Anda di halaman 1dari 7

OLEH

KELOMPOK IV :

ROSARI MARIA BELEBO M.

FRANSISKA ASRI GOSANI

MUNIRANG WAHAB

NURKUMALASARI AZIS

NURLAELA

LIDYA J.

MARIA BENEDIKTA B.

KARMI SOAMOLE

MUSTANIRAH

KELAS C.12

PROGRAM DIII KEBIDANAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

2012/2013
A.Pengertian Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi


sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI.Laktasi merupakan bagian integral
dari siklus reproduksi mamalia termaksud manusia.Masa laktasi mempunyai
tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI
sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapatkan
kekebalan tubuh secara alami.

B.Fisiologi Laktasi

Selama kehamilan,hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI


biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar ekstrogen dan
progesteron turun drastis,sehingga pengaruh proklaktin lebih dominan dan pada
saat inilah mulai terjadi sekresi ASI.Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu,terbentuklah prolaktin oleh hipofisis,sehingga sekresi
ASI semakin lancar.Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi
yaitu :

1.Refleks Prolaktin

Sewaktu bayi menyusu,ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu
terangsang.Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di
dasar otak,lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin
ke dalam darah.Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk
memproduksi air susu.Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang
diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan,yaitu frekuensi,intensitas dan
lamanya bayi mengisap.

2.Refleks aliran (let down reflex)

Ransangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi


hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise
posterior mengeluarkan hormon oksitosin.Dimana setelah oksitosin dilepas
kedalam darah akan mengacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan
duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli,duktulus,dan sinus
menuju puting susu.
C.PRODUKSI ASI

Apabila ASI yang diproduksi tidak dikeluarkan, maka laktasi akan tertekan
(mengalami hambatan) karena terjadi pembengkakakn alveoli dan sel-sel
mioepitel tidak dapat berkontraksi kemudian ASI tidak dapat di paksa masuk ke
dalam duktus laktiferus. Rutinitas dan pola minum ASI akan terbentuk dan
minumnya akan lebih jarang apabila laktasi tidak berfungsi penuh.

Penyebab produksi ASI rendah adalah :

 Kurang seringnya ibu menyusui bayi

 Bayi tidak bisa menyusui karena struktur rahang dan mulutnya kurang
baik, teknik perlekatan yang salah, dll

 Kuranya gizi ibu

D.PROSES PEMBENTUKAN ASI

Proses laktasi (menyusui) timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas.


Plasenta mengandung hormon yang menghambat pembentukan ASI. Setelah
plasenta lepas, hormon tersebut tidak ad lagi sehingga ASI pun keluar.

Mulai bulan ke-3 masa kehamilan, tubuh wanita memproduksi hormon


yang menstimulasi munculnya ASI dalam sistem payudara. Dan akan berfungsi
ketika bayi lahir.

Proses bekerjanya hormon adalah sebagai berikut :

o Saat bayi menghisap, sejumlah sel syaraf di payudara ibu mengirimkan


pesan ke hipotalamus

o Ketika menerima pesan itu, hipotalamus melepas “rem” penahan


prolaktin

Untuk memulai menghasilkan ASI, prolaktin yang dihasilkan kelenjar pituitari


merangsang kelenjar-kelenjar susu di payudara ibu.
Hormon-hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI adalah sebagai
berikut :

o Progesteron

Mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Kadar progesteron dan


estrogen menurun sesaat setelah melahirkan . hal ini menstimulasi
produksi ASI secara besar-besaran

o Estrogen

Menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Kadar estrogen dalam


tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan
selama tetap menyusui

o Prolaktin

Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan

o Oksitosin

Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan


setelahnya, dan mengencangkan otot halus disekitar alveoli untuk
memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses
turunnya susu (let down/ejection reflex)

o Human placental lactogen

Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL yang


berperan dalam pertumbuhan payudara, putting, dan areola sebelum
melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap
memproduksi ASI. Namun ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan
(induced lactation)

Proses pembentukan Laktogen :

o Laktogenesis I

Pada fase akhir kehamilan, payudara wanita memasuki fase laktogenesis I.


saat itu payudara memproduksi kolostrum, yaitu berupa cairan kental
yang kekuningan. Pada saat itu, tingkat progesteron yang tinggi mencegah
produksi ASI yang sebenarnya. Namun hal ini bukan merupakan masalah
medis. Apabila ibu mengeluarkan kolostrum sebelum bayi lahir, hal ini
bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI
sebenarnya nanti
o Laktogenesis II

