Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS PERAN KELUARGA, LINGKUNGAN SEKOLAH, DALAM

MEWUJUDKAN YOUTH MENTAL HEALTH DI INDONESIA

DIUSULKAN OLEH :

KASI ESELONIRMALA WARUWU

SMA N.1 AFULU

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa yang maha pengasih dan penyayang,
karena berkat dan Rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada
waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Marni Kabu S.Pd selaku Guru Bahasa
Indonesia dan teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga
karyatulis ilmiah dengan judul “ ANALISIS PERAN KELUARGA, LINGKUNGAN
SEKOLAH DALAM YOUTH MENTAL HEALTH DI INDONESIA “ ini bisa disusun dengan
baik dan rapi.

Selain itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kesenjangan baik dalam
struktur kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga berharap karya
ilmiah ini dapat memberikan gambaran tentang kondisi kesehatan anak muda.

Afulu, 24 Februari 2023

Penulis

ii
ABSTRAK
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS), satu dari
tiga remaja berusia 10 hingga 17 tahun di Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental
dalam 12 bulan terakhir. Angka itu setara dengan 15,5 juta remaja di tanah air. Sebanyak 1 dari
20 anak muda berusia antara 10 dan 17 tahun di Indonesia juga memiliki masalah kesehatan
mental. Angka tersebut setara dengan 2,45 juta remaja di Indonesia. Sebesar 3,7%, gangguan
kecemasan adalah gangguan mental yang paling umum terjadi pada orang muda. Gangguan
mental ini merupakan kombinasi dari fobia sosial dan gangguan kecemasan umum. Posisinya
diikuti oleh 1 persen gangguan depresi mayor. Masalah kesehatan jiwa terbanyak kedua adalah
gangguan perilaku sebesar 0,9 persen. Kemudian 0,5% remaja menderita gangguan stres
pascatrauma (PTSD). Persentase serupa dialami oleh remaja dengan Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD). Remaja membuat kesalahan salah satu periode terpenting
dalam perkembangan kehidupan batin manusia pada titik ini semuanya aman ingin
melewatkannya tenang dan bahagia, tetapi anda masih bisa melihatnya bahwa kondisinya tidak
mudah dijangkau karena ada begitu banyak masalah yang muncul remaja ini. Satu masalah
pada masa remaja adalah awal dari depresi dapat memiliki beberapa penyebab faktor seperti
rasio orang tua yang memalukan pengalaman masa kecil trauma dan cacat hubungan dengan
teman sebaya (Santock, 2003).

“Kata Kunci” : Youth Mental Health, peran keluarga/orang tua, peran lingkungan sekolah
dalam Youth Mental Health.

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan mental mengacu pada kesehatan mental dan kesehatan perasaan individu.
World Association on Mental Health 1948 menyatakan bahwa kesehatan mental adalah
kondisi yang menghasilkan nilai dan tujuan perkembangan individu, terutama emosional,
fisik atau intelektual. Kesehatan mental penting dalam kehidupan seseorang, bersama
dengan kesehatan mental sehat, maka seseorang sebagai makhluk hidup dapat melakukan
aktivitas dengan nyaman. Keadaan pikiran yang sehat membantu seseorang untuk
berkembang ke arah yang lebih baik di masa depan. Meskipun masalah kesehatan mental
didefinisikan sebagai kecacatan seseorang adaptasi kontrak dan kondisi lingkungan karena
beberapa pembatasan. Keluarga adalah sistem sosial yang memenuhi kebutuhan manusia
memberikan kenyamanan, keamanan dan perekonomian yang aman bagi para anggotanya,
kebutuhan material, mental, fisik, emosional dan spiritual. Keluarga menjadi perlindungan,
itu menyampaikan keamanan dan cinta. Ketika fungsi-fungsi keluarga di atas tidak
berjalan, berbagai masalah kesehatan jiwa mulai dialami oleh seluruh anggota keluarga di
rumah, baik anak maupun orang tuanya. Sekolah juga memainkan peran penting dalam
perkembangan intelektual dan emosional siswa mereka. Pembinaan karakter pada anak usia
dini di lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk perkembangan individu. Selain
lingkungan keluarga, sekolah berperan penting dalam mendukung individu anak agar dapat
berkembang sesuai dengan usia dan perkembangannya. Berdasarkan uraian tersebut,
lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa remaja,
namun hanya sedikit menurut penelitian, seperti peran keluarga dan lingkungan sekolah
mendukung dan merawat kesehatan mental kaum muda.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana dengan kesehatan mental anak muda di Indonesia?


2. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap masalah kesehatan mental pada remaja?
3. Peran keluarga dalam mengatasi gangguan kesehatan jiwa pada remaja?
4. Peran sekolah dalam mempromosikan kesehatan mental kaum muda?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kesehatan jiwa remaja


2. Untuk mengetahui permasalahan kesehatan jiwa remaja
3. Untuk mengetahui peran lingkungan, keluarga dan sekolah dalam penyelesaian
masalah kesehatan jiwa remaja di Indonesia.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Remaja

Remaja membuat kesalahan salah satu periode terpenting dalam perkembangan


kehidupan batin manusia pada titik ini semuanya aman ingin melewatkannya tenang dan
bahagia, tetapi anda masih bisa melihatnya bahwa kondisinya tidak mudah dijangkau karena
ada begitu banyak masalah yang muncul remaja ini. Satu masalah pada masa remaja adalah
awal dari depresi dapat memiliki beberapa penyebab faktor seperti rasio orang tua yang
memalukan pengalaman masa kecil trauma dan cacat hubungan dengan teman sebaya
(Santock, 2003). Saat pubertas atau Transisi dari masa kanak-kanak ke panggung orang dewasa
sudah kenyang masalah pembangunan itu aneh, aneh bagi orang tua dan peduli pada kaum
muda(Hidayat, 2013: 47). Beberapa Faktor keluarga, sekolah, dan teman bermain dianggap
formalitas pikiran seorang anak. Banyak ahli percaya keluarga bermasalah ini adalah alasan
utama ketika masalah muncul Emosi pada anak-anak yang bisa mengarah pada masalah sosial
jangka panjang (segel & Bahasa Welsh, 2011). Orang tua yang untuk mengabaikan atau tidak
memenuhi kebutuhan anak-anak baik itu menjadi lebih baik risiko keterlibatan anak perilaku
sosial yang tidak dapat diterima diterima sebagai agresi dan masalah perilaku eksternalisasi
lainnya (Verlan & Schwartzmann, 2002). terlibat dalam kenakalan remaja biasanya tidak ada
memperkuat perilaku positif seorang anak pada usia dini. Segera Orang tua tidak terlibat positif
untuk terhadap perkembangan anak untuk tumbuh Seringkali anak-anak bahkan diperlakukan
kekerasan di rumah. kekerasan teoretis karena anak-anak bisa didefinisikan sebagai peristiwa
fisik, mental atau cedera biasanya seksual dibuat oleh mereka yang adalah sebuah tanggung
jawab Perlindungan anak. untuk melakukan cedera sebagai pemberitahuan kehilangan dan
bahaya kesehatan dan perlindungan anak (Gelles Suyanto & Hariadi, 2002). Faktor kepribadian
yang baik dan faktor lingkungan memiliki dua peran bernama seperti perlindungan dan pemicu
perilaku berisiko berisiko Remaja. lingkungan keluarga bagian apa memiliki faktor lingkungan
menjadi faktor pelindung sekalipun Keluarga bisa jatuh risiko anak terlibat dalam perilaku

4
tersebut di sisi lain terdistorsi keluarga yang melakukannya pelecehan anak menjadi pemicu
partisipasi anak dalam kegiatan tersebut Kejahatan (Nindya & R., 2012).

2.2 Peran Keluarga/ Orang Tua

Keluarga adalah yang bertanggung jawab dalam perkembangan sosial anak. Karena
pada hakekatnya, keluargalah wadah pembentukan masing-masing anggotanya terutama anak
remaja yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya, selain itu peranan
keluarga adalah memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun psikis. Sedangkan
kesehatan mental merupakan kondisi dimana individu terbebas dari segala bentuk gejala-gejala
gangguan mental. Individu yang sehat secara mental dapat berfungsi secara normal dalam
menjalankan hidupnya khususnya saat menyesuaikan diri untuk menghadapi masalah-masalah
yang akan ditemui sepanjang hidup.

2.3 Peran Lingkungan Sekolah

Sekolah mempunyai peran penting dalam kesehatan mental anak, guru sebagai
pendidik memiliki peran bantuan dan dorongan terhadap anak-anak remaja dalam kondisi
apapun yang mereka hadapi. Selain itu harus menjadi teladan atau sebagai panutan sekaligus
motivator bagi anak-anak agar kesehatan mental mereka tetap terjaga serta dibarengi dengan
bimbingan, pengetahuan, keterampilan pada siswanya.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode studi literatur. Studi literatur
adalah kegiatan yang melakukan studi atau mencari referensi di perpustakaan dengan membaca
literatur yang berkaitan dengan karya tulis ilmiah ini. Menggunakan jenis data kualitatif dengan
sumber data sekunder dari jurnal, artikel ilmiah, website resmi, dan catatan pemerintah yang
didapatkan melalui internet. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dari data yang
dikumpulkan melalui studi dokumen dan studi literatur. Jenis referensi utama yang digunakan
adalah website resmi. Metode pengolahan data menggunakan analisis fishbone (Ishikawa,
1968), analisis pemangku kepentingan Penta Helix (Oxstrom, 2010) serta The House Model (
Horovitz dan Ohlsson-Corboz, 2007).

6
BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.1.1 Kesehatan Mental Remaja

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Mental Remaja Nasional Indonesia (I-NAMHS),


satu dari tiga remaja berusia 10 hingga 17 tahun di Indonesia mengalami gangguan
kesehatan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka itu setara dengan 15,5 juta remaja di
tanah air. Sebanyak 1 dari 20 anak muda berusia antara 10 dan 17 tahun di Indonesia juga
memiliki masalah kesehatan mental. Angka tersebut setara dengan 2,45 juta remaja di
Indonesia. Sebesar 3,7%, gangguan kecemasan adalah gangguan mental yang paling umum
terjadi pada orang muda. Gangguan mental ini merupakan kombinasi dari fobia sosial dan
gangguan kecemasan umum. Posisinya diikuti oleh 1 persen gangguan depresi mayor.
Masalah kesehatan jiwa terbanyak kedua adalah gangguan perilaku sebesar 0,9 persen.
Kemudian 0,5% remaja menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD). Persentase serupa
dialami oleh remaja dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Meskipun akses ke berbagai layanan kesehatan telah meningkat, hanya sebagian kecil
kaum muda yang mencari bantuan profesional untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa.
Bagiannya adalah 2,6% dalam 12 bulan terakhir. Studi tersebut juga mengumpulkan
informasi tentang dampak tindakan jarak sosial terhadap kesehatan mental anak muda
selama pandemi Covid-19. Akibatnya, hingga satu dari 20 remaja merasa lebih tertekan,
cemas, kesepian, dan sulit berkonsentrasi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

4.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Kesehatan Mental Pada Remaja

Banyak hal yang terjadi pada anak sebelum pubertas, salah satunya adalah perubahan
akibat fluktuasi hormonal. Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan

7
pada remaja, mulai dari perubahan kondisi fisik dan rasa tidak enak badan hingga gejala
gangguan jiwa. Berikut hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan jiwa pada remaja:

1. Pengalaman traumatis
Anak-anak yang pernah mengalami pengalaman traumatik seperti bencana
alam, bullying, kekerasan fisik atau kekerasan seksual dapat mengalami gangguan jiwa.
2. Proses pengembangan
Perubahan hormonal dan perkembangan otak pada masa remaja juga dapat
menyebabkan gangguan jiwa. Ketika semua sistem saraf tidak berkembang secara
optimal, kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mengalami perubahan dalam
berpikir, suasana hati, dan perilaku.
3. Lingkungan
Kondisi lingkungan menjadi salah satu hal yang dapat mempengaruhi kesehatan
mental remaja. Pencemaran lingkungan juga bisa menjadi penyebab masalah psikologis
pada remaja. Tekanan sekolah atau sosial untuk tampil di masa remaja sering
menyebabkan masalah psikologis.
4. Faktor Genetik
Gangguan mental genetik juga bisa terjadi pada orang muda. Jika anak muda
memiliki riwayat keluarga dengan masalah kesehatan mental, kemungkinan besar anak
muda akan mengalami hal yang sama.

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Peran keluarga/ Orang Tua Dalam Kesehatan Mental Remaja

Sangat mudah bagi orang tua untuk mengidentifikasi kebutuhan fisik anak mereka.
Mulailah dengan makanan bergizi, pakaian hangat saat cuaca dingin, dan tidur pada jam
yang wajar. Namun, kebutuhan mental dan emosional anak belum tentu begitu jelas. Tetapi
kesehatan mental anak-anak juga memainkan peran penting. Ketika kesehatan mental anak
dalam kondisi baik, anak dapat berpikir jernih, berkembang secara sosial, dan mempelajari
keterampilan baru. Selain itu, kebersamaan dengan anak-anak dan kata-kata penyemangat
dari orang dewasa penting bagi anak-anak untuk mengembangkan kepercayaan diri, harga
diri yang tinggi, dan pandangan hidup emosional yang sehat. Semua anggota keluarga dapat
melakukan sejumlah hal untuk membantu menjaga kesehatan mental anak. Beberapa dari
mereka adalah:

8
1. Tunjukkan kesopanan kepada anak-anak
Dengan mendorong anak-anak dengan langkah pertama atau kemampuan
mereka untuk mempelajari permainan baru, mereka dapat mengembangkan keinginan
untuk mengeksplorasi dan belajar dari lingkungannya. Biarkan anak-anak bereksplorasi
dan bermain di tempat yang aman. Yakinkan mereka dengan sering tersenyum dan
berbicara dengan mereka. Berpartisipasi aktif dalam salah satu kegiatan mereka.
Perhatian keluarga membantu membangun kepercayaan diri dan harga diri anak.
2. Tetapkan tujuan yang realistis
Anak kecil membutuhkan tujuan realistis yang sesuai dengan tujuan dan
kemampuan mereka. Dengan bantuan keluarga, anak yang lebih besar dapat memilih
aktivitas yang akan menguji kemampuan mereka dan membangun rasa percaya diri
mereka.
3. Jujur
Jangan sembunyikan kesalahan keluarga Anda dari anak-anak Anda. Penting
bagi mereka untuk mengetahui bahwa setiap orang membuat kesalahan. Mengetahui
bahwa orang dewasa tidak sempurna dapat membantu mereka memahami kehidupan.
4. Hindari komentar sarkastik
Jika anak Anda kalah dalam permainan atau gagal dalam ujian, cari tahu
bagaimana perasaan mereka tentang situasi tersebut. Anak-anak dapat mengalami
depresi dan membutuhkan obrolan ringan. Kemudian ketika mereka siap, bicaralah
dengan mereka. Menerima kegagalan atau kekalahan adalah salah satu cara terbaik
untuk memperkuat kesehatan mental anak.
5. Dorong anak
Selain mendorong anak untuk melakukan yang terbaik, ajak mereka untuk
menikmati prosesnya. Mencoba aktivitas baru mengajarkan anak-anak kerja tim, harga
diri, dan keterampilan baru.

Ada banyak cara untuk membantu anak mencapai kesehatan mental yang baik.
Berbagi keprihatinan dengan psikolog adalah salah satunya. Bicaralah dengan psikolog
atau dokter anak jika anak tersebut telah menunjukkan perilaku yang tidak biasa untuk
sementara waktu, atau jika perilaku tersebut mengganggu kemampuan anak untuk
berfungsi, belajar atau bahkan beristirahat. Pada saat yang sama, ada juga tanda-tanda
gangguan jiwa pada anak yang mungkin menunjukkan bahwa anak tersebut membutuhkan
bantuan atau evaluasi profesional. Prestasi sekolah yang terganggu. Nilai buruk meskipun

9
belajar Kekhawatiran atau kecemasan Penolakan berulang kali untuk pergi ke sekolah atau
berpartisipasi dalam kegiatan masa kanak-kanak Hiperaktif atau gelisah Mimpi buruk
terus-menerus. Ketidaktaatan atau agresi yang konstan. rongseng. depresi, sedih atau lekas
marah.

4.2.2 Peran Lingkungan Sekolah Dalam Kesehatan Mental Remaja

Sekolah sebagai tempat dan pusat untuk mencari ilmu pengetahuan, informasi,
teknologi, pergaulan, visi, dll. adalah cara yang baik untuk mendidik siswa secara mental
dan fisik. Karakter dan juga contoh kemandirian dalam cara berpikir sendiri. Peran sekolah
dalam pembinaan budi pekerti dan akhlak menjadi dasar untuk membentuk generasi yang
tidak hanya produktif, tetapi juga mampu melahirkan generasi yang sehat, kuat, dan
spritual. Berikut penjelasan peran sekolah dalam kaitannya dengan kesehatan mental siswa
yang dapat diidentifikasi dengan Peran sekolah dalam konseling atau membimbing guru.
Wujud aktif sekolah kepada siswanya dapat melalui penyuluhan atau konseling terhadap
siswa khususnya yang bermasalah. Misalnya, ketika siswa mengalami masalah kenakalan
remaja seperti membolos, tawuran, dll, mereka negatif. Peran kepala sekolah adalah
memberikan pencerahan berupa motivasi, pencari solusi, penggerak spiritual positif dll.
Hal ini bertujuan agar siswa merasa diperhatikan, didukung dan juga

10
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesehatan mental remaja (youth mental health adalah kondisi kesehatan yang
memengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, suasana hati, atau kombinasi dari semuanya.
Kondisi ini dapat terjadi secara sporadis atau berlangsung lama. Anak muda rentan terhadap
gangguan kesehatan jiwa maka dari itu keluarga dan sekolah berperan sangat penting dalam
mengatasi dan mengobatinya. Jika hal ini tidak segera ditangani, maka kehidupan remaja
tersebut tidak akan baik, nyaman dan bahagia karena terus menerus dilanda ketakutan dan
kesengsaraan. dipahami.

5.2 Saran

Peran keluarga atau orang tua, lingkungan sekolah dalam mewujudkan Youth Mental
Health di Indonesia, maka penulis mengharapkan agar kesehatan mental remaja di
Indonesia lebih diperhatikan untuk terwujudnya karakter generasi emas di tahun yang
akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yafi Sabila Rosyad, (2021). Dampak pandemi covid-19 terhadap kesehatan mental orang tua

Dan anak, jurnal Ilmiah kesehatan keperawatan 17 (1),41-47.

Rr Dina kusuma wahdhani, (2017). Peran kesehatan mental bagi guru dalam proses belajar

Mengajar di sekolah, prosiding seminar nasional pendidikan FKIP (2).

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/362/mengenal-pentingnya-kesehatan-mental-pada-
remaja.

https://www.ugm.ac.id/berita/23086-hasil-survei-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-
memiliki-masalah-kesehatan-mental.

12

Anda mungkin juga menyukai