Anda di halaman 1dari 62

KERANGKA KONSEP

Penelitian
Kerangka konseptual
 Sesuatu yg abstrak,logical secara harfiah akan
membantu peneliti dlm menghubungkan hasil
penemuan dg body of knowlege.
 Pada penelitian kuantitatif adalah teori yg bisa
diukur yg dikembangkan oleh disiplin ilmu
ttt .... (keperawatan)
 Dibuat berupa diagram berdasarkan hasil
tinjauan kepustakaan, kerangka teori yg telah
dirumuskan.

FOKUSNYA TINJAUAN PUSTAKA


KERANGKA KONSEPTUAL
Menggambaran

 LANDASAN TEORI
 KEDUDUKAN MASALAH
 DASAR BERPIJAK
 MEMPERTEGAS VARIABEL
 MERUMUSKAN HIPOTESIS
PENYUSUNAN KERANGKA KONSEP
(Framework)
Seleksi & definisi Konsep

Mengembangkan pernyataan hubungan

Mengembangkan konsep dlm gambar/ kerangka:


1. Pernyataan masalah/tujuan
2. Konsep yg ditabulasi
3. Teori empirik ... Hasil kepustakaan
4. Pernaan hubungan
5. Identifikasi & analisa teori yg diaplikasi
6. Identifikasi Model Konsep
Merumuskan Hipotesis
Penelitian
 Hipotesis
= hipo ... lemah/ kurang
= Thesis ... pernyataan/ pendapat
 Hipotesis; pernyataan yang masih lemah.
kesimpulan yang masih lemah/
belum sempurna
= perlu disempurnakan dg pembuktian
kebenaran hipotesis tsb.
= diuji dg data untuk menegaskan apakah
hipotesis tadi dapat diterima atau harus tolak.

Berdasarkan fakta/ data empirik


Alasan & Manfaat Hipotesis
 Hipotesis merupakan jawaban sementara thd
hasil penelitian yg akan dilakukan
tidak mengambang membimbing
 Guide penelitian & eksistensi penelitian
dirancang menurut kebutuhan peneliti
Manfaat penelitian
 Memberikan batas, lingkup atau jangkauan
penelitian
 Mensiagakan peneliti agar tepat memilih data
apa yang harus dikumpulkan dan yang tidak
perlu
 Memfokuskan data yang bercerai berai
 Sebagai panduan memilih metode analisis data
Sumber Rumusan Hipotesis

Teori
Kepustakaan
Peneliti/ perumus
Hipotesis Hipotesis

Kenyataan/
Empiris

(Burhan.B,2001)
Sifat Rumusan hipotesis
 Hipotesis harus muncul dan ada
hubungannya dengan teori dan masalah
penelitian
 Setiap hipotesis adalah kemungkinan
terhadap persoalan yang diteliti
 Hipotesis harus dapat diuji dan didukung
oleh data empiris.
Syarat Rumusan hipotesis
 Sebuah hipotesis disajikan dalam formulasi
konsisten logis (tidak berlawanan)
 Penggunaan ekonomis:
(hemat,hal tidak penting tidak diajukan)
 Adanya kemungkinan diuji
 Spesifik = bahasa tidak ambigous
= dapat menjabarkan ramalan yang

