Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Meningkatkan kesehatan mental pada remaja


Pokok Bahasan : Pencegahan penyakit gangguan mental pada remaja
Sasaran : Siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Surabaya
Tempat : SMP Negeri 2 Surabaya
Hari/Tanggal : Senin, September 2022
Pemateri : Mahasiswa

I. Latar Belakang
Menurut Karl Menninger (Dewi 2012), individu yang sehat mentalnya
adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan
kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, serta memiliki
sikap hidup yang bahagia.
Pieper dan Uden (2006) mengatakan bahwa kesehatan mental adalah suatu
keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya
sendiri, memiliki estimasi yang realistis terhadap dirinya sendiri dan dapat
menerima kekurangan dan kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-
masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya serta
memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.
World Health Organization (WHO, 2001), menyatakan bahwa kesehatan
mental merupakan kondisi dari kesejahteraan yang disadari individu, yang di
dalamnya terdapat kemampuan-kemampuan untuk mengelola stres kehidupan
yang wajar, untuk bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta berperan serta
di komunitasnya. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa kesehatan mental adalah kemampuan seseorang untuk
mengembangkan potensi diri dan memiliki kepuasan dalam hidupnya.

WHO melaporkan bahwa 450 juta orang di seluruh dunia memiliki


gangguan kesehatan mental, dengan prevalensi 20% kejadian terjadi pada anak-
anak (O’Reilly, 2015). Sedangkan survei yang dilakukan oleh World
HealthOrganization WHO (2011) menunjukkan bahwa 20% remaja mengalami
masalah kesehatan mental kususnya kecemasan dan depresi.
Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi
gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan
kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah
penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.

Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%.
Depresi berat akan mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri
(selfharm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90% kasus bunuh diri merupakan
akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa mencapai
10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli
suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan
mahasiswa sebesar 6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain
pernah melakukan percobaan bunuh diri.

Gangguan mental yang dialami oleh remaja disebabkan oleh beberapa


faktor. Adapun faktor yang memengaruhi adalah faktor internal dan eksternal.
Faktor internal meliputi keadaan kepribadian yang kurang stabil, kondisi fisik
yang cacat atau sulit diterima, fase perkembangan dan kematangan, psikologis
remaja yang kurang stabil, sulit bertoleransi atas keberagaman, sikap saat
menjumpai masalah, kurang bersyukur maupun pola pikir yang salah. Faktor
eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu. Meliputi faktor keluarga,
lingkungan pertemanan dan pergaulan, sosial ekonomi, lingkungan, adat
kebiasaan dan teknologi.

Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan
dalam bidang akademik, perundungan (bullying), faktor keluarga, dan
permasalahan ekonomi. Dari sekian banyak faktor yang memengaruhi gangguan
kesehatan mental pada remaja, yang menjadi mayoritas permasalahan gangguan
mental pada remaja adalah faktor keluarga, lingkungan dan pergaulan sosial.
Banyak sekali dampak negatif dari masalah ini jika tidak dicegah dan ditindak-
lanjuti dengan baik. Antara lain dapat menimbulkan efek ringan yaitu mudah
cemas sampai dengan efek berat yakni depresi yang berujung dengan kematian
atau bunuh diri.

Dampak yang sedang popular dikalangan remaja masa ini adalah Anxiety
dan Self Harming. Kecemasan berlebih atau Anxiety sering mengganggu pikiran
dan suasana hati sehingga individu sulit fokus dalam melakukan berbagai hal dan
mengganggu kosentrasi. Sedangkan melukai diri sendiri atau self harming sangat
sering kami jumpai pada remaja masa kini. Tindakan melukai diri menggunakan
benda tajam maupun mencari pelampiasan berupa rokok dan alcohol.
Hal ini sangat merugikan remaja dari segala sisi baik dari sisi psikologis,
menjadi kurang stabil dalam menghadapi masalah kehidupan dan sulit untuk
berkosentrasi maupun dari sisi fisik remaja yang memengaruhi kesehatan
jasmaninya.

