Gangguan mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya dapat
merusak interaksi atau hubungan dengan orang lain, namun juga dapat menurunkan prestasi di
sekolah dan produktivitas kerja. Masa remaja merupakan periode yang rentan terhadap tekanan
dari berbagai aspek kehidupan, terutama konteks pendidikan.
Tingkat stres, tekanan akademik, dan tantangan sosial yang dihadapi remaja saat ini telah
menunjukkan korelasi yang signifikan dengan kondisi kesehatan mental mereka.
Rumusan Masalah Tujuan Penulisan
Mengetahui prevalensi gangguan
Bagaimana prevalensi gangguan
kesehatan mental remaja di
kesehatan mental remaja di
Indonesia.
Indonesia?
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
Apa faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan mental
mempengaruhi kesehatan mental
remaja dalam pencapaian
remaja?
produktivitas belajar.
Bagaimana strategi yang dapat
Menyusun strategi yang dapat
diterapkan untuk meningkatkan
diterapkan untuk meningkatkan
kesehatan mental remaja guna
kesehatan mental remaja guna
mendukung produktivitas belajar
mendukung produktivitas belajar
mereka?
mereka.
Batasan Masalah
Fokus pada remaja usia sekolah menengah atas (SMA) dalam rentang usia 15- 18
tahun.
Penelitian tidak akan membahas lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berkaitan
dengan kondisi kesehatan mental yang bersifat genetik atau medis yang mendasari
gangguan kesehatan mental.
Manfaat Penulisan
1. Manfaat umum:
Menyediakan pemahaman yang lebih mendalam mengenai
pentingnya Kesehatan mental remaja dalam konteks Pendidikan
E. Prosedur Kerja
1. Persiapan Angket
2. Persiapan dan Pengenalan Responden
3. Pengisian Angket
4. Pengumpulan Data
5. Analisis Data
6. Interpretasi Hasil
Gangguan kesehatan mental atau merupakan masalah kejiwaan yang rentan terjadi pada remaja.
Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional
yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai
sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.
Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik,
perundungan (bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.
Hasil Penelitian
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja
Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja sangat beragam. Lingkungan keluarga, termasuk
konflik antara orang tua dan kurangnya dukungan emosional, serta lingkungan yang tidak mendukung, dapat
meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental pada remaja. Selain itu, tekanan akademik yang berlebihan juga
menjadi faktor yang signifikan, terutama jika tidak diimbangi dengan waktu istirahat yang cukup dan kegiatan
ekstrakurikuler. Hubungan sosial yang kurang baik atau kurangnya dukungan dari teman-teman dan keluarga juga
dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja. Pola tidur yang tidak teratur juga dapat menyebabkan
gangguan tidur dan mengganggu keseimbangan kesehatan mental. Namun, penelitian ini tidak memasukkan
faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi kesehatan mental yang bersifat genetik atau medis yang mendasari
gangguan kesehatan mental.
Hasil Penelitian
3. Strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja
Pertama, adalah dengan menyuarakan hal positif pada diri sendiri. Selanjutnya, menuliskan hal-hal yang patut
disyukuri juga dapat membantu. Fokus pada satu hal pada satu waktu juga merupakan strategi efektif. Gaya makan
yang sehat dan bergizi juga merupakan faktor penting. Nutrisi yang baik sangat berperan dalam kesehatan mental,
sehingga remaja disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan karbohidrat, protein, serta buah-buahan
dan sayuran. Terbuka pada seseorang juga merupakan strategi yang efektif, karena berbicara dengan seseorang yang
dipercaya dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan suasana hati. Terakhir, istirahat dan tidur dengan
cukup sangat penting. Istirahat yang cukup dan tidur pada waktu yang teratur dapat membantu mengurangi stres dan
meningkatkan kesehatan mental secara keseluruhan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, remaja dapat meningkatkan kesehatan mental mereka dan mengatasi
berbagai tantangan yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Pembahasan
1. Prevalensi gangguan kesehatan mental remaja di Indonesia
Data tersebut menggambarkan betapa seriusnya masalah gangguan kesehatan mental, terutama depresi, di
kalangan remaja di Indonesia. Dari hasil penelitian, terlihat bahwa prevalensi gangguan mental emosional,
termasuk depresi dan kecemasan, cukup tinggi, mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau
sekitar 11 juta orang. Di usia remaja (15-24 tahun), persentase depresi bahkan sedikit lebih tinggi, yakni
mencapai 6,2%.
