Anda di halaman 1dari 8

Askep Pada Kasus

Kegawatdaruratan
Infeksi Post Partum
KELOMPOK 5
NAMA KELOMPOK
1. REZA FATIKA ARDHYA GARINI P27820321085

2. RIAN SHIKY PRAMUDIVA P27820321086

3. RISKA MARDIAH P27820321087

4. RISMA NISAUL LUTFIYAH P27820321088

5. RIZKA FEBRIANA KUSUMA DEWI P27820321089

6. SHAVA WANDA PRAMUDYA P27820321090

7. SHAVINA LAILATUL MAGHFIROH P27820321091

8. SHIMAH NABILLA ULYA P27820321092


PENGERTIAN ETIOLOGI
Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu Infeksi ini terjadi setelah persalinan, kuman
setelah melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu masuk dalam tubuh pada saat berlangsungnya proses
dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. persalinan. Diantaranya, saat ketuban pecah sebelum
Jadi puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi maupun saat persalinan berlangsung sehingga menjadi
(Vivian, 2011). jembatan masuknya kuman dalam tubuh lewat rahim.
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah Jalan masuk lainnya adalah dari penolong persalinan
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan sendiri, seperti alat-alat yang tidak steril digunakan pada
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa ini saat proses persalinan.
berlangsung selama 6-8 minggu (Saifuddin, 2006). Infeksi bisa timbul akibat bakteri yang sering
Infeksi postpartum adalah semua peradangan kali ditemukan didalam vagina (endogenus) atau akibat
yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam pemaparan pada agen patogen dari luar vagina
alat-alat genetika pada waktu persalinan dan nifas, (eksogenus) (Bobak, 2004).
ditandai dengan kenaikan suhu hingga 380C atau lebih
selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan
dengan mengecualikan 24 jam pertama
Klasifikasi Infeksi Manifestasi Klinis
1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, Tanda dan Gejala sebagai Berikut :
serviks, dan endometrium. 1. Rubor
a. Vulvitis : Merupakan infeksi pada vulva. 2. Kalor
b. Vaginitis : Merupakan infeksi pada daerah vagina. 3. Dolor
c. Servisitis : Merupakan infeksi yang sering terjadi 4. Tumor
pada daerah serviks 5. Functio laesa
d. Endometritis : Merupakan infeksi yang menyebar 6. rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, kadang-kadang
ke seluruh endometrium. perih saat kencing.
2. Mastitis : Infeksi pada payudara. infeksi terjadi karena 7. Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak
adanya luka pada puting susu dan bendungan ASI berat, suhu sekitar 38 derajat celsius dan nadi dibawah
3. Infeksi yang penyebarannya melalui pembuluh darah 100 per menit. Bila luka yang terinfeksi, tertutup jahitan
4. Infeksi yang penyebarannya melalui pembuluh limfe dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik
5. Infeksi yang penyebarannya melalui permukaan sampai 39-40 derajat celsius, kadang-kadang disertai
endometrium menggigil.
8. Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah
9. Uterus agak membesar, nyeri pada perabaan dan lembek
10. Nyeri tekan pada salah satu atau kedua sisi abdomen.
11. Demam disertai menggigil.
12. Pengeluaran sekret yang banyak dan kadang disertai pus
Patofisiologi
Setelah kala III, daerah bekas insertio Kemudian reaksi lokal yang disebut
plasenta merupakan sebuah luka dengan diameter kira-kira inflamasi akut, reaksi ini terus berlangsung selama menjadi
4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol karena proses pengrusakan jaringan oleh trauma. Bila penyebab
banyaknya vena yang ditutupi trombus dan merupakan area pengrusakan jaringan bisa diberantas, maka sisa jaringan
yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya yang rusak disebut debris akan difagositosis dan dibuang
jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering oleh tubuh sampai terjadi resolusi dan kesembuhan. Bila
mengalami perlukaan pada persalinanan, begitu juga vulva, trauma berlebihan, reksi sel fagosit kadang berlebihan
vagina, perineum merupakan tempat masuknya kuman sehingga debris yang berlebihan terkumpul dalam suatu
patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka rongga membentuk abses atau bekumpul dijaringan tubuh
tersebut atau dapat menyebar di luar luka asalnya. yang lain membentuk flegman (peradangan yang luas
Reaksi tubuh dapat berupa reaksi lokal dan dijaringan ikat)
dapat pula terjadi reaksi umum. Pada infeksi dengan reaksi
umum akan melibatkan syaraf dan metabolik pada saat itu
terjadi reaksi ringan limporetikularis diseluruh tubuh,
berupa proliferasi sel fagosit dan sel pembuat antibodi
(limfosit B).
Komplikasi
1. Peritonitis (peradangan selaput rongga perut). 4. Kultur (aerobik/anaerobik) dari bahan intrauterus atau
2. Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam vena intraservikal atau drainase luka atau pewarnaan gram di
panggul), dengan resiko terjadinya emboli pulmoner. uterus mengidentifikasi organisme penyebab.
3. Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan 5. Urinalisis dan kultur mengesampingkan infeksi saluran
oleh bakteri di dalam darah. Syok toksik bisa kemih.
menyebabkan kerusakan ginjal yang berat dan bahkan 6. Ultrasonografi menentukan adanya fragmen-fragmen
kematian plasenta yang tertahan melokalisasi abses perineum.
7. Pemeriksaan bimanual: menentukan sifat dan lokal nyeri
Pemeriksaan pelvis, massa atau pembentukan abses, serta adanya
vena-vena dengan trombosis.
Penunjang
1. Jumlah sel darah putih (SDP): normal atau tinggi dengan
pergeseran diferensial ke kiri.
2. Laju endap darah (LED) dan jumlah sel darah merah
(SDM) sangat meningkat dengan adanya infeksi.
3. Hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht) mengalami penurunan
pada keadaan anemia.
Pencegahan
1. Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar
seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan serta bersalin.
mengobati penyakit ibu. 1. Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan
2. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada harus bersih.
indikasi yang perlu. 2. Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila
3. Koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau ada indikasi dengan sterilisasi yang baik, apalagi bila
dikurangi dan dilakukan hati-hati karena dapat ketuban telah pecah.

Penatalaksanaan
menyebabkan pecahnya ketuban. Kalau ini terjadi infeksi
akan mudah masuk dalam jalan lahir. Hindari partus
terlalu lama dan ketuban pecah lama/menjaga supaya
persalinan tidak berlarut-larut. 1. Suhu diukur sedikitnya empat kali sehari.
4. Menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit 2. Berikan terapi antibiotik prokain penisilin 1,2-2,4 juta
mungkin. unit 1 M penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam atau
5. Melakukan perawatan luka post partum dengan teknik metisilin 1 gr setiap 6 jam 1 M ditambah dengan
aseptik. ampisilin kapsul 4x250 mg per oral.
6. Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi 3. Perhatikan diet ibu; diet tinggi kalori tinggi protein
darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi (TKTP).
darah. 4. Lakukan transfusi darah bila perlu.
7. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup 5. Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk
hidung dan mulut dengan masker; yang menderita ke dalam rongga peritoneum.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai