Penelitian
Kerangka konseptual
Sesuatu yg abstrak,logical secara harfiah akan
membantu peneliti dlm menghubungkan hasil
penemuan dg body of knowlege.
Pada penelitian kuantitatif adalah teori yg bisa
diukur yg dikembangkan oleh disiplin ilmu
ttt .... (keperawatan)
Dibuat berupa diagram berdasarkan hasil
tinjauan kepustakaan, kerangka teori yg telah
dirumuskan.
LANDASAN TEORI
KEDUDUKAN MASALAH
DASAR BERPIJAK
MEMPERTEGAS VARIABEL
MERUMUSKAN HIPOTESIS
PENYUSUNAN KERANGKA KONSEP
(Framework)
Seleksi & definisi Konsep
Teori
Kepustakaan
Peneliti/ perumus
Hipotesis Hipotesis
Kenyataan/
Empiris
(Burhan.B,2001)
Sifat Rumusan hipotesis
Hipotesis harus muncul dan ada
hubungannya dengan teori dan masalah
penelitian
Setiap hipotesis adalah kemungkinan
terhadap persoalan yang diteliti
Hipotesis harus dapat diuji dan didukung
oleh data empiris.
Syarat Rumusan hipotesis
Sebuah hipotesis disajikan dalam formulasi
konsisten logis (tidak berlawanan)
Penggunaan ekonomis:
(hemat,hal tidak penting tidak diajukan)
Adanya kemungkinan diuji
Spesifik = bahasa tidak ambigous
= dapat menjabarkan ramalan yang
peneliti.
1.2. Bentuk penelitian eksperimental
1) Eksperimental murni
Penelitian yang memungkinkan peneliti
mengendalikan hampir semua variabel
luar, sehingga perubahan yang terjadi
pada efek hampir sepenuhnya karena
pengaruh perlakuan.
2) Ekperimental semu/ quasi
Bila peneliti tidak mungkin mengontrol
semua variabel luar,sehingga perubahan
yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya
oleh perlakuan.
Penelitian Eksperimen (Weiss)
Eksperimental fungsional :
Variabel bebas dapat dimanipulasi dengan
sempurna oleh peneliti
Eksperimental faktorial:
Variabel bebas tidak dapat dimanipulasi
dengan sempurna oleh peneliti.
Cambell & Stanley:
1) Pre-eksperimental
2) Eksperimental murni
3) Eksperimental quasi
1.3. Rancangan Penelitian Eksperimen
- 02
1.3.2. Rancangan True Expeiment
a. Pretest – Postest Control Group
Dilakukan randomisasi atas kelompok
ekperimen maupun kelompok kontrol
sehingga antara duanya memiliki
karakteristik sama == validasi tinggi
Dilakukan pretest,diikuti intervensi pada
kelompok perlakuan saja.
Dilakukan postes Pretest Perlakuan Postest
01 X 02
Sulit dilakukan
01 - 02
Dapat diperluas
b. Randomized Salomon Four Group
Rancangan ini dapat mengatasi
kelemahan rancangan Pre-postest control
group,dg menambah kelompok ke-3 tanpa
pretest dan ke-4 tanpa perlakuan tanpa
test
Pretest Perlakuan Postest
01 X 02
01 02
X 03
04
C. Postest only Control Group Design
Hampir sama dengan rancangan b hanya
tanpa adanya pretest,karena telah
dilakukan randomisasi baik pada kelompok
perlakukan maupun kelompok kontrol
(sama)
Peneliti tidak dapat mengetahui
sejauhmana peruhan yang terjadi,karena
tidak ada pengukuran sebelumnya.
Perlakuan Postest
X 02
02
1.3.3. Rancangan Eksperimen Semu
(Quasi Experimen)
Banyak digunakan pada penelitian
lapangan,karena kesulitan melakukan
randomisasi.
Desain ini tidak mempunyai
pembatasan yang ketat terhadap
rondomisasi,dan dapat mengontrol
ancaman validitas.
