Anda di halaman 1dari 57

Referensi

Saifudin, Abdul Bari Dkk, 2000, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
borneo-ufi.blog.friendster.com/2008/07/konsep-nifas-eklamsi-forceps/ diunduh 1 September
2009: 20.00 WIB.
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media
Jakarta
masanifas.blogspot.com/ diunduh 1 September 2009: 20.10 WIB.
Pusdiknakes, 2003. Asuhan Kebidanan Post Partum. Jakarta: Pusdiknakes.
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Suherni, 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
yoana-widyasari.blogspot.com/2009/04/satuan-acara-pengajaran-s.html diunduh 1 September
2009: 20.05 WIB.

http://endahpurnasari.blogspot.com/2010/07/proses-laktasi-dan-menyusui.html

http://www.lusa.web.id/tanda-cukup-asi/

http://www.lusa.web.id/category/askeb-iii-nifas/page/4/

Daftar Pustaka
Purwanti. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Bandung : Cendekia.
Roesli, U. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

http://bidanku.com/index.php?/mengenal-kandugan-gizi-yang-terdapat-di-dalam-asi

Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 27-29)
futabashou534.multiply.com/journal/item/34/Memperlancar_ASI. 2007
Memperlancar ASI. Diunduh 26 September 2009 – 07:20 PM
library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-arifin.pdf Siregar, A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemberian ASI oleh Ibu. FKM USU. Diunduh 31 Oktober 2009. 06:11 PM.
damandiri.or.id/file/evawanyaritonangipbbab2.pdf Peran ASI bagi Bayi
Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya. Diunduh 2 November 2009 – 08:09 PM
Image, fitpregnancy.com

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/cara-menyusui-yang-benar-posisi-upaya.html
2.1. Anatomi dan Fisiologi Payudara
A. Anatomi Payudara
Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara laki - laki dan
perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin
sekunder dari seorang gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari
itu untuk mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya maka organ ini menjadi sumber
utama dari kehidupan, karena Air Susu Ibu ( ASI ) adalah makanan bayi yang paling penting
terutama pada bulan - bulan pertama kehidupan.
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai
sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :


1. Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
3. Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.

Gambar 1. Anatomi payudara


1. Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel
Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara. ASI
dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

2. Kalang Payudara ( Areola Mammae )


Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh
penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari corak
kulit dan adanya kehamilan. Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna
jingga kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap. Selama kehamilan warna
akan menjadi lebih gelap dan wama ini akan menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali lagi
seperti warna asli semula.
Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari montgomery yang
membentuk tuberkel dan akan membesar selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan
menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang
payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat penampungan air susu.

3. Papilla ( Putting Susu).


Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran
payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini terdapat lubang - lubang kecil yang
merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung - ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh
getah bening, serat - serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi
maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat -
serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut. Payudara terdiri dari 15
- 25 lobus. Masing - masing lobulus terdiri dari 20 - 40 lobulus. Selanjutnya masing - masing
lobulus terdiri dari 10 - 100 alveoli dan masing - masing dihubungkan dengan saluran air susu
( sistem duktus ) sehingga merupakan suatu pohon.
Puting susu dapat pula menjadi tegak bukan sebagai hasil dari beberapa bentuk
perangsangan seksual yang alami dan puting susu seorang wanita mungkin tidak menjadi tegak
ketika ia terangsang secara seksual. Pada daerah areola terdapat beberapa minyak yang
dihasilkan oleh kelenjar Montgomery. Kelenjar ini dapat berbentuk gelombang-gelombang naik
dan sensitif terhadap siklus menstruasi seorang wanita. Kelenjar ini bekerja untuk melindungi
dan meminyaki puting susu selama menyusui. Beberapa puting susu menonjol ke dalam atau rata
dengan permukaan payudara. Keadaaan tersebut kemudian ditunjukkan sebagai puting susu
terbalik dan tidak satu pun dari keadaan tersebut yang memperlihatkan kemampuan seorang
wanita untuk menyusui, yang berdampak negatif
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam
(inverted).
 

Gambar 3.
Bentuk puting susu pendek

Gambar 2.
Bentuk puting susu normal

Gambar 4. Gambar 5.
Bentuk puting susu panjang Bentuk puting susu terbenam/ terbalik

B. Fisiologi payudara
Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah
mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan
menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan
juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi
berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak
rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto
mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai,
semuanya berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi
besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.
Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel
alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. (Samsuhidajat,
1997, hal : 534-535)

2.2. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI


Bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI.
Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-
masalah umum terjadi.
Peranan awal bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
  Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
  Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
1. Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu
dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting,
dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat
memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi.
Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah
lahir.
2. Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
Tujuan dari perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah
tersumbatnya saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan
sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum hamil sudah
mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu selalu bersih dan cuci
tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling tidak dilakukan minimal satu kali dalam
sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting
susunya.
3. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin
sering bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal ini
disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk segera mengeluarkan
hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI. Pemberian ASI tidak
terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam menyusui.
Posisi menyusui dapat dilakukan dengan :
  Posisi berbaring miring
  Posisi duduk
  Posisi ibu tidur telentang
Posisi berbaring miring
Posisi ini baik dilakukan pada saat pertama kali atau ibu dalam keadaan lelah atau nyeri.
Posisi duduk
Pada saat pemberian ASI dengan posisi duduk dimaksudkan untuk memberikan topangan
pada/ sandaran pada punggung ibu dalam posisi tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya.
Posisi ini dapat dilakukan dengan bersila di atas tempat tidur atau lantai, ataupun duduk di kursi.
Tidur telentang
Seperti halnya pada saat dilakukan inisiasi menyusu dini, maka posisi ini juga dapat
dilakukan oleh ibu. Posisi bayi berada di atas dada ibu diantara payudara ibu.
Tanda-tanda bayi bahwa telah berada pada posisi yang baik pada payudara antara lain:
a) Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu;
b) Mulut dan dagu bayi berdekatan dengan payudara;
c) Areola tidak akan tampak jelas;
d) Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, dan menelan ASInya;
e) Bayi terlihat senang dan tenang;
f) Ibu tidak akan merasa nyeri pada daerah payudaranya.

4. Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
            Rawat gabung adalah merupakan salah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang
baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan bersama dalam ruangan selama 24 jam
penuh. Manfaat rawat gabung dalam proses laktasi dapat dilihat dari aspek fisik, fisiologis,
psikologis, edukatif, ekonomi maupun medis.
Aspek fisik
Kedekatan ibu dengan bayinya dapat mempermudah bayi menyusu setiap saat, tanpa
terjadwal (nir-jadwal). Dengan demikian, semakin sering bayi menyusu maka ASI segera keluar.
Aspek fisiologis
Bila ibu selalu dekat dengan bayinya, maka bayi lebih sering disusui. Sehingga bayi
mendapat nutrisi alami dan kecukupan ASI. Refleks oksitosin yang ditimbulkan dari proses
menyusui akan membantu involusio uteri dan produksi ASI akan dipacu oleh refleks prolaktin.
Selain itu, berbagai penelitian menyatakan bahwa dengan ASI eksklusif dapat menjarangkan
kehamilan atau dapat digunakan sebagai KB alami.
Aspek psikologis
Rawat gabung dapat menjalin hubungan batin antara ibu dan bayi atau proses lekat (early
infant mother bounding). Hal ini disebabkan oleh adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi.
Kehangatan tubuh ibu memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi, sehingga
mempengaruhi kelanjutan perkembangan psikologis bayi. Ibu yang dapat memberikan ASI
secara eksklusif, merupakan kepuasan tersendiri.
Aspek edukatif
Rawat gabung memberikan pengalaman bagi ibu dalam hal cara merawat bayi dan
merawat dirinya sendiri pasca melahirkan. Pada saat inilah, dorongan suami dan keluarga sangat
dibutuhkan oleh ibu.
Aspek ekonomi
Rawat gabung tidak hanya memberikan manfaat pada ibu maupun keluarga, tetapi juga
untuk rumah sakit maupun pemerintah. Hal ini merupakan suatu penghematan dalam pembelian
susu buatan dan peralatan lain yang dibutuhkan.
Aspek medis
Pelaksanaan rawat gabung dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Selain itu, ibu
dapat melihat perubahan fisik atau perilaku bayinya yang menyimpang dengan cepat. Sehingga
dapat segera menanyakan kepada petugas kesehatan sekiranya ada hal-hal yang dianggap tidak
wajar.

5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.


Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi disusui sesuai
dengan keinginannya (on demand). Bayi dapat menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang
sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong
dalam 2 jam. Menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi berikutnya.
6. Memberikan kolustrum dan ASI saja.
ASI dan kolustrum merupakan makanan yang terbaik untuk bayi. Kandungan dan
komposisi ASI sangat sesuai dengan kebutuhan bayi pada keadaan masing-masing. ASI dari ibu
yang melahirkan prematur sesuai dengan kebutuhan prematur dan juga sebaliknya ASI dari ibu
yang melahirkan bayi cukup bulan maka sesuai dengan kebutuhan bayi cukup bulan juga.

7. Menghindari susu botol dan “dot empeng”.


Pemberian susu dengan botol dan kempengan dapat membuat bayi bingung puting dan
menolak menyusu atau hisapan bayi kurang baik. Hal ini disebabkan, mekanisme menghisap dari
puting susu ibu dengan botol jauh berbeda.

2.3. Proses laktasi


Pengertian Laktasi
Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI.
Pengaruh Hormonal
Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon yang berperan
adalah :
Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat
progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi
secara besar-besaran.
Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Tingkat estrogen
menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.
Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi ASI.
  Follicle stimulating hormone (FSH)
  Luteinizing hormone (LH)
  Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan
setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu, pasca melahirkan, oksitosin juga
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin
berperan dalam proses turunnya susu let-down/ milk ejection reflex.
Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan
banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara, puting, dan areola sebelum
melahirkan.
            Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI. Namun,
ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced lactation).

Proses Pembentukan Laktogen


Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:
Laktogenesis I
Laktogenesis II
Laktogenesis III

Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi pada fase
terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental
kekuningan dan tingkat progesteron tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran
kolustrum pada saat hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini juga
bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.

Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar hormon
progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon prolaktin tetap tinggi. Hal ini
menyebabkan produksi ASI besar-besaran. Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam
darah meningkat, memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level sebelum
rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli
untuk memproduksi ASI, dan hormon ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian
mengemukakan bahwa level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih
banyak, yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat payudara
terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan kortisol, juga terdapat dalam proses
ini, namun peran hormon tersebut belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa
proses laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi biasanya para ibu baru
merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3 hari) setelah melahirkan. Artinya, memang
produksi ASI sebenarnya tidak langsung keluar setelah melahirkan. Kolostrum dikonsumsi bayi
sebelum ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang tinggi
daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini
juga mencegah alergi makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan
pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.

Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan dan beberapa
hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol autokrin
dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI
banyak. Penelitian berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh juga
akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi
seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, dan juga seberapa sering payudara
dikosongkan.
Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:
  Kurang sering menyusui atau memerah payudara
  Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain akibat: struktur mulut dan
rahang yang kurang baik; teknik perlekatan yang salah.
  Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
  Jaringan payudara hipoplastik
  Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat mencerna ASI
  Kurangnya gizi ibu

2.4. Manfaat Pemberian ASI


Manfaat Pemberian ASI Bagi Ibu, yaitu:
Saat menyusui,tanpa disadari ibu melapaskan hormone prolaktin,yaitu hormonyang
menghasilkan kedamaian.Sehingga membuat ibu merasa lebih santai.
Selain prolaktin juga menghasilkan hormone oksitosin,hormone yang mengakibatkan perasaan
kasih sayang dan hubungan emosional antara ibu dengan bayinya. Di samping kepuasan
emosional,menyusui memberikan keuntungan kesehatan bagi ibu. Hormon oksitosin berfungsi
mengembalikan uterus ke ukuran normal dengan lebih cepat  dan mencegah pendarahan pasca
melahirkan. Para ahli menyatakan bahwa menyusui dapat mengurangi resiko timbulnya kanker
ovarium dan kanker payudara di masa yang akan datang. Menyusui secara ekslusif bisa menunda
kembalinya masa menstruasi ibu sehinggamerupakan kontrasepsi alami. Menyusui lebih praktis
ekonomis dan menghemat waktu. Saat menyusui,merupakan saat yang kerap dimanfaatkan oleh
ibu untuk mempercepat hubungan emosional  antara ibu dan bayi. Mengurus bayi,termasuk
menyusui,membutuhkan kalori yang banyak.sehingga mempercepat proses penerunan berat
badan. Menyusui bisa membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang setelah
menyapih,sehingga melindungi anda dari osteoporosis dan keretakan tulang pada usia tua.

Manfaat Pemberian ASI untuk Bayi, yaitu:


  Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur
kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan
yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya
  Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung
lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
  Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi
pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat
  ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk
sapi
  Komposisi ASI ideal untuk bayi
  Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan alergi
  Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si ibu tertular
penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi sang ibu terhadap
penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI
  Bayi ASI lebih bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak
berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi
tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
  ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril dan suhu susu
yang pas

Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan kedekatan
antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini mempengaruhi
kemapanan emosi si anak di masa depan.
Apabila bayi sakit, ASI adalah makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah
dicerna. Bayi akan lebih cepat sembuh.
Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah. Komposisi ASI
akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk menaikkan berat
badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakit lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS
(kematian mendadak pada bayi), eksim, Chron’s disease, dan Ulcerative Colitis.
IQ pada bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian
pada tahun 1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin
lebih tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula.
            Menyusui bukanlah sekadar memberi makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui,
eluslah si bayi dan dekaplah dengan hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman
pada bayi, sehingga kelak ia akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi
dasar bagi pertumbuhan manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk
menyayangi orang lain.

2.5. Komposisi Zat dalam ASI


            Kandungan ASI nyaris tak tertandingi. ASI mengandung zat gizi yang secara khusus
diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak dan memperkuat daya tahan alami
tubuhnya. Kandungan ASI yang utama terdiri dari:

1. LAKTOSA
            Merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber
energi . Selain itu laktosa juga akan diolah menjadi glukosa dan galaktosa yang berperan dalam
perkembangan sistem syaraf. Zat gizi ini membantu penyerapan kalsium dan magnesium di masa
pertumbuhan bayi.

2. LEMAK
            Merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI dan menjadi sumber energi  utama bayi serta
berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak
esensial yaitu: asam linoleat dan asam alda linolenat  yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi
AA dan DHA. AA dan DHA sangat penting untuk perkembangan otak bayi.

3. OLIGOSAKARIDA
            Merupakan komponen bioaktif di ASI yang berfungsi sebagai prebiotik karena terbukti
meningkatkan jumlah bakteri sehat yang secara alami hidup dalam sistem pencernaan bayi.

4. PROTEIN
Komponen dasar dari protein adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur
otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan
senyawa yang berperan dalam proses ingatan.

Komposisi zat utama dalam ASI:


1. Laktosa- 7gr/100ml.
2. Lemak- 3,7-4,8gr/100ml.
3. Oligosakarida- 10-12 gr/ltr.
4. Protein- 0,8-1,0gr/100ml.

  Komposisi Zat Gizi Kolostrum, ASI dan PASI


Kandungan zat gizi dalam kolostrum, ASI dan PASI (pengganti air susu ibu) memiliki
komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi dari pada ASI.
Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah
mendapat cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama.
  Komposisi zat gizi dalam kolostrum, ASI dan PASI
Kandungan zat gizi dalam kolostrum, ASI dan PASI (pengganti air susu ibu) memiliki
komposisi yang berbeda. Kandungan protein dalam kolostrum jauh lebih tinggi dari pada ASI.
Hal ini menguntungkan bayi yang baru lahir karena dengan mendapat sedikit kolostrum ia sudah
mendapat cukup protein yang dapat memenuhi kebutuhan bayi pada minggu pertama.

Karbohidrat
Karbihdrat dalam ASI berbentuk laktosa yang jumlahnya berubah-ubah setiap hari
menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7:4
sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI. Hal ini menyebabkan bayi yang
sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI. Dengan demikian
pemberian ASI akan semakin sukses.
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel syaraf
otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain itu karhidrat memudahkan penyerapan
kalsium mempertahankan factor bifidus di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan
bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan
dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibody bayi
Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun demikian protein
ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem
pencernan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan protein unsur whey dan casein adalam
ASI adalah 80:40, sedangkan dalam PASI 20:80.
Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh
sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar
diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan defekasi dengan
feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi
diberikan PASI.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak
dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara otomatis.
Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan 10 menit kemudian,
Kadar lemak pada hari pertama berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut
perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan. Jenis lemak yang ada dalam ASI
mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah
dicerna karena mengandung enzim lipase.
Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6, dan DHA yang sangat diperlukan untuk
pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan
mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI
sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat
tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu 6:1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang
tidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi.
Mineral
ASI megandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi bisa
mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan
mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu.
Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi, tetapi sebagian besar tidak dapat
diserap. Hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta menganggu keseimbangan dalam usus
dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus
bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi atau ganguan metabolisme.
Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6
bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K.

2.6. Upaya Memperbanyak ASI


Cara meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
  Melakukan persiapan menyusui saat ibu sedang hamil.
  Susuilah bayi segera setalah bayi lahir.
  Susuilah bayi sesering mungkin. Semakin sering bayi menghisap puting susu, semakin banyak
ASI yang keluar.
  Susuilah bayi dari kedua payudara yang kiri dan kanan secara bergantian pada setiap kali
menyusui.
  Jangan memberikan makanan dan minuman lain selain ASI sampai dengan usia bayi 4 bulan.

Tips Memperbanyak ASI


  Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusu krn
masih kenyang, perahlah / pompalah ASI. Ingat ! produksi ASI prinsipnya based on demand
sama spt prinsip pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka makin
banyak yg ASI yg diproduksi.
  Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui. Bahasan ini masih terkait dg point di atas.
Makin sering dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.
  Yang tidak kalah pentingnya : ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi  psikologis  ibu menyusui
sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan
ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Ingat : 1
pikiran “duh ASI peras saya cukup gak ya?” maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak
akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) utk bekerja lambat. Dan akhirnya
produksi ASI menurun. Relaks saja ya bu. Disini sebetulnya peran besar sang ayah. Jika ayah
mendukung maka ASI akan lancar. Mendukung bisa dengan  berbagai cara mulai dari
menyemangati istri hingga hal2 lain spt menyendawakan bayi setelah menyusu, menggendong
bayi utk disusukan ke ibunya, dsbnya.
  Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orangtua merasa bahwa ASInya
masih sedikit atautakut anak gak kenyang, banyak yg segera memberikan susu formula. Padahal
pemberian susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar. Anak relatif
malas menyusu atau malah bingung puting terutama pemberian susu formula dg dot. Begitu bayi
diberikan susu formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan. Sehingga volume
ASI makin berkurang. Makin sering susu formula diberikan makin sedikit ASI yg diproduksi.

