Anda di halaman 1dari 37

ANATOMI

PAYUDARA DAN
PROSES LAKTASI

OLEH :

PRODI DIII KEBIDANAN


STIKES KENDEDES MALANG
ANATOMI&FISIOLOGI
ANATOMI PAYUDARA

 Payudara adalah kelenjar yang terletak di


bawah kulit dan di atas otot dada.
 Beratnya ± 200 gram, bagian kiri > besar
dari yang kanan
 Pada waktu hamil membesar, beratnya
mencapai 600-800 gram
Tiga bagian utama payudara

1. Korpus (badan)→ bagian yang


membesar
2. Areola → bagian kehitaman di tengah
3. Papilla/puting →bagian menonjol di
puncak payudara
1. Kalang Payudara ( Areola Mammae )
Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen padakulitnya.
perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan.
Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga
kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap.
Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan wama ini akan
menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali lagi seperti warna asli
Semula.

Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar lemak dari
montgomery yang membentuk tuberkel dan akan membesar selama
kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan dan
dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang
payudara terdapat duktus laktiferus yang merupakan tempat
penampungan air susu.
2. Putting Susu
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi
dan ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat
ini terdapat lubang - lubang kecil yang merupakan muara dari
duktus laktiferus, ujung - ujung serat saraf, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, serat - serat otot polos yang tersusun
secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi maka duktus laktiferus
akan memadat dan menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan
serat - serat otot yang longitudinal akan menarik kembali putting
susu tersebut.

Payudara terdiri dari 15 - 25 lobus. Masing - masing lobulus terdiri


dari 20 - 40 lobulus. Selanjutnya masing - masing lobulus terdiri
dari 10 – 100 alveoli dan masing - masing dihubungkan dengan
saluran air susu ( sistem duktus ) sehingga merupakan suatu
pohon.
3. Fisiologi Pengeluaran ASI
Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat
komplek antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam
hormon. Pengaturan hormon terhadap pengeluaran
ASI, dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Pembentukan kelenjar payudara.


b. Pembentukan air susu.
c. Pemeliharaan pengeluaran air susu.
a. Pembentukan kelenjar payudara.
1. Masa Kehamilan
Pada permulaan kehamilan terjadi peningkatan yang jelas dari - duktus yang
baru, percabangan - percabangan dan lobulus, yang dipengaruhi oleh hormon -
hormon plasenta dan korpus luteum. Hormon - hormon yang ikut membantu
mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen plasenta, karionik
gonadotropin, insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratoroid, hormon
pertumbuhan.
2. Pada 3 bulan Kehamilan
Prolaktin dari adenohipofise / hipofise anterior mulai merangsang kelenjar air
susu untuk menghasilkan air susu yang disebut kolostrom. Pada masa ini
pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesterone, tetapi
jumlah prolaktin meningkat hanya aktifitas dalam pembuatan kolostrum yang
ditekan.
3. Pada Trimester Kedua Kehamilan
Laktogen plasenta mulai merangsang untuk pembuatan kolostrum. Keaktifan dari
rangsangan hormon - hormon terhadap pengeluaran air susu telah
didemontrasikan kebenaranya bahwa seorang Ibu yang melahirkan bayi berumur
4 bulan dimana bayinya meninggal, tetap keluar kolostrum.
b. Pembentukan Air Susu
Pada seorang Ibu yang menyusui dikenai 2 reflek yang masing- masing berperan
sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu yaitu:
1. Refleks Prolaktin.
Pada akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, namun jumlah kolostrum terbatas karena aktivitas prolaktin dihambat oleh
estrogen dan progesteron yang kadarnya memang tinggi. Setelah partus berhubung
lepasnya plasenta dan kurang berfungsinya korpus luteum maka estrogen dan
progesterone sari-at berkurang, ditambah dengan adanya isapan bayi yang
merangsang puting susu dan kalang payudara, akan merangsang ujung - ujung saraf
sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.

Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus akan


menekan pengeluaran faktor - faktor yang menghambat sekresi prolaktin dan
sebaliknya merangsang pengeluaran faktor - faktor yang memacu sekresi prolaktin.
Faktor - faktor yang memacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior
sehingga keluar prolaktin. Hormone ini merangsang sel - sel alveoli yang berfungsi
untuk membuat air susu.

Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan
sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin
walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu yang melahirkan anak tetapi tidak menyusui, kadar prolaktin akan
menjadi normal pada minggu ke 2 - 3. pada ibu yang menyusui prolaktin
akan meningkat dalam keadaan seperti :
 Stress atau pengaruh psikis

 Anastesi

 Operasi

 Rangsangan puting susu

2. Reflek Letdown
Bersama dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior,
rangsangan yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke
hipofise posterior ( neurohipofise ) yang kemudian dikeluarkan oksitosin.
Melalui aliran darah, hormone ini diangkat menuju uterus yang dapat
menimbulkan kontraksi pada uterus sehingga terjadi involusi dari organ
tersebut. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat
keluar dari alveoli dan masuk ke system duktus dan selanjutnya menbalir
melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor - faktor yang meningkatkan let down adalah :
- Melihat bayi
- Mendengarkan suara bayi
- Mencium bayi
- Memikirkan untuk menyusui bayi

Faktor - faktor yang menghambat reflek let down adalah


stress, seperti :
- Keadaan bingung / pikiran kacau
- Takut
- Cemas
c. Pemeliharaan Pengeluaran Air Susu
Hubungan yang utuh antara hipotalamus dan hipofise akan
mengatur kadar prolaktin dan oksitosin dalam darah.
Hormone - hormone ini sangat perlu untuk pengeluaran
permulaan dan pemeliharaan penyediaan air susu selama
menyusui. Bila susu tidak dikeluarkan akan mengakibatkan
berkurangnya sirkulasi darah kapiler yang menyebabkan
terlambatnya proses menyusui. Berkurangnya rangsangan
menyusui oleh bayi misalnya kekuatan isapan yang
kurang, frekuensi isapan yang kurang dan singkatnya
waktu menyusui ini berarti pelepasan prolaktin yang cukup
untuk mempertahankan pengeluaran air susu mulai sejak
minggu pertama kelahiran.
4. Mekanisme Menyusui
a. Reflek mencari ( Rooting Reflex )
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut merupakan
rangsangan yang menimbulkan reflek mencari pada bayi. Ini menyebabkan kepala
bayi berputar menuju putting susu yang menempel tadi diikuti dengan membuka mulut
dan kemudian putting susu ditarik masuk ke dalam mulut.
b. Reflek menghisap ( Sucking Reflex )
Putting susu yang sudah masuk ke dalam mulut dengan bantuan lidah, putting
susu ditarik lebih jauh dan rahang rnenekan kalang payudara dibelakang putting
susu yang pada saat itu sudah terletak pada langit - langit keras. Dengan
tekanan bibir dan gerakan rahang secara berirama, maka gusi akan menjepit
kalang payudara dan sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir ke puting
susu, selanjutnya bagian belakang lidah menekan putting susu pada langit -
langit yang mengakibatkan air susu keluar dari putting susu. Cara yang
dilakukan oleh bayi, tidak akan menimbulkan cedera pada putting susu.
Kebanyakan bayi - bayi yang masih baru lahir belajar menyusu pada ibunya,
kemudian dicoba pada susu botol yang bergantian, maka bayi tersebut akan
menjadi bingung puting. Sehingga sering bayi menyusu pada ibunya, cara
menyusu seperti menghisap dot botol, keadaan ini berakibat kurang baik dalam
pengeluaran air susu ibu. Oleh karena itu, jika bayi terpaksa tidak bisa langsung
disusui oleh ibunya pada awal kehidupan, sebaiknya bayi diberi minum melalui
sendok, cangkir, atau pipet, sehingga bayi tidak mengalami bingung puting.
Payudara tampak depan
Payudara tampak samping dengan
susunan kelenjar

a. Kelenjar  Gambar payudara


tampak samping
b. Saluran
c. sinus laktiferus
Macam bentuk puting

 Normal  pendek
Fisiologi laktasi

 Ada dua pengertian→produksi dan


pengeluaran ASI
 Keduanya harus sama baiknya
 Pada saat hamil membesar karena pengaruh
berbagai hormon :estrogen,progesteron,
HPLdan prolaktin.
 Memperlancar pembentukan ASI(sintesa
Protein) : insulin, kortikosteroid, tiroksin dan
lain-lain
Dua refleks penting dalam proses
laktasi

1. Refleks prolaktin
Puting susu dirangsang→timbul impuls ke
hipotalamus→hipofisis anterior→keluar
hormon prolaktin→produksi ASI

2. Refleks aliran (let down reflex)


Rangsangan dari putting susu→Hipofisis
posterior→keluar hormon oksitosin→kontraksi
Otot polos dinding alveolus dan dinding
saluran→ASI dipompa keluar
Tiga refleks penting dalam
mekanisme hisapan bayi
1. Refleks menangkap(rooting reflex)
Bila bayi baru lahir tersntuh pipinya, dia
akan menoleh ke arah sentuhan. Bila
bibirnya dirangsang papilla, maka dia
akan membuka mulut dan berusaha
menangkapnya
2. Refleks menghisap
Apabila langit-langit mulut bayi
tersentuh papilla. Supaya sentuhan
sempurna mencapai bagian
belakang palatum, maka sebagian
besar areola harus tertangkap
mulut bayi. Dengan cara demikian,
maka sinus laktiferus yang berada
di bawah areola tertekan gusi, lidah
dan palatum, sehingga pemerasa
ASI lebih sempurna
3. Refleks menelan
Bila mulut bayi terisi ASI, ia akan
menelannya.