Jenis Rancangan (Quasi
Experimen)
a. Time Series Design
b. Control Time series Design
c. Non Equivalent Control Group
d. Separates Sample Pretest-posttest
a. Time Series Design
Rancangan ini seperti rancangan pretest-
posttes, hanya pengukuran/observasi ber-
ulang-ulang, baik sebelumnya maupun
sesudahnya sehingga dimungkinkan
validitasnya tinggi.
01 02 03 04 X 05 06 07 08
C.Non Equivalent Control
Group
Rancangan ini biasanya digunakan dalam
penelitian kesehatan dengan tujuan
membandingkan hasil sustu intevensi
program tetapi tidak perlu kelompok
kontrol yang benar-benar sama.
01 X 02
d.Separate sample Pretest-posttest
Sering digunakan pada penelitian
kesehatan/KB
Pengukuran pertama dilakukan terhadap
sample yang dipilih secara acak dari
populasi tetentu.
Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua
(posttest) pada kelompok sampel lain
yang juga dipilih secara acak dari populasi
yang sama
Separate sample Pretest-posttest
02 X
X 02
2. Rancangan penelitian Non
Eksperimen
Didalam bentuk rancangan ini tidak
ada intervensi / perlakuan
Pada disiplin Epidemiologi disebut
penelitian SURVEY EPIDEMIOLOGI
Terdapat dua rancangan:
2.1. Diskriptif
2.2. Analitik
2.1. Penelitian Diskriptif
Bertujuan melakukan eksplorasi terhadap
fenomena kesehatan masyarakat baik
berupa faktor resiko maupun efeknya.
tanpa menganalisa mengapa atau
bagaimana suatu fenomena terjadi.
Digunakan untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang sedang
terjadi
Banyak digunakan pada penelitian
kesehatan dengan tujuan meningkatkan
mutu program kesehatan.
Bentuk Penelitian Diskriptif
2.1.1. Survei:
Cara penelitian diskriptif yang dilakukan
terhadap sekumpulan obyek yang biasanya
cukup banyak dalam jangka waktu tertentu
= bertujuan menilai suatu kondisi/
pelaksanaan program tertentu sebagai
bahan pertimbangan menyusun rencana
perbaikan
= hasil dianalisis secara kuantitatif
Jenis masalah penelitian survei
Survei rumah tangga
Survei morbiditas
Survei analisis jabatan
Survei pendapatan umum
2.1.2.Case Study / Penelaahan kasus
Studi kasus dilakukan dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui
kasus yang terdiri dari unit tunggal, dalam
bentuk satu orang/ kelompok.
Telaah dilakukan secara mendalam:
= Reaksi/ gejala.
= faktor yang berhubungan.
= kejadian khusus yang muncul.
Analisis secara mendalam.
2.1.3. Comparative Study/ Studi
perbandingan
Dilakukan dengan membandingkan
persamaan/perbedaan sebagai fenomena
untuk mencari faktor apa atau situasi yang
menyebabkan timbulnya suatu peristiwa.
Dimulai dengan pengumpulan data faktor
yang menyebabkan gejala, kemudian
dibandingkan dengan situasi lain atau
sekaligus membanding anatara dua atau
lebih kelompok sampel.
2.1.4. Correlation Study/Study
Korelasi
Penelaahan hubungan antara dua variabel
pada situasi atau kelompok subyek
Dulakukan untuk melihat hubungan antara
gejala satu dengan gejala lain.
Pengujian umumnya dilakukan dengan
analisis korelasi.
2.1.5. Prediction Study
Penelitian yang dilakukan untuk
memperkirakan tentang kemungkinan
munculnya suatu gejala berdasarkan gejala
lain yang muncul dan ketahui sebelumnya.