Untuk mencegah terjadinya masalah Kesehatan jiwa ada beberapa hal


yang perlu dilakukan. Oleh pemerintah dengan menegakkan langkah preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif dengan mencetak indikator keluarga sehat,
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan jiwa serta edukasi yang dimulai sejak
jenjang sekolah dasar, penyediaan obat, serta pelayanan kesehatan jiwa yang
layak bagi kelompok disabilitas.  keluarga dengan memberikan kasih sayang dan
perhatian yang cukup, memberikan edukasi mental kepada anggota keluarga serta
menerima dan membantu pengobatan jika ada yang mengalami hal tersebut.
Dengan angka kejadian yang meningkat setiap tahunnya, peningkatan
pengetahuan terkait kesehatan mental pada anak dan remaja menjadi hal yang
penting. Kesehatan mental anak dan remaja dapat mempengaruhi masa depan
dirinya sendiri sebagai individu, dan berdampak pada keluarga hingga
masyarakat. Oleh karenanya, kekhawatiran ini berkembang baik untuk institusi
kesehatan dan peneliti akademis.

Oleh sebab itu, kami sebagai Mahasiswa Politeknik Kementrian Kesehatan


Surabaya dari prodi D-III Keperawatan Sutopo ikut berpartisipasi dalam
pencegahan gangguan kesehatan mental remaja dengan melakukan penyuluhan
kepada Siswa SMPN 2 Surabaya kelas 3 SMP dengan jumlah peserta mencapai
…. Orang.

II. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan remaja mengetahui
cara pencegahan penyakit gangguan mental pada remaja.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu:

a. Mampu menjelaskan apa itu kesehatan mental.


b. Mampu menyebutkan jenis-jenis gangguan mental remaja.
c. Mampu menguraikan faktor penyebab gangguan mental remaja.
d. Mampu menjelaskan dampak negatif gangguan kesehatan mental
remaja.
e. Mampu melakukan pencegahan gangguan mental remaja.
III. Materi
a. Pengertian kesehatan mental remaja
b. Jenis-jenis gangguan kesehatan mental pada remaja
c. Faktor yang memengaruhi kesehatan mental pada remaja
d. Dampak negatif gangguan kesehatan mental remaja
e. Cara mengatasi gangguan kesehatan mental pada remaja
f. Cara pencegahan gangguan kesehatan mental pada remaja

IV. Metode
Metode ceramah, pemaparan power point, penayangan video dan tanya jawab

V. Media
Power point

VI. Roundown Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Pemateri Sasaran


1. 5 menit Pendahuluan : Zuhrisma Peserta menjadi
 Mempersiapkan Kurniatama lebih nyaman
alat, peserta dan sehingga dapat
pemateri mengikuti
kegiatan
Pembukaan :
dengan baik
 Memberi salam
pembuka
 Memperkenalkan
diri dan anggota
 Menjelaskan
tujuan kegiatan
penyuluhan
 Kontrak waktu
 Sambutan Ketua
Pelaksana
 Sambutan Dosen
Pembimbing
 Sambutan Kepala
Sekolah SMP
Negeri 2
Surabaya
2. 20 Penyajian : Sisca Putri peserta
menit  Menjelaskan Setyowati memperhatikan
materi yang telah dan apa yang
di siapkan tentang Suci disampaikan
peningkatan pemateri
Cahyani
kesehatan mental
remaja, meliputi :
a. Pengertian kesehatan
mental remaja
b. Jenis-jenis gangguan
kesehatan mental pada
remaja
c. Faktor yang
memengaruhi
kesehatan mental pada
remaja
d. Dampak negatif
gangguan kesehatan
mental remaja
e. Cara mengatasi
gangguan kesehatan
mental pada remaja
f. Cara pencegahan
gangguan kesehatan
mental pada remaja

4. 5 menit Penayangan video Operator


tentang kesehatan mental
5. 15 Evaluasi : Zuhrisma Peserta dapat
menit Sesi tanya jawab Kurniatama menjawab
pertanyaan
 Mengajukan
dengan benar
pertanyaan kepada
peserta
 Menjawab
pertanyaan peserta
 Klarifikasi jawaban
6. 5 menit Penutup : Zuhrisma Peserta
 Menarik kesimpulan Kurniatama mendapat kesan
dari penyuluhan yang baik
yang telah di terhadap
lakukan penyuluhan
 Memberikan hadiah
atau kenang-
kenangan kepada
peserta
 Memberikan
motivasi
 Salam penutup
VII. Evaluasi
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Kesehatan Mental Remaja


Mental adalah hal-hal yang berkaitan dengan batin dan watak manusia. Dengan
kata lain, kesehatan mental adalah kondisi ketika batin dan watak manusia
dalam keadaan normal, tenteram, dan tenang, sehingga dapat menjalankan
aktivitas dan menikmati kehidupan sehari-hari.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut, kesehatan mental
mencakup kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial manusia. Hal-hal ini
membantu manusia untuk berpikir, merasa, dan bertindak, serta menghadapi
stres, berhubungan dengan orang lain, dan membuat keputusan yang tepat.

Kesehatan mental adalah komponen yang penting dalam setiap jenjang


kehidupan manusia, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa.
Bahkan, seringkali disebutkan, kondisi mental pada masa kanak-kanak dapat
memengaruhi perkembangan kejiwaan seseorang hingga dewasa nantinya.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk memiliki mental yang sehat
sedari kecil. Dengan memiliki mental yang sehat, seseorang dapat merasakan
berbagai manfaat dalam menjalankan kehidupannya, seperti:
1. Lebih mampu mengatasi stres dan tekanan hidup.
2. Sehat secara fisik atau jasmani.
3. Dapat menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia.
4. Dapat berkontribusi di masyarakat.
5. Bekerja secara produktif.
6. Sadar potensi yang dimiliki.
Tak hanya itu, kesehatan mental dan fisik pun sangat berkaitan. Seseorang yang
memiliki gangguan mental, terutama depresi, dapat meningkatkan risiko
berbagai masalah fisik pada masa mendatang, seperti stroke, diabetes tipe 2, dan
penyakit jantung.

Sebaliknya, kondisi fisik yang kronis pun dapat meningkatkan risiko gangguan
mental (mental illness) pada seseorang. Oleh karena itu, menjaga mental dan
fisik yang sehat sangat penting dilakukan untuk mencegah berbagai penyakit
yang tentu akan mengganggu kehidupan Anda.
2. Jenis-jenis Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja
1. Anxiety
yaitu kecemasan yang berlebihan akan suatu hal tentang masa depan,
menimbulkan perasaan bersalah dan menyebabkan stres.
Ciri ciri diantaranya yaitu :
- sulit berkosentrasi
- merasa khawatir setiap saat
- sering merasa gelisah saat tidur

2. Bipolar
yaitu menyerang kondisi pikiran seseorang yang menyebabkan perubahan suasana
hati dan sikap secara tiba-tiba
Ciri-ciri diantaranya yaitu :
- merasa gembira dan sedih berlebihan
- emosi mudah terpancing
- berbicara sangat cepat

3. Skizofrenia
yaitu gangguan mental kronis yang menyerang pikiran, menyebabkan halusinasi,
delusi dan perubahan perilaku secara ekstrim
Ciri-ciri diantaranya yaitu :
- emosi datar dan sulit ditebak
- meracau saat berbicara
- sulit membedakan pikiran dan kenyataan

4. OCD (Obsessive Compulsive Disorder)


yaitu pikiran yang tidak masuk akal, mengakibatkan perilaku berulang-ulang
Ciri-ciri diantaranya yaitu :
- selalu merasa cemas
- sering ketakutan secara berlebihan
- menghilangkan rasa cemas dengan melakukan hal berulang kali agar lega

5. Depresi
yaitu gangguan suasana hati yang dapat berpengaruh terhadap pola pikir dan
perasaan
Ciri-ciri diantaranya yaitu :
- sering merasa sedih
- merasa tidak berguna
- menyalahkan diri sendiri
6. Eating Disorder
yaitu gangguan tingkah laku pola makan seperti anoreksia & bulimia. Anoreksia
adalah obsesi berat badan kecil hingga rela kelaparan sedangkan Bulmia adalah
kelainan yang membuat seseorang memuntahkan makanan setelah dikonsumsi
agar berat badan tidak berubah
Ciri-ciri diantaranya yaitu :
- tidak nafsu makan
- selalu merasa dirinya gemuk
- memuntahkan makanan setelah makan

3. Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Mental pada Remaja

Faktor-faktor kesehatan mental secara garis besar ada dua yaitu faktor internal
dan eksternal.
Faktor internal ini antara lain meliputi:
1. Kepribadian
Kepribadian memengaruhi cara kerja seseorang dalam kinerja otak untuk
menentukan perilaku dan hubungan sosialnya. Dua faktor utama yang
dinilai sangat berperan besar dalam terbentuknya kepribadian adalah gen
yang diwariskan oleh orang tua (temperamen) dan lingkungan. Macam
sikap yang dimiliki oleh orang dengan gangguan kepribadian diantaranya
implusif, suka berkhayal, suka menyendiri, tidak bisa dikendalikan,
menyakiti diri sendiri, gila kendali dan lain sebagainya.
2. Kondisi fisik,
Kesehatan fisik yang buruk dapat berdampak negatif untuk Kesehatan
mental. Adapun contohnya yakni dengan mengalami kecacatan fisik,
mengidap penyakit, mudah sakit, juga memiliki fisik yang berbeda dengan
orang lain di tempat tersebut akan menurunkan rasa percaya diri dan sulit
bersosialisasi.
3. Perkembangan dan kematangan,
Kedewasaan dalam berpikir, dan bertindak sangat berpengaruh dalam
membentuk karakter individu sehingga dapat menyelesaikan problematika
hidup dengan baik. Anak kecil akan lebih mudah menangis daripada orang
dewasa. Anak-anak akan fokus dalam bermain daripada bekerja.
Begitupun orang dengan mental yang belum siap akan selalu merasa
terpojok dan sukar menemukan solusi.
4. Kondisi psikologis,
Kondisi psikologis yang stabil akan memunculkan emosi yang stabil dan
terkendali sehingga lebih mampu menyikapi suatu masalah. Orang dengan
psikologis yang stabil umumnya tidak mudah marah, tenang, sabar, dan
tidak cepat bertukar mood.
5. Kondisi spiritual
Agama sebagai keyakinan dan Kesehatan jiwa, terletak pada sikap
penyerahan diri seseorang terhadap kekuasaan YME. Sikap tersebut
memberikan rasa optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan
positif seperti bahagia, merasa dicintai dan merasa aman.

6. Cara berfikir
Orang-orang yang memiliki pekerjaan yang memicu stres, seperti dokter
dan pengusaha dan orang yang mengalami kegagalan dalam hidup, seperti
sekolah atau kehidupan kerja akan lebih mudah stress dalam menghadapi
hidup. Namun berbeda halnya jika mereka memiliki kesenangan ataupun
pemikiran yang luas dalam hal itu. Mereka tidak akan mudah stress dan
dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.

Ada pun yang termasuk faktor eksternal antara lain:


1. Keadaan sosial,
Keadaan sosial yang sangat berbeda dari keadaan biasanya dapat
menimbulkan stress pada individu.
2. Ekonomi,
Status ekonomi yang kurang tercukupi dapat menimbulkan stress dan
kurang percaya diri untuk bersosialisasi terhadap sekitarnya, sehingga
menjadi pribadi yang cenderung lebih tertutup.
3. Politik,
Tuntutan kebijakan pemerintah atau peraturan setempat yang dirasa
kurang atau merugikan individu atau masyarakat juga merupakan salah
satu faktor stress yang kerap dijumpai.
4. Keluarga
Hubungan keluarga yang harmonis membuat individu merasa aman dan
dicintai. Sebaliknya, individu dengan keluarga yang kurang harmonis
seperti pada kasus perceraian, kurangnya support system, kurang kasih
sayang dan tuntutan keluarga yang berlebihan dapat menganggu mental
anak khususnya remaja.
5. Lingkungan
Lingkungan yang baik sangat berpengaruh terhadap mental seseorang
dikarenakan suasana yang baik akan meningkatkan mood atau perasaan
hati yang baik pula
6. Teman dekat
persahabatan mempengaruhi mental seseorang dengan senantiasa
memberikan dukungan emosional dan menjadi teman pendengar yang baik
serta pemberi solusi jika ada masalah hidup.
4. Dampak Negatif Gangguan Kesehatan Mental Remaja
a. Remaja menjadi pribadi yang antisosial
Tidak suka berbaur dengan keluarga dan lingkunganya sehingga menjadi
acuh tak acuh dengan sekitarnya.
b.Depresi
Gangguan mood dimana seseorang merasakan kesedihan yang mendalam
dan tidak mampu merasakan kesenangan.
c.Kecemasan berlebih
Munculnya rasa cemas/khawatir yang berlebihan dan tidak terkendali
terhadap berbagai hal dan kondisi.
d.Defisit perhatian
Rasa perhatian menurun mengakibatkan sukar berkonsentrasi pada
kehidupan nyata.
e.Gangguan perilaku
Cenderung memilih relasi yang kurang baik dengan orang tua, mudah
bosan.
f.Fobia social

Sementara secara fisik, efeknya antara lain:


a.Kebiasaan makan yang buruk, sehingga bisa menyebabkan kurang gizi atau
obesitas
b.Kualitas tidur yang buruk sehingga bisa mengganggu prestasi akademik
c. Gangguan pertumbuhan.

5. Cara Mengatasi Gangguan Kesehatan Mental pada Remaja

1. Memperkuat spiritualitas
 Spiritualitas mengandung nilai-nilai yang bersifat rohani, seberti
kejujuran, keindahan, dan kebahagiaan. Beberapa penelitian
menunjukkan spiritualitas memiliki pengaruh terhadap kondisi
kesehatan mental individu. Spiritualitas dan religiusitas mampu
memberikan kekuatan bagi individu yang mengalami emosi negatif
dan keinginan untuk bunuh diri, serta meningkatkan resiliensi
ketika menghadapi tekan hidup (Hodapp & Zwingmann, 2019;
Dangel, 2019; Koenig & Al Shohaib, 2019).
Hal ini dikarenakan spiritualitas mengajarkan bagaimana kita untuk
tetap bersyukur atas segala masalah dan bagi orang yang beriman,
mereka akan percaya bahwa mereka tidak sendiri. Ada Tuhan yang
membantu mereka di segala kondisi sehingga hati menjadi lebih
tenang dan emosi menjadi lebih stabil.
Semua spiritualitas sejatinya mengajarkan hal yang baik, namun
hanya berbeda dengan cara penyampaiannya. Bentuk-bentuk
spiritualitas ini tergantung dengan agama yang dianut. Seperti
Islam yang biasa mengaji dan shalat, Kristen dan Katolik yang
selalu menjalankan ibadah gereja, Hindu, Buddha dan Konghucu
yang selalu sembayang sesuai ajaran agamanya masing-masing.

2. Temukan support system


 Support system adalah individu atau kumpulan individu yang
secara langsung maupun tidak langsung memberi kita dukungan
dan kekuatan untuk bergerak maju dan menjadi individu yang lebih
baik. Yang memberi kita tujuan, kasih sayang, sekaligus perhatian
yang benar-benar kita butuhkan. Mereka adalah keluarga, teman
terdekat, atau orang yang benar-benar kamu percaya yang
senantiasa mendengarkan keluh kesah dan masalahmu. Kenapa
harus support system? Kita adalah individu yang memiliki karakter
yang unik. Setiap dari kita memiliki sikap yang berbeda yang
seringkali tidak semua orang bisa menerima. Kita perlu menjadi
diri kita sendiri, dengan nyaman, tanpa pencitraan, dan tanpa rasa
gengsi sama sekali. Itulah kenapa kita butuh support system.
Karena kita perlu menjadi diri sendiri dimana kita akan merasa
aman dan nyaman sehingga kesehatan mental kita kian stabil dan
baik.
3. Ubah pola pandang terhadap suatu masalah
 Pada dasarnya, hal yang memengaruhi tingkat stres kita adalah
bagaimana cara pandang kita menghadapi masalah. Jika kita
melihatnya hanya dari satu sudut pandang, jelas masalah akan
selalu terlihat salah. Dan selalunya, orang-orang hanya mengeluh
dan mengeluh tanpa memikirkan bagaimana jalan solusinya.
Cobalah untuk memperbanyak ide pemecahan masalah dengan
membuka pengetahuan seluas-luasnya. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan bertanya, membaca, mendengarkan hingga
membantu orang menyelesaikan masalah. Dengan membantu
orang, kita akan sadar betapa bervariasinya masalah di dunia ini.
Kita akan merasa lebih bersyukur dan menghargai usaha kita
sendiri. Ubahlah pikiran menjadi pikiran yang positif, katakan
kepada diri sendiri kata-kata yang positif dan apresiasilah dirimu
sendiri.
4. Cari aktivitas yang baik dan menyenangkan
 Carilah aktivitas yang baik dan menyenangkan sesuai hobby.
Misalnya berenang, memasak, melukis ataupun menulis. Apapun
itu harus tidak menyakiti siapapun dan yang membuat hatimu lebih
ringan. Dengan menyempatkan waktu untuk melakukan hal yang
disenangi, otak akan menjadi lebih rileks dan bahagia sehingga
tidak terlalu tegang jika dihadapkan dengan permasalahan. Selain
itu dapat dilakukan juga dengan mengikuti komunitas yang positif.
Orang-orang dengan pembawaan yang positif juga akan
memengaruhi kita agar menjadi pribadi yang positif. Berkumpul
dan bergaul dengan mereka adalah kesempatan kita untuk belajar
hal hal baru yang mungkin tidak terpikan oleh kita.
5. Challenge meninggalkan kebiasaan yang buruk
 Benih yang bagus akan menghasilkan hasil yang bagus pula, begitu
pula sebaliknya. Bagaimanapun kondisi kits jika sudah menyadari
bahwa ada yang salah dengan diri kita, pelan-pelan kita harus
belajar melepaskannya. Sikap buruk jika tidak segera dihilangkan
akan menjadi semakin dalam. Seperti halnya noda bekas pakaian
jika langsung dicuci akan mudah hilang. Namun jika dibiarkan
lama pasti akan membekas. Tidak mudah untuk meninggalkan
kebiasaan yang terlanjur lama kita perbuat. Jadi hargailah waktu
dan perbaikilah sikapmu dari mulai dari sekarang.
6. Apresiasi diri sendiri
 Ketika kita mengapresiasi diri sendiri, kita selalu berusaha berpikir
positif dan mengabaikan hal-hal negatif yang mempengaruhi hidup
kita sekaligus mampu menghalau rasa stres pada diri
sendiri. Ketika kita telah menghargai diri kita, sudah terbukti
bahwasanya kita tidak terlalu mengharapkan apresiasi dari orang
lain. Andai pun ada orang lain yang memberikan apresiasi terhadap
usaha kita anggaplah itu hanya bonus semata. Diri kita adalah aset
untuk kita. Ia dapat menjadi teman keluarga maupun musuh dalam
dirimu. Semua itu tergantung bagaimana mindsetmu
membentuknya. Jika kamu selalu berfikir buruk tentang dirimu,
maka jiwamu hanya akan memikirkan hal-hal buruk yang mungkin
hanya bisa menjadi mimpi buruk bagimu. Namun jika kamu selalu
bersyukur dan memikirkan hal-hal positif, maka pikiranmu akan
senantiasa mendukung dan mencarikan solusi untukmu.

6. Cara pencegahan gangguan kesehatan mental pada remaja

 Jangan terlalu keras terhadap diri sendiri


Dirimu sangatlah berharga. Kamu mempunyai satu tubuh dan satu
jiwa yang perlu kamu jaga dengan baik. Jangan berfikir dan
berusaha terlalu keras apalagi sampai menyakiti dirimu sendiri.
Bahkan momen paling sedihpun akan berlalu, begitu pula momen
terbahagia tak akan bertahan selamanya.
 Jangan berusaha untuk menyenangkan semua orang.
Setiap diri kita memiliki pemikiran yang berbeda, karena kita
tumbuh di lingkungan dan cara yang berbeda. Begitupun persepsi
benar salah kita. Apapun yang terlihat salah di mata kita, belum
tentu salah dimata orang lain, begitupun sebaliknya. Kamu adalah
dirimu dengan keyakinanmu, tidak perlu membenarkan dan
menyenangkan semua orang. Hanya kamu yang tahu kondisi
dirimu, dan hanya kamu yang berhak mengatur hidupmu.
Menyenangkan semua orang adalah hal rumit yang tidak ada
ujungnya
 Jangan takut mengatakan “tidak”.
Jika kamu selalu mengiyakan semua permintaan orang lain maka
kamu melupakan kebahagiaan diri sendiri. Utamakan kebahagiaan
dirimu diatas kebahagiaan orang lain, karena jika bukan diri sendiri
siapa yang akan memperhatikan kebahagiaan kita.
 Bersikap bodo amat untuk hal yang bukan urusan kita.
Sibukkanlah diri agar tidak ada waktu untuk bersedih, bodo
amatlah terhadap urusan orang lain dan jangan mencari tau hal hal
yang tidak perlu kita tahu agar perasaan tidak mudah merasa
kecewa
 Cintai diri sendiri
Menerima segala ketidaksempurnaan yang ada pada diri kita.
Memaafkan diri sendiri atas kesalahan yang telah dilakukan dan
fokus dalam hal yang dapat membuat tumbuh menjadi versi terbaik
dari diri kamu.
 Yakin dan percaya pada diri sendiri
Percaya terhadap diri sendiri itu perlu, kamu harus yakin bahwa
kamu mampu mengatasinya, dengan begitu alam bawah sadarmu
akan
 Luapkan perasaan melalui karya dan alihkan dengan aktivitas
positif
Membuat karya seni atau curhat dengan orang lain, lakukan
pekerjaan rumah yang menyenangkan, menonton film, membaca
novel dan banyak hal lainnya.
 Spiritual di tingkatkan dengan menghadirkan Tuhan di dalam hati.

Anda mungkin juga menyukai