Saat melahirkan keluarnya plasenta menyebabkan turunnya tingkat


hormon progesteron, estrogen, dan HPL, secara tiba-tiba. Namun hormon
prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran.
Apabila payudara dirangsang, jumlah prolaktin dalam darah akan
meningkat dan mencapai puncaknya pada periode 45 menit, kemudian
kembali ke level sebelumnya rangsangan 3 jam kemudian. Keluarnya
kadar hormon prolaktin menstimulasi sel di dalam alveoli untuk
memproduksi ASI dan hormon ini juga keluar dalam ASI sendiri. Penelitian
mengindikasikan apabila produksi ASI lebih banyak, yaitu sekitar pkl 02.00
dini hari hingga pkl 06.00 pagi. Sedangkan jumlah prolaktin rendah saat
payudara terasa penuh.

o Laktogenesis III
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama
kehamilan dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika
produksi ASI mulai stabil, sistem kontrol otokrin dimulai. Pada tahap ini,
apabila ASI banyak dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI dengan
banyak pula. Dengan demikian, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh
seberapa sering dan seberapa baik bayi menghisap, juga seberapa sering
payudara dikosongkan.

E.TEMPAT PENGELUARAN ASI

 Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan


menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat di dalam glandula pituitari
posterior. Akibat langsung refleks ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari
pituitari posterior. Hal ini menyebabkan sel-sel mioepitel di sekitar alveoli
akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk ke dalam pembuluh
ampulae. Refleks ini dapat dihambat oleh adanya rasa sakit, misalnya
jahitan perineum. Dengan demikian penting untuk menempatkan ibu
dalam posisi yang nyaman, santai dan bebas rasa sakit, terutama pada
jam-jam menyusukan anak.

 Pengeluaran prolaktin dihambat oleh faktor-faktor yang belumjelas


bahannya, namun beberapa bahan terdapat kandungan seperti dopamin,
serotonin, katekolamin, dan TSH yang ada kaitannya dengan pengeluaran
prolaktin.
 Pengeluaran oksitosin dipengaruhi oleh hisapan bayi dan juga oleh suatu
reseptor khusus yang terletak dalam sistem duktus. Bila duktus melebar
atau menjadi lunak, maka secara reflektoris dikeluarkan oksitosin oleh
hipofisis yang berperan untuk memeras ASI dari alveoli. Jadi peranan
prolaktin dan oksitosin mutlak diperlukan di samping faktor-faktor lain
selama menyusui.

F.PEMELIHARAAN ASI

o Penyediaan berlangsung terus sesuai kebutuhan. Apabila bayi tidak


disusui maka penyediaan ASI tidak akan dimulai. Apabila seorang ibu
dengan bayi kembar menyusukan kedua bayinya bersama, maka
penyediaan air susu akan tetap cukup untuk kedua bayi tersebut. Makin
sering bayi disusukan, penyediaan air susu ibu juga makin baik.

o Dua faktor penting untuk pemeliharaan ASI adalah rangsangan dan


pengosongan payudara.

 Rangsangan

Sebagai respon terhadap penghisapan, prolaktin dikeluarkan dari glandula


pituitari anterior dan dengan demikian memacu pembentukan ASI yang lebih
banyak. Apabila karena suatu alasan tertentu bayi tidak dapat menyusu sejak
awal, maka ibu dapat memeras air susu dari payudaranya dengan tangan atau
menggunakan breast pump. Akan tetapi penghisapan oleh bayi akan memberikan
rangsangan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kedua cara tersebut.

 Pengosongan payudara

Bayi sebaiknya mengosongkan payudara sebelum diberikan payudara yang lain.


Apabila ASI yang diproduksi tidak dikeluarkan, maka laktasi akan tertekan
(mengalami hambatan) karena terjadi pembengkakakn alveoli dan sel-sel
mioepitel tidak dapat berkontraksi kemudian ASI tidak dapat di paksa masuk ke
dalam duktus laktiferus. Rutinitas dan pola minum ASI akan terbentuk dan
minumnya akan lebih jarang apabila laktasi tidak berfungsi penuh.

Anda mungkin juga menyukai