dapat diuji dengan empiris


 Acuan empiris diajukan secara tegas tidak
terlepas dari jangkauan konsep yang telah
didefinisikan
Bentuk Hipotesis
Hipotesis Nol (H0)
 Memiliki bentuk dasar/ statement yang
menyatakan tidak ada hubungan antara
variabel X dengan Y atau tidak ada pengruh
anatara variabel independen dan variabel
dependen
 Umumnya dibuat dengan kemungkinan yang
besar untuk ditolak
Exp: Tidak ada pengaruh perilaku ibu dalam
pemenuhan kebutuhan gizi dengan status
gizi anak.
Hipotesis Alternatif (Ha)
 Lawan dari hipotesis H0
 Menyatakan ada hubungan/pengaruh/
perbedaan antara variabel X dan Y
 Disiapkan untuk suatu kecendrungan
menerima statement-nya/ kebenaran
Exp: Ada pengaruh perilaku ibu dalam
pemenuhan gizi terhadap status gizi
anak.
.
Hipotesis Kerja
 Hipotesis spesifik yang dibangun berdasar
kan permasalahan khusus penelitian.
 Statement yang lebih khusus terhadap
parameter / indikator tertentu.
Exp: Jika hipotesi H0/ Ha (contoh sebelumnya)
- Ada pengaruh tingkat pengetahuan ibu
dengan status gizi anak
- Ada pengaruh sikap ibu terhadap
status gizi anak
Penggunaan hipotesis
Umumnya pada penelitian penggunaan
hipotesis menjadi penting namum kepentingan
dapat dipertimbangkan:
 Penelitian kuantitatif eksplanasi penggunaan
hipotesis menjadi dianggappersoalan paling
penting.
 Penelitian kuantitatif deskriptif penggunaan
hipiotesis tidak lebih penting pada penelitian
kunatitatif eksplanasi:
= tidak menguji hipotesis.
= hanya mendiskripsikan data.
Penggunaan hipotesis sangat tergantung
pada jenis & desain penelitian.
Langkah 5.
MENETAPKAN
RANCANGAN / DESAIN PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
 Rencana tentang bagaimana cara
mengumpulkan, menyajikan dan
menganalisis data untuk memberi arti
terhadap data tersebut secara efisien
dan efektif.
Manfaat Dari Rancangan
Penelitian
 Sebagai “blue-print” penelitian, atau kerangka
operasional penelitian,
 Menegaskan intensitas (kedalaman) dan
ekstesitas (keluasan) penelitian.
 Memperkirakan kesulitan-kesulitan yang akan
dihadapi dan merencanakan alternatif
pengatasannya.
 Mengetahui keterbatasan atau kelemahan
hasil penelitian.
Jenis Rancangan Penelitian
Berdasarkan proses bagaimana variabel penelitian
diamati:
1. Eksperimental:
penelitian yang observasinya dilakukan terhadap
efek dari manipulasi peneliti pada sejumlah ciri
subyek penelitian
2. Non eksperimental:
penelitian yang yang observasinya dilakukan
terhadap sejumlah ciri subyek menurut keadaan
apa adanya,tanpa ada manipulasi atau intervensi
peneliti.
1.1. Pembagian variabel pada penelitian
Eksperimental
Dalam rancangan penelitian eksperimental
variabe penelitian dapat dikelompokkan:
1) Variabel dependen (tercoba,efek,kriteria)
yaitu variabel yang dipelajari perubahan
perfoemance-nya (efek) akibat perlakuan
pada variabel lain
2) Variabel eksperimental (perlakuan) yaitu
variabel yang dimanipulasi performance-nya
untuk dipelajari efek pada variabel tercoba.
3) Variabel Non eksperimental (variabel luar)
yaitu tiap variabel yang diketahui atau secara
teoritis mempunyai pengaruh terhadap
variabel tercoba, tetapi yang tidak diinginkan
pengaruhnya:
a. Variabel terkendali
pengaruhnya dapat dikendalikan oleh
peneliti
b. Variabel tak terkendali
pengaruhnya tak dapat dikendalikan oleh

peneliti.
1.2. Bentuk penelitian eksperimental
1) Eksperimental murni
Penelitian yang memungkinkan peneliti
mengendalikan hampir semua variabel
luar, sehingga perubahan yang terjadi
pada efek hampir sepenuhnya karena
pengaruh perlakuan.
2) Ekperimental semu/ quasi
Bila peneliti tidak mungkin mengontrol
semua variabel luar,sehingga perubahan
yang terjadi pada efek tidak sepenuhnya
oleh perlakuan.
Penelitian Eksperimen (Weiss)
 Eksperimental fungsional :
Variabel bebas dapat dimanipulasi dengan
sempurna oleh peneliti
 Eksperimental faktorial:
Variabel bebas tidak dapat dimanipulasi
dengan sempurna oleh peneliti.
Cambell & Stanley:
1) Pre-eksperimental
2) Eksperimental murni
3) Eksperimental quasi
1.3. Rancangan Penelitian Eksperimen

Rancangan penelitian eksperimen:


1. Pra-eksperimen/ Pre-Experimen designs
2. Eksperimen sungguhan/ True
experiment designs
3. Eksperimen semu/ Quasi Experimen
designs.
1.3.1. Rancangan Pra-Eksperimen
a. Posttes Only Design/ One Shot Case
Studi.
 Pada rancangan ini perlakuan (X) telah
dilakukan, kemudian dilakukan observasi/
postes(2)
 tidak ada kelompok kontrolsehingga hasil
tidak mungkin dibandingkan dg yang lain.
 Hasil observasi hanya memberikan
informasi yang bersifat diskriptif
X 02
Experimen Postes
Keunggulan/kelemahan Postes Only
Design
 Tidak ada kontrol sama sekali dan tidak
ada validasi internal
 Mudah dan cepat dan tidak ada dasar
untuk melakukan kompoarasi/perbadingan
 Dapat digunakan untuk memperbaiki
program/ mengembangkan ide metode
baru.
 Kesimpulan yang diperoleh dapat
menyesatkan
b. One Group Pretest - Postest
 Tidak ada kontrol
 Perlakuan diadakan setelah diadakan
pengukuran terlebih dahulu pretest,
selanjudnya pengukuran dilakukan
kembali setelah perlakuan
 Tidak ada jaminan bahwa efek yang
terjadi murni akibat perlakuan.

Pretes Perlakuan Postes


01 X 02
C. Perbandingan Kelompok Statis
Static GroupComparison
 Rancangan ini menyerupai rancangan
bedanya hanya menambah kelompok
kontrol/ pembanding
 Kelompok ekperimen menerima perlakuan
kelompok kontrol tidak menerima
perlakuan.
 Observasi dilakukan,hasilnya dibandinkan
dengan hasil observasi pada kelompok
kontrol Perlakuan Postest
X 02

- 02
1.3.2. Rancangan True Expeiment
a. Pretest – Postest Control Group
 Dilakukan randomisasi atas kelompok
ekperimen maupun kelompok kontrol
sehingga antara duanya memiliki
karakteristik sama == validasi tinggi
 Dilakukan pretest,diikuti intervensi pada
kelompok perlakuan saja.
 Dilakukan postes Pretest Perlakuan Postest
01 X 02
 Sulit dilakukan
01 - 02
 Dapat diperluas
b. Randomized Salomon Four Group
 Rancangan ini dapat mengatasi
kelemahan rancangan Pre-postest control
group,dg menambah kelompok ke-3 tanpa
pretest dan ke-4 tanpa perlakuan tanpa
test
Pretest Perlakuan Postest
01 X 02
01 02
X 03
04
C. Postest only Control Group Design
 Hampir sama dengan rancangan b hanya
tanpa adanya pretest,karena telah
dilakukan randomisasi baik pada kelompok
perlakukan maupun kelompok kontrol
(sama)
 Peneliti tidak dapat mengetahui
sejauhmana peruhan yang terjadi,karena
tidak ada pengukuran sebelumnya.
Perlakuan Postest
X 02
02
1.3.3. Rancangan Eksperimen Semu
(Quasi Experimen)
 Banyak digunakan pada penelitian
lapangan,karena kesulitan melakukan
randomisasi.
 Desain ini tidak mempunyai
pembatasan yang ketat terhadap
rondomisasi,dan dapat mengontrol
ancaman validitas.
Jenis Rancangan (Quasi
Experimen)
a. Time Series Design
b. Control Time series Design
c. Non Equivalent Control Group
d. Separates Sample Pretest-posttest
a. Time Series Design
 Rancangan ini seperti rancangan pretest-
posttes, hanya pengukuran/observasi ber-
ulang-ulang, baik sebelumnya maupun
sesudahnya sehingga dimungkinkan
validitasnya tinggi.

PreTest Perlakuan Posttest


01 02 03 04 X 05 06 07 08
b.Control Time series Design
 Pada dasarnya merupakan rancangan
dengan rankaian waktu hanya terdapat
kelompok pembanding/ kontrol
 Lebih memungkinkan adanya kontrol
terhadap validitas internal.

Pretest Perlakuan Postest


01 02 03 04 X 05 06 07 08

01 02 03 04 X 05 06 07 08
C.Non Equivalent Control
Group
 Rancangan ini biasanya digunakan dalam
penelitian kesehatan dengan tujuan
membandingkan hasil sustu intevensi
program tetapi tidak perlu kelompok
kontrol yang benar-benar sama.

