Anda di halaman 1dari 13

Apa Yang Dimaksud Dengan Hernia Diafragmatika?

Hernia Diafragmatika adalah cacat lahir bawaan yang ditandai dengan adanya lubang yang
abnormal pada diafragma akibat penyatuan yang tidak sempurna dari struktur-struktur
diafragma selama perkembangan janin. Diafragma adalah struktur otot yang memisahkan
rongga dada dengan rongga perut dan mempermudah pernafasan. Pada hernia diafragmatika,
lubang yang terbentuk pada diafragma tersebut membuat organ-organ perut dapat memasuki
rongga dada, yang mana hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernafas yang berat, kulit
berwarna kebiruan, denyut jantung dan nafas yang cepat ketika bayi lahir. Ada dua tipe
hernia diafragmatika yang utama, tergantung pada letak lubangnya. Hernia Bochdalek
ditandai dengan lubang yang dekat dengan bagian belakang dari diafragma, yang membuat
organ-organ, seperti lambung, usus halus, hati dan limpa bergerak ke atas masuk ke rongga
dada. Hernia Morgagni ditandai dengan lubang yang dekat dengan bagian depan dari
diafragma, yang membuat organ-organ, seperti hati dan usus halus dapat memasuki rongga
dada. Hernia diafragmatika adalah kondisi yang mengancam jiwa yang membutuhkan
perawatan secepatnya karena hal ini benar-benar dapat mengganggu gerakan pernafasan
normal, mengurangi pasokan oksigen dan menyebabkan kematian pada bayi. Pada bayi-bayi
seperti ini biasanya dipasang ventilator mekanik untuk membantu pernafasan dan harus
menjalani pembedahan untuk memperbaiki diafragma.

Apa Saja Gejala-Gejala Hernia Diafragmatika?

Tanda dan gejala Hernia Diafragmatika yang mungkin timbul:

 Bernafas dengan cepat


 Memiliki warna biru atau ungu pada kulit dan membran mukosa karena kekurangan
oksigen (sianosis)
 Menderita Takikardia
 Mengalami masalah pernapasan yang parah setelah kelahiran

Apa Yang Menyebabkan Hernia Diafragmatika?

Penyebab Hernia Diafragmatika adalah:

 Penggabungan yang tidak benar pada struktur yang membentuk diafragma selama
perkembangan janin

Komplikasi Apa Saja Yang Bisa Disebabkan Oleh Hernia Diafragmatika?

Hernia Diafragmatika dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikutnya:

 Dapat menyebabkan perkembangan Infeksi Saluran Pernapasan


 Masalah perkembangan
 Menyebabkan kematian dini
ASKEB NIFAS

Deteksi Dini Komplikasi Masa Nifas

1. Perdarahan pervagina
Perdarahan pervagina atau perdarahan postpartum atau post partum hemorargi
atau hemorargi post partum atau PPH adalah kehilangan darah sebanyak 500 cc
atau lebih dari traktus genetalia setelah melahirkan.

Hemorargi post partum primer adalah mencakup semua kejadian perdarahan dalam
24 jam setelah kelahiran.

Penyebab:
a. Uterus atonik (terjadi karena misalnya: plasenta atau selaput ketuban
tertahan).
b. Trauma genetalia (meliputi penyebab spontan dan trauma akibat pelaksanaan
atau gangguan, misalnya kelahiran yang menggunakan peralatan termasuk sectio
caesaria, episiotomi).
c. Koagulasi intravascular disetaminata.
d. Inversi uterus.

Hemorargi post partum sekunder adalah mencakup semua kejadian PPH yang
terjadi antara 24 jam setelah kelahiran bayi dan 6 minggu masa post partum.

Penyebab:
1. Fragmen plasenta atau selaput ketuban tertahan.
2. Pelepasan jaringan mati setelah persalinan macet (dapat terjadi di serviks,
vagina kandung kemih, rectum).
3. Terbukanya luka pada uterus (setelah sectio caesaria, ruptur uterus).

