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang usianya).
9. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup.
10. Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas.
Gambar 2. Bayi tertidur pulas oleh karena kecukupan ASI
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 29-30)
www.bkkbn.go.id/Webs/DetailProgram.php?LinkID=249 Perawatan Bayi Dengan ASI .
Diunduh 11 November 2009 – 08:04 PM.
http://ruanglaktasi.blogspot.com/ Soraya, L. 2007. Cukupkah ASI Saya Untuk Bayi?. Diunduh
11 November 2009 – 08:15 PM.
http://www.scribd.com/doc/19706805/MANAJEMEN-LAKTASI. Diunduh 11 November 2009
– 10:05 PM.
BAB IV
Home > Askeb III (Nifas) > Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
1. Fase taking in
2. Fase taking hold
3. Fase letting go
Fase Taking In
Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke
dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap
lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan,
kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup,
komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:
Fase Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10
hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan
peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami
dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu
untuk menjaga kondisi fisiknya.
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).
Irhami. 2010.Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa
Nifas.zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19
Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas.
the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober
2010 Pukul 08.55 PM
1. Menangis
2. Perubahan perasaan
3. Cemas
4. Kesepian
5. Khawatir dengan bayinya
6. Penurunan libido
7. Kurang percaya diri
Ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi, interaksi sosial, kurang kemandirian. Hal
ini akan mengakibatkan depresi pasca persalinan (depresi post partum). Depresi masa nifas
merupakan gangguan afeksi yang sering terjadi pada masa nifas, dan tampak dalam minggu
pertama pasca persalinan. Insiden depresi post partum sekitar 10-15 persen. Post partum blues
disebut juga maternity blues atau sindrom ibu baru. Keadaan ini merupakan hal yang serius,
sehingga ibu memerlukan dukungan dan banyak istirahat. Adapun gejala dari depresi post
partum adalah:
1. Sering menangis
2. Sulit tidur
3. Nafsu makan hilang
4. Gelisah
5. Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol
6. Cemas atau kurang perhatian pada bayi
7. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
8. Pikiran menakutkan mengenai bayi
9. Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri
10. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
11. Penurunan atau peningkatan berat badan
12. Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar
Beberapa faktor predisposisi terjadinya depresi post partum adalah sebagai berikut:
1. Perubahan hormonal yang cepat (yaitu hormon prolaktin, steroid, progesteron dan estrogen)
2. Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetus melitus, disfungsi tiroid)
3. Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan)
4. Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan dengan orang lain
5. Riwayat depresi, penyakit mental dan alkoholik
6. Unwanted pregnancy
7. Terisolasi
8. Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga, kelahiran anak
dengan kecacatan/penyakit
Jika ibu mengalami gejala-gejala di atas, maka segeralah memberitahu suami, bidan atau dokter.
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau konsultasi dengan psikiater. Perawatan
di rumah sakit akan diperlukan apabila ibu mengalami depresi berkepanjangan.
Beberapa intervensi yang dapat membantu ibu terhindar dari depresi post partum antara lain:
DEPRESI BERAT
Depresi berat disebut juga dengan sindrom depresif non psikotik pada kehamilan sampai
beberapa minggu/bulan setelah kelahiran.
Gejala-gejala depresi berat antara lain:
1. Perubahan mood
2. Gangguan tidur dan pola makan
3. Perubahan mental dan libido
4. Pobhia, ketakutan menyakiti diri sendiri atau bayinya
Penatalaksanaan depresi berat adalah sebagai berikut:
Insiden psikosis post partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran. Rekurensi dalam masa kehamilan
20-30 persen. Gejala psikosis post partum muncul beberapa hari sampai 4-6 minggu post partum.
Faktor penyebab psikosis post partum antara lain:
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).
Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas.
zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19
Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas.
the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober
2010 Pukul 08.55 PM
Home > Askeb III (Nifas) > Kesedihan dan Duka Cita
Kesedihan dan Duka Cita
Berduka yang paling besar adalah disebabkan karena kematian bayi meskipun kematian terjadi
saat kehamilan. Bidan harus memahami psikologis ibu dan ayah untuk membantu mereka
melalui pasca berduka dengan cara yang sehat.
Berduka adalah respon psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka terdiri dari tahap atau
fase identifikasi respon tersebut. Tugas berduka, istilah ini diciptakan oleh Lidermann,
menunjukkan tugas bergerak melalui tahap proses berduka dalam menentukan hubungan baru
yang signifikan. Berduka adalah proses normal, dan tugas berduka penting agar berduka tetap
normal. Kegagalan untuk melakukan tugas berduka, biasanya disebabkan keinginan untuk
menghindari nyeri yang sangat berat dan stress serta ekspresi yang penuh emosi. Seringkali
menyebabkan reaksi berduka abnormal atau patologis.