Protest Perlakuan Posttest


01 X 02

01 X 02
d.Separate sample Pretest-posttest
 Sering digunakan pada penelitian
kesehatan/KB
 Pengukuran pertama dilakukan terhadap
sample yang dipilih secara acak dari
populasi tetentu.
 Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua
(posttest) pada kelompok sampel lain
yang juga dipilih secara acak dari populasi
yang sama
Separate sample Pretest-posttest

Pretes Perlakuan Posttest

02 X

X 02
2. Rancangan penelitian Non
Eksperimen
 Didalam bentuk rancangan ini tidak
ada intervensi / perlakuan
 Pada disiplin Epidemiologi disebut
penelitian SURVEY EPIDEMIOLOGI
 Terdapat dua rancangan:
2.1. Diskriptif
2.2. Analitik
2.1. Penelitian Diskriptif
 Bertujuan melakukan eksplorasi terhadap
fenomena kesehatan masyarakat baik
berupa faktor resiko maupun efeknya.
tanpa menganalisa mengapa atau
bagaimana suatu fenomena terjadi.
 Digunakan untuk memecahkan atau
menjawab permasalahan yang sedang
terjadi
 Banyak digunakan pada penelitian
kesehatan dengan tujuan meningkatkan
mutu program kesehatan.
Bentuk Penelitian Diskriptif
2.1.1. Survei:
Cara penelitian diskriptif yang dilakukan
terhadap sekumpulan obyek yang biasanya
cukup banyak dalam jangka waktu tertentu
= bertujuan menilai suatu kondisi/
pelaksanaan program tertentu sebagai
bahan pertimbangan menyusun rencana
perbaikan
= hasil dianalisis secara kuantitatif
Jenis masalah penelitian survei
 Survei rumah tangga
 Survei morbiditas
 Survei analisis jabatan
 Survei pendapatan umum
2.1.2.Case Study / Penelaahan kasus
 Studi kasus dilakukan dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui
kasus yang terdiri dari unit tunggal, dalam
bentuk satu orang/ kelompok.
 Telaah dilakukan secara mendalam:
= Reaksi/ gejala.
= faktor yang berhubungan.
= kejadian khusus yang muncul.
 Analisis secara mendalam.
2.1.3. Comparative Study/ Studi
perbandingan
 Dilakukan dengan membandingkan
persamaan/perbedaan sebagai fenomena
untuk mencari faktor apa atau situasi yang
menyebabkan timbulnya suatu peristiwa.
 Dimulai dengan pengumpulan data faktor
yang menyebabkan gejala, kemudian
dibandingkan dengan situasi lain atau
sekaligus membanding anatara dua atau
lebih kelompok sampel.
2.1.4. Correlation Study/Study
Korelasi
 Penelaahan hubungan antara dua variabel
pada situasi atau kelompok subyek
 Dulakukan untuk melihat hubungan antara
gejala satu dengan gejala lain.
 Pengujian umumnya dilakukan dengan
analisis korelasi.
2.1.5. Prediction Study
 Penelitian yang dilakukan untuk
memperkirakan tentang kemungkinan
munculnya suatu gejala berdasarkan gejala
lain yang muncul dan ketahui sebelumnya.
 Pada penelitian kesehatan digunakan untuk:
= perkiraan terhadap suatu atribut dari
atribut lain (kematian BBL akibat APN)
= perkiraan terhadap suatu atribut dari
pengukuran (Muntaber berdasarkan
pemeriksaan air)
= perkiraan terhadap suatu pengukuran dari

suatu atribut:
(Status Gizi atas sosial ekonomi)
= perkiraan terhadap pengukuran dari
pengukuran lain:
(Intlegensi dari BB/ umur)
Prediction Study:
analisis menggunakan uji regresi
2.1.6. Evaluation Study/
Penelitian Evaluasi
 Dilakukan untuk menilai suatu program
yang sedang dilakukan
 Hasil penelitian digunakan untuk
perbaikan atau peningkatan mutu
program
 Hasil dianalisis dengan statistik
sederhana
(Persentase)
2.2. Penelitian Analitik
 Penelitian yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenimena
kesehatan terjadi.
 Rancangan analitiK:
1. Cross sectional
2. Case control/ Retrospektive
3. Cohort/ Perpspektive
2.2.1. Cross sectional
 Penelitian untuk mempelajari dinamika
antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada sarta
saat (point time approach)
 Tiap subyek penelitian hanya diobservasi
sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap karakter atau variabel subyek
pada saat pemeriksaan.
 Sering disebut penelitian tranversal
 Rancangan analitik yang paling mudah
dan palaing lemah
Langkah-langkah rancangan Cross
sectional
 Mengidentifikasi variabel dan faktor resiko
serta faktor efek
 Menetapkan subyek penelitian
 Melakukan pengukuran/observasi variabel
yang merupakan faktor resiko dan efek
berdasarkan status pada saat itu.
 Melakukan analisis korelasi dengan cara
membandingkan proporsi antara
kelompok-kelopmpok hasil observasi.
Rancangan Cross sectional
Populasi/ Sampel