Mekanisme menyusu pada payudara


berbeda dengan mekanisme minum
dengan botol karena dot karetnya
panjang dan tidak perlu diregangkan ,
maka bayi tidak perlu mengisap kuat.
• Menyusui bayi yang baik adalah sesuai
kebutuhan bayi (nir-jadwal= on
demand)
• Semakin sering bayi menyusu,
payudara akan memproduksi ASI lebih
banyak
• Produksi ASI selalu
berkesinambungan: setelah payudara
disusukan, maka akan terasa kosong
dan payudara melunak.
ASI akan terus diproduksi, dengan
catatan :
 Bayi tetap mengisap
 Ibu cukup makan dan minum
 Ibu yakin mampu
memberikan ASI pada
anaknya

Dengan demikian ibu


diharapkan dapat menyusui
secara murni 4-6 bulan dan
tetap memberikan ASI
sampai usia anak 2 tahun.
CARA MENYUSUI BAYI
POSISI
FOOTBALL
POSISI HOLD
DEKAPAN

PERALAH
PAYUDARA

POSISI BARING
SENDAWAN BAYI
MANFAAT
ASI
UNTUK
BAYI
Manusia minum air susu manusia, sapi minum air susu sapi,
ini merupakan prinsip yang tak dapat diubah. Namun entah
mulai kapan di bawah dorongan propaganda beraneka rupa
iklan susu bubuk, membuat masyarakat pada umumnya
mempunyai pemikiran yang salah, yakni susu sapi adalah yang
terbaik, baru kemudian air susu ibu (ASI). Namun pada
kenyataannya, coba kita pikirkan, tiap pabrik susu bubuk
dengan segala upaya memperbaiki susunan gizi dalam susu
bubuk, tujuannya adalah supaya kualitas susu bubuknya
sebisa mungkin mirip dengan kualitas ASI. Maka jelas ASI
adalah pilihan paling tepat bagi bayi anda. Mari kita
membahas manfaat menyusui ASI dilihat dari sisi bayi, ibu,
rumah tangga dan perlindungan alam.
Bayi cerdas sehat dan memiliki EQ yang baik
Jika tidak ada suatu masalah khusus, ASI semakin di minum akan
semakin bertambah banyak, jadi tidak perlu merasa kuatir kekurangan.
ASI selalu mempunyai suhu standarnya, tingkat kesegaran yang prima
dan bebas bakteri, serta mudah dicerna. ASI mengandung berbagai
macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan
terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi. Bayi yang
minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan,
lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis. ASI
juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah
komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa
pertumbuhan bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda
lainnya, bisa mengurangi kemungkinan yang mengakibatkan bayi
terkena alergi. ASI mengandung komposisi gizi yang sangat
dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi, uji klinis telah membuktikan
bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia
Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan intim
antara bayi dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam
kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.
Ibu sehat cantik dan ceria
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan
bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar
setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih
cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa
menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat
tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda
bertambah, menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada
kerepotan terhadap masalah menstruasi, pada masa ini juga
mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar rencana.
Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan
kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis
(keropos tulang) setelah masa menopause. Menurut statistik, menyusui
juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker
payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang menyusui tidak perlu
bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika pergi
bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng
susu, bukankah bisa menjadi seorang ibu yang santai dan gembira.
Meringankan beban pengeluaran keluarga
ASI tersedia secara alamiah, ibu hanya perlu
menguasai gizi yang seimbang dan cukup, tidak
perlu kuatir kekurangan. Minum ASI bisa
menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan
untuk membeli susu, tidak perlu beli botol susu
dan alat untuk mensterilkan. Lagi pula bayi yang
minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat, dan
jarang menimbulkan efek alergi pada tubuh,
sehingga jarang sakit dan mengurangi
pengeluaran biaya pengobatan.
Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan alam
ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu
dipanaskan dan disteril, bisa mengurangi pemborosan
bahan bakar, lagi pula untuk memenuhi kebutuhan susu
bubuk yang berlebihan, dunia kita membutuhkan berapa
alam hijau, bahkan menebang pohon pelindung hutan,
untuk memelihara sapi perah yang lebih banyak ?
Melepaskan susu bubuk dan menggunakan ASI, bisa
menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu
yang dibuang? Jika setiap wanita setelah melahirkan mau
menyusui dengan ASI selama 1 tahun, tentunya akan
menghemat berapa banyak pembalut wanita ?
Oleh karena itu sebagai ibu yang cerdas, janganlah
melupakan hal pokok untuk mengejar yang tak perlu,
mengapa tidak menggunakan ASI yang bermutu
tinggi malah cari susu bubuk yang mutunya lebih
rendah?

Nah, karena itu berikanlah suatu permulaan


yang sempurna bagi bayi anda.

Anda mungkin juga menyukai