Penatalaksanaan:
Hemorargi post partum primer.
Hemorargi post partum atonik.
1. Pijat uterus agar berkontraksi dan keluarkan bekuan darah.
2. Kaji kondisi pasien (denyut jantung, tekanan darah, warna kulit, kesadaran,
kontraksi uterus) dan perkirakan banyaknya darah yang sudah keluar. Jika pasien
dalam kondisi syok, pastikan jalan nafas dalam kondisi terbuka, palingkan wajah
hilang.
3. Berikan oksitosin (oksitosin untuk 10 iu IV dan ergometrin 0,5 IV. Berikan melalui
IM apabila tidak bisa melalui IV).
4. Siapkan donor untuk tranfusi, ambil darah untuk cross cek, berikan NaCl 11/15
menit apabila pasien mengalami syok), pada kasus syok yang parah gunakan plasma
ekspander.
5. Kandung kemih selalu dalam kondisi kosong.
6. Awasi agar uterus tetap berkontraksi dengan baik. Tambahkan 40 iu oksitosin
dalam 1 liter cairan infus dengan tetesan 40 tetes/menit. Usahakan tetap
menyusui bayinya.
7. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap relaks, lakukan kompresi bimanual.
8. Jika perdarahan persisten dan uterus tetap berkontraksi dengan baik, pastikan
laserasi jalan lahir.
9. Jika ada indikasi mungkin terjadi infeksi maka berikan antibiotik.
10. Lakukan pencatatan yang akurat.

Penatalaksanaan lanjutan:
Pantau kondisi pasien selama24-48 jam.

Hal yang harus di hindari:


1. Jangan pernah meninggalkan pasien sendiri sampai perdarahan telah terkendali
dan keadaan umum telah stabil.
2. Pada kasus PPH atonik jangan pernah memasukkan pack vagina.
3. Jika penolong berada si rumah perlu dilakukan rujukan.
Hemorargi post partum traumatik
1. Pastikan asal perdarahan.
2. Ambil darah untuk cros check dan lakukan sek kadar HB.
3. Pasang infus IV, NaCl atu Rl jika pasien mengalami syok.
4. Pasien dalam posisi litotomi dan penerangan yang cukup.
5. Perkirakan darah yang hilang.
6. Periksa denyut nadi, tekanan darah dan kondisi umum.
7. Jahit robekan.
8. Berikan antibiotik.
9. Membuat catatan yang akurat.

Hemorargi post partum sekunder


Prioritas dalam penatalaksanaan hemorargi post partum sekunder (sama dengan
penatalaksanaan hemorargi post partum primer).
1. Masukkan pasien ke rumah sakit sebagai salah satu kasusu kedaruratan.
2. Lakukan massase uterus, jika uterus masih teraba.
3. Berikan oksitosin.
4. Siapkan donor untuk transfusi.
5. Awasi uterus agar tetap berkontraksi dengan baik.
6. Berikan antibiotik.
7. Jika mungkin siapkan pasien untuk pemeriksaan segera dibawah pengaruh
anastesi.

2. Infeksi masa nifas.


Infeksi masa nifas atau sepsis puerperalis adalah infeksi pada traktus genetalia
yang terjadi pada setiap saat antara awitan pecahan ketuban atau persalinan dan
42 hari setelah persalinan atau abortus dimana terdapat dua atau lebih dari hal-hal
berikut ini:
a. Nyeri pelvik.
b. Demam 38,5 0C atau lebih.
c. Rabas vagina yang abnormal.
d. Rabas vagina yang berbau busuk.
e. Keterlambatan dalam penurunan uterus.

Bakteri penyebab sepsis puerpuralis:


1. Streptokoccus.
2. Stafilokoccus.
3. E. Coli.
4. Clostridium tetani.
5. Clostridium welchi.
6. Clamidia dan gonocokkus.

Bakteri endogen.
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rectum tanpa menimbulkan bahaya.
Bahkan jika tekhnik steril di gunakan dalam persalinan, infeksi ini masih dapat
terjadi akibat bakteri endogen. Bakteri endogen dapat membahayakan dan
menyebabkan infeksi jika:
a. Bakteri ini masuk kedalam uterus melalui jari pemeriksa atau melalui instrumen
pemeriksaan pelvik.
b. Bakteri terdapat dalam jaringan yang memar, robek/ laserasi atau jaringan
mati.
c. Bakteri masuk sampai kedalam uterus jika terjadi pecah ketuban yang lama.
Bakteri eksogen.
Bakteri ini masuk kedalam vagina dari luar yaitu:
a. Malalui tangan dan alat yang tidak steril.
b. Melaluui substansi.
c. Malalui aktivitas seksual.

Tanda dan gejala sepsis puerpuralis.


a. Demam.
b. Nyeri pelviks.
c. Nyeri tekan di uterus.
d. Lokia berbau menyengat.
e. Terjadi keterlambatan dalam penurunan uterus.
f. Pada laserasi terasa nyeri., bengkak dan mengeluarkan darah.

Faktor terjadi sepsis puerpuralis.


a. Anemia/kurang gizi.
b. Higieneyang buruk.
c. Tekhnik asptik yang buruk.
d. Manipulasi yang sangat banyak pada jalan lahir.
e. Adanya jaringan mati pada jalan lahir.
f. Inersi tangan, instrumen atau pembalutyang tidak steril.
g. Ketuban pecah lama.
h. Pemeriksaan vagina yang sering.
i. Kielahiran melalui SC.
j. Laserasi vagina/serviks yang tidak di perbaiki.
k. PMS yang di derita.
l. Hemorragi post partum.
m. Tidak imunisasi tetanus.
n. Diabetes mellitus.

Faktor resiko di masyarakat.


a. Tidak adanya transportasi dan sarana lain.
b. Jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan.
c. Status kesehatan wanita yang rendah.
d. Kurangnya pengetahuan tentang sepsis puerpuralis.
Faktor di pelayanan kesehatan.
a. Pemantauan suhu badan yang tidak adekuat setelah persalinan lama dan
kelahiran.
b. Tidak adanya asepsis selama persalinan.
c. Pemeriksaan bakteriologis yang tidak adekuat dengan antibiotik yang tepat atau
intervensi operatif selanjutnya.
d. Ketidaktersediaan antibiotik yang tepat.

3. Kelainan payudara.
1. Bendungan air susu ibu.
Selama 24-48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi lakteal, payudara sering
mengalami distensi menjadi keras dan berbenjol-benjol. Keadaan ini yang disebut
bendungan air susu atau “caked breast”, sering menyebabkan rasa nyeri yang
cukup hebat dan bisa disertai dengan kenaikan suhu. Kelainan tersebut
menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan
limfatik dalam payudara, yang merupakan prekuser regular untuk terjadi laktasi.
Keadaan ini bukan merupakan overdestensi sistem lakteal oleh susu.

Penatalaksanaan:
a. Keluarkan ASI secara manual/ASI tetpa diberikan pada bayi.
b. Menyangga payudara dengan BH yang menyokong.
c. Kompres dengan kantong es.
d. Pemberian analgesik.

2. Mastitis.
Inflamasi perinkimatosa glandula mammaemerupakan komplikasi ante partum yang
jarang terjadi tetapi kadang-kadang dijumapi dalam masa nifas dan laktasi.
Gejala mastitis supuratif jarang terlihat sebelum akhir minggu pertama masa nifas
dan umumnya baru ditemukan setelah minggu ketiga atau keempat. Bendungan
yang mencolok biasanya mendahului inflamasi dengan keluhan pertamanya berupa
menggigil atau gejala grigor yang sebenarnya, yang segera di ikuti oleh kenaikan
suhu tubuh dan peningkatan frekuensi denyut nadi. Payudara kemudian menjadi
keras serta kemerahan, dan pasien mengeluhkan rasa nyeri.

Gejala mastitis.
a. Gejala mastitis non-infeksius adalah:
1) Ibu memperhatikan adanya “bercak panas”, atau area nyeri tekan yang akut.
2) Ibu dapat merasakan bercak kecil yang keras didaerah nyeri tekan tersebut.
3) Ibu tidak mengalami demam dan merasa baik-baik saja.

b. Gejala mastitis infeksius adalah :


1) Ibu mengeluh lemah dan sakit pada otot seperti flu.
2) Ibu dapat mengeluh sakit kepala.
3) Ibu demam.
4) Terdapat area luka yang terbatas atau lebih luas pada payudara.
5) Kulit pada payudara dapat tampak kemerahan atau bercahaya.
6) Terjadi pembengkakan pada payudara.

Penatalaksanaan.
Bila payudara tegang dan kemerahan maka:
a. Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
b. Sangga payudara.
c. Kompres dingin.
d. Bila diperlukan, berikan paracetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
e. Ibu harus di dorong menyusui meskipun ada pus.
f. Jika bersifat infeksius, berikan analgesik non narkotik, antipiretik untuk
mengurangi demam dan nyeri.
g. Pantau suhu tubuh akan adanya demam. Jika ibu demam tinggi (>39 0C), periksa
kultur susu terhadap kemungkinan adanya infeksi streptokokal.
h. Pertimbangkan pemberian antibiotik antistafilokokus kecuali jika demam dan
gejala berkurang.
i. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan. 

KOMPLIKASI LAINNYA.....

A. KEHILANGAN NAFSU MAKAN DALAM WAKTU YANG LAMA


Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan
tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang
bergula. Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya
ringan walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung
turut mengadakan proses persalianan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi
proses persalinannya tersebut.
Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan keadaanya kembali.
Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan sebanyak-banyaknya
walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan adanya kelelahan yang
amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu tidak ingin makan
sampai kehilangan itu hilang.

Tips Untuk Mengatasi Hilangnya Nafsu Makan :


 Ibu yang mengalami kehilangan nafsu makan bisa dihindari dengan upaya
menyajikan hidangan dalam porsi kecil dan penampilan menarik.
 Jangan lupa, konsumsi vitamin C dan vitamin B (vitamin larut air) serta beberapa
mineral seperti zinc, kalium, magnesium.
 Kita bisa memperolehnya dari beberapa bahan makanan.
o Zinc: daging, hati, kerang, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan.
o Kalium: makanan mentah atau segar, terutama sayuran, buah dan kacang-
kacangan.
o Magnesium: sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian, kacang-kacangan,
daging, susu, daging.
o Vitamin B: biji-bijian, kacang-kacangan, kacang merah, tofu, tuna, ikan salmon,
sayuran.
o Vitamin C: buah jeruk, melon, semangka, bayam, brokoli, tomat, ubi, kubis,
kembang kol.
o Coba cari variasi makanan, diluar makanan biasa ibu. Makanan yang paling enak
menurut ibu...(mungkin bisa mempercepat mengembalikan nafsu makannya).
Keadaan nafsu makan yang kurang atau sama sekali tidak ada kita sebut dengan
istilah “Anoreksia”. Anoreksia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala klinis
dari suatu penyakit atau kelainan tertentu.
Banyak hal yang dapat menyebabkan anoreksia, antara lain penyakit organik,
faktor psikologis, dan pengaturan makan yang kurang baik. Penyakit infeksi seperti
pada saluran napas atas juga TBC dapat memberikan gejala anoreksia.
Jadi, jangan sampai seorang ibu nifas tidak berusaha untuk mengembalikan nafsu
makannya karena akan dapat menimbulkan penyakit yang disebutkan diatas, yaitu
penyakit Anoreksia.
B. RASA SAKIT, MERAH, LUNAK/PEMBENGKAKAN PADA KAKI
Selama masa nifas, dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun
di pelvis yang mengalami dilatasi, dan mungkin lebih sering mengalaminya. Rasa
sakit yang berlebihan pada masa nifas itu berkekungkinan besar jika pada masa
kehamilan ibu juga mengalami.
Faktor predisposisi, yaitu:
a. Obesitas
b. Peningkatan umur maternal dan tingginya paritas
c. Riwayat sebelumnya mendukung
d. Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada keadaan
pembuluh vena
e. Anemia maternal
f. Hipotermi atau penyakit jantung
g. Endometritis
h. Varicostitis
Manifestasi
 Timbul secara akut
 Timbul rasa nyeri akibat terbakar
 Nyeri tekan permukaan
Antisipasi dan Penanganan Yang Perlu Dilakukan adalah:
o Posisi tidur yang baik selama hamil dan pengeluaran cairan secara teratur akan
dapat mengurangi pembengkakan pada kaki.
o Segera anjurkan ibu untuk melakukan senam nifas, karena dengan bergeraknya
anggota tubuh maka akan mencegah terjadinya pembengkakan pada kaki.
o Menganjurkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan
daerah buang air kecil ketika ada rasa sakit pada pada jahitan ibu pada masa nifas
o Memberikan dukungan emosional kepada ibu, serta keluarganya.