  Hindari penggunaan DOT, empeng, Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun
memilih susu formula) berikan ke bayi dg menggunakan sendok, bukan dot ! Saat ibu
memberikan dg dot, maka anak dapat mengalami BINGUNG PUTING (nipple confusion).
Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting seperti ketika menyusu dot. Padahal, cara
menyusu yang benar adalah seluruh areola (bag. gelap disekitar puting payudara) ibu masuk ke
mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi ogah menyusu langsung dari payudara lantaran ia merasa
betapa sulitnya mengeluarkan ASI. Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan
sedikit saja dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot dsbnya.
  Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi dg klinik laktasi. Disana
ibu dan ayah mendapatkan masukan secara teknis agar ASI tetap optima.

  Ibu menyusui mengkonsumsi makanan bergizi.


  Lakukan perawatan payudara : Massage / pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin
bergantian.
Agar ASI lancar di awal masa menyusui (Diterjemahkan Luluk dari artikel “How to Get
Your Milk Supply Off to a Good Start”). Idealnya proses menyusui dapat segera dilakukan
begitu bayi lahir. Bayi yang lahir cukup bulan akan memiliki naluri utk menyusu pada ibunya di
20 – 30 menit setelah ia lahir. Itupun jika ia tidak mengantuk akibat pengaruh obat ataupun
anastesi yang diberikan ke ibu saat proses melahirkan.
            Di jam-jam pertama, bayi akan relatif tenang, terjaga dan memiliki kemampuan bawaan
utk melakukan proses latch-on (proses masuknya sebagian besar ke dalam mulut bayi hingga ia
dapat “mengunci” dan menyusu dg baik) dan menyusu dengan baik. Riset menunjukkan bahwa
bayi baru lahir yang diletakkan di perut ibu sesaat setelah ia lahir, akan mampu mencari
payudara ibu dan menyusu dengan baik dalam kurun waktu kurang dari 50 menit.
Memisahkan bayi dari ibunya sebelum hal tsb dilakukan akan membuat bayi kehilangan
kesempatan besar. Bayi akan mengantuk dan kehilangan minatnya utk menyusu pada ibunya.
Akibatnya proses inisiasi menyusui mengalami hambatan. Oleh karena itu, pastikan bahwa bayi
mendapatkan kesempatan utk melakukan proses inisiasi menyusui paling tidak satu jam pertama
setelah ia lahir. Hal ini akan menunjang proses lancarnya ASI di kemudian hari.
Meskipun proses menyusui dapat segera ibu lakukan setelah bayi lahir, beberapa bayi
nampak tidak dapat latch on dengan baik setelah ia lahir. Hal ini disebabkan pengaruh epidural
atau anastesi lainnya yang diberikan ibu selama masa melahirkan. Beberapa jenis anastesi
mengurangi refleks bayi mencari payudara ibu dan menyusu pada ibunya, juga meningkatnya
temperatur tubuh bayi dan tangisan bayi. Namun perlu dipahami bahwa jika bayi tidak dapat
menyusu setelah ia lahir bukan akhir dari segalanya. Segera minta bantuan dari ahli laktasi jika
bayi sulit menyusui atau melakukan latch on. Sehingga problem tersebut dapat segera diatasi.
Selanjutnya, semakin seringnya bayi disusui makin meningkatkan reseptor hormon prolaktin.
Jika menyusui di jam-jam pertama kelahiran tidak dapat dilakukan, alternatif terbaik berikutnya
adalah memerah ASI atau pompa ASI selama 10-20 menit tiap 2 hingga 3 jam sekali, hingga
bayi dapat menyusu. Tindakan tsb dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan
meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi. Jika ibu melahirkan di
RS atau di klinik melahirkan, biasanya disediakan breastpump
elektrik dan ibu butuh bantuan menggunakannya. Perawat, konsultan laktasi ataupun bidan dapat
membantu ibu dalam menggunakan alat tsb.

            Suasana yang menyenangkan, tenang dan nyaman akan membantu saat-saat berduaan dan
terciptanya bonding antara ibu dan bayi. Meskpun tidak mudah membuat suasana spt it di RS,
namun adanya dukungan, support dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin
lancarnya produksi ASI.

2.7. ASI Eksklusif


A. Pengertian ASI Eksklusif
Asi ekslusif adalah pemberian Air Susu Ibu saja ( tanpa makanan / minuman pendampg
termasuk air putih maupun susu formula ) selama enam bulan, untuk kemudian diteruskan
hingga 2 tahun atau lebih , dan setelah enam bulan baru didampingi dengan makanan / minuman
pendamping ASI ( MPASI ) sesuai perkembangan pencernaan anak.
B. Manfaat ASI Eksulsif
Mengandung semua yang dibutuhkan bagi pertumbuhan balita yang sehat Tidak hanya
mengandung zat gizi dan non zat gizi yang penting, tetapi juga mengandung enzim penyerapnya
sehingga semua ASI dengan mudah diserap seluruhnya oleh bayi. Hal inilah yang membuat bayi
ASI Ekslusif mudah “ Lapar “ dan sering menyusu.
  Memberikan kekebalan dan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
  Bayi ASI lebih siaga, percaya diri dan stabil dibandingkan bayi tanpa ASI
  Dengan menyusui terjalinnya ikatan kasih saying yang kuat antara bayi dan ibu, dan membuat
keduannya merasa aman dan bahagia.
  Hemat, praktis dan ramah lingkungan, karena mengurangi sampah dari kaleng atau dus.
  Mengurangi kemungkinan terkena kanker.
  Membantu Ibu untuk pemulihkan uterus, pendarahan dan efek kontraseptis
  Dan lain – lain.

C. Prinsip pemberian ASI


  Susui bayi segera dalam 30 – 60 menit setelah lahir.
  Semakin sering menyusui semakin banyak ASI keluar, Produksi ASI = Demand on Supplai.
  Pemberian makanan dan minuman lain akan mengurangi jumlah ASI.
  Ibu dapat menyusui dan mempunyai cukup ASI untuk bayinya. Oleh karena itu perlu mengetahui
“ cara menyusui “ yang benar.

D.  Kendala – kendala pemberian ASI Ekslusif


  Kurang dimengertinya konsep dan pentingnya ASI Ekslusif baik bagi para ibu maupun tenaga
kesehatan.
  Adanya pendapat bahwa dengan pemberian ASI, bentuk payudara akan berubah.
  Kurangnya waktu bagi wanita pekerja untuk memberikan ASI secara langsung.
  Tidak adanya sarana dan prasarana penunjang untuk memerah ASI dan tempat penyimpanan ASI
di perusahaan tempat ibu bekerja.
  Adanya pelanggaran cara – cara promosi tertentu yang dapat menyesatkan para ibu untuk
mempercayai bahwa susu formula dan makanan pendamping tersebut sama baiknya dengan ASI.