Faktor resiko Faktor resiko

Efek + Efek - Efek + Efek


-
2.2.1. Case control/
Retrospektive
 Penelitian yang mempelajari faktor resiko
dengan pendekatan retrospektif,dimana
faktor efek diidentifikasi saat ini
sedangkan faktor resiko duidentifikasi
adanya pada waktu yang lalu.
Langkah-langkah rancangan Case
control
 Identifikasi variabel penelitian
 Menetapkan obyek penelitian
 Identifikasi kasus
 Pemilihan subyek sebagai kontrol
 Melakukan pengukuran
 Mengalisis data dengan membandingkan
proporsi antara variabelk penelitian
dengan variabel kontrol.
Rancangan penelitian Case
control
Faktor resiko +
Retrospektif efek +
Faktor resiko - (kasus)

Populasi
Faktor resiko +
sampel
Retorospektif efek -
Faktor resiko -
Kelebihan rancangan Case
control
 Adanya kesamaan ukuran waktu antara
kelompokj kasus dengan kelompok kontrol
 Adanya pembatasan atau pengendalaian
faktor resiko sehingga hasil penelitian
lebih tajam dibanding dengan rancangan
cross sectional.
 Tidak menghadapi kendala etik seperti
eksperimen atau cohort.
 Tidak memerlukan waktu lama
Kekurangan rancangan Case
control
 Pengukuran variabel yang retrospektif,
obyektif dan reabilitasnya kurang karena
subyek penelitian harus mengingat
kembali faktor resuikonya.
 Tidak dapat diketahuai efek variabel luar
karena secara tehnis tidak dapat
dikendalikan.
 Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang
benar-benar sesuai dengan kelompok
kasus karena banyaknya faktor resiko
yang harus dikendalikan.
2.2.3. Cohort/ Perspektive
 Penelitian yang paling baik dalam
mengkaji hubungan antara faktor resiko
dengan efek.
 Digunakan untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor resiko dengan faktor
efek secara longitudinal kedepan
(perspektif).
 Faktor resiko dipelajari terlebih dahulu
kemudian diikuti kedepan secara
perspektif timbulnya efek.
Langkah-langkah rancangan
cohort
 Identifikasi faktor rasio dan efek
 Menetapkan subyek penelitian
 Pemilihan subyek dengan faktor resiko (+) dan
faktor resiko (–)
 Memilih subyek yang akan menjadi anggota
kelompok kontrol
 Mengobservasi perkembangan subyek samapai
batas waktu yang ditentukan
 Mengalisis dengan membandingkan proporsi
subyek yang mendapat efek (+) dengan
subyek yang mendapat efek (–) baik pada
kelompok resiko (+) maupun pada kelom[pok
dengan faktor resiko (-)
Rancangan penelitian Cohort
Faktor resiko + (Prospektif) efek +

efek –
Populasi
(sampel)

Faktor resiko - (Prospektif) efek +

efek -
Keunggulan penelitian Cohort
 Dapat mengatur komparabilitas antara
dua kelompok sejak awal penelitian
 Dapat secara langsung menetapkan
besarnya angka resiko dari suatu wakru
ke waktu yang lain.
 Ada keseragaman observasi,baik terhadap
faktor resiko maupun efek dari waktu ke
waktu.
Keterbatasan penelitian Cohort
 Memerlukan waktu cukup lama
 Memerlukan sarana dan pengelolaan yang
rumit.
 Kemungkinan adanya subyek drop out
dan akan mengganggu analisis.
 Dapat menimbulkan kesan kurang etis
karena pengamatan sampai terjadinya
efek.
Lakukan segera....!

Anda mungkin juga menyukai