C. MERASA SEDIH ATAU TIDAK MAMPU MENGASUH DIRI DAN BAYINYA


Pada minggu-minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun ibu post
partum cenderung akan mengalami perasaan-perasaan yang tidak pada umumnya,
seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya.
Faktor penyebabnya adalah:
 Kekecewaan emosional yang mengikuti kegiatan bercampur rasa takut yang
dialami kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan
 Rasa nyeri pada awal masa nifas
 Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan telah melahirkan
kebanyakan di rumah sakit
 Kecemasan akan kemampuannya untuk marawat bayinya setelah meninggalkan
rumah sakit
 Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

Bermacam-macam Reaksi, tindakan serta pemikiran-pemikiran ibu yang merasa


sedih atau tidak mampu mengasuh diri dan bayinya, dapat dilihat pada poin2
dibawah ini :
 Perasaan tidak menentu menyertai ibu seusai kelahiran anak. Yang dominan, rasa
ingin marah terus. “kadang ibu bisa kasihan pada suami karena ia sudah berusaha
keras untuk membantu, termasuk bangun malam. Tapi sedikit saja kekeliruan bisa
membuat ibu meledak,”
 Tak jarang seorang ibu merasakan banyak kekhawatiran; khawatir tak bisa
menjadi ibu yang baik dan lain-lain. Juga rasa sedih yang tak tentu sebab. Kadang
ia merasa berada di padang luas tanpa batas, Sendirian, Sunyi, Perasaan kosong
yang teramat dalam, yang tak pernah bisa ia bagi kepada siapa pun. Padahal
orang-orang terdekatnya, seperti orangtua dan suami, sangat mendukungnya.
Setiap malam, sang suami ikut mengganti popok anaknya yang basah.
 Banyak perempuan mengalami perasaan berubah-ubah secara ekstrem (mood
swings) pasca melahirkan. Semua perempuan berpotensi mengalaminya, termasuk
aktivitas yang tercerahkan dengan suami yang sungguh-sungguh sangat mendukung.
Selama lebih tiga bulan ibu mengalami gejolak emosi yang sangat tidak stabil.
Terkadang ia merasa bahagia dianugerahi seorang anak, lalu muncul kesedihan
yang luar biasa. Ia juga merasa kebebasan dan privasinya sangat berkurang karena
waktunya habis untuk mengurus anak.
 Walaupun selama masa kehamilan, ibu sudah mempersiapkan secara matang
tentang perawatan anaknya yang akan lahir. Ia membaca semua buku menjelang
kelahiran anaknya itu. ibu yang tinggal jauh dari mertua dan orangtua merasa
sudah siap mental untuk mengasuh dan merawat bayi. Namun perkiraannya ibu
bisa meleset. Setelah melahirkan, secara teknis ibu memang tidak canggung lagi
merawat dan mengasuh anaknya. Akan tetapi tidak secara psikologis. Petunjuk
“ilmu” yang ia pelajari dari buku ternyata tidak mendapat dukungan dari
lingkungan terdekatnya.
 Akan tetapi, tak banyak yang memerhatikan berbagai faktor yang dapat
membuat perempuan mengalami gangguan kejiwaan atau depresi
pascamelahirkan. Beberapa di antaranya bahkan dapat berakibat fatal. Rasa
bahagia ketika mendapatkan bayi bukanlah jaminan semuanya akan baik-baik saja.
 Rasa sakit yang luar biasa pada proses kelahiran bisa menjadi salah satu faktor
pencetus. Seperti ibu yang mengalami proses panjang dan rumit (sempat diinduksi
beberapa kali, ketubannya pecah sementara rahimnya belum mengalami proses
pembukaan, tekanan darahnya naik) sebelum dokter yang menanganinya
memutuskan agar ia dioperasi cesar.
 Perjuangan berat saat melahirkan membawa dampak psikologis yang cukup berat
bagi ibu. Setelah melahirkan, ibu harus istirahat total satu minggu. Dalam keadaan
sakit, ia masih harus berjuang lagi untuk menyusui anaknya.
Adapun tindakan yang harus kita lakukan terhadap keadaan ibu yang seperti ini
yaitu:
Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman yang
terjadi pada masa nifas.
Berikan support yang bisa diterima oleh ibu, misalnya kita mengatakan bahwa ibu
pasti bisa melakukan yang terbaik buat bayi ibu. Ibu tidak perlu takut dan kwatir
dalam pengasuhan bayi ibu, karena ibu tidak sendiri ada suami, orang tua, apalagi
saya yang akan tetap sedia membatu ibu dalam mengasuh bayi ibu tersebut karena
ini merupakan salah satu tanggung jawab saya juga.
Bertindaklah sebagai promotor hubungan antara ibu, bayi dan keluarga.
Memberikan dukungan yang berkesenambungan.
Beri keyakinan kepada ibu agar tidak ragu-ragu dalam memberikan asuhan
terhadap bayinya.