Pada penelitian kesehatan digunakan untuk:
= perkiraan terhadap suatu atribut dari
atribut lain (kematian BBL akibat APN)
= perkiraan terhadap suatu atribut dari
pengukuran (Muntaber berdasarkan
pemeriksaan air)
= perkiraan terhadap suatu pengukuran dari
suatu atribut:
(Status Gizi atas sosial ekonomi)
= perkiraan terhadap pengukuran dari
pengukuran lain:
(Intlegensi dari BB/ umur)
Prediction Study:
analisis menggunakan uji regresi
2.1.6. Evaluation Study/
Penelitian Evaluasi
Dilakukan untuk menilai suatu program
yang sedang dilakukan
Hasil penelitian digunakan untuk
perbaikan atau peningkatan mutu
program
Hasil dianalisis dengan statistik
sederhana
(Persentase)
2.2. Penelitian Analitik
Penelitian yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenimena
kesehatan terjadi.
Rancangan analitiK:
1. Cross sectional
2. Case control/ Retrospektive
3. Cohort/ Perpspektive
2.2.1. Cross sectional
Penelitian untuk mempelajari dinamika
antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada sarta
saat (point time approach)
Tiap subyek penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap karakter atau variabel subyek
pada saat pemeriksaan.
Sering disebut penelitian tranversal
Rancangan analitik yang paling mudah
dan palaing lemah
Langkah-langkah rancangan Cross
sectional
Mengidentifikasi variabel dan faktor resiko
serta faktor efek
Menetapkan subyek penelitian
Melakukan pengukuran/observasi variabel
yang merupakan faktor resiko dan efek
berdasarkan status pada saat itu.
Melakukan analisis korelasi dengan cara
membandingkan proporsi antara
kelompok-kelopmpok hasil observasi.
Rancangan Cross sectional
Populasi/ Sampel
Populasi
Faktor resiko +
sampel
Retorospektif efek -
Faktor resiko -
Kelebihan rancangan Case
control
Adanya kesamaan ukuran waktu antara
kelompokj kasus dengan kelompok kontrol
Adanya pembatasan atau pengendalaian
faktor resiko sehingga hasil penelitian
lebih tajam dibanding dengan rancangan
cross sectional.
Tidak menghadapi kendala etik seperti
eksperimen atau cohort.
Tidak memerlukan waktu lama
Kekurangan rancangan Case
control
Pengukuran variabel yang retrospektif,
obyektif dan reabilitasnya kurang karena
subyek penelitian harus mengingat
kembali faktor resuikonya.
Tidak dapat diketahuai efek variabel luar
karena secara tehnis tidak dapat
dikendalikan.
Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang
benar-benar sesuai dengan kelompok
kasus karena banyaknya faktor resiko
yang harus dikendalikan.
2.2.3. Cohort/ Perspektive
Penelitian yang paling baik dalam
mengkaji hubungan antara faktor resiko
dengan efek.
Digunakan untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor resiko dengan faktor
efek secara longitudinal kedepan
(perspektif).
Faktor resiko dipelajari terlebih dahulu
kemudian diikuti kedepan secara
perspektif timbulnya efek.
Langkah-langkah rancangan
cohort
Identifikasi faktor rasio dan efek
Menetapkan subyek penelitian
Pemilihan subyek dengan faktor resiko (+) dan
faktor resiko (–)
Memilih subyek yang akan menjadi anggota
kelompok kontrol
Mengobservasi perkembangan subyek samapai
batas waktu yang ditentukan
Mengalisis dengan membandingkan proporsi
subyek yang mendapat efek (+) dengan
subyek yang mendapat efek (–) baik pada
kelompok resiko (+) maupun pada kelom[pok
dengan faktor resiko (-)
Rancangan penelitian Cohort
Faktor resiko + (Prospektif) efek +
efek –
Populasi
(sampel)
efek -
Keunggulan penelitian Cohort
Dapat mengatur komparabilitas antara
dua kelompok sejak awal penelitian
Dapat secara langsung menetapkan
besarnya angka resiko dari suatu wakru
ke waktu yang lain.
Ada keseragaman observasi,baik terhadap
faktor resiko maupun efek dari waktu ke
waktu.
Keterbatasan penelitian Cohort
Memerlukan waktu cukup lama
Memerlukan sarana dan pengelolaan yang
rumit.
Kemungkinan adanya subyek drop out
dan akan mengganggu analisis.
Dapat menimbulkan kesan kurang etis
karena pengamatan sampai terjadinya
efek.
Lakukan segera....!