E. Upaya pemerintah untuk mendukung pemberian ASI Eksulsif


Dikarenakan Promosi Susu Formula dan MPASI lainnya lebih gencar dibandingkan
dengan promosi ASI Eklusif ini sendiri, maka program ASI Ekslusif ini kurang berjalan. Dan
untuk mengatur promosi Susu Formula dan MPASI serta melindungi dan mendorong
peningkatan pemberian ASI, Menteri Kesehatan menerbitkan Kepmenkes No
237/MENKES/SK/IV/1997 tentang Pemasaran Pengganti ASI ( MPASI ) dan Kepmenkes No.
450 tahun 2004 tentang ASI Ekslusif.
Namun Kepmenkes ini masih kurang mempunyai hasil dan hukum positif yang dapat
memberikan sanksi perdata dan atau pidana terhadap pelanggarnya tetapi hanya berupa sanksi
administrative saja, untuk itu perlu dibuatnya peraturan yang lebih tinggi dari Kepmenkes ini
agar mempunyai kekuatan hukum yang lebih mengikat lagi.
Apalagi sesuai dengan pengamatan YLKI, di Indonesia terjadi banyak pelanggaran
promosi Susu Formula dan MPASI baik disekitar pelayanan kesehatan maupun di tempat umum
lainnya. Jika ini dibiarkan terus tentunya hal ini akan membuat masyarakat mendapatkan
informasi yang tidak imbang bahkan cenderung menyesatkan.
Sementara itu, Depnaker RI baru memberikan kebijakan untuk perusahaan dapat
memberikan cuti melahirkan selama 3 bulan dengan tujuan memberikan kesempatan bagi
pekerja wanita memulihkan pasca melahirkan sekaligus memberikan kesempatan bagi ibu
pekerja untuk menyusui secara langsung. Namun apabila masa cuti melahirkan sudah selesai, ibu
pekerja harus kembali masuk, dan pada akhirnya mereka menemui kendala tersendiri dalam
upaya memberikan ASI ekslusif terutama bagi perusahaan yang tidak menyediakan sarana dan
prasarana untuk memerah ASI dan menyimpan Asi atau Tempan Penitipan Anak.
Untuk itu masih banyak “ Pekerjaan Rumah “ yang harus dikerjakan oleh semua pihak
baik masyarakat, tenaga kesehatan, serta pemerintah untuk mendukung dan menyukseskan ASI
ekslusif ini.
2.8. Cara Merawat Payudara
Siapapun pasti ingin memiliki payudara yang sehat, indah juga kencang. Namun untuk
mendapatkan semua itu tentunya Anda harus berbuat yang terbaik bagi payudara Anda. Ini dia
tips yang bisa Anda manfaatkan.
Payudara mungkin bisa menjadi aset berharga Anda yang tentunya perlu perawatan khusus.
Karena seiring dengan berkembangnya usia, payudara Anda pun akan mengalami berbagai
masalah. Misalnya pengenduran payudara, menyusutnya kelenjar susu, stretch mark,
melemahnya jaringan ikat penyangga payudara juga elastisitas kulit payudara yang berkurang.
Apalagi setelah proses melahirkan dan menyusui, payudara Anda mungkin tak lagi terlihat indah
seperti sebelumnya.
Namun ada beberapa hal yang patut Anda coba untuk mempertahankan keindahan
payudara Anda. Mulai perawatan dari dalam payudara hingga keluar payudara.
1. Payudara Anda juga perlu nutrisi.
Konsumsi makanan yang seimbang dengan jumlah kalori yang cukup. Sehingga berat
badan yang ideal bisa Anda dapatkan. Dengan berat badan ideal tentunya penampilan tubuh
Anda secara keseluruhan termasuk payudara akan terbentuk dengan alami. Dengan demikian
penampilan Anda pun akan terlihat menarik.
2. Kulit payudara Anda hanya mengandung sedikit kolagen.
Terutama di bagian areola (kulit sekitar puting) dan puting. Oleh karena itu kangan
menggesek payudara dengan benda kasar misalnya scrub atau handuk. Apalagi ketika seminggu
menjelang siklus bulanan. Untuk mengatasi kulit kering gunakan saja pelembab tanpa pewangi.
3. Olahraga juga bisa menjadi usaha Anda untuk mengembalikan kekencangan
payudara.
            Gerakan olahraga yang dilakukan secara teratur akan melatih otot-otot dada. Lakukan
secara teratur untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
4. Gunakan juga bra yang sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara Anda.
 Yang terpenting adalah bra harus nyaman dipakai. Gunakan bra khusus ketika Anda
berolahraga. Sehingga keringat mudah terserap dan payudara tersangga dengan baik.
5. Bedah estetika bisa menjadi pilihan terakhir Anda jika payudara sudah
mengalami permasalahan yang serius bagi Anda.
Bedah ini biasanya dilakukan untuk mengoreksi payudara yang tidak simetris, mengubah
bentuk dan ukuran payudara atau hanya sekedar mengencangkan payudara. Namun jika bentuk
payudara Anda baik-baik saja sebaiknya hindari bedah estetika. Semua orang diciptakan tidak
ada yang sempurna.
Salah satu upaya mengetahui kelainan pada payudara adalah dengan melakukan SADARI
(Periksa Payudara Sendiri). SADARI dapat dilakukan 7-10 hari sesudah menstruasi hari terakhir.
Untuk membantu proses ini, oleskan sedikit minyak zaitun atau busa sabun mandi di permukaan
payudara. Ini akan memperlicin permukaan payudara. Selain itu tangan menjadi lebih sensitif
meraba kemungkinan adanya benjolan di payudara.

Langkah-langkah melakukan SADARI:


a. Dalam posisi berbaring telentang, letakkan tangan kanan di bawah kepala. Letakkan
sebuah bantal kecil di bawah punggung sebelah kanan.
b. Raba seluruh bagian payudara sebelah kanan dengan menggunakan 3 ujung jari tengah
yang dirapatkan.
c. Lakukan gerakan memutar dan tekanan lembut tetapi mantap. Lakukan gerakan ini
mulai dari bagian pinggir searah jarum jam.
d. Ulangi gerakan serupa pada payudara sebelah kiri. Rasakan dan perhatikan dengan
seksama, apabila muncul benjolan yang mencurigakan.
e. Tekan pelan-pelan daerah di sekitar puting. Perhatikan, apakah puting mengeluarkan
cairan yang tidak normal.
f. Dalam posisi berdiri dan lengan lurus ke bawah, teliti kedua payudara di depan cermin.
Perhatikan, bila ada benjolan atau perubahan bentuk payudara.
g. Angkat kedua lengan lurus ke atas. Ulangi langkah di atas.

2.9. Cara Menyusui yang Benar


Pengertian Teknik Menyusui Yang Benar
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan
perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Perinasia, 1994).
Pembentukan dan Persiapan ASI
            Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan. Pada kehamilan,
payudara semakin padat karena retensi air, lemak serta berkembangnya kelenjar-kelenjar
payudara yang dirasakan tegang dan
sakit. Bersamaan dengan membesarnya kehamilan, perkembangan dan persiapan untuk
memberikan ASI makin tampak. Payudara makin besar, puting susu makin menonjol, pembuluh
darah makin tampak, dan aerola mamae makin menghitam.
            Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan
1. Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak
menumpuk.
2. Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan
bayi.
3. Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan
operasi.
Posisi dan perlekatan menyusui
            Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyususi yang tergolong biasa
dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
 

Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar (Perinasia, 1994)


Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar (Perinasia, 1994)
 

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar (Perinasia, 1994)


Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu pasca operasi sesar.
Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan  posisi kaki diatas. Menyusui bayi kembar
dilakukan dengan cara seperti memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan
kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu
sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak.
 

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal (Perinasia, 1994)


 

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan (Perinasia, 2004)
 

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah (Perinasia, 2004)
 

Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh


(Perinasia, 2004)
 
Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan (Perinasia, 2004)

Langkah-langkah menyusui yang benar


            Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting,
duduk dan berbaring dengan santai.
 

Gambar 9. Cara meletakan bayi (Perinasia, 2004)

 
Gambar 10. Cara memegang payudara (Perinasia, 2004)
            Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan
hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga
hidung bayi berhadapan dengan puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir
bayi ke puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar.
 

Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi (Perinasia, 2004)


            Segera dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di
bawah puting susu.
Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi
terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.

 
Gambar 12. Perlekatan benar (Perinasia, 2004)
 

Gambar 13. Perlekatan salah (Perinasia, 2004)

Cara pengamatan teknik menyusui yang benar


Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi
lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :
  Bayi tampak tenang.
  Badan bayi menempel pada perut ibu.
  Mulut bayi terbuka lebar.
  Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
  Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang masuk.
  Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
  Puting susu tidak terasa nyeri.
  Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
  Kepala bayi agak menengadah.

Gambar 14. Teknik menyusui yang benar (Perinasia, 2004)

Lama dan frekuensi menyusui


Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi
dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya.
Ibu harus menyusui bayinya bila
bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin
didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan
satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam menyusui dan akan mempunyai pola
tertentu setelah 1 – 2 minggu kemudian.

Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat
berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai
kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar
lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan memicu
produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan kepada ibu agar berusaha menyusui sampai
payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai
dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunakan
kutang (BH) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat.

Gambar 15. Kutang (BH) yang baik untuk ibu menyusui (Perinasia, 2004)

2.10 Masalah Dalam Pemberian ASI


          Suksesnya ASI eksklusif 6 bulan (and beyond, bagusnya sampai 2 th) selain tergantung
dari ibu dan bayi, juga tergantung dari dukungan ayah.karena sangat mendukung dalam
pemberian ASI. Beberapa masalah yang dihadapi dalam pemberian ASI:

Permasalahan dalam Menyusui dan Cara Mengatasinya

a. Puting susu datar dan terpendam


Cara mangatasinya: Puting susu ditarik-tarik sampai menonjol, kalau perlu dengan
bantuan pompa susu.

b. Puting lecet adan nyeri


Hal ini disebabkan oleh karena posisi menyusui atau cara menghisap yang salah, puting
susu belum meregang (belum siap untuk disusui), dan hisapan bayi sangat kuat. Cara
mengatasinya:
  Mulai menyusui pada puting yang tidak sakit. Susui sebelum bayi sangat lapar agar menghisapnya
tidak terlalu kuat
  Perbaiki cara menghisap, bibir bayi menutupi areola diantara gusi atas dan bawah
  Jangan membersihkan puting dengan sabun atau alkohol
  Perhatikan cara melepaskan mulut bayi dari puting setelah selesai menyusui. Letakkan jari
kelingking di sudut bawah
  Keluarkan sedikit ASI untuk dioles pada puting selesai menyusui
  Biarkan puting kering sebelum memakai BH
  Kalau lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas
  Usahakan bayi menghisap sampai kebagian hitam disekitar puting (aerola).

c. Payudara bengkak
Sekitar hari ke 3-4 payudara sering terasa lebih penuh atau tegang disertai rasa nyeri.
Cara mengatasinya:
  Susuilah bayi sesuai kebutuhan
  Susuilah bayi tanpa dijadwal sesuai kebutuhan
  Keluarkan ASI dengan pompa atau manual dengan tangan bila produksi ASI melebihi kebutuhan
bayi
  Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat
  Lakukan pengurutan mulai dari puting kearah pangkal.
d. Saluran ASI tersumbat
Cara mengatasinya:
  Kelurakan ASI dengan tangan/pompa
  Kompres air hangat sebelum menyusui, kompres air dingin setelah menyusui
e. Radang payudaraTerjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan. Tanda-tandanya
adalah:
  Kulit payudara tampak lebih merah.
  Payudara mengeras
  Nyeri dan berbenjol-benjol
Cara mengatasinya:
  Tetap menyusui bayi
  Bila disrtai demam dan nyeri dapat diberi obat penurun demam dan menghilangkan rasa nyeri
  Bila belum berhasil segera rujuk ke Puskesmas
  Lakukan perawatan payudara secara baik dan teratur

f. Payudara abses
Abses pada payudara disebabkan karena radang payudara. Untuk sementara payudara
yang abses tidak dipakai untuk menyusui. Rujuk ke Puskesmas. Setalah sembuh bayi dapat
menyusui kembali.

g. Produksi ASI kurang


Ibu perlu menjaga ketenangan pikiran
Cukup istirahat dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya
  Makanan ibu cukup bergizi
  Tingkatkan frekuensi menghisap/menyusui

h. Bingung putting
Bila ibu bekerja atau karena sesuatu hal bayi terpaksa diberikan susu buatan, berikan
dengan sendok, jangan dengan dot susu botol karena menyusui dari dot berlainan dengan puting
ibu. Ini untuk menghindari agar bayi tidak bingung puting.