Tahap-tahap berduka:
1. Syok
2. Berduka
3. Resolusi
Syok
Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi perilaku dan perasaan
meliputi: penyangkalan, ketidakpercayaan, putus asa, ketakutan, ansietas, rasa bersalah,
kekosongan, kesendirian, kesepian, isolasi, mati rasa, intoversi (memikirkan dirinya sendiri)
tidak rasional, bermusuhan, kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, tindakan
mekanis, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi, memberontak dan kurang konsentrasi.
Manifestasi klinis:
Berduka
Ada penderitaan, fase realitas. Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya terhadap realitas
yang harus ia lakukan terjadi selama periode ini. Contohnya orang yang berduka menyesuaikan
diri dengan lingkungan tanpa ada orang yang disayangi atau menerima fakta adanya pembuatan
penyesuaian yang diperlukan dalam kehidupan dan membuat perencanaan karena adanya
deformitas.
Nyeri karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam realitas yang memanjang dan
dalam ingatan setiap hari, setiap saat dan peristiwa yang mengingatkan. Ekspresi emosi yang
penuh penting untuk resolusi yang sehat. Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang
umum. Selain masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Saat individu terus,
melanjutkan tugas berduka. Dominasi kehilangna secara bertahap menjadi ansietas terhadap
masa depan
Resolusi
Fase menentukan hubungan baru yang bermakna. Selama periode ini seseorang yang berduka
menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet dan individu kembali pada fungsinya secara
penuh. Kemajuan ini berasal dari penanaman kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang
bermakna.
Tanggung jawab utama bidan dalam peristiwa kehilangan adalah membagi informasi tersebut
dengan orang tua. Bidan juga harus mendorong dan menciptakan lingkungan yang aman untuk
pengungkapan emosi berduka. Jika kehilangan terjadi pada awal kehamilan. Bidan dapat
dipanggil untuk berpartisipasi dalam perawatan.
Kemurungan masa nifas disebabkan perubahan dalam tubuh selama kehamilan, persalinan dan
nifas. Kemurungan dalam masa nifas merupakan hal yang umum, perasaan-perasaan demikian
akan hilang dalam dua minggu setelah melahirkan. Tanda-tanda dan gejala kemurungan masa
nifas antara lain: emosional, cemas, sedih, khawatir, mudah tersinggung, cemas, hilang
semangat, mudah marah, sedih tanpa sebab, sering menangis.
Etiologi: perubahan yang terjadi dalam kehamilan, perubahan cara hidup, perubahan hormonal.
Kemurungan dapat menjadi semakin parah akibat ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress,
maupun kecemasan.
Penatalaksanaan: bicarakan apa yang dialami ibu, temani ibu, beri kesempatan ibu untuk
bertanya, berikan dorongan ibu untuk merawat bayinya, biarkan ibu bersama dengan bayinya,
gunakan obat bila perlu.
Menciptakan ikatan ibu dan bayi dilakukan segera setelah kelahiran dengan cara memotivasi
pasangan orang tua untuk memegang dan menyentuh bayinya, memberi komentar positif,
meletakkan bayi di samping ibunya.
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).
Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas.
zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19
Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas.
the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober
2010 Pukul 08.55 PM
Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi
sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat
penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis
yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir,
dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Tak jarang
beberapa timbul duka pada Ibu nifas.
Kemurungan masa nifas normal saja dan disebabkan perubahan dalam tubuh seorang wanita selama
kehamilan serta perubahan dalam irama/cara kehidupannya sudah bayi lahir. Seorang ibu lebih beresiko
mengalami kemurungan pasca salin, karena ia masih muda mempunyai masalah dalam menyusui
bayinya. Kemurungan pada masa nifas merupakan hal yang umum, dan bahwa perasaan-perasaan
demikian biasanya hilang sendiri dalam dua minggu sesudah melahirkan.
2. Terciptanya ikatan ibu dan bayi
Menciptakan terjadinya ikatan bayi dan ibu dalam jam pertama setelah kelahiran yaitu dengan cara
mendorong pasangan orang tua untuk memegang dan memeriksa bayinya, member komentar positif
tentang bayinya, meletakkan bayinya disampingt ibunya. Berikan privasi kepada pasangan tersebut untuk
sendiri saja bersama bayinya. Redupkan cahaya lampu ruangan agar bayi membuka matanya.
Tangguhkan perawat yang tidak begitu penting sampai sesudah pasangan orang tua bayi dapat
berinteraksi dengan bayinya selama bayi masih dalam keadaan bangun.
Perilaku normal orang tua untuk menyentuh bayinya ketika mereka pertama kali melihat bayinya
yaitu dengan meraba atau menyentuh anggota badan bayi serta kepalanya dengan ujung jari. Mengusap
tubuh bayi dengan telapak tangan lalu menggendongnya dilengan dan memposisikannya sedemikian rupa
sehingga matanya bertatapan langsung dengan mata bayi.
