Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DARURAT KESEHATAN MENTAL BAGI REMAJA

UntukMemenuhiSalahSatuTugasMataKuliahBahasaIndonesia

Dosen Pengampu:Ibu.Tri Handayani,M.Hum.

Oleh:
KRISTIN SAMADARA
(2023081014069)

PROGRAMSARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2023
KATAPENGANTAR

Segala puji syukur penulis naikkan kehadırat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga makalah dengan judul "Panduan Pengaruh Kerusakan Pada Mata” ini
dapat selesai tepat waktu sebagai aspek penelitian untuk mata kuliah Bahasa Indonesia.

Penyusun ingin menyampaikan ucapan terimakasih dari lubuk hati yang paling
mendalamkepadadosenmatakuliahyangtelahmembimbingdanmengajarkan langkah-langkah
pembuatan makalah, sehingga makalah ini dapat tersusun. Harapan penulis semoga dengan
tersusunnya makalah ini dapat menjadi manfaat bagi pembaca.

Segala usaha dan kemampuan telah dikeluarkan semaksimal mungkin demi


mewujudkan, makalah ini dan diharapkan nantinya dapat membangun dan bermanfaat bagi
banyak orang walaupun masih banyak kekurangan baik dari segi teknik penulisan maupun
tata bahasa. Kritik dan saran yang dapat membangun sangat diharapkan agar kedepannya
penyusunan makalah seperti ini dapat lebih baik lagi

Jayapura, 22 Desember 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan mental atau jiwa menurut undang – undang nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa
merupakan kondisi dimana seseorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja
secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya. Hal itu juga berarti kesehatan
mental mempunyai pengaruh terhadap fisik seseorang dan juga akan mengganggu produktivitas.
Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas kesehatan fisik. Ganguan
mental atau kejiwaan bisa dialami oleh siapa saja. Data Riskesdas (riset kesehatan dasar) 2018
menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi
dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk
Indonesia atau setara dengan 11 juta orang.

Pada usia remaja (15-24 tahun) memiliki persentase depresi sebesar 6,2%. Depresi berat akan
mengalami kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri (self harm) hingga bunuh diri. Sebesar 80 – 90%
kasus bunuh diri merupakan akibat dari depresi dan kecemasan. Kasus bunuh diri di Indonesia bisa
mencapai 10.000 atau setara dengan setiap satu jam terdapat kasus bunuh diri. Menurut ahli
suciodologist 4.2% siswa di Indonesia pernah berpikir bunuh diri. Pada kalangan mahasiswa sebesar
6,9% mempunyai niatan untuk bunuh diri sedangkan 3% lain pernah melakukan percobaan bunuh diri.
Depresi pada remaja bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti tekanan dalam bidang akademik,
perundungan(bullying), faktor keluarga, dan permasalahan ekonomi.

Depresi terjadi dengan salah satu ciri adalah dengan stres dan kecemasan berkepanjangan yang
menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunya kualitas fisik. Pencegahan depresi dapat dilakukan
dengan pengelolaan stres. Pengelolaan stres masing – masing individu berbeda, ada yang mengelola
stres dengan melakukan kegiatan yang disukai seperti hobi, melakukan kegiatan refreshing,
mendekatkan diri dalam konteks spiritual keagamaan, hingga bercerita kepada orang lain untuk
mengurangi beban stres. Terlepas dari stigma masyarakat, keberanian diri untuk terbuka terhadap orang
lain dan berobat merupakan salah satu langkah yang tepat. Di era digital seperti sekarang banyak
platfrorm yang meyediakan layanan konsultasi secara daring dengan biaya maupun gratis. Selain itu,
beberapa puskesmas telah menyediakan layanan konsultasi psikologi dengan biaya gratis maupun
berbayar dengan harga terjangkau.