Mempertahankan dan mempertinggi produksi ASI.


Merawat payudara dan senam payudara. Memperhatikan makanan ibu menyusui. Ibu
menyusui makan lebih banyak dari biasanya dan minum 6-8 gelas sehari. Banyak istirahat.
Menjaga ketenangan pikiran dan mempertinggi rasa percaya diri akan kemampuan menyusui
bayinya. Teruskan menyusui. Hisapan bayi akan merangsang produksi ASI.

Masalah Pemberian ASI pada Bayi


Walau bayi sudah memiliki refleks menghisap puting ASI ibu sejak lahir, namun pada
awalnya mungkin sulit ia lakukan. Bayi Ibu memang belum terbiasa. Kadang-kadang, kesulitan
pemberian ASI disebabkan oleh faktor medis yang dapat mempengaruhi selera makan bayi atau
proses penyerapan makanan dan nutrisi.
            Berikut ini beberapa penyebab kesulitan pemberian ASI dan gejala yang dapat membantu
Ibu mengenalinya.

Kolik
            Gejala kolik dapat dilihat dari wajah yang memerah, tangan yang mengepal, dan kaki
yang diangkat-angkat ke arah dada disertai tangisan bayi selama 2-3 jam. Kolik sering muncul
15 menit setelah minum susu. Tapi bisa juga muncul kapan saja dalam minggu-minggu pertama.
Kolik itu normal dialami oleh satu di antara empat bayi.

Menangis sebelum minum ASI


            Kebanyakan bayi menangis saat ia lapar. Seiring waktu, Ibu akan belajar untuk
membedakan arti tangisan bayi Segera berikan ASI bila tiba saatnya bagi bayi mendapatkan ASI.
Karena perut kecilnya butuh diisi ASI lebih sering walau dalam porsi sedikit. 

Menangis setelah minum ASI


            Merawat bayi memang perlu kesabaran. Kalau lapar ia menangis, setelah disusui pun bisa
saja ia menangis juga. Biasanya hal ini terjadi karena ia kolik. Karena itu , bantu ia bersendawa
setelah menyusu.
Cara Menyendawakan Bayi
  Bayi digendong, menghadap ke belakang dengan dada bayi diletakkan pada bahu Ibu.
  Kepala bayi disangga/ditopang dengan tangan Ibu.
  Usap punggung bayi perlahan-lahan sampai bayi sendawa. 

Kurang pertambahan berat badan


Penurunan berat badan setelah lahirwajar bagi bayi.   tapi sebaiknya upayakan agar berat
badannya berangsur-angsur naik lagi. Pertambahan berat badan tiap bayi berbeda dan akan naik
sesuai perkembangan masing-masing. Bersama dokter, Ibu bisa memantau pertambahan berat
badan bayi Ibu. 

Muntah
            Cukup normal bila bayi memuntahkan kembali sedikit ASI setelah meminumnya. Ini
disebut gumoh. Tapi jika bayi terus-menerus muntah apalagi dalam jumlah yang banyak,
mungkin bayi Ibu terkena refluks, Dan dalam kasus ini Ibu harus berkonsultasi dengan dokter
anak. Ibu. 

Diare
            Diare bisa disebabkan oleh virus atau ada masalah dalam pemberian ASI. Jadi lebih baik
berkonsultasi dengan dokter anak Ibu. Jika Ibu khawatir tentang frekwensi buang air besar bayi ,
baca artikel kami tentang kotoran bayi.
Masalah kesehatan
Sama seperti kita, tidak enak badan bisa menyebabkan bayi kehilangan selera menyusu.
Misalnya bila flu berat disertai hidung tersumbat, bisa menyebabkan bayi sulit bernafas. Ia jadi
enggan mengatupkan mulutnya untuk menyusu.  Penyebab lain adalah alergi makanan Ini bisa
menyebabkan turunnya berat badan karena ia sulit makan.

Masalah pemberian ASI pada Ibu


Memberikan Asi kepada bayi kita merupakan suatu “kewajiban”. Asi memang sangat
penting untuk bayi kita, mengingat ASI kaya akan zat-zat gizi seimbang, lengkap dan juga
mengandung zat untuk kekebalan/imunitas tubuh bayi. untuk itu, jika kita pengen mempunyai
anak yang sehat, cerdas, kuat & lincah. maka memberikan asi merupakan kewajiban bagi kita
para ibu, tapi tentunya para bapak juga harus perhatian dan memberikan support bagi sang istri
untuk bisa memberikan asi kepada sang buah hatinya. Tetapi karena berbagai hal, si ibu tidak
bisa memberikan asi langsung kepada si bayi, mungkin karena bekerja. seperti saya contohnya,
setiap hari keluar rumah untuk ikut mencari nafkah bagi keluarga. Banyak sekali para ibu yang
lantas memberikan susu formula kepada anaknya, dengan alasan kepraktisan.padahal dengan asi,
anak sehat, ibu pun bisa hemat. Untuk wanita menyusui yang bekerja, berikut beberapa tips
ASI :
  Peras/pompalah ASI setiap 3-4 jam sekali secara teratur. Ini perlu dilakukan agar produksi ASI
tetap terjaga.
  Pilih waktu dimana payudara dalam keadaan yang paling penuh terisi, pada umumnya terjadi di
pagi hari.
  Semua peralatan yang akan digunakan telah disterilkan terlebih dahulu. Breast pump sebaiknya
dibersihkan segera setelah digunakan agar sisa susu tidak mengering dan menjadi sulit
dibersihkan.
  Pilih tempat yang tenang dan nyaman pada saat memerah susu, tempat yang ideal seharusnya
dimana ibu tidak terganggu oleh suara bel pintu atau telepon masuk. Di tempat kerja, mungkin
bisa di meeting room yg kosong, toilet, dan lain-lain.
  Cuci tangan dengan sabun sedangkan payudara dibersihkan dengan air.
  Sebelum memulai, minumlah segelas air atau cairan lainnya, misalnya: susu, juice, decaffeinated
tea/coffee, atau sup, disarankan minuman hangat agar membantu menstimulasi payudara.
  Saat memerah ASI, Ibu harus dalam kondisi yang santai (relax). Kondisi psikologis ibu menyusui
sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, > 80% lebih kegagalan
ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis ibu menyusui. Saat ibu
memeras ASI, jangan tegang dan jangan ditargetkan berapa banyak ASI yg harus keluar.
  Lakukan perawatan payudara : Massage/pemijatan payudara dan kompres air hangat & air dingin
bergantian.
  Jika ada masalah dalam ASI, jangan ragu untuk menghubungi atau konsultasi Klinik Laktasi.
Lama penyimpanan ASI setelah diperah :
  Jika ruangan tidak ber-AC, tidak lebih dari 4 jam.
  Ruangan ber-AC, bisa sampai 6 jam. Perlu diingat suhu ruangan tersebut harus stabil. Misalnya
ruangan ber-AC, tidak mati sama sekali selama botol ASI ada di dalamnya.
  Segera simpan ASI di lemari es setelah diperah. ASI ini bisa bertahan sampai delapan hari dalam
suhu lemari es. Syaratnya, ASI ditempatkan dalam ruangan terpisah dari bahan makanan lain
yang ada di lemari es tersebut.
  Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan botol ASI hasil pompa, maka
sebaiknya ASI tersebut jangan disimpan lebih dari 3 x 24 jam.
  Dapat juga membuat ruangan terpisah dengan cara menempatkan botol ASI dalam container
plastik yang tentunya dibersihkan terlebih dahulu dengan baik.
  ASI hasil pompa dapat disimpan dalam freezer biasa sampai tiga bulan. Namun jangan
menyimpan ASI ini di bagian pintu freezer, karena bagian ini yang mengalami perubahan dan
variasi suhu udara terbesar. Jika kebetulan memiliki freezer penyimpan daging yang terpisah
atau deep freezer yang umumnya memiliki suhu lebih rendah dari freezer biasa, maka ASI hasil
pompa/perasan bahkan dapat disimpan sampai dengan enam bulan di dalamnya.

Cara menyimpan ASI hasil pompa atau perasan


  Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu (direbus,dikukus atau bisa dengan
memanaskannya pake oven)
  Botol yang paling baik sebetulnya adalah yang terbuat dari gelas atau kaca (saya memakai botol
bekas minuman UC 1000).
  Jika terpaksa menggunakan botol plastik, pastikan plastiknya cukup kuat (tidak meleleh jika
direndam dalam air panas).
  Jangan pakai botol susu berwarna atau bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika
terkena panas.
  Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI, dengan mencantumkan
tanggal dan jam ASI dipompa atau diperas.
  Simpan ASI di dalam botol yang tertutup rapat, jangan ditutup dengan dot. Karena masih ada
peluang untuk berinteraksi dengan udara.
  Jika dalam satu hari Ibu memompa atau memeras ASI beberapa kali, bisa saja Asi itu
digabungkan dalam botol yang sama. Syaratnya, suhu tempat botol disimpan stabil, antara 0 s/d
15 derajat Celcius.
  Penggabungan hasil simpanan ini bisa dilakukan asalkan jangka waktu pemompaan/pemerasan
pertama s/d terakhir tidak lebih dari 24 jam.

Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi?


 Panaskan ASI dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan mendidih yang keluar
dari keran
 Atau merendam botol di dalam baskom atau mangkuk yang berisi air panas atau bukan mendidih
 Jangan sekali-sekali memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci, menggunakan
microwave atau alat pemanas lainnya, kecuali yang memang didesain untuk memanaskan botol
berisi simpanan ASI
 Ibu tentunya mengetahui berapa banyak bayi Ibu biasanya sekali meminum ASI. Sesuaikanlah
jumlah susu yang dipanaskan dengan kebiasaan tsb. Misalnya dalam satu botol Ibu menyimpan
sebanyak 180 cc ASI tetapi bayi Ibu biasanya hanya meminum 80, jangan langsung dipanaskan
semua.
 Ingat susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi!
 Jika mengikuti pedoman pemompaan/pemerasan ASI dan penyimpanan yang baik, ASI tidak akan
mungkin basi. Terkadang memang setelah disimpan atau didinginkan akan terjadi perubahan
warna dan rasa, tapi itu tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. Kemungkinan yang terjadi
adalah berkurangnya khasiat ASI, terutama zat yang membantu pembentukan daya imun bayi.
Tdak sulit untuk memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan kepada bayi Anda. Waktu 6 bulan
hanya sebentar, setelah itu barulah bayi diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Jadi
mulailah dari sekarang untuk memberikan bayi Anda, ASI secara ekslusif karena ASI merupakan
investasi bagi pertumbuhan bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Alfarisi, 2008. Fisiologi Laktasi.


http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui.com
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
http://parekita.wordpress.com/2008/10/17/managemen-menyusui.com
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta.
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum.
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi.
http://sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta.
Pusdiknakes, 2003. Buku 4: Asuhan Kebidanan Post Partum.
Roesli, U. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara.
Alfarisi, 2008. Fisiologi Laktasi.
http://aku-anak-peternakan.blogspot.com/2008/05/fisiologi-laktasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Menyusui.com

Home > Askeb III (Nifas) > ASI Eksklusif


ASI Eksklusif
Nov 18, 2009 2 Comments by lusa

Menurut Utami (2005), ASI eksklusif dikatakan sebagai pemberian ASI secara eksklusif saja,
tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.

ASI eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun.

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dianjurkan oleh pedoman internasional yang didasarkan
pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI baik bagi bayi, ibu, keluarga maupun negara.

Menurut penelitian yang dilakukan di Dhaka pada 1667 bayi selama 12 bulan (Pediatric, 2001.
Arifeen, S) mengatakan bahwa : ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat infeksi
saluran nafas akut dan diare.

WHO dan UNICEF merekomendasikan kepada para ibu, bila memungkinkan memberikan ASI
eksklusif sampai 6 bulan dengan menerapkan:

1. Inisiasi menyusu dini selama 1 jam setelah kelahiran bayi.


2. ASI eksklusif diberikan pada bayi hanya ASI saja tanpa makanan tambahan atau minuman.
3. ASI diberikan secara on demand atau sesuai kebutuhan bayi, setiap hari setiap malam.
4. ASI diberikan tidak menggunakan botol, cangkir maupun dot.

Bagi ibu yang bekerja, menyusui tidak perlu dihentikan. Ibu bekerja harus tetap memberikan
ASInya dan jika memungkinkan bayi dapat dibawa di tempat kerja. Apabila tidak
memungkinkan, ASI dapat diperah kemudian disimpan.
Cara penyimpanan ASI:

1. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip, ± 80-100 cc.
2. ASI yang disimpan dalam frezzer dan sudah dikeluarkan sebaiknya tidak digunakan lagi setelah 2
hari.
3. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat Celcius.
4. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan merendam dalam air
hangat.
5. Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah :

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.


 Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ frezzer.
 Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.

ASI Suhu Ruang Lemari Es Freezer

2 mg freezer jadi 1 dg refrigerator, 3


6-8 jam (kurang lebih 3-5 hari (kurang
Setelah di peras bl dg pintu sendiri, 6-12 bln.(kurang
26 derajat C) lebih 4o C)
lebih -18o C)

Dari frezeer, di simpan di


4 jam atau kurang
lemari es (tdk di 24 jam Jangan dibekukan ulang
(minum berikutnya)
hangatkan)

Dikeluarkan dari lemari es 4 jam/ minum


Langsung diberikan Jangan dibekukan ulang
(di hangatkan) berikutnya

Sisa minum bayi Minum berikutnya Buang Buang

Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 30-35).
linkagesproject.org/media/publications/ENA-References/Indonesia/Ref4.7%20.pdf Pemberian
ASI Eksklusif atau ASI saja :Satu-Satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini.
Diunduh 13 November 2009 – 18:20 WIB.
who.int/nutrition/topics/exclusive_breastfeeding/en/ Diunduh 13 November 2009 – 19:00 WIB.
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 38-40).
lusa.web.id Lusa. 2008. Gizi Seimbang Bagi Bayi. Diunduh 13 November 2009 – 21: 00 WIB.
Image, fitpregnancy.com
Tanda-tanda Bayi Cukup ASI

Image by : Dokumentasi Ayahbunda

Indikasi bayi cukup mendapat ASI adalah tidurnya nyenyak, segar saat terbangun, dan berat badannya
bertambah sesuai perkembangan usia. Cari tahu tanda-tanda lainnya di sini.

 Buang air kecil lebih dari 6 kali sehari dengan warna urin yang tidak pekat dan bau menyengat.
 Berat badan naik lebih dari 500 gram sampai 1 kg setiap bulan pada trimester pertama
kehidupannya. Berat badannya kemudian bertambah sekitar 600 gram setiap bulan pada
trimester  kedua dan bertambah sekitar 400-500 gram setiap bulannya pada trimester ketiga.
 Bayi terlihat rileks dan puas setelah menyusu dan akan melepas sendiri mulutnya dari payudara
ibu.
 Setelah menyusu bayi langsung tertidur karena ASI memicu produksi hormon endorfin yang
merangsang tidur.
 Setelah berumur beberapa hari, bayi akan buang besar (BAB) setidaknya dua kali sehari dengan
tinja berwarna kuning atau gelap dan mulai berwarna lebih cerah setelah hari kelima belas.

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/tandatanda.bayi.cukup.asi/
001/001/1804/1

Home > Askeb III (Nifas) > Tanda Cukup ASI


Tanda Cukup ASI

Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mendapat kecukupan ASI bila mencapai keadaan sebagai
berikut:

1. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan ASI 8 kali pada 2-3
minggu pertama.
2. Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering, dan warna menjadi lebih muda pada hari
kelima setelah lahir.
3. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
4. Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI.
5. Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis.
6. Warna bayi merah (tidak kuning) dan kulit terasa kenyal.
7. Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi sesuai dengan grafik
pertumbuhan.
8. Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan rentang usianya).

Gambar 1. Bayi dengan motorik baik oleh karena


kecukupan ASI

9. Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu saat lapar bangun dan tidur dengan cukup.
10. Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur pulas.
Gambar 2. Bayi tertidur pulas oleh karena kecukupan ASI

Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 29-30)
www.bkkbn.go.id/Webs/DetailProgram.php?LinkID=249 Perawatan Bayi Dengan ASI .
Diunduh 11 November 2009 – 08:04 PM.
http://ruanglaktasi.blogspot.com/ Soraya, L. 2007. Cukupkah ASI Saya Untuk Bayi?. Diunduh
11 November 2009 – 08:15 PM.
http://www.scribd.com/doc/19706805/MANAJEMEN-LAKTASI. Diunduh 11 November 2009
– 10:05 PM.

BAB IV

Home > Askeb III (Nifas) > Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas

Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas


Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proses kelahiran maupun
setelah persalinan. Pada periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah.
Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan. Masa nifas merupakan masa yang
rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.

Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:

1. Fungsi menjadi orang tua


2. Respon dan dukungan dari keluarga
3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan
4. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:

1. Fase taking in
2. Fase taking hold
3. Fase letting go

Fase Taking In

Fase ini merupakan periode ketergantungan, yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke
dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap
lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami antara lain rasa mules, nyeri pada luka jahitan,
kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan pada fase ini adalah istirahat cukup,
komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.

Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu pada fase ini adalah:

1. Kekecewaan pada bayinya


2. Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami
3. Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
4. Kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya

Fase Taking Hold


Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif
sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik,
dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan bayinya.
Tugas bidan antara lain: mengajarkan cara perawatan bayi, cara menyusui yang benar, cara
perawatan luka jahitan, senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan
lain-lain.

Fase Letting Go

Fase ini merupakan fase menerima tanggungjawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10
hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan
bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya diri akan
peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami
dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu
untuk menjaga kondisi fisiknya.

Hal-hal yang harus dipenuhi selama nihas adalah sebagai berikut:

1. Fisik.Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih


2. Psikologi.Dukungan dari keluarga sangat diperlukan
3. Sosial.Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu merasa
kesepian
4. Psikososial.

Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).
Irhami. 2010.Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa
Nifas.zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19
Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas.
the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober
2010 Pukul 08.55 PM

Home > Askeb III (Nifas) > Post Partum Blues

Post Partum Blues


Keadaan dimana ibu merasa sedih berkaitan dengan bayinya disebut baby blues. Penyebabnya
antara lain: perubahan perasaan saat hamil, perubahan fisik dan emosional. Perubahan yang ibu
alami akan kembali secara perlahan setelah beradaptasi dengan peran barunya.