Berbagai perilaku yang merupakan tanda yang harus diwaspadai dalam kaitannya dengan ikatan
antara ibu dan bayi dan kemungkinan penatalaksaannya oleh bidan. Perilaku : sikap “bermusuhan” baik
verbal atau lisan maupun non verbal. Tidak adanya interaksi yang memberikan dukungan antara
pasangan, orang tua, komentar negative tentang bayi atau kekecewaan yang nyata tentang jenis kelamin
bayi. Penatalaksaannya : tindakan apa saja yang bias membantu terciptanya ikatan antara ibu dan bayi dan
pengamatan yang kontinyu memberikan dorongan pada pasangan orang tua. Dirujuk apabila sikap
“bermusuhan” atau perilaku negative tetap berlanjut.
3. Tanda-tanda dan gejala serta etiologi kemurungan masa nifas dan klasifikasi atau istilah-istilah local yang
dipakai untuk menggambarkannya.
Tanda-tanda dan gejalanya : sangat emosional, sedih, khawatir, mudah tersinggung, cemas, merasa
hilang semangat, mudah marah, sedih tanpa ada sebabnya, menangis berulang kali.
Etiologi : berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan
dalam cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh kembali
pada keadaan tidak hamil dan sementara proses menyusui telah terjadi. Adanya perasaan kehilangan
secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih. Kemurungan dapat terjadi
semakin parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, setres, atau kecemasan yang tak
diharapkan karena adanya cara penanganan yang tidak peka oleh para petugas.
Penatalaksanaan secara tradisional dan secara kebidanan (yang mungkin saja sama) bagi adanya
kemurungan masa nifas. Coba bicarakan dengan seseorang mengenai apa yang ibu alami. Bila lebih parah
pastikan ada yang menemani ibu dan bayinya selama beberapa hari atau minggu. Gunakan obat
kepercayaan setempat yang ada. Berikan pada seorang ibu yang baru kesempatan luas untuk bertanya,
bicarakan apa yang terjadi selama proses persalinan dan biarkan ibu mengungkapkan apa yang
dirisaukannya. Doronglah seorang wanita lain didalam keluarga untuk merawat ibu dan bayi dengan baik.
Biarkan bayi bersama ibunya. Berikan dukungan atau dorongan pada ibu untuk merawat bayinya dan
anda jangan melakukan sendiri perawatan tersebut.
Ibu yang beresiko tinggi yang mempunyai reaksi psikologis lebih parah dari pada kemurungan masa
nifas. Ibu yang sebelumnya pernah mengalami depresi atau tekanan jiwa. Ibu yang rasa percaya dirinya
(harkatnya) rendah. Ibu yang tidak mempunyai jaringan dukungan, ibu yang bayinya meninggal atau
menyandang masalah. Tanda-tanda dan gejala ibu yang mengalami atau mempunyai reaksi psikologis
yang lebih parah daripada kemurungan masa nifas dan bagaimana penatalaksaan kebidanannya. Tanda-
tanda dan gejala : tidak bias tidur atau tidak bernafsu makan, merasa bahwa ia tidakj dapat merawat
bayinya dan dirinya sendiri, seolah-olah tidak dapat berfikir secara jernih, perilakunya aneh, kehilangan
sentuhan atau hubungan dengan kenyataan, adanya halusinasi atau khayalan, menyangkal bahwa bayi
yang dilahirkan adalah anaknya.
Penataklaksanaan :
banyak perempuan bahwa depresi yang bisa menanggapi atau dipengaruhi oleh dorongan atau
bujukan dan dukungan fisik yang diberikan oleh bidan atau anggota keluarganya. Bila seorang ibu tidak
bereaksi positif terhadap dorongan atau dukungan yang diberikan atau ia tetap menunjukkan perilaku
yang aneh (mendengar suara-suara, berada di luar kenyataan, berhalusinasi atau berkhayal, menolak
bayinya) atau ia berfikir untuk mencederai dirinya sendiri atau bayinya ia harus dirujuk kepada seorang
ahli yang mampu menangani masalah psikologis. Ia mungkin memerlukan pengobatan khusus untuk
membantu mengatasi keadaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kesedihan-dan-duka-cita-pada-ibu-
nifas.html#ixzz2gTl7tUVI
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kesedihan-dan-duka-cita-pada-ibu-
nifas.html#ixzz2gTkmlMYi
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti
sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati,
2010)
2.Periode post natal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta (menandai akhir dari periode
intrapartum) menjadi kembali ke saluran reproduktif wanita pada masa sebelum hamil. Periode ini juga
disebut puerperium
3. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan
untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu
(Saleha, 2009).
4. Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat
kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011).
5. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan dan
pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas berkisar antara 6 minggu atau 40 hari (Jenny Sr,
6. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta sampai dengan 6 minggu (42
7. Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6minggu setelah
8. Masa nifas dimulai setelah Kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat Kandungankembali seperti
9. Masa nifas merupakan masa selama Persalinandan segera setelah Kelahiranyangmeliputi minggu-
cunningham,Mac Donald,1995:281).4.
10. Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu Melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan
Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/pengertian-nifas-dan-tujuan-asuhan-
masa.html#ixzz2gTxtvhJU