Akan tetapi pemahaman akan kesehatan mental di Indonesia cenderung rendah. Hal ini dibuktikan
dengan tingkat pemasungan orang dengan gangguan jiwa sebesar 14% pernah pasung seumur hidup dan
31,5% dipasung 3 bulan terakhir. Selain itu sebesar 91% masyarakat Indonesia yang mengalami
gangguan jiwa tidak tertangani dengan baik dan hanya 9% sisanya yang dapat tertangani. Tidak
ditangani dengan baik bisa menjadi indikasi akan kurangnya fasilitas kesehatan mental ditambah
kurangnya pemahaman akan kesehatan mental. Masyarakat cenderung memberi stigma negatif terhadap
orang dengan gangguan mental atau jiwa yaitu dengan mencela dan menganggapnya sebagai aib,
anggapan akan orang gila. Selain itu masyarakat yang kurang paham akan tanda – tanda gangguan
mental seperti depresi, yang mana depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering
ditemukan. Hal ini menyebabkan orang dengan kesehatan mental yang terganggu cenderung susah
terbuka akan pengobatan dan malah merasa lebih tertekan akan stigma masyarakat. Hendaknya
masyarakat lebih terbuka dan peka akan gangguan kesehatan mental disekitarnya. Masyarakat bisa
menjadi pendengar bagi orang yang mengalami depresi maupun stres sebagai upaya meringankan beban
mental.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana dampak darurat kesehatan mental pada remaja, dan bagaimana upaya-upaya dapat
dilakukan untuk memberikan dukungan yang tepat kepada mereka.

1.3 Tujuan
1.3.1 TujuanUmum
meningkatkan pemahaman akses dan dukungan terhadap kesehatan mental remaja
dalam menghadapi situasi darurat.
1.3.1 TujuanKhusus
1. Meningkatkan kesadaran Menyebarkan informasi tentang tanda-tanda dan
penanganan kesakad mental ramadhan selama situasi darurat.
2. Mengurangi stigma terhadap masalah kesehatan mental di kalangan remaja
untuk memperkuat dukungan sosial dan pertolongan yang diperlukan.
3. Memberikan keterampilan dan strategi kepada remaja untuk mengatasi tekanan dan
stres yang terkait dengan situasi darurat.

Tujuan dari kesehatan mental adalah untuk mencapai dan mempertahankan kesejahteraan
mental yang optimal. Kesehatan mental yang baik melibatkan keseimbangan yang baik antara
pikiran, emosi, dan perilaku yang memungkinkan individu untuk berfungsi secara efektif dalam
kehidupan sehari-hari, mengatasi stres, berinteraksi secara positif dengan orang lain, dan
menghadapi tantangan kehidupan dengan ketahanan yang baik.
BAB II KAJIANPUSTAKA

2.1 Landasan Teori


1. Gejala Kesehatan
Mental.
Gejala-gejala yang mungkin terkait dengan masalah kesehatan mental pada remaja meliputi:
● Perubahan Mood yang Signifikan:Perubahan tajam dalam suasana hati, seperti kesedihan
yang mendalam atau kegelisahan yang berlebihan.
● Perubahan Pola Tidur dan Makan:Gangguan tidur yang ekstrem atau perubahan dalam
pola makan yang drastis.
● Pengurangan Konsentrasi:Kesulitan untuk fokus atau mempertahankan perhatian
terhadap aktivitas sehari-hari atau belajar.
● Isolasi Sosial:Menarik diri dari teman-teman atau aktivitas yang biasa dinikmati.
● Perubahan dalam Perilaku:Perubahan tiba-tiba dalam perilaku, seperti menjadi lebih
agresif, lebih pendiam, atau lebih gelisah.
● Peningkatan Gejala Fisik:Gejala fisik yang tidak jelas penyebabnya, seperti sakit
kepala atau gangguan pencernaan yang terkait dengan stres.

2.2.Teori Darurat kesehatan mental bagi remaja


Kesehatan mental dipengaruhi oleh peristiwa dalam kehidupan yang meninggalkan
dampak yang besar pada kepribadian dan perilaku seseorang. Peristiwa-peristiwa tersebut
dapat berupa kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan anak, atau stres berat jangka panjang.
Jika kesehatan mental terganggu, maka timbul gangguan mental atau penyakit mental.
Gangguan mental dapat mengubah cara seseorang dalam menangani stres, berhubungan
dengan orang lain, membuat pilihan, dan memicu hasrat untuk menyakiti diri sendiri.
Kesehatan Mental merupakan kondisi dimana individu memiliki kesejahteraan yang tampak
dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk
mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan, mampu bekerja
secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada
komunitasnyaSemakin banyak faktor risiko yang dialami remaja, semakin besar potensi
dampaknya terhadap kesehatan mental mereka. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres
pada masa remaja antara lain paparan terhadap kesulitan, tekanan untuk menyesuaikan diri
dengan teman sebaya, dan eksplorasi identitas. Pengaruh media dan norma gender dapat
mempertemukan antara realitas kehidupan remaja dan persepsi atau aspirasi mereka terhadap
masa depan. Faktor penentu penting lainnya termasuk kualitas kehidupan rumah tangga dan
hubungan dengan teman sebaya. Kekerasan (terutama kekerasan seksual dan intimidasi), pola
pengasuhan yang kasar, serta masalah sosial ekonomi yang parah merupakan risiko yang
dapat mengganggu kesehatan mental. Beberapa jenis gangguan mental yang umum terjadi
yaitu :
Depresi, gangguan bipolar, kecemasan, gangguan stres pasca trauma (PTSD),
gangguan obsesif kompulsif (OCD), dan psikosis.

2.3. Teori Analisis


Teori analisis darurat kesehatan mental bagi remaja adalah pendekatan yang digunakan
untuk memahami dan mengatasi krisis kesehatan mental yang dialami oleh remaja. Teori ini
berfokus pada intervensi cepat dan responsif untuk membantu remaja dalam situasi darurat
yang melibatkan kesehatan mental mereka.
Beberapa prinsip utama dari teori analisis darurat kesehatan mental bagi remaja meliputi:
1. Pemahaman tentang krisis, Teori ini mengakui bahwa krisis kesehatan mental dapat terjadi
pada remaja sebagai respons terhadap tekanan dan perubahan yang signifikan dalam hidup
mereka. Krisis ini dapat melibatkan ancaman terhadap keselamatan, perubahan emosional
yang mendalam, dan ketidakmampuan untuk mengatasi situasi secara efektif.
2. Intervensi cepat, Pendekatan ini menekankan pentingnya intervensi cepat dan responsif
dalam mengatasi krisis kesehatan mental remaja. Hal ini melibatkan pengenalan dini terhadap
tanda-tanda krisis, evaluasi yang komprehensif, dan tindakan yang tepat untuk mengurangi
risiko dan memberikan dukungan yang diperlukan.
3. Kolaborasi tim, Teori ini mengakui pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak yang
terlibat dalam perawatan remaja, termasuk keluarga, sekolah, tenaga medis, dan profesional
kesehatan mental. Kolaborasi ini bertujuan untuk menyediakan perawatan yang holistik dan
terkoordinasi.
4. Pendekatan individualisasi, Teori ini mengakui bahwa setiap remaja memiliki kebutuhan
dan tantangan yang unik. Oleh karena itu, pendekatan individualisasi diterapkan dalam
merancang intervensi yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik remaja tersebut.
5. Pemulihan dan penguatan, Teori ini menekankan pentingnya pemulihan dan penguatan
remaja setelah mengalami krisis kesehatan mental. Hal ini melibatkan memberikan dukungan
emosional, pengembangan keterampilan coping yang sehat, dan memfasilitasi proses
pemulihan remaja.
6. Teori Stres dan Coping Menekankan bahwa remaja dapat mengalami stres dari berbagai
sumber, seperti tekanan akademis, masalah keluarga, atau peer pressure.Fokus pada strategi
coping, baik yang positif maupun negatif, yang digunakan oleh remaja untuk menghadapi
stres.
7. Teori Perkembangan Erikson
Menyoroti konsep identitas diri dan peran peran remaja dalam pencarian identitas mereka.
Darurat kesehatan mental dapat terkait dengan kesulitan melewati tahap-tahap
perkembangan yang diidentifikasi oleh Erikson, seperti pencarian identitas atau penyesuaian
dengan perubahan fisik dan sosial.
8. Teori Sosial Menitikberatkan pada pengaruh lingkungan sosial, termasuk keluarga, teman
sebaya, dan media sosial.
BAB IV
PEMBAHASAN

Masa remaja adalah periode penting untuk mengembangkan kebiasaan sosial dan
emosional yang penting untuk kesejahteraan mental. Hal ini termasuk menerapkan pola tidur
yang sehat; berolahraga secara teratur; mengembangkan keterampilan mengatasi masalah,
pemecahan masalah, dan interpersonal; dan belajar mengelola emosi. Lingkungan yang
melindungi dan mendukung keluarga, di sekolah, dan masyarakat luas adalah hal yang
penting, Kesehatan jiwa atau kesehatan mental adalah keadaan individu sejahtera menyadari
potensi yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara
produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungannya.[1] Dengan demikian,
kesehatan jiwa mencakup aspek-aspek fisik, psikologis, sosial.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan jiwa yang baik


adalah kondisi ketika batin berada dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga
memungkinkan individu untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain
di sekitar.[2] Kesehatan jiwa dapat didefinisikan sebagai ranah yang mengurus (mengelola
dan sebagainya) suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan
emosional menjadi lebih optimal. Keadaan yang memungkinkan individu menjadi sejalan dan
selaras dengan keadaan orang lain.

Pendekatan terkini dalam mengelola persoalan kesehatan jiwa adalah pendekatan


holisitik yang melampaui ataupun menerobos batasan psikologi klinis, medis, dan psikiatris.
Hal ini disebabkan karena kesehatan jiwa merupakan pusat dari berbagai peristiwa sosial,
sehingga kepentingan pengelolaan kesehatan jiwa perlu melibatkan berbagai bidang, seperti
perencana wilayah, arsitek, psikolog sosial, sosiolog, antropolog atau ahli budaya, ahli
filsafat sosial, pemuka agama, ekonomi, jurnalis dan pemain bisnis media, hingga pembuat
kebijakan publik.Gejala yang timbul yaitu mudah marah, merasa putus asa, rendah diri,
merasa cemas dan khawatir yang berlebihan. Kesadaran akan kesehatan mental perlu disadari
setiap individu untuk mencegah berbagai dampak negatif yang terjadi. Peran orang tua
atupun masyarakat disekitarnya bahkan instansi kesehatan sangat diperlukan dalam
mendukung serta mendampingi masyarakat yang memiliki gangguan kesehatan.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan.
Dalam kesimpulan, kesehatan mental merupakan aspek yang sangat penting bagi remaja.
Dengan menjaga kesehatan mental remaja dengan baik, remaja dapat menghadapi tantangan
hidup dengan lebih baik, menjalin hubungan yang sehat, dan meraih kualitas hidup yang baik.
Penting bagi remaja untuk mengenali tanda-tanda gangguan mental dan mencari bantuan jika
diperlukan. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
dalam aspek kesehatan mental remaja.

B. Saran
Berikut adalah beberapa saran untuk menjaga kesehatan mental:
1. Jaga Keseimbangan Hidup, Usahakan untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan, waktu luang,
dan waktu istirahat. Berikan waktu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan dan relaksasi.
2. Perhatikan Pola Tidur, Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup setiap malam. Pola tidur yang
buruk dapat mempengaruhi kesehatan mental. Usahakan untuk memiliki rutinitas tidur yang teratur.
3. Makan dengan Sehat, Nutrisi yang seimbang dapat berdampak positif pada kesehatan mental.
Konsumsi makanan sehat yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat.
4. Lakukan Aktivitas Fisik, Olahraga dan aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan
meningkatkan suasana hati. Coba lakukan aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, berlari, atau
yoga.
5. Kelola Stres, Temukan cara yang efektif untuk mengelola stres, seperti meditasi, pernapasan dalam,
atau kegiatan yang menenangkan seperti membaca atau mendengarkan musik.
6. Jaga Hubungan Sosial, Pertahankan hubungan yang positif dengan keluarga, teman, dan orang-orang
terdekat. Membicarakan perasaan dan pengalaman dengan orang lain dapat membantu mengurangi
beban emosional.
7. Cari Dukungan, Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang-orang terdekat atau profesional
kesehatan mental jika Anda merasa membutuhkannya. Terapi atau konseling dapat membantu dalam
mengatasi masalah kesehatan mental.
8. Hindari Penggunaan Zat Adiktif, Hindari penggunaan zat adiktif seperti alkohol atau obat-obatan
terlarang. Penggunaan zat adiktif dapat memperburuk masalah kesehatan mental.
9. Lakukan Aktivitas yang Meningkatkan Kesejahteraan, Temukan kegiatan yang memberikan kepuasan
dan meningkatkan kesejahteraan Anda, seperti hobi, seni, atau sukarela.
10. Jaga Pikiran Positif, Latih pikiran positif dan hindari pemikiran negatif yang berlebihan. Fokus pada
hal-hal yang baik dalam hidup Anda dan berlatih bersyukur.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesehatan_jiwa , https://www-
who-int.translate.goog/news-room/fact-
sheets/detail/adolescent-mental-
health?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc,
https://surakarta.go.id/?p=29275, yankes.kemkes.go.id,
Linkumkm. Id

Anda mungkin juga menyukai