ETEKSI DINI KOMPLIKASI MASA NIFAS

Ibu nifas sebaiknya paling sedikit melakukan 4 kali kunjungan masa nifas

dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi

dan menangani masalah–masalah yang terjadi. Dimana hal ini dilakukan untuk menjaga

kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik, melaksanakan skirining yang

komperhensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu

maupun bayinya, memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan

bayi sehat, serta memberikan pelayanan keluarga berencana.

Namun dalam pelaksanaan kunjungan masa nifas sangat jarang terwujud dikarenakan

oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor fisik dan lingkungan ibu yang biasanya ibu

mengalami keletihan setelah proses persalinan dan membutuhkan waktu yang cukup lama

untuk beristirahat, sehingga mereka enggan untuk melakukan kunjungan nifas kecuali bila

tenaga kesehatan dalam hal ini bidan yang melakukan pertolongan persalinan datang

melakukan kunjungan ke rumah ibu. Dilihat dari faktor lingkungan dan keluarga juga

berpengaruh dimana biasanya ibu setelah melahirkan tidak dianjurkan untuk berpergian

sendiri tanpa ada yang menemani sehingga ibu memiliki kesulitan untuk menyesuaikan

waktu dengan anggota keluarga yang bersedia untuk mengantar ibu melakukan kunjungan

nifas.

1.      2 - 6 jam masa nifas

Kunjungan pertama dilakukan setelah 2-6 jam setelah persalinan, jika memang ibu

melahirkan dirumahnya. Kunjungan dilakukan karena untuk jam-jam pertama pasca salin
keadaan ibu masih rawan dan perlu mendapatkan perawatan serta perhatian ekstra dari bidan,

karena 60% ibu meninggal pada saat masa nifas dan 50% meninggal pada saat 24 jam pasca

salin.

Adapun tujuan dari dilakukan kunjungan tersebut ialah :

                         a.   Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

                        b.   Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

                         c.   Pemberi ASI awal : bidan mendorong pasien untuk memberikan ASI secara

ekslusif, cara menyusui yag baik, mencegah nyeri puting dan perawatan puting

                        d.   Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.

                         e.   Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan

berlanjut.

                         f.   Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi

baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan

stabil .

