PENDAHULUAN
Di dunia setiap menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait
dengan Kehamilan dan persalinan. Dengan kata lain, 1400 perempuan meninggal setiap hari atau
lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan dan persalinan. Di
Indonesia 2 orang Ibu meninggal setiap jam karena kehamilan, persalinan dan nifas (WHO,
2008).
WHO memperkirakan, sebanyak 37 juta kelahiran terjadi di kawasan Asia Tenggara setiap
tahun, sementara total kematian ibu dan bayi baru lahir di kawasan ini diperkirakan berturut-turut
170 ribu dan 1,3 juta per tahun. Sebanyak 98 persen dari seluruh kematian ibu dan anak di
kawasan ini terjadi di India, Bangladesh, Indonesia, Nepal dan Myanmar (WHO, 2008)
Ingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5-10 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan di negara-negara berkembang berkisar antara 750-1000 per 100.000
kelahiran hidup (Prawirohardjo, 2006).
Di Indonesia, berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh AKI tahun 2007 sebesar
248/100.000 KH. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2002 sebesar 307/100.000 KH, AKI
tersebut sudah jauh menurun, namun masih jauh dari target MDG 2015 (102/100.000 KH)
sehingga masih memerlukan kerja keras dari semua komponen untuk mencapai target tersebut.
Tetapi, apabila kita melihat AKI berdasarkan data yang dikirimkan oleh Puskesmas seluruh
Indonesia maka target MDG’s tersebut sedikit lagi akan tercapai. Berdasarkan laporan dari
Puskesmas pada tahun 2005 diperoleh AKI sebesar 151, pada tahun 2006 sebesar 127 dan pada
tahun 2007 sebesar 119/100.000 KH. Kalau kita lihat data AKI dari lapangan menunjukkan
adanya penurunan yang sangat bermakna. (Menkes, 2009)
Sementara untuk AKB, berdasarkan perhitungan dari BPS, pada tahun 2007 diperoleh
AKB sebesar 26,9/1000 KH (2007). Angka ini sudah jauh menurun dibandingkan tahun 2002-
2003 sebesar 35/1000 KH dan upayanya akan lebih ringan bila dibandingkan dengan upaya
pencapaian target MDG’s untuk penurunan AKI. Adapun target AKB pada MDG’s 2015 sebesar
17/1000 KH. Apabila kita melihat data tahun 2007 dari laporan Puskesmas, diperoleh AKB
sebesar 9,1/1000 KH. Angka ini sudah jauh menurun dan melampaui target MDG’s. (Menkes,
2009)
Trend penurunan AKI dan AKB tersebut menunjukkan keberhasilan dari jerih payah
Indonesia dalam mencapai target MDG’s. Namun angka – angka tersebut khususnya AKI masih
tinggi di antara negara ASEAN di luar Laos dan Kamboja. Untuk itu berbagai kegiatan dan
praktik terbaik telah dilaksanakan dan dikembangkan termasuk program Keluarga Berencana
(KB). (Menkes, 2009)
Berdasarkan laporan data base UNFPA 2005 AKI propinsi Sumatera Selatan sebesar
467/100.000 Kelahiran hidup lebih tinggi dari AKI kota Palembang yaitu sebesar 317/100.000
Kelahiran Hidup, sedangkan tahun 2006 AKI di Kota Palembang sebanyak 15 orang dengan
penyebab yaitu Akreta emboli air ketuban, post SC, kelainan jantung dan lain-lain.
(Dinkes, 2006).
Menurut data Dinas Kesehatan tahun 2006 tentang data kesehatan propinsi Sum-Sel
terdapat AKI 0,46% dari 467 per 100.000 Kelahiran hidup, terbukti dari data kesehatan diatas
AKI Sum-Sel lebih tinggi dari AKI Nasional. Penyebab AKI di Sum-Sel tahun 2006 yaitu
perdarahan 61,7%, infeksi 23,4%, eklamsia 14,9%, dan lain-lain 10%, sedangkan jumlah
kematian ibu yang disebabkan infeksi karena KPSW tercatat 11 orang dari jumlah 47 AKI
(23,4%). Pada tahun 2004 tercatat 7 orang dari 60 AKI (11,7%). (Dinkes, 2006)
Penyebab masalah tingginya AKI dan AKB di indonesia ada dua yaitu penyebab langsung
dan tidak langsung. Beberapa penyebab tidak langsung terbagi dalam tiga T yakni terlambat
mengambil keputusan, terlambat ke tempat rujukan serta terlambat memberi pertolongan di
tempat rujukan. Untuk penyebab langsung kematian ibu di Indonesia, seperti halnya di negara
lain adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. Perdarahan dan infeksi sebagai penyebab
kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya
sekitar 5% kematian ibu disebabkan oleh penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya
penyakit jantung dan infeksi yang kronis. Demikian juga dengan ibu – ibu yang termasuk dalam
lima terlalu yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, terlalu sering, serta terlalu dekat
jaraknya, ini berisiko tinggi terhadap kematian. (Prawirohardjo, 2006)
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses ovulasi sampai kelahiran yang berumur 280 hari atau 40
minggu dan tidak lebih dari 300 hari atau 43 minggu (Prawiroharjo, 2006).
Kehamilan adalah proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis tetapi
kondisinormal dapat berubah menjadi patologi / abnormal (Kusmiyati. 2008).
Kehamilan adalah suatu keadaan untuk menjadi janin yang mampu hidup diluar
lingkungan tubuh ibunya yang aman, nyaman, dan terlindung, sedangkan anda dan pasangan
anda menjadi orang tuanya, yang berlangsung selama sembilan bulan (Simkin. 2007)
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal 280
hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari haid pertama haid terakhir (Saefudin. 2006)
2. Fisiologis Kehamilan
Proses kehamilan diawali dengan adanya ovulasi yaitu proses pelepasan ovum yang
dipengaruhi sistem hormonal yang komplek dan didukung dengan adanya spermatozoa yang
baik didalam tuba fallopi.
Komponen untuk terjadi kehamilan diantaranya :
1) Pertemuan spermatozoa dan sel ovum
2) Ovulasi
3) Konsepsi, pertemuan zigot
4) Nidasi (implantasi pada uterus)
5) Konsepsi tumbuh kembang sampai aterm
6) Spermatozoa
Proses pembentukan sperma merupakan proses yang kompleks. Spermatogonium berasal
dari sel primitive tubulus yang menjadi spermatosit pertama kemudian menjadi spermatosit
kedua lalu spermatosit dan akhirnya spermatosa. Pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata
rantai hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis dan sel interstisial
leyding sehingga spermatogonium dapat mengalami proses mitosis ( Prawirohardjo, 2006 ).
Pada saat hubungan seks pengeluaran sel mani sekitar 3 – 5 cc yang mengandung 200-500
juta spermatozoa. Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian yang masuk kedalam alat
genetalia wanita dapat hidup selama 4 hari, sehingga cukup untuk mengadakan konsepsi
( Kusmiyati, 2008 ).
b. Trimester II
1) Sistem reproduksi
a. Vulva dan vagina, Karena hormon estrogen dan progesteron terus meningkat dan terjadi
hipervaskularisasi mengakibatkan pembulu-pembulu darah alat genetalia membesar.
b. Servik uteri, Konsistensi servik menjadi lunak dan kelenjar-kelanjar diservik akan berfungsi
lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
c. Uterus, Pada kehamilan 16 minggu cavum uteri sama sekali diisi oleh ruang amnion yang
terisi janin dan istimus menjadi bagian korpus uteri. Bentuk uterus menjadi bulant dan
berangsur-angsur berbentuk lonjung seperti telor, ukuran kira-kira sebesar ukuran kepala
bayi atau tinju orang dewasa.
d. Ovarium, Pada usia kehamilan 16 minggu, plasenta mulai terbentuk dan menggantikan
fungsi korpus luteum graviditatum.
e. Payudara/mamae, Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu dapat kuluar cairan
berwarna putih agak jernih disebut kolustrum.kolustrum ini berasal dari asinus yang mulai
bersekresi.