Gejala baby blues antara lain:

1. Menangis
2. Perubahan perasaan
3. Cemas
4. Kesepian
5. Khawatir dengan bayinya
6. Penurunan libido
7. Kurang percaya diri

Hal-hal yang disarankan pada ibu adalah sebagai berikut:

1. Minta bantuan suami atau keluarga jika ibu ingin istirahat


2. Beritahu suami tentang apa yang dirasakan oleh ibu
3. Buang rasa cemas dan khawatir akan kemampuan merawat bayi
4. Meluangkan waktu dan cari hiburan untuk diri sendiri

Ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi, interaksi sosial, kurang kemandirian. Hal
ini akan mengakibatkan depresi pasca persalinan (depresi post partum). Depresi masa nifas
merupakan gangguan afeksi yang sering terjadi pada masa nifas, dan tampak dalam minggu
pertama pasca persalinan. Insiden depresi post partum sekitar 10-15 persen. Post partum blues
disebut juga maternity blues atau sindrom ibu baru. Keadaan ini merupakan hal yang serius,
sehingga ibu memerlukan dukungan dan banyak istirahat. Adapun gejala dari depresi post
partum adalah:

1. Sering menangis
2. Sulit tidur
3. Nafsu makan hilang
4. Gelisah
5. Perasaan tidak berdaya atau hilang kontrol
6. Cemas atau kurang perhatian pada bayi
7. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
8. Pikiran menakutkan mengenai bayi
9. Kurang perhatian terhadap penampilan dirinya sendiri
10. Perasaan bersalah dan putus harapan (hopeless)
11. Penurunan atau peningkatan berat badan
12. Gejala fisik, seperti sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar

Beberapa faktor predisposisi terjadinya depresi post partum adalah sebagai berikut:

1. Perubahan hormonal yang cepat (yaitu hormon prolaktin, steroid, progesteron dan estrogen)
2. Masalah medis dalam kehamilan (PIH, diabetus melitus, disfungsi tiroid)
3. Karakter pribadi (harga diri, ketidakdewasaan)
4. Marital dysfunction atau ketidakmampuan membina hubungan dengan orang lain
5. Riwayat depresi, penyakit mental dan alkoholik
6. Unwanted pregnancy
7. Terisolasi
8. Kelemahan, gangguan tidur, ketakutan terhadap masalah keuangan keluarga, kelahiran anak
dengan kecacatan/penyakit

Jika ibu mengalami gejala-gejala di atas, maka segeralah memberitahu suami, bidan atau dokter.
Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan atau konsultasi dengan psikiater. Perawatan
di rumah sakit akan diperlukan apabila ibu mengalami depresi berkepanjangan.

Beberapa intervensi yang dapat membantu ibu terhindar dari depresi post partum antara lain:

1. Pelajari diri sendiri


2. Tidur dan makan yang cukup
3. Olahraga
4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
5. Beritahukan perasaan Anda
6. Dukungan keluarga dan orang lain
7. Persiapan diri yang baik
8. Lakukan pekerjaan rumah tangga
9. Dukungan emosional
10. Dukungan kelompok depresi post partum
11. Bersikap tulus ikhlas dalam menerima peran barunya

DEPRESI BERAT

Depresi berat disebut juga dengan sindrom depresif non psikotik pada kehamilan sampai
beberapa minggu/bulan setelah kelahiran.
Gejala-gejala depresi berat antara lain:

1. Perubahan mood
2. Gangguan tidur dan pola makan
3. Perubahan mental dan libido
4. Pobhia, ketakutan menyakiti diri sendiri atau bayinya
Penatalaksanaan depresi berat adalah sebagai berikut:

1. Dukungan keluarga dan sekitar


2. Terapi psikologis
3. Kolaborasi dengan dokter
4. Perawatan rumah sakit
5. Hindari rooming in dengan bayinya

PSIKOSIS POST PARTUM

Insiden psikosis post partum sekitar 1-2 per 1000 kelahiran. Rekurensi dalam masa kehamilan
20-30 persen. Gejala psikosis post partum muncul beberapa hari sampai 4-6 minggu post partum.
Faktor penyebab psikosis post partum antara lain:

1. Riwayat keluarga penderita psikiatri


2. Riwayat ibu menderita psikiatri
3. Masalah keluarga dan perkawinan

Gejala psikosis post partum sebagai berikut:

1. Gaya bicara keras


2. Menarik diri dari pergaulan
3. Cepat marah
4. Gangguan tidur

Penatalaksanaan psikosis post partum adalah:

1. Pemberian anti depresan


2. Berhenti menyusui
3. Perawatan di rumah sakit

Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).
Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas.
zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19
Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas.
the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober
2010 Pukul 08.55 PM

Home > Askeb III (Nifas) > Kesedihan dan Duka Cita
Kesedihan dan Duka Cita

Berduka yang paling besar adalah disebabkan karena kematian bayi meskipun kematian terjadi
saat kehamilan. Bidan harus memahami psikologis ibu dan ayah untuk membantu mereka
melalui pasca berduka dengan cara yang sehat.

Berduka adalah respon psikologis terhadap kehilangan. Proses berduka terdiri dari tahap atau
fase identifikasi respon tersebut. Tugas berduka, istilah ini diciptakan oleh Lidermann,
menunjukkan tugas bergerak melalui tahap proses berduka dalam menentukan hubungan baru
yang signifikan. Berduka adalah proses normal, dan tugas berduka penting agar berduka tetap
normal. Kegagalan untuk melakukan tugas berduka, biasanya disebabkan keinginan untuk
menghindari nyeri yang sangat berat dan stress serta ekspresi yang penuh emosi. Seringkali
menyebabkan reaksi berduka abnormal atau patologis.

Tahap-tahap berduka:

1. Syok
2. Berduka
3. Resolusi

Syok
Merupakan respon awal individu terhadap kehilangan. Manifestasi perilaku dan perasaan
meliputi: penyangkalan, ketidakpercayaan, putus asa, ketakutan, ansietas, rasa bersalah,
kekosongan, kesendirian, kesepian, isolasi, mati rasa, intoversi (memikirkan dirinya sendiri)
tidak rasional, bermusuhan, kebencian, kegetiran, kewaspadaan akut, kurang inisiatif, tindakan
mekanis, mengasingkan diri, berkhianat, frustasi, memberontak dan kurang konsentrasi.

Manifestasi klinis:

1. Gel distress somatik yang berlangsung selama 20-60 menit


2. Menghela nafas panjang
3. Penurunan berat badan
4. Anoreksia, tidur tidak tenang, keletihan, dan gelisah
5. Penampilan kurus dan tampak lesu
6. Rasa penuh di tenggorokan, tersedak, nafas pendek, nyeri dada, gemetaran internal
7. Kelemahan umum dan kelemahan tertentu pada tungkai

Berduka
Ada penderitaan, fase realitas. Penerimaan terhadap fakta kehilangan dan upaya terhadap realitas
yang harus ia lakukan terjadi selama periode ini. Contohnya orang yang berduka menyesuaikan
diri dengan lingkungan tanpa ada orang yang disayangi atau menerima fakta adanya pembuatan
penyesuaian yang diperlukan dalam kehidupan dan membuat perencanaan karena adanya
deformitas.

Nyeri karena kehilangan dirasakan secara menyeluruh dalam realitas yang memanjang dan
dalam ingatan setiap hari, setiap saat dan peristiwa yang mengingatkan. Ekspresi emosi yang
penuh penting untuk resolusi yang sehat. Menangis adalah salah satu bentuk pelepasan yang
umum. Selain masa ini, kehidupan orang yang berduka terus berlanjut. Saat individu terus,
melanjutkan tugas berduka. Dominasi kehilangna secara bertahap menjadi ansietas terhadap
masa depan

Resolusi
Fase menentukan hubungan baru yang bermakna. Selama periode ini seseorang yang berduka
menerima kehilangan, penyesuaian telah komplet dan individu kembali pada fungsinya secara
penuh. Kemajuan ini berasal dari penanaman kembali emosi seseorang pada hubungan lain yang
bermakna.

Manifestasi perilaku reaksi berduka abnormal atau patologis meliputi:

1. Menghindari dan distorsi pernyataan emosi berduka normal


2. Depresi agitasi, kondisi psikosomatik, mengalami gejala penyakit menular atau terakhir yang
diderita orang yang meninggal
3. Aktivitas yang merusak keberadaan sosial ekonomi individu
4. Mengalami kehilangan pola interaksi sosial

Tanggung jawab utama bidan dalam peristiwa kehilangan adalah membagi informasi tersebut
dengan orang tua. Bidan juga harus mendorong dan menciptakan lingkungan yang aman untuk
pengungkapan emosi berduka. Jika kehilangan terjadi pada awal kehamilan. Bidan dapat
dipanggil untuk berpartisipasi dalam perawatan.

Kemurungan Masa Nifas

Kemurungan masa nifas disebabkan perubahan dalam tubuh selama kehamilan, persalinan dan
nifas. Kemurungan dalam masa nifas merupakan hal yang umum, perasaan-perasaan demikian
akan hilang dalam dua minggu setelah melahirkan. Tanda-tanda dan gejala kemurungan masa
nifas antara lain: emosional, cemas, sedih, khawatir, mudah tersinggung, cemas, hilang
semangat, mudah marah, sedih tanpa sebab, sering menangis.

Etiologi: perubahan yang terjadi dalam kehamilan, perubahan cara hidup, perubahan hormonal.
Kemurungan dapat menjadi semakin parah akibat ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, stress,
maupun kecemasan.
Penatalaksanaan: bicarakan apa yang dialami ibu, temani ibu, beri kesempatan ibu untuk
bertanya, berikan dorongan ibu untuk merawat bayinya, biarkan ibu bersama dengan bayinya,
gunakan obat bila perlu.

Terciptanya Ikatan Ibu Dan Bayi

Menciptakan ikatan ibu dan bayi dilakukan segera setelah kelahiran dengan cara memotivasi
pasangan orang tua untuk memegang dan menyentuh bayinya, memberi komentar positif,
meletakkan bayi di samping ibunya.

Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).
Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas.
zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19
Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 63-69).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam Masa Nifas.
the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html Diunduh 19 Oktober
2010 Pukul 08.55 PM

Kesedihan dan Duka Cita Pada Ibu Nifas


Masa nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi, diperkirakan
bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama. Dalam memberikan pelayanan pada masa nifas, bidan menggunakan
asuhan yang berupa memantau keadaan fisik, psikologis, spiritual, kesejahteraan sosial ibu/keluarga,
memberikan pendidikan dan penyuluhan secara terus menerus. Dengan pemantauan dan asuhan yang
dilakukan pada ibu dan bayi pada masa nifas diharapkan dapat mencegah atau bahkan menurunkan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

Perubahan psikologis mempunyai peranan yang sangat penting. Pada masa ini, ibu nifas menjadi
sangat sensitive, sehingga diperlukan pengertian dari keluarga-keluarga terdekat. Peran bidan sangat
penting dalam hal memberi pegarahan pada keluarga tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis
yang dilakukan bidan pada ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.

Setelah proses kelahiran tanggung jawab keluarga bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir,
dorongan serta perhatian anggota keluarga lainnya merupakan dukungan positif bagi ibu. Tak jarang
beberapa timbul duka pada Ibu nifas. 

1.    Kemurungan Masa Nifas

Kemurungan masa nifas normal saja dan disebabkan perubahan dalam tubuh seorang wanita selama
kehamilan serta perubahan dalam irama/cara kehidupannya sudah bayi lahir. Seorang ibu lebih beresiko
mengalami kemurungan pasca salin, karena ia masih muda mempunyai masalah dalam menyusui
bayinya. Kemurungan pada masa nifas merupakan hal yang umum, dan bahwa perasaan-perasaan
demikian biasanya hilang sendiri dalam dua minggu sesudah melahirkan.
2.    Terciptanya ikatan ibu dan bayi

Menciptakan terjadinya ikatan bayi dan ibu dalam jam pertama setelah kelahiran yaitu dengan cara
mendorong pasangan orang tua untuk memegang dan memeriksa bayinya, member komentar positif
tentang bayinya, meletakkan bayinya disampingt ibunya. Berikan privasi kepada pasangan tersebut untuk
sendiri saja bersama bayinya. Redupkan cahaya lampu ruangan agar bayi membuka matanya.
Tangguhkan perawat yang tidak begitu penting sampai sesudah pasangan orang tua bayi dapat
berinteraksi dengan bayinya selama bayi masih dalam keadaan bangun.

Perilaku normal orang tua untuk menyentuh bayinya ketika mereka pertama kali melihat bayinya
yaitu dengan meraba atau menyentuh anggota badan bayi serta kepalanya dengan ujung jari. Mengusap
tubuh bayi dengan telapak tangan lalu menggendongnya dilengan dan memposisikannya sedemikian rupa
sehingga matanya bertatapan langsung dengan mata bayi.

Berbagai perilaku yang merupakan tanda yang harus diwaspadai dalam kaitannya dengan ikatan
antara ibu dan bayi dan kemungkinan penatalaksaannya oleh bidan. Perilaku : sikap “bermusuhan” baik
verbal atau lisan maupun non verbal. Tidak adanya interaksi yang memberikan dukungan antara
pasangan, orang tua, komentar negative tentang bayi atau kekecewaan yang nyata tentang jenis kelamin
bayi. Penatalaksaannya : tindakan apa saja yang bias membantu terciptanya ikatan antara ibu dan bayi dan
pengamatan yang kontinyu memberikan dorongan pada pasangan orang tua. Dirujuk apabila sikap
“bermusuhan” atau perilaku negative tetap berlanjut.

3.    Tanda-tanda dan gejala serta etiologi kemurungan masa nifas dan klasifikasi atau istilah-istilah local yang
dipakai untuk menggambarkannya.

Tanda-tanda dan gejalanya : sangat emosional, sedih, khawatir, mudah tersinggung, cemas, merasa
hilang semangat, mudah marah, sedih tanpa ada sebabnya, menangis berulang kali.

Etiologi : berbagai perubahan yang terjadi dalam tubuh wanita selama kehamilan dan perubahan
dalam cara hidupnya sesudah mempunyai bayi. Perubahan hormonal yang cepat sementara tubuh kembali
pada keadaan tidak hamil dan sementara proses menyusui telah terjadi. Adanya perasaan kehilangan
secara fisik sesudah melahirkan yang menjurus pada suatu perasaan sedih. Kemurungan dapat terjadi
semakin parah oleh adanya ketidaknyamanan jasmani, rasa letih, setres, atau kecemasan yang tak
diharapkan karena adanya cara penanganan yang tidak peka oleh para petugas.
Penatalaksanaan secara tradisional dan secara kebidanan (yang mungkin saja sama) bagi adanya
kemurungan masa nifas. Coba bicarakan dengan seseorang mengenai apa yang ibu alami. Bila lebih parah
pastikan ada yang menemani ibu dan bayinya selama beberapa hari atau minggu. Gunakan obat
kepercayaan setempat yang ada. Berikan pada seorang ibu yang baru kesempatan luas untuk bertanya,
bicarakan apa yang terjadi selama proses persalinan dan biarkan ibu mengungkapkan apa yang
dirisaukannya. Doronglah seorang wanita lain didalam keluarga untuk merawat ibu dan bayi dengan baik.
Biarkan bayi bersama ibunya. Berikan dukungan atau dorongan pada ibu untuk merawat bayinya dan
anda jangan melakukan sendiri perawatan tersebut.

Ibu yang beresiko tinggi yang mempunyai reaksi psikologis lebih parah dari pada kemurungan masa
nifas. Ibu yang sebelumnya pernah mengalami depresi atau tekanan jiwa. Ibu yang rasa percaya dirinya
(harkatnya) rendah. Ibu yang tidak mempunyai jaringan dukungan, ibu yang bayinya meninggal atau
menyandang masalah. Tanda-tanda dan gejala ibu yang mengalami atau mempunyai reaksi psikologis
yang lebih parah daripada kemurungan masa nifas dan bagaimana penatalaksaan kebidanannya. Tanda-
tanda dan gejala : tidak bias tidur atau tidak bernafsu makan, merasa bahwa ia tidakj dapat merawat
bayinya dan dirinya sendiri, seolah-olah tidak dapat berfikir secara jernih, perilakunya aneh, kehilangan
sentuhan atau hubungan dengan kenyataan, adanya halusinasi atau khayalan, menyangkal bahwa bayi
yang dilahirkan adalah anaknya.

Penataklaksanaan : 

banyak perempuan bahwa depresi yang bisa menanggapi atau dipengaruhi oleh dorongan atau
bujukan dan dukungan fisik yang diberikan oleh bidan atau anggota keluarganya. Bila seorang ibu tidak
bereaksi positif terhadap dorongan atau dukungan yang diberikan atau ia tetap menunjukkan perilaku
yang aneh (mendengar suara-suara, berada di luar kenyataan, berhalusinasi atau berkhayal, menolak
bayinya) atau ia berfikir untuk mencederai dirinya sendiri atau bayinya ia harus dirujuk kepada seorang
ahli yang mampu menangani masalah psikologis. Ia mungkin memerlukan pengobatan khusus untuk
membantu mengatasi keadaannya. 

DAFTAR PUSTAKA
Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya

Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan nifas normal

Pusdiknakes. 2003. Asuhan Post Partum.

Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kesedihan-dan-duka-cita-pada-ibu-
nifas.html#ixzz2gTl7tUVI

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/kesedihan-dan-duka-cita-pada-ibu-
nifas.html#ixzz2gTkmlMYi

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti

sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati,

2010)

    2.Periode post natal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta (menandai akhir dari periode

intrapartum) menjadi kembali ke saluran reproduktif wanita pada masa sebelum hamil. Periode ini juga

disebut puerperium

(Varney, 1997, hal. : 549).

3.      Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan

untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu

(Saleha, 2009).
4.      Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat

kandungan seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011).

5.      Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan dan

pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas berkisar antara 6 minggu atau 40 hari (Jenny Sr,

2006, hal. : 7).

6.      Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta sampai dengan 6 minggu (42

hari) setelah itu (Saifuddin, 2009).

7.      Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6minggu setelah 

Melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003).2.

8.      Masa   nifas dimulai setelah Kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat Kandungankembali seperti

keadaan sebelum Hamil  yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (AbdulBari,2000:122).3.

9.      Masa nifas  merupakan masa selama Persalinandan segera setelah Kelahiranyangmeliputi minggu-

minggu berikutnya pada waktu  Saluran reproduksi kembali ke keadaantidak Hamil yang  Normal(F.Gary

cunningham,Mac Donald,1995:281).4.

10.  Masa nifas  adalah masa setelah seorang ibu Melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan

kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. (Ibrahim C

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/pengertian-nifas-dan-tujuan-asuhan-
masa.html#ixzz2gTxtvhJU

Anda mungkin juga menyukai