                        g.   Perdarahan : bidan mengkaji warna dan banyaknya/ jumlah yang semestinya,

adakah tanda-tanda perdarahan yang berlebihan, yaitu nadi cepat dan suhu naik, uterus tidak

keras dan TFU menaik.

                        h.   Involusi uterus : bidan mengkaji involusi uterus dan beri penjelasan ke pasien

mengenai involusi uterus.

                          i.   Pembahasan tentang kelahiran, kaji perasaan ibu.

                          j.   Bidan mendorong ibu untuk memperkuat ikatan batin antara ibu dan bayi

(keluarga), pentingnya sentuhan fisik, komunikasi dan rangsangan.

                        k.   Bidan memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda bahaya baik bagi ibu maupun

bayi dan rencana menghadai kegawat daruratan


Asuhan 2-6 jam Masa Nifas

1)      Memantau tekanan darah,nadi,suhu,tinggi fundus uteri,kandung kemih dan perdarahan.

2)      Mengajarkan ibu dan keluarganya bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus,dan

bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi lembek.

3)      Menganjurkan ibu untuk segera memeberikan ASI pada bayinya

4)      Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini

5)      Menganjurkan untuk menempatkan bayinya ditempat tidur yanng sama.

2.      6 hari masa nifas

Kunjungan kedua dilakukan setelah enam hari pasca salin dimana ibu sudah bisa melakukan

aktivitasnya sehari-hari seperti sedia kala.

Tujuan dari dilakukannya kunjungan yang kedua yaitu :

                         a.      Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus dibawah

umbikalis, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.

                        b.      Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda

penyulit.

                         c.      Memberikan konseling pada ibu mengenai seluruh asuhan pada bayi, tali pusat,

menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari .

                        d.      Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.

                         e.      Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat

                         f.      Diet : makanan seimbang, banyak mengandung protein, serat dan air sebanyak 8-

10 gelas per hari untuk mencegah konstipasi kebutuhan kalori untuk laktasi, zat besi, vitamin

A.

                        g.      Kebersihan/ perawatan diri sendiri, terutama putting susu dan perineum.

                        h.      Senam kegel serta senam perut yang ringan tergantung pada kondisi ibu.
                          i.      Kebutuhan akan istirahat : cukup tidur.

                          j.      Bidan mengkaji adanya tanda-tanda post partum blues.

                        k.      Keluarga berencana melanjutkan hubungan seksual setelah selesai masa nifas.

                          l.      Tanda-tanda bahaya : kapan dan bagaimana menghubungi bidan jika ada tanda-

tanda bahaya,

                      m.      Perjanjian untuk pertemuan berikutnya

Asuhan 6 Hari Masa Nifas

1)       Memantau tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan perdarahan

pervaginam.

2)       Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang mengandung protein,banyak cairan,sayur-

sayuran dan buah-buahan dan minuman sedikitnya 3 liter air setiap hari.

3)       Menganjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

4)       Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara tetap bersih dan kering. Terutama putting susu.

Menganjurkan ibu untuk memakai BH yang menyokong payudara.

5)       Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama

menyusui 10-15 menit disetiap payudara.

6)       Melakukan imunisasi BCG.

3.      6 minggu masa nifas

Untuk kunjungan yang ke empat lebih difokuskan pada penyulit dan juga keadaan laktasinya.

Lebih jelasnya tujuan dari kunjungan ke empat yaitu :

                            a.               Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau ibu hadapi
                           b.               Tali pusat harus tetap kencang
                            c.               Perhatikan kondisi umum bayi .
                           d.               Memberikan konseling mengenai imunisasi, senam nifas serta KB secara
dini
Asuhan 6 minggu Masa Nifas

1)      Memeriksa tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus dan pengeluaran pervaginam.
2)      Memberitahukan pada ibu bahwa aman untuk memulai hubungan suami istri kapan saja ibu

siap.

3)      Menganjurkan ibu dan suami untuk memakai alat kontrasepsi dan menjelaskan kelebihan,

kekurangan, dan efek sampingnya.

Anda mungkin juga menyukai