2). Sistem pencernaan
Biasanya terjadi kostipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selainitu
perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut
yang mendasak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar kearah atas
dan lateral.
3). Sistem respirasi
Karena adanya penurunan tekanan CO₂ seorang wanita hamil sering mengeluhkan sesak
nafas sehingga meningkatkan usaha bernafas.
4) . Sistem kardiovaskuler
Pada usia kehamilan 16 minggu, mulai jelas kelihatan terjadi proses hemodilusi. Setelah 24
minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan darah sebelum aterem.
5). Sistem traktus urinarius
Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang, karna uterus sudah
mulai keluar dari uterus. Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar dari
panggul sejati kearah abdomen.
6). Sistem muskulo skeletal
Selama trimester kedua mobilitas persendian akan berkurang terutama pada daerah siku
dan pergelangan tangan dengan meningkatnya retensi cairan pada jaringan konektif/jaringan
yang berhubuungan disekitarnya.
7). Sistem integumen
Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, kadar MSH pun naik.
8). Sistem endokrin
Adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron serta terhambatnya pembentukan
FSH dan LH.
9). Kenaikan berat badan
Kenaikan berat badan 0,4-0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan.
c. Trimester III
1). Sistem reproduksi
Uterus Pada trimester III itmus lebih nyata menjadi bagian korpus uteri dan berkembang
menjadi segmen bawah rahim (SBR).
2). Sistem traktus urinarius
Pada akhir kehamilan kepala janin mulai turun kepintu atas panggul keluhan sering
kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali.
3). Sistem respirasi
Pada 32 minggu keatas karena usus-usus tertekan uterus yanng membesar ke arah
diafragma sehingga diafragma kurang leluas bergerak mengakibatkan kebanyakan wanita hamil
mengalami derajat kesulitan bernafas.
4). Kenaikan berat badan
Terjadi kenaikan berat badan sekitar 5,5 kg, penambahan berat badan dari mulai awal
kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 11-12 kg.
5). Sirkulasi darah
Hemodilusi penambahan foluma darah sekitar 25% dengan puncak pada usia kehamilan 32
minggu, sedangkan hematokrin mencapai level terendah pada minggu 30-32 karena setelah 34
minggu masa RBC terus meningkat tetapi voluma plasenta tidak.
6). Sistem muskoskeletal
Sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahaan tubuh secara bertahap
dan peningkatan berat wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan wanita berubah
secara menyolok (Kusmiyati, 2008).
4. Tanda bahaya kehamilan
a. Perdarahan pervagina
Perdarahan pervagina yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadang-kadang tetapi
tidak selalu, di sertai dengan rasa nyeri.
b. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang menetap dan
tidak hilang dengan beristrahat.
c. Penglihatan kabur
Wanita hamil mengeluh penglihatan kabur karena pengaruh hormonal, ketajaman
penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan (minor) adalah normal.
d. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan,
tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.
e. Keluar cairan pervagina
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada kehamilan.
f. Gerakan janin tidak terasa
Apa bila ibu tidak merasakan gerakan janin atau gerakan janin kurang dari 3 kali dalam
periode 3 jam.
g. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam kesehatan jiwa
adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristrahat.
c. Trimester III
1. Edema
2. Sering buang air kencing
3. Hemoroid
4. Konstipasi (sembelit)
5. Sakit punggung
6. Sesak nafas
MUNIRANG W.
EVI SUSANTI
ASHARI
LIDYA JAYANTI
MAKASSAR
2012