Fakta bahwa depresi sering kali berujung pada perilaku menyakiti diri sendiri hingga bunuh diri menjadi
perhatian serius. Diperkirakan 80-90% kasus bunuh diri disebabkan oleh depresi dan kecemasan. Angka kasus
bunuh diri di Indonesia yang mencapai 10.000 setiap tahunnya, atau setara dengan satu kasus bunuh diri setiap
jam, juga mencerminkan urgensi penanganan masalah ini. Data diatas juga menunjukkan bahwa pemikiran
bunuh diri tidaklah jarang di kalangan siswa dan mahasiswa di Indonesia. Dari sudut pandang kesehatan
mental, ini adalah peringatan bahwa masalah ini tidak hanya mengancam fisik, tetapi juga psikologis dan
emosional individu.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental remaja
Dari hasil penelitian di atas penulis membuat angket pernyatan dan memberikan kepada 15 responden dan
mendapatkan hasil bahwa 41,34% setuju, 47,33% netral, 11,33% tidak setuju dengan pernyataan yang di
tuangkan penulis tentang mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, lingkungan sekolah maupun
lingkungan keluarga yang baik, akan mendukung seorang remaja untuk mempunyai mental yang sehat.
3. Strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kesehatan mental remaja
Strategi pertama yang disoroti adalah mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif. Penelitian menunjukkan
bahwa cara seseorang memandang diri dan hidupnya memiliki dampak besar pada kesejahteraan mental. Selanjutnya,
penting bagi remaja untuk memperhatikan fokus dan kesadaran saat melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan melatih
diri untuk fokus pada satu hal pada satu waktu, mereka dapat menghindari overthinking dan mengelola emosi negatif
yang mungkin timbul dari pengalaman masa lalu. Hal ini membantu dalam mengatasi stres dan meningkatkan
produktivitas.
Konsumsi makanan bergizi dan istirahat yang cukup memiliki dampak positif pada kesehatan mental remaja.
Makanan yang sehat dapat memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh otak dan tubuh, sementara istirahat yang
cukup membantu dalam mengatasi kelelahan dan meningkatkan energi. pembahasan menyoroti pentingnya
program-program pendidikan yang mempromosikan kesehatan mental, serta dukungan dari keluarga, sekolah, dan
komunitas. Lingkungan yang mendukung pertumbuhan emosional dan akademik remaja dapat membantu mereka
dalam mengembangkan keterampilan sosial, mengelola stres, dan meningkatkan kesejahteraan mental secara
keseluruhan.
Kesimpulan
1. Prevalensi gangguan kesehatan mental, khususnya depresi, pada remaja di Indonesia cukup tinggi. Data Riskedas
menunjukkan bahwa sekitar 6,1% dari penduduk Indonesia berusia 15 tahun ke atas mengalami gangguan
kesehatan mental. Persentase depresi pada remaja (usia 15-24 tahun) bahkan mencapai 6,2%.
2. Faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan mental remaja meliputi lingkungan keluarga yang konflik, kurangnya
dukungan emosional, tekanan akademik yang berlebihan, dukungan sosial yang kurang dan pola tidur yang tidak
teratur.
3. Strategi untuk meningkatkan kesehatan mental remaja guna mendukung produktivitas belajar mereka mencakup
beberapa pendekatan praktis. Pertama, adalah mengubah pola pikir menjadi lebih positif dengan mengucapkan
kata-kata penyemangat pada diri sendiri dan merenungkan hal-hal yang patut disyukuri. Selanjutnya, penting untuk
memperhatikan fokus dan kesadaran saat belajar, dan fokus pada satu tugas pada satu waktu. Olahraga teratur juga
penting untuk mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati, sehingga memperbaiki produktivitas belajar.
Selain itu, asupan makanan bergizi dan istirahat yang cukup berperan dalam memelihara kesehatan mental dan
meningkatkan konsentrasi belajar. Terakhir, membuka diri pada orang lain untuk mendapatkan dukungan sosial dan
berbicara dengan orang yang dipercaya dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kesejahteraan mental,
yang pada gilirannya akan mendukung produktivitas belajar remaja secara keseluruhan.
Saran
Dilampirkan beberapa
foto responden yang
sedang mengisi angket
Daftar Pustaka
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA