Oleh :
Della Sisca Serlina
NIM 220101117
Kelas C
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
“Kesehatan Mental pada Remaja” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Triska Purnamalia, M. Pd.
Selain itu, penulisan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dalam
mengetahui bahaya dari Kesehatan mental dan bagaimana cara mengatasinya untuk
para remaja.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Triska Purnamalia, M. Pd, selaku
dosen prodi Farmasi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
Stifi Bhakti Pertiwi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
ii
Stifi Bhakti Pertiwi
BAB I
PENDAHULUAN
Anak dan remaja merupakan generasi penerus suatu bangsa. Dampak dari
dasarnya, remaja merupakan fase perkembangan akhir dari fase anak. Anak dan
remaja sebagai generasi penerus menghadapi tantangan pada era modern saat ini.
diri tersebut salah satunya adalah agama (Takhfa Lubis et al., 2019).
fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa; berlangsung antara
usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri pada masa remaja awal (10-14 tahun),
masa remaja, (14- 17 tahun). Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan biologis,
psikologis, maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih
cepat dari proses pematangan kejiwaan (Psikososial) (Indarjo, 2009). Salah satu
bentuk perilaku negatif yang terjadi dikalangan remaja adalah bullying, kasus
bullying terus meningkat pada masa remaja. Bullying perlu mendapatkan perhatian
khusus dari semua kalangan masyarakat, hal ini dikarenakan sebagian besar
3
Stifi Bhakti Pertiwi
4
mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas sebagai mahluk hidup.
Kondisi mental yang sehat akan membantu perkembangan seseorang kearah yang
lebih baik dimasa mendatang (Vania Larissa, 2020). Kesehatan mental adalah
mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu
dialami remaja cukup tinggi. Data survei yang dilakukan National Adoles Health
Information Center NAHIC (2005) menunjukkan bahwa remaja dan dewasa muda
pada usia 10-24 tahun baik pria maupun wanita pernah melakukan rawat jalan
gangguan kesehatan mental, sebesar 1,9 juta pria melakukan rawat jalan kesehatan
mental sedangkan wanita sebesar 1,6 juta jiwa. Survei Riset Kesehatan Dasar
tertinggi masalah kesehatan mental remaja terjadi pada usia 17 hingga 18 tahun.
NIMH (2019) juga menemukan bahwa bunuh diri di Amerika Serikat untuk
individu berusia antara 15 hingga 24 tahun memiliki prevalensi 220 / 100.000 (Ivey,
2020). WHO melaporkan bahwa 450 juta orang di seluruh dunia memiliki
gangguan kesehatan mental, dengan prevalensi 20% kejadian terjadi pada anakanak
survei Global Health Data Exchange 2017, ada 27,3 juta orang di Indonesia
negara ini mengidap gangguan kesehatan jiwa. Untuk data kesehatan mental remaja
gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk remaja
prevalensi gangguan mental emosional dengan gejala depresi dan kecemasan untuk
remaja berumur > 15 tahun. Sedangkan untuk prevalensi gangguan jiwa berat
seperti skizofrenia pada 2013 mencapai 1,2 per seribu orang penduduk. Buruknya
kesehatan jiwa remaja dapat terjadi karena beberapa alasan seperti kurang
pengetahuan atau kesadaran tentang kesehatan jiwa diantara tenaga kesehatan, atau
Kesehatan mental seseorang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal, yang termasuk faktor internal antara lain kepribadian kondidsi
menghadapi problem hidup. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain:
masyarakat, maupaun lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan membahas mengenai kesehatan mental dan segala sesuatu yang terkait
remaja?
1.3 Tujuan
mental.
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil makalah ini dapat digunakan untuk menambah kajian teoritis terkait
kesehatan mental pada remaja baik untuk masyarakat secara umum dan
2. Manfaat Praktis
PEMBAHASAN
pengertian dari sehat itu sendiri. Sehat menurut World Health Organization (WHO)
adalah: A state of complete physical, mental and social well-being and not merely
mental, dan sosial yang lengkap sejahtera dan tidak semata-mata karena tidak
kesehatan mental merupakan bagian dari kesehatan. Kesehatan mental juga sangat
of well-being in which the individual realizes his or her own abilities, can cope with
normal stresses of life, can work productively and fruitfully, and is able to make a
yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki
kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam
7
Stifi Bhakti Pertiwi
8
kondisi yang seimbang antara diri sendiri, orang lain dan lingkungan membantu
(WHO, 2017).
Ruang lingkup kesehatan mental nyatanya sangat luas dimana lingkungan ini
Peran keluarga dalam pendidikan anak sangat besar hal inipun berlaku untuk
kesehatan mental nya. Dimana pasangan suami istri ditantang untuk bisa mengelola
pasangan suami istri inilah yang memang memiliki pondasi agar kehidupan
kedepan berjalan baik. Jika keadaan pasangan baik maka akan berfungsi untuk
sekolah tidak hanya berdiri dari guru saja sugesti bahwa perkembangan kesehatan
mental perserta didik ataupun ketika anak menjadi siswa akan dipengaruhi oleh
iklim sosio emosional di sekolah. Ada juga yang berpendapat bahwa dimana ketika
kesehatan mental yang baik maka akan tertular kepada semua angota sekolah.
karena hal tersebut menjelaskan betapa pentingnya kesehatan mental. Pimpinan dan
para guru berkerja dengan baik dan kombinasi untuk dapat menciptakan iklim
kehidupan sekolah fisik, emosional, sosial, maupun moral sepiritual yang baik demi
tertekan.dimana lingkungan kerja salah satu nya bisa memainkan perannan penting
kerja tidak hanya menjadi tempat mencari nafkah saja atau menjadi tempat mencari
uang. Namun ditempat kerja juga ada banyak jenis emosi lingkungan kerja menjadi
ajang persaingan bisnis, dan peningkatan Kesehatan kesejahteraan hidup dan juga
adu tujuan. Oleh karna itu adanya Kesehatan mental untuk menjadi cara
menghilangkan sifat egois dalam diri, Tetapi juga membantu menghilangkan rasa
tertekan. Karna rata-rata lingkungan kerja menjadi sumber steres yang memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan mental bagi semua orang yang bahkan
berdampak pada orang lain yang tidak terlibat. Banyak masalah yang muncul dari
sebenarnya menjadi yang nomer satu diruang lingkup ini. Tidak sedikit orang yang
masuk ke dalam dunia politik yang mengidap ganguan mental. Maksudnya bukan
mereka yang “special needs” atau berkebutuhan khusus, tapi lebih kepada ganguan
karakter dan pemikiran orang lain seperti halnya money politic, kkn berhianat
kepada rakyat dan stress yang menimbulkan prilaku agresif karena gagal menjadi
Hukum adalah salah satu lembaran yang dianggap paling adil dan tidak
kesehatan mental maka jawabannya sangat benar. Dimana hakim ditugaskan untuk
dapat mendekteksi tingkat mental terdakwa atau para saksi saat peroses pengadilan
Memahami kesehatan mental pada anak dan remaja artinya perlu memahami
juga faktor-faktor apa saja yang dapat membahayakan kesehatan mental (risk
factor) dan faktor-faktor apa saja yang dapat melindungi kesehatan mental
diri anak. Semakin banyak risk factor, maka semakin besar tekanan pada anak. Di
sisi lain, semakin banyak protective factor, maka besar kemungkinan anak untuk
dapat terhindar dari gangguan. Risk factor merupakan faktor yang dapat
seperti anak yang tumbuh pada keluarga yang memiliki status ekonomi rendah,
Untuk mengetahui kesehatan mental anak, penting untuk melihat faktor dalam
diri anak, keluarga dan lingkungan. Faktor dalam diri anak seperti faktor genetik,
temperamen, dan kesehatan fisik perlu diamati. Faktor dari keluarga meliputi pola
mental anak dan remaja artinya meningkatkan kesehatan mental masyarakat di masa
depan secara keseluruhan. Upaya pemberian dukungan pada kesehatan mental dapat
dilakukan melalui tiga cara, yaitu promosi, prevensi, dan intervensi (kurasi).
Merancang upaya dukungan terhadap kesehatan mental pun perlu dilakukan secara
sistemik dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari orang tua (keluarga), guru atau
yang positif. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatan kesejahteraan
lingkungan hidup yang mendukung (WHO, 2002). Promosi kesehatan mental dapat
khususnya pada masa prenatal dan pascanatal serta gizi makanan penting dilakukan.
Perubahan gaya hidup seperti nutrisi yang baik, olahraga dan tidur yang cukup dapat
meningkatkan protective factor yang terkait dengan kesehatan mental (WHO, 2004).
keluarga dan komunitas menjadi fokus yang sering dilakukan dalam tindakan
prevensi. Prevensi dan promosi seringkali hadir dalam program dan strategi yang
sama. Walaupun begitu, hasil yang didapat berbeda namun saling melengkapi.
Untuk itu, promosi dan prevensi harus dipahami sebagai pendekatan konseptual
yang berbeda tetapi saling terkait. Intervensi umum digunakan dalam menjelaskan
Intervensi pun dapat dilakukan pada setiap pihak seperti intervensi individual,
Psikoterapi pun memiliki banyak jenis tergantung pendekatan yang akan digunakan,
seperti terapi perilaku, terapi kognitif, terapi humanistik serta terapi psikodinamik.
Dalam memilih dan merancang intervensi yang tepat, kita perlu memiliki beberapa
pertimbangan seperti apa saja gejala yang muncul dan seberapa parah gejalanya dan
sehari-hari. Pemahaman terkait resiko dan manfaat dari intervensi tersebut untuk
individu dan faktor kepribadian serta kebutuhan individu lainnya pun perlu dijadikan
pertimbangan.
Dalam merancang rencana kesehatan mental anak dan remaja, penting untuk
Misalnya ketika ingin merancang intervensi terkait kesehatan mental pada remaja.
serta menyetujui intervensi yang diberikan. Orang tua dapat memulai dengan
memberikan nutrisi yang cukup pada anak, kesempatan pada anak untuk belajar baik
sendiri maupun bersama teman, serta waktu untuk bermain yang akan meningkatkan
kualitas hidup anak sedari dini. Pemberian pola pengasuhan yang memberikan rasa
aman, adanya kedekatan terhadap seluruh anggota keluarga dan komunikasi yang
terjalin dengan baik membuat keluarga menjadi sebuah sistem yang memiliki fungsi
Tjandrarini, 2017).
bernutrisi, hunian rumah yang nyaman serta akses untuk mendapat pendidikan yang
memadai. Hal tersebut tentu berkaitan pula dengan kondisi perekonomian serta
Ada beberapa cara untuk remaja agar dapat meningkatkan kesehatan mental:
dapat memiliki efek yang kuat pada kejiwaan kamu. Ketika kita
memandang diri kita dan hidup kita secara negatif, maka kita juga
menggunakan kata-kata yang membuat lebih positif, maka hal ini membuat
rasa bersyukur adalah membuat jurnal dan menuliskan berbagai hal yang
juga efektif, tetapi kamu perlu berlatih secara teratur untuk mendapatkan
kesadaran bahkan untuk hal-hal sederhana seperti mandi, makan siang, atau
berjalan pulang. Memberi perhatian pada sensasi fisik, suara, bau, atau rasa
dari pengalaman ini membantu kamu untuk fokus. Ketika pikiran kamu
4. Olahraga
olahraga, seperti naik tangga, atau jalan kaki ke tempat yang dekat. Paparan
Mengetahui bahwa kamu dihargai oleh orang lain adalah penting untuk
membantu kamu berpikir lebih positif. Belajar terbuka kepada orang lain,
yang membuat kamu lebih mampu berpikir positif dan semakin mengenal
diri sendiri.
efek negatif yang signifikan pada suasana hati. Coba tidur pada waktu yang
teratur setiap hari. Hindari bermain gadget sebelum waktu tidur dan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondutif dan mendukung
merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa yang tidak
tindakan nyata dengan cara mempersiapkan generasi muda yang kuat dan tahan
dalam menghadapi berbagai macam tantangan hidup. Agar dapat melalui masa
remajanya dengan baik, sangat penting peran orang tua, guru, tokoh masyarakat dan
sama dengan lintas sektor seperti pendidikan dan agama dalam merancang dan
terhadap pelajar, baik oleh orang tua dan sekolah, karena dua komponen ini sangat
16
Stifi Bhakti Pertiwi
17
3.2 Saran
Dalam hal ini penulis menyarankan apabila terdapat kekurangan atau isi tulisan ini,
maka saran kritik dari pembaca adalah penutup dari semua kekurangan penulis dan
menjadikan semua itu sebagai bahan pedoman atau acuan untuk memotivasi dan
Faizah, F. and Amna, Z. (2017) ‘Bullying dan Kesehatan Mental pada Remaja SMA
https://doi.org/10.15294/kemas.v5i1.1860.
Kota Kabupaten Kampar’, Jurnal Ners, 6(23), pp. 80–85. Available at:
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners.
Mubasyiroh, R., Suryaputri, I.Y. and Tjandrarini, D.H. (2017) ‘Determinan Gejala
https://doi.org/10.22435/bpk.v45i2.5820.103-112.
Pratiwi, S.D. and Djuwita, R. (2022) ‘Hubungan Gaya Hidup dengan Kesehatan
https://doi.org/10.14710/jekk.v7i1.11905.
Takhfa Lubis, L. et al. (2019) ‘Peningkatan Kesehatan Mental Anak dan Remaja
18
Stifi Bhakti Pertiwi
19
https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/article/view/3898.
Vania Larissa (2020) ‘Kesehatan Mental Pada Anak Dan Remaja Dosen’.
World Health Organization. (2001). The World Health Report 2001 - Mental
World Health Organization (2017). Mental disorders fact sheets. World Health
Organization. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en/.