Tri.handayani73@ui.ac.id
Terdapat tiga refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi adalah refleks
menangkap (rooting refleks), refleks mengisap dan refleks menelan yaitu sebagai
berikut. (Karjatin, 2016).
1. Refleks Menangkap (Rooting Refleks)
Timbul bila bayi baru lahir tersentuh pipinya, bayi akan menoleh ke arah
sentuhan. Dan bila bibirnya dirangsang dengan papilla mammae, maka bayi
akan membuka mulut dan berusaha untuk menangkap puting susu
2. Refleks Menghisap
Refleks ini timbul apabila langit – langit mulut bayi tersentuh, biasanya oleh
puting. Supaya puting mencapai bagian belakang palatum, maka sebagian
besar areola harus tertangkap mulut bayi. Dengan demikian maka sinus
laktiferus yang berada di bawah areola akan tertekan antara gusi, lidah dan
palatum, sehingga ASI terperas keluar.
3. Refleks Menelan
Bila mulut bayi terisi ASI ia akan menelannya.Produksi ASI berkisar antara
600 cc -1 liter sehari, dengan demikian ibu dapat menyusui bayi secara
eksklusif sampai 6 bulan dan tetapmemberikan ASI sampai anak berusia 2
tahun bersama makanan lain.
Komposisi dan volume ASI bervariasi sesuai dengan tahap laktasi. Pada tahap
laktogenesis I, dimulai sekitar 16 hingga 18 minggu kehamilan, payudara bersiap
untuk susu produksi dengan memproduksi susu prepartum, atau kolostrum. Tahap
II laktogenesis dimulai dengan kelahiran saat kadar progesteron turun tajam saat
plasenta dikeluarkan. Untuk 2 hingga 3 hari pertama setelah lahir, bayi menerima
kolostrum, cairan bening berwarna kekuningan yang kaya akan antibodi dan lebih
tinggi protein tetapi lebih rendah lemak daripada susu matang. Tingkat protein yang
tinggi dari kolostrum memfasilitasi pengikatan bilirubin, dan tindakan pencahar
kolostrum mendorong keluarnya mekonium lebih awal. Kolostrum itu penting
dalam membangun flora Lactobacillus bifidus normal pada bayi saluran
pencernaan. Secara bertahap berubah menjadi susu transisi. Pukul 3 sampai 5 hari
setelah melahirkan wanita tersebut mengalami peningkatan yang nyata dalam
produksi susu. Ini sering disebut sebagai ASI datang. ASI terus mengalami
perubahan komposisi selama kurang lebih 10 hari, saat susu matang terbentuk. Ini
tahap III laktogenesis (Lawrence & Lawrence, 2011a dalam Lowdermilk et.al,
2016).
Komposisi ASI berubah dari waktu ke waktu sebagai bayi tumbuh dan
berkembang. Lemak adalah komponen yang paling bervariasi ASI dengan
perubahan konsentrasi selama menyusui, selama 24 jam, dan lintas waktu. Variasi
kandungan lemak ada di antara payudara dan di antara individu (Lawrence &
Lawrence, 2011a). Selama setiap pemberian makan, konsentrasi lemak secara
bertahap meningkat dari foremilk rendah lemak ke yang lebih kaya susu belakang.
Hindmilk mengandung kalori yang lebih padat dari lemak yang diperlukan untuk
memastikan pertumbuhan dan kepuasan yang optimal antara menyusui. Karena
perubahan komposisi ASI selama setiap menyusui, menyusui bayi lama cukup
untuk menyediakan makanan yang seimbang adalah penting. (Lowdermilk et.al,
2016).
10 Langkah Sukses Menyusui di Rumah Sakit (Lowdermilk et.al, 2016).
1. Memiliki kebijakan menyusui tertulis yang dikomunikasikan secara rutin
kepada seluruh petugas kesehatan.
2. Latih semua staf perawatan kesehatan dalam keterampilan yang diperlukan
untuk menerapkan kebijakan ini.
3. Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang manfaat dan
penanganannya menyusui.
4. Bantu ibu memulai menyusui dalam waktu jam setelah kelahiran.
5. Tunjukkan pada ibu cara menyusui dan mempertahankan laktasi, bahkan jika
mereka harus dipisahkan dari bayi mereka.
6. Jangan beri bayi baru lahir makanan atau minuman selain ASI kecuali ada
indikasi medis.
7. Berlatih rooming-in (yaitu, izinkan ibu dan bayi untuk tetap bersama 24 jam
sehari).
8. Dorong menyusui sesuai permintaan.
9. Jangan berikan dot atau dot buatan (juga disebut boneka atau penenang) untuk
menyusui bayi.
10. Membina pembentukan kelompok pendukung menyusui dan merujuk ibu
kepada mereka saat keluar dari rumah sakit atau klinik.
3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di
bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan
cara:
- Menyentuh pipi dengan puting susu atau
- Menyentuh sisi mulut bayi
5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi.
- Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,
sehingga puting susu berada di bawah langit – langit dan lidah bayi
akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak
di bawah areola
- Setelah bayi mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang atau
disangga lagi.
6. Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya
ganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi:
- Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau
- Dagu bayi ditekan ke bawah.
7. Menyusui berikutnya mulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang
dihisap terakhir)
8. Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
9. Menyendawakan bayi
Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung
supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi:
- Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan – lahan atau
- Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk
perlahan – lahan.
Daftar Pustaka
Karjatin, A. (2016). Praktikum Keperawatan Maternitas. Jakarta: Kemenkes RI.
Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, K., Alden, K.R. (2016). Maternity & Women’s
Health Care, 11th ed. St. Louis: Elsevier Inc.
CLIMB. (2011). CLIMB, Health Professionals-Lactation Management. Portland
Community Collage. Retrieved from: https://www.youtube.com/watch?v=-
